Kaskus

Story

201192Avatar border
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?
Aku pergi sebentar, boleh?


Quote:


INDEX:

SATU : Ve !!!

DUA : Kak Tama

TIGA : Diam

EMPAT : Coklat

LIMA : Break Up Lexa !

ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?

TUJUH : Tadaima

DELAPAN : Gadis Coklat

SEMBILAN : Api Cemburu

SEPULUH : Bad Day

SEBELAS : Terbongkar !!!

DUA BELAS : Revenge

TIGA BELAS : Flashback

EMPAT BELAS : Nyaman

LIMA BELAS : PUTUS

ENAM BELAS : Perkenalan

TUJUH BELAS : Akhirnya

DELAPAN BELAS : Jarak

SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara

DUA PULUH : Suci atau Shinta ?

DUA PULUH SATU : It's Final Choise

DUA PULUH DUA : Itu Nyata

DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu

DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap

Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
201192Avatar border
TS
201192
#225
TIGA BELAS : Flashback
"Kamu harus panggil aku senpai berarti mulai sekarang, aku senior loh di kampus kamu nanti . . .hehehehehe"

Hangat, padahal ini Desember, musim dingin berada pada puncaknya. Tetapi entah kenapa di pertemuan kedua kalinya yang lagi-lagi tak disengaja ini, Ryu merasakan kehangatan dari sikap ramah yang Suci berikan padanya.

"Ga usah sombong, cuma beda setahun kan kita" jawab Ryu sambil menyeruput peppermint tea miliknya.

"Nanti kau akan memilih jurusan apa?"

"Apapun itu yang jelas bukan seni"

"Kenapa?"

"Karena ada senior menyebalkan di fakultas seni, sekarang ia duduk di hadapanku"

Gyuuuuutttt. . . .secara spontan tangan Suci meraih dan menarik hidung Ryu.

"Kau menghindari fakultas seni karena ada aku?"

"mmm . . . .nggg. . . . ."

"Oh iya . . .hehehehehehehe" Suci melepaskan tarikan tangannya di hidung Ryu.

Sambil mengurut hidungnya, Ryu pun berujar "Otou-san pasti menginginkanku masuk jurusan hukum, agar bisa meneruskan posisinya sebagai jaksa"

"Wah, cita-cita keluarga yang mulia"

"Apapun itu, aku hanya ingin membahagiakan orang tuaku" ujar Ryu datar.

"Aku kesini pun karena cita-citaku ingin menjadi model seperti dia" Suci menatap iklan di monitor besar yang ad di sebrang cafe tempat mereka duduk saat ini.

Suci dan Ryu bertemu tak sengaja, di wilayah Tokyo ini memang cafe ini langganan Ryu semenjak dulu, di cafe ini pula Ryu mendapatkan peppermint tea nya yang pertama, hingga saat ini ia tak pernah lepas dari minuman ini. Sedangkan Suci, yang baru selesai kuliah tertarik untuk mampir sebentar ke cafe ini, yang dekat dengan apartement tempat ia tinggal saat ini. Mereka bertemu saat antri memesan, sampai akhirnya memutuskan berbincang dan duduk di meja yang sama.

"Wah kau ingin menjadi model?"

"Iya, aku sangat mengidolakan dia" kali ini Suci menunjuk monitor besar di sebrang cafe yang diikuti tatapan mata Ryu yang mengikuti arah jari Suci.

UHUUUKKK . . .UHUUUUKKK Ryu pun tersedak ketika melihat seorang model yang berada di dalam monitor yang Suci maksud adalah Mayu.

"Kau kenapa?" Suci yang terkaget melihat reaksi Ryu yang tersedak minumannya.

"Uhukkk . . . .ga kenapa-napa, I'm fine" sambil mengangkat tangannya, Ryu memberi tanda bahwa ia hanya tersedak.

"Pelan-pelan kalo minum makannya, kaya anak kecil aja kamu", dengan perlahan tapi pasti, Suci menyeka sisi bibir Ryu dengan tissue.

***

CKLIK, Pintu kamar Lexa ternbuka. . .

"Lexaaaaaaaaaaaa"

"Lo tuh apa-apaan sih Tha, pake acara teriak-teriak segala, gue denger kali lo panggil pelan juga, kuping gue masih normal"

BRUUKK

Seketika Shinta memeluk Lexa dengan erat. Dilanjut dengan dorongan tangan Lexa ke badan Shinta.

"Lo kenapa Tha? Siapa yang berani macem-macem sama lo? bilan sama gue?!!!"

Shinta hanya terdiam sambil memandang muka Lexa, kini beberapa bulir tetes air matanya yang tak terbendung ia seka, ia berusaha terlihat kuat di hadapan sang Ratu sekolah ini.

"Lo jadi ya ambil kelas lanjutan di New York nanti?" tanya Shinta di sela isak tangis yang berusaha ia tutupi.

"Lo kenapa Tha?" Lexa makin bingung dengan kelakuan teman sedari kecilnya ini.

BUGGG . . . .Lagi, Shinta memeluk Lexa dengan erat, tapi kali ini Lexa tak bereaksi seperti pertama, kali ini Lexa membelai rambut sahabatnya itu.

"Lex, gue takut....gue takut nanti kalo lo pergi, ga ada yang lindungin gue, ga ada yang mau temenan sama gue" Shinta mulai kembali terisak.

Tapi kali ini Lexa tak menjawab, mukanya terasa mulai panas, dadanya terasa hangat. Ia terus hanya membelai rambut Shinta yang berada di pelukannya. Perlahan Lexa mengankat kepala Shinta yang terbenam di pundaknya.

"Tha, gue emang jauh, tapi kalo lo emang kesulitan darurat, gue bakal balik kesini buat nolongin lo,sementara ini lo mesti bisa jaga diri ya". Kini Lexa membalas pelukan Shinta.

- - -

3 Tahun yang lalu

Saat itu Bima, kakak Shinta menjemput Shinta dan Lexa di SMP Matahari, naas di perjalanan pulang, bis yang mereka tumpangi terjebak di antara tawuran anak-anak SMA, Bima yang melindungi saat sabetan Gear hendak menerjang Lexa, tersungkur bersimbah darah, kepalanya terkena sabetan gear dan tak tertolong saat dilarikan ke Rumah Sakit. Mulai dari kejadian itu, Lexa tak pernah membiarkan siapapun bertindak kasar pada dirinya ataupun Shinta. Ia membalas budi (alm.) Bima dengan melindungi Shinta.

- - -

"Lo jangan lama-lama ya disana"

"Beres gue kuliah, gue balik kok kesini Tha"

Mereka terduduk dengan beratap mata, lalu Lexa menyeka air mata di pipi Shinta. Tak lama mereka berdua tertawa bersama.

***

"Ada apa Ve, tumben ngajak ketemuan disini?"

"Ini, mau ngembaliin ini"

Venus menyerahkan bungkusan yang ia keluarkan dari tas sekolahnya. Saat bungkusan itu di buka. . . .

"Kenal sama barang ini?"

Dengan muka pucat dan kikuk . . ."Taapp...taaa...ppiiii Ve"

"Semua udah jelas kok, aku ga nyangka semua ini"

Venus tersenyum dan berbalik badan, berjalan menjauhi orang yang meremas bungkusan yang baru saja dibukanya di hadapan Venus barusan.







0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.