- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Para Bidadari
...
TS
IlyasCool
Di Antara Para Bidadari
Assalamualaikum Wr Wb
Setelah cukup nongkrong di Subforum ini (alias SR
) Sepertinya ini giliran gw yang berbagi kisah 
Gw akan share cerita gw di masa-masa SMA karena kata orang-orang masa SMA ialah masa yang penuh Kenangan
Banyak Kejadian yang akan gw share disini mulai dari yang Absurd , Romantis
, dan yang sedih
Setelah cukup nongkrong di Subforum ini (alias SR
) Sepertinya ini giliran gw yang berbagi kisah 
Gw akan share cerita gw di masa-masa SMA karena kata orang-orang masa SMA ialah masa yang penuh Kenangan
Banyak Kejadian yang akan gw share disini mulai dari yang Absurd , Romantis
, dan yang sedih

Spoiler for Rules :
Spoiler for FAQ:
Spoiler for Index:
Quote:
INDEX CHAPTER 3 & Side Stories
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 668 suara
Siapakah Pendamping Ilyas Kelak???
Nadya
5%
Vira
70%
Nabilla
3%
Tasya
2%
Nisa
6%
Tiara
4%
Seseorang Yang belum nongol di Cerita Ini
10%
Diubah oleh IlyasCool 23-10-2015 12:02
radorada dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.6M
4.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
IlyasCool
#3384
Part 172
Deg!...
Gue terdiam mendengar apa yang barusan Nisa katakan. Gue menatap wajahnya Nisa, tampak sekali kalo apa yang nisa bilang itu adalah kesungguhan. Tapi gue masih belum percaya. Gue gak percaya! Lu pasti bercanda kan Kak! Gak mungkin!...
Baru saja gue berdiri tangan gue ditahan oleh Nisa.
Gue pun terdiam mematung sambil mendengarkan Nisa. Gue tenangkan pikiran gue dalem hati.
FAKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tiara kenapa kamu ga pernah cerita sih sayang
Kenapa sih kamu nyembunyiin itu dari aku?
Perasaan gue tak karuan saat itu, sekejap saja gue telah meninggalkan Nisa yang berada di dalem rumah. Gue duduk di teras rumah dengan tak henti-hentinya gue memikirkan dia. Di tangan gue telah terpegang handphone gue dengan maksud untuk menelpon Tiara.
Telpon ga yah...
Telpon...
Ngga....
Telpon...
Ngga..
Gue pun tidak jadi menelpon Tiara, akhirnya untuk menjawab rasa keingin tahuan gue terhadap kondisi Tiara. Gue menscroll ke kontak tante gue..
Ya tante Novi, dia yang menangani tiara waktu itu. Semoga saja kali ini tante Novi lebih terbuka soal Tiara. Gue lalu menelfon tante novi dan meminta izin untuk main kerumahnya nanti malem. Setelah tante novi mengizinkan gue untuk ke rumahnya, gue meminta Nisa untuk menemani gue kesana.
Gue kedalem buat ngasih tau Nisa. Terlihat Nisa sedang menonton Tv sambil asik memainkan hapenya.
Nisa menelpon Vira untuk menyuruhnya malem ini untuk nemenin gue ke rumahnya tante Novi.
Malem harinya gue tak henti-hentinya memikirkan keadaan Tiara, walaupun begitu gue masih belum berani untuk menanyakan tentang hal yang di bilang oleh Nisa. Sebelum magrib gue mengsms tiara untuk sekedar nanyain kabarnya.
Smsan terus berlanjut hingga adzan magrib berkumandang.
Malemnya ketika gue pun bersiap untuk ke rumah tante novi. Vira dateng menjemput gue dengan mobilnya ke rumah gue. Turun dari mobil lalu ia menyapa gue dengan seperti biasanya di depan rumah
Di mobil tak seperti biasanya gue berdiam diri seperti ini. Apalagi berdiam diri di dekat vira, biasanya gue selalu membuka obrolan entah apa itu bersama vira. Tetapi malam ini, pikiran gue masih dipenuhi oleh rasa penasaran tentang Tiara.
Vira pun lalu terkaget dengan perkataan gue barusan. Gue menjelaskan tujuan kita ke rumah tante Novi ini untuk apa ke Vira, dan syukurlah dia mengerti
Singkat cerita kini gue dan vira telah berada di rumahnya tante novi, kita berdua disambut dengan ramah oleh tante novi yang pada malam itu sedang luang.
Lalu tanpa basa basi, gue pun langsung menanyakan soal Tiara kepada tante Novi.
Feeling gue ga enak gue pun sejenak menatap Vira yang berada disamping gue. Sepertinya vira ikut mempunyai feeling yang sama seperti gue..
Vira pun lalu menggenggam tangan gue dengan tangan lembutnya itu.
Disitu gue tak mampu lagi menahan air mata, kemudian perlahan demi perlahan air mata tersebut membasahi area pipi gue. Gue sungguh terpukul dengan keadaan ini..
Ara.... Kamu harus sembuh ya sayang.... :')
Berlanjut...
index besok yah..
masi rada baper gue
Deg!...
Gue terdiam mendengar apa yang barusan Nisa katakan. Gue menatap wajahnya Nisa, tampak sekali kalo apa yang nisa bilang itu adalah kesungguhan. Tapi gue masih belum percaya. Gue gak percaya! Lu pasti bercanda kan Kak! Gak mungkin!...
Quote:
Baru saja gue berdiri tangan gue ditahan oleh Nisa.
Quote:
Gue pun terdiam mematung sambil mendengarkan Nisa. Gue tenangkan pikiran gue dalem hati.
Quote:
FAKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tiara kenapa kamu ga pernah cerita sih sayang
Kenapa sih kamu nyembunyiin itu dari aku?
Perasaan gue tak karuan saat itu, sekejap saja gue telah meninggalkan Nisa yang berada di dalem rumah. Gue duduk di teras rumah dengan tak henti-hentinya gue memikirkan dia. Di tangan gue telah terpegang handphone gue dengan maksud untuk menelpon Tiara.
Telpon ga yah...
Telpon...
Ngga....
Telpon...
Ngga..
Gue pun tidak jadi menelpon Tiara, akhirnya untuk menjawab rasa keingin tahuan gue terhadap kondisi Tiara. Gue menscroll ke kontak tante gue..
Ya tante Novi, dia yang menangani tiara waktu itu. Semoga saja kali ini tante Novi lebih terbuka soal Tiara. Gue lalu menelfon tante novi dan meminta izin untuk main kerumahnya nanti malem. Setelah tante novi mengizinkan gue untuk ke rumahnya, gue meminta Nisa untuk menemani gue kesana.
Gue kedalem buat ngasih tau Nisa. Terlihat Nisa sedang menonton Tv sambil asik memainkan hapenya.
Quote:
Nisa menelpon Vira untuk menyuruhnya malem ini untuk nemenin gue ke rumahnya tante Novi.
Malem harinya gue tak henti-hentinya memikirkan keadaan Tiara, walaupun begitu gue masih belum berani untuk menanyakan tentang hal yang di bilang oleh Nisa. Sebelum magrib gue mengsms tiara untuk sekedar nanyain kabarnya.
Quote:
Smsan terus berlanjut hingga adzan magrib berkumandang.
Malemnya ketika gue pun bersiap untuk ke rumah tante novi. Vira dateng menjemput gue dengan mobilnya ke rumah gue. Turun dari mobil lalu ia menyapa gue dengan seperti biasanya di depan rumah
Quote:
Di mobil tak seperti biasanya gue berdiam diri seperti ini. Apalagi berdiam diri di dekat vira, biasanya gue selalu membuka obrolan entah apa itu bersama vira. Tetapi malam ini, pikiran gue masih dipenuhi oleh rasa penasaran tentang Tiara.
Quote:
Vira pun lalu terkaget dengan perkataan gue barusan. Gue menjelaskan tujuan kita ke rumah tante Novi ini untuk apa ke Vira, dan syukurlah dia mengerti
Singkat cerita kini gue dan vira telah berada di rumahnya tante novi, kita berdua disambut dengan ramah oleh tante novi yang pada malam itu sedang luang.
Lalu tanpa basa basi, gue pun langsung menanyakan soal Tiara kepada tante Novi.
Quote:
Feeling gue ga enak gue pun sejenak menatap Vira yang berada disamping gue. Sepertinya vira ikut mempunyai feeling yang sama seperti gue..
Vira pun lalu menggenggam tangan gue dengan tangan lembutnya itu.
Quote:
Disitu gue tak mampu lagi menahan air mata, kemudian perlahan demi perlahan air mata tersebut membasahi area pipi gue. Gue sungguh terpukul dengan keadaan ini..
Ara.... Kamu harus sembuh ya sayang.... :')
Berlanjut...
index besok yah..
masi rada baper gue

efti108 dan 4 lainnya memberi reputasi
5

(biasanya kan remaja2 sekarang pas smp udah mulai pacaran tuh kecuali gw
)
Senyum atuhh.... Jangan kusut gitu mukanya...kan jelek tau ga.. "