- Beranda
- Stories from the Heart
Aku pergi sebentar, boleh?
...
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?

Quote:
INDEX:
SATU : Ve !!!
DUA : Kak Tama
TIGA : Diam
EMPAT : Coklat
LIMA : Break Up Lexa !
ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?
TUJUH : Tadaima
DELAPAN : Gadis Coklat
SEMBILAN : Api Cemburu
SEPULUH : Bad Day
SEBELAS : Terbongkar !!!
DUA BELAS : Revenge
TIGA BELAS : Flashback
EMPAT BELAS : Nyaman
LIMA BELAS : PUTUS
ENAM BELAS : Perkenalan
TUJUH BELAS : Akhirnya
DELAPAN BELAS : Jarak
SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara
DUA PULUH : Suci atau Shinta ?
DUA PULUH SATU : It's Final Choise
DUA PULUH DUA : Itu Nyata
DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu
DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap
Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
201192
#210
Dua Belas : Revenge
"Eh, Kak Ryu, kok bisa ada di bandara juga?" tanya Tiara saat bertemu Ryu di Bandara Soeta. Saat itu memang Tiara akan menjemout ayahnya yang pulang dinas dari Singapura, rupanya ia malah bertemu Ryu saat baru turun dari taksi.
"Hei Ra......"
"Tiara kak"
"Hehehe..iyaa Tiara, lo lagi apa disini?"
"Ga sopan, orang nanya itu jawab dulu, baru nanya balik". sungut Tiara kesal karena Ryu malah bertanya balik padanya sebelum menjawabnya terlebih dahulu.
"Hehe. . . .Iya, gue mau pulang ke Jepang sebentar, buat nyiapin berkas kepindahan gue. Biar nanti pas lulus udah ga repot".
TING TONG TING TONG...
Penumpang Japan Air Lines keberangkatan Tokyo diharapkan sudah berada di dalam pesawat....
"Eh, gue duluan ya Ra".
"Iii..iyaa kak"
***
"Ceileh, makin deket aja lo sama Kak Tama" Senggol Tiara di jam pulang sekolah ke bahu Venus.
"Apaan sih Ra, aku cuma temenan biasa aja kok sama Kak Tama, lagian...."
"Tuh dijemput pualng bareng ama pangeran lo" Dagu Tiara mengarah ke pintu kelas, yang sudah berdiri Tama disana. Tama hanya melambaikan tangan ke arah keduanya, disusul dengan anggukan Venus yang beranjak menghampirinya.
"Aku duluan Ra"
"Ceileeeh, yang mau berangkat ke Jepang udah ditinggalin nih ceritanya"
Venus menghetikan langkahnya, dan kemudian berbalik seraya memeluk Tiara dengan tegas, tak terasa air matanya menitik beberapa.
"Kamu beneran jadi nerusin sekolah ke Jepang Ra? tapi kan masih ada 2 tahun lagi kita bisa bareng, kamu tega ya ninggalin aku"
"Ve....ve...ve"
Venus mengeratkan pelukannya, sementara Tama yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sambil menunggu Venus di luar kelas sambil memainkan HP nya.
"Venussss...."
"Ada apa Ra?"
"Leppp..lepassss...lepasssinn pelukan lo, gue susahhh napass"
Venus yang tersadar langsung melepaskan pelukannya yang melingkar erat di leher Tiara.
"Maaf Ra, abis kamu kasih berita mendadak banget sih"
Sambil memijiti belakang lehernya yang terasa sedikit nyeri, lalu Tiara berkata "Lo mabok ya Ve?"
"Loh? barusan kamu yan bilang mau pindah sekolah ke Jepang, lagian tempo hari kamu kan yang cerita kalo kamu minat lanjutin kuliah kesana".
"Apasih Ve, gue masih butuh banyak ekstra belajar buat lanjutin kesana, yang sekarang bakalan pergi bukan gue kok"
"Loh, terus siapa Ra?" sambil menyeka air matanya yang tadi menitik kini ekspresi Venus menunjukkan wajah kebingungan di depan Tiara.
"Iyaa..bukan gue yang bakal ke Jepang, tapi Kak Ryu"
Venus membeku, serasa tulangnya dilolosi mendengar penuturan Tiara barusan.
"Maksud kamu gimana Ra?"
"Iya..Ve, kak Ryu......"
DRRTTT....DDDRRTTT....DRRRT....
Rupanya misscall dari Tama yang sudah lumayan lama menunggu Venus di luar kelas yang mengusik kesadaran Venus.
"Ra, nanti kamu ceritain ya gimana kamu bisa ngomong kaya barusan, nanti aku telepon kamu".
Lalu dengan wajah yang tertunduk Venus berjalan menghampiri Tama, tentunya dengan hati yang berguncang.
***
BRUKKK . . .
"Aduhhh, sorry" . . .
"No, it's my fault" Ryu menunduk sambil memunguti berkasnya yang berserakan di arrivals lobby Narita airport. Baru saja ia bertabrakan dengan seseorang yang rupanya sama-sama tak memperhatikan langkahnya, seperti Ryu.
"Ryuga Baskara, Indonesia-Jin". Ujar orang yang baru saja menabrak Ryu di bandara Narita saat ini membaca sekilas selembar berkas Ryu yang berserakan dan ikut memungutinya.
Ryu yang selesai memunguti berkasnya lekas berdiri, tapi sial. Mapnya robek setelah insiden kecil barusan.
"Ini, pakai paper bag milikku" orang itu mengulurkan sebungkus paper bag pada Ryu yang sedang kebingungan menata berkas di depan dadanya.
"Orang Indonesia juga ya?" Sahut Ryu tak yakin pada orang di depannya saat ini. Wanita seumuran dengannya, masalahnya adalah fisik wanita ini yang ke-barat-an. Postur tinggi badan yang hampir menyamainya, kulit putih pucat, mata abu-abu, hidung mancung dengan rambut merah marun yang terlihat alami.
"Suci Van Winkelhoff, kamu bisa panggil aku Suci" Seranya wanita itu mengulurkan tangan ramah ke arah Ryu sambil tersenyum.
***
"Venus?" Tiara terkejut saat membukakan pintu rumahnya, ia melihat jam dinding di ruang tamu rumahnya, sudah menunjuk pukul 21.00 WIB, bukan waktu ideal untuk bertamu, apalagi untuk seorang Venus, dengan papahnya yang tegas.
"Aku udah izin nginep kok Ra ke papah mamah, kamu ga usah khawatir" Seakan menjawab pertanyaan yang tak terlontar dari bibir sahabatnya itu, Venus menenangkan Tiara.
"Fiuhhh, Yauda ayo masuk" sambil mengelus dadanya Tiara mempersilahkan Venus masuk.
"Mamah papah kamu mana Ra?"
"Lagi nginep di rumah tante, ayo ke kamar aja Ve" sahut Tiara sambil membawa setoples cemilan ditangannya, Venus membuntuti debelakangnya.
- - -
"Lo mau nanya tentang kak Ryu ya? Tiara to the point menembak Venus dengan telak.
Venus hanya menunduk tak menjawab sepatah katapun.
"Tempo hari gue ketemu dia di Bandara Ve, waktu itu gue mau jemput bokap pulang dines, eh malah ketemu kak Ryu"
"Kamu tau dari mana Ra, tentang Ryu yang mau pindah?"
"Ve, bukannya lo lagi deket sama Kak Tama ya? kok lo bela-belain dateng kesini malem-malem gini buat nanyain Ryu?"
Venus semakin tertunduk atas pertanyaan Tiara yang memojokkannya. Ia hanya meremas tangannnya sebagai jawaban pertanyaan Tiara.
"Venus sayang, lo ga boleh kaya gini terus, ada 3 hati yang bakal sakit kalo lo ga bisa nentuin sikap, Kak Tama, Kak Ryu, dan lo sendiri" ujar Tiara pelan sambil membelai lemah rambut Venus. Venus membenamkan mukanya yang mulai terasa panas ke dalam pelukan Tiara.
"Aku ga tau Ra, aku mesti percaya sama siapa, aku ga tau mesti gimana" Venus mulai terisak.
"Tempo hari gue ketemu Kak Ryu, dia sendiri yang ngomong ke gue, kalo bakal lanjutin kuliah disana".
"Ra. . . .aku...akuu...." Tangis Venus malah semakin menjadi di dekapan Tiara, punggung Venus hingga terguncang menahan isakan tangisnya sendiri.
Tiara melepaskan pelukannya seraya menahan muka Venus dengan kedua tangannya tepat berhadapan dengan wajahnya.
"Venus yang dulu gue kenal bukan Venus yang piln-plan gini. Apus sekarang air mata ga jelas lo ini", sambil tangan Tiara menghapus air mata Venus yang terus mengalir dari pipi Venus.
"Tapi..tapiii...Raaa" Venus masih sesenggukan dan sulit menahan air matanya yang terjatuh tak terbendung.
"Gue yakin, lo tau pilihan yang terbaik itu gimana, lo ikutin kata hati lo mulai sekarang, ga usah pake tapi"
Tangis Venus mulai mereda setelah melihat pancaran mata sejuk di mata Tiara. Lalu Venus berdiri dan mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa dari rumah.
"Ngapain lo bawain gue ginian?"
"Ini Ra, ini punya orang yang nabrak Ciko"
Tiara sejenak memperhatikan dam membolak-balik benda yang kini berada di tangannya itu.
DEG !!!
Tiara melihat kejanggalan, lalu segera berlari menuju laptopnya dan membuka situs jejaring sosial miliknya. Lalu Tiara mengetik sebuah nama di kolom pencarian daftar temannya.
KLIK.
"Ve, ini ga bohong kan?"
Venus hanya dapat menggelengkan kepalanya.
"Hei Ra......"
"Tiara kak"
"Hehehe..iyaa Tiara, lo lagi apa disini?"
"Ga sopan, orang nanya itu jawab dulu, baru nanya balik". sungut Tiara kesal karena Ryu malah bertanya balik padanya sebelum menjawabnya terlebih dahulu.
"Hehe. . . .Iya, gue mau pulang ke Jepang sebentar, buat nyiapin berkas kepindahan gue. Biar nanti pas lulus udah ga repot".
TING TONG TING TONG...
Penumpang Japan Air Lines keberangkatan Tokyo diharapkan sudah berada di dalam pesawat....
"Eh, gue duluan ya Ra".
"Iii..iyaa kak"
***
"Ceileh, makin deket aja lo sama Kak Tama" Senggol Tiara di jam pulang sekolah ke bahu Venus.
"Apaan sih Ra, aku cuma temenan biasa aja kok sama Kak Tama, lagian...."
"Tuh dijemput pualng bareng ama pangeran lo" Dagu Tiara mengarah ke pintu kelas, yang sudah berdiri Tama disana. Tama hanya melambaikan tangan ke arah keduanya, disusul dengan anggukan Venus yang beranjak menghampirinya.
"Aku duluan Ra"
"Ceileeeh, yang mau berangkat ke Jepang udah ditinggalin nih ceritanya"
Venus menghetikan langkahnya, dan kemudian berbalik seraya memeluk Tiara dengan tegas, tak terasa air matanya menitik beberapa.
"Kamu beneran jadi nerusin sekolah ke Jepang Ra? tapi kan masih ada 2 tahun lagi kita bisa bareng, kamu tega ya ninggalin aku"
"Ve....ve...ve"
Venus mengeratkan pelukannya, sementara Tama yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sambil menunggu Venus di luar kelas sambil memainkan HP nya.
"Venussss...."
"Ada apa Ra?"
"Leppp..lepassss...lepasssinn pelukan lo, gue susahhh napass"
Venus yang tersadar langsung melepaskan pelukannya yang melingkar erat di leher Tiara.
"Maaf Ra, abis kamu kasih berita mendadak banget sih"
Sambil memijiti belakang lehernya yang terasa sedikit nyeri, lalu Tiara berkata "Lo mabok ya Ve?"
"Loh? barusan kamu yan bilang mau pindah sekolah ke Jepang, lagian tempo hari kamu kan yang cerita kalo kamu minat lanjutin kuliah kesana".
"Apasih Ve, gue masih butuh banyak ekstra belajar buat lanjutin kesana, yang sekarang bakalan pergi bukan gue kok"
"Loh, terus siapa Ra?" sambil menyeka air matanya yang tadi menitik kini ekspresi Venus menunjukkan wajah kebingungan di depan Tiara.
"Iyaa..bukan gue yang bakal ke Jepang, tapi Kak Ryu"
Venus membeku, serasa tulangnya dilolosi mendengar penuturan Tiara barusan.
"Maksud kamu gimana Ra?"
"Iya..Ve, kak Ryu......"
DRRTTT....DDDRRTTT....DRRRT....
Rupanya misscall dari Tama yang sudah lumayan lama menunggu Venus di luar kelas yang mengusik kesadaran Venus.
"Ra, nanti kamu ceritain ya gimana kamu bisa ngomong kaya barusan, nanti aku telepon kamu".
Lalu dengan wajah yang tertunduk Venus berjalan menghampiri Tama, tentunya dengan hati yang berguncang.
***
BRUKKK . . .
"Aduhhh, sorry" . . .
"No, it's my fault" Ryu menunduk sambil memunguti berkasnya yang berserakan di arrivals lobby Narita airport. Baru saja ia bertabrakan dengan seseorang yang rupanya sama-sama tak memperhatikan langkahnya, seperti Ryu.
"Ryuga Baskara, Indonesia-Jin". Ujar orang yang baru saja menabrak Ryu di bandara Narita saat ini membaca sekilas selembar berkas Ryu yang berserakan dan ikut memungutinya.
Ryu yang selesai memunguti berkasnya lekas berdiri, tapi sial. Mapnya robek setelah insiden kecil barusan.
"Ini, pakai paper bag milikku" orang itu mengulurkan sebungkus paper bag pada Ryu yang sedang kebingungan menata berkas di depan dadanya.
"Orang Indonesia juga ya?" Sahut Ryu tak yakin pada orang di depannya saat ini. Wanita seumuran dengannya, masalahnya adalah fisik wanita ini yang ke-barat-an. Postur tinggi badan yang hampir menyamainya, kulit putih pucat, mata abu-abu, hidung mancung dengan rambut merah marun yang terlihat alami.
"Suci Van Winkelhoff, kamu bisa panggil aku Suci" Seranya wanita itu mengulurkan tangan ramah ke arah Ryu sambil tersenyum.
***
"Venus?" Tiara terkejut saat membukakan pintu rumahnya, ia melihat jam dinding di ruang tamu rumahnya, sudah menunjuk pukul 21.00 WIB, bukan waktu ideal untuk bertamu, apalagi untuk seorang Venus, dengan papahnya yang tegas.
"Aku udah izin nginep kok Ra ke papah mamah, kamu ga usah khawatir" Seakan menjawab pertanyaan yang tak terlontar dari bibir sahabatnya itu, Venus menenangkan Tiara.
"Fiuhhh, Yauda ayo masuk" sambil mengelus dadanya Tiara mempersilahkan Venus masuk.
"Mamah papah kamu mana Ra?"
"Lagi nginep di rumah tante, ayo ke kamar aja Ve" sahut Tiara sambil membawa setoples cemilan ditangannya, Venus membuntuti debelakangnya.
- - -
"Lo mau nanya tentang kak Ryu ya? Tiara to the point menembak Venus dengan telak.
Venus hanya menunduk tak menjawab sepatah katapun.
"Tempo hari gue ketemu dia di Bandara Ve, waktu itu gue mau jemput bokap pulang dines, eh malah ketemu kak Ryu"
"Kamu tau dari mana Ra, tentang Ryu yang mau pindah?"
"Ve, bukannya lo lagi deket sama Kak Tama ya? kok lo bela-belain dateng kesini malem-malem gini buat nanyain Ryu?"
Venus semakin tertunduk atas pertanyaan Tiara yang memojokkannya. Ia hanya meremas tangannnya sebagai jawaban pertanyaan Tiara.
"Venus sayang, lo ga boleh kaya gini terus, ada 3 hati yang bakal sakit kalo lo ga bisa nentuin sikap, Kak Tama, Kak Ryu, dan lo sendiri" ujar Tiara pelan sambil membelai lemah rambut Venus. Venus membenamkan mukanya yang mulai terasa panas ke dalam pelukan Tiara.
"Aku ga tau Ra, aku mesti percaya sama siapa, aku ga tau mesti gimana" Venus mulai terisak.
"Tempo hari gue ketemu Kak Ryu, dia sendiri yang ngomong ke gue, kalo bakal lanjutin kuliah disana".
"Ra. . . .aku...akuu...." Tangis Venus malah semakin menjadi di dekapan Tiara, punggung Venus hingga terguncang menahan isakan tangisnya sendiri.
Tiara melepaskan pelukannya seraya menahan muka Venus dengan kedua tangannya tepat berhadapan dengan wajahnya.
"Venus yang dulu gue kenal bukan Venus yang piln-plan gini. Apus sekarang air mata ga jelas lo ini", sambil tangan Tiara menghapus air mata Venus yang terus mengalir dari pipi Venus.
"Tapi..tapiii...Raaa" Venus masih sesenggukan dan sulit menahan air matanya yang terjatuh tak terbendung.
"Gue yakin, lo tau pilihan yang terbaik itu gimana, lo ikutin kata hati lo mulai sekarang, ga usah pake tapi"
Tangis Venus mulai mereda setelah melihat pancaran mata sejuk di mata Tiara. Lalu Venus berdiri dan mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa dari rumah.
"Ngapain lo bawain gue ginian?"
"Ini Ra, ini punya orang yang nabrak Ciko"
Tiara sejenak memperhatikan dam membolak-balik benda yang kini berada di tangannya itu.
DEG !!!
Tiara melihat kejanggalan, lalu segera berlari menuju laptopnya dan membuka situs jejaring sosial miliknya. Lalu Tiara mengetik sebuah nama di kolom pencarian daftar temannya.
KLIK.
"Ve, ini ga bohong kan?"
Venus hanya dapat menggelengkan kepalanya.
0
