Saya mendengar suara ayam berkokok, tandanya sudah pagi, saya melihat jam tangan yang saya letakkan di sebelah bantal, menunjukkan tepat pukul 04.20 pagi. Saya bersiap untuk sholat subuh, sambil menunggu adzan. Tapi perut saya terasa sakit, dalam hati, oh mungkin kemarin saya belum makan.
Tapi saya pikir-pikir lagi, mengapa waktu dimasjid kemarin, saat menunggu waktu isya', saya sepertinya sangat lapar sekali, padahal jam 5 saya sudah beli pecel lele, jika jam 5 atau jam 6 sorenya sudah makan, biasanya saya sendiri jarang makan lagi. Tapi entah, kemarin, tiba2 saya bernafsu sekali untuk cari makanan, ketika melihat warung nasi pecel.
Sewaktu saya ngekos dulu, paling biasanya cuman cari camilan/gorengan/mie + ngopi, itupun jika bergadang sampai jam 1 malam.
Akhirnya saya bangun dari tempat tidur, perut saya terasa mulas, ingin muntah rasanya.
Tidak bisa ditahan lagi, akhirnya saya kekamar mandi dan muntah. Saya terkejut, muntahan yang keluar dari dalam perut ini sangat aneh, saya muntah darah (tidak murni darah semua, mungkin udah tercampur air atau gimana, seperti kalau gusi kita berdarah, seperti itu muntahannya).
Sambil mengingat kejadian kemarin, saya masih berpikir positif, walaupun sempat berpikir macam-macam, apakah kemarin ibu itu salah memasukkan nasi jadi tanah liat, tp tidak mungkin, tapi kenapa juga ada darahnya. Apa jangan2 ibu itu cari pesugihan dengan cara jimat atau apalah, karena saya juga pernah dengar tentang kisah-kisah orang jaman dulu tentang warung setan atau warung apa gitu yang bukanya tengah malam.
Aneh. Oke, anggap saja kemarin saya korban dari warung pesugihan itu, saat saya wudhu kemarin kenapa hal-hal yang seperti itu tidak mempan, padahal saya juga sholat, apakah kurang khusu' ya? (bagi non-muslim khusu' bisa berarti berdoa dengan hikmat).
Dan kenapa kalau warung setan bukanya sekitar jam 7 malam, bukan jam 12 malam. Tiba2 saya merasa merinding sendiri kalau ingat kejadian kemarin.
Setelah perut saya agak mendingan, karena saya minum air yang banyak, perut saya sekarang sudah bisa diajak kompromi, saya segera ambil air wudhu lalu sholat subuh, setelah sholat saya buka pintu rumah dan pagar, supaya bisa menghirup udara pagi, biar gak sumpek juga .
Saya lihat sudah banyak orang yang lewat dijalanan. Artinya, rutinitas warga sudah berjalan seperti hari2 biasanya.
Setelah puas menghirup udara pagi, saya mandi, siap2 untuk kekantor. Habis mandi, saya mengendarai sepeda motor berangkat kekantor, tapi mampir dulu di warung seberang setelah keluar dari gapura. Saya makan nasi bungkus, karena saya belum menemukan warung langgganan yang enak, ya terpaksa makan disitu sementara.
Kalau pagi, warung itu yang jual bapak2, orang yg berbeda dengan yang berjualan sore hari, jika paginya jadi warung biasa, kalau sore disitu jualan penyetan. Mungkin itu usaha suami istri gantian.
Saat mau makan, saya sempat teringat kejadian kemarin lagi, akhirnya perlahan saya lahap makanan yang ada didepan saya. Kemudian melanjutkan perjalanan.
>> Skip
Saya sampai dikantor, tiba-tiba ide cemerlang muncul, daripada tidur sendirian, lebih baik cari teman untuk tinggal bersama, karena jujur mengingat kejadian kemarin saya hampir saja tidak bisa tidur.
Lebih baik mengajak teman untuk tinggal bersama, siapa tau ada yang butuh numpang gratis, daripada bayar kos-kosan, uangnya bisa ditabung. Ah tapi nanti saja, waktu istirahat siang.
>> Skip
Jam 12.30 siang, waktunya istirahat.
Karena saya orangnya memang cepat akrab dengan siapa saja, saya tidak sungkan untuk survey keteman-teman walaupun baru kenal. Saya tanya siapa saja yang masih ngekos, ternyata ada 2 teman, namanya ari dan naufal. Akhirnya saya tanya mereka berdua, apakah mau menemani saya. Si ari tidak bisa karena dia sudah bayar langsung 6 bulan sewa kos2annya. Sedangkan naufal masih pikir-pikir lagi.
Setelah diskusi lama, akhirnya hati naufal luluh (hehee, ternyata ilmu marketing alias ilmu gombal bisa diterapkan ke cewek ataupun cowok). Naufal menyanggupi untuk pindah dan tinggal bersama.
"Gimana nof, tempatnya enak, daripada ngekos bayar mahal, uangnya bisa ditabung buat beli handphone yg keren"
Memang waktu itu gadget belum terlalu meledak trennya seperti sekarang, tetapi tahun-tahun itu sudah mulai banyak model smartphone bermunculan.
"Hmm, boleh juga bos"
Jawab naufal yang hatinya sudah luluh
"Nanti langsung ketempatku dulu ya, pas minggu nanti saya bantu beres-beres kos lama, pindah kerumahnya pak edi"
Ujar saya, meyakinkan naufal sekali lagi.
"oke bos"
Jawab naufal, sambil senyum (bos mungkin bisa relatif, bisa bos, bro, saya cerita versi indonesianya saja biar mudah dipahami)
>> Skip
Jam 4.10 sore saatnya pulang, naufal naik sepeda motor sendiri, mengikuti dibelakang saya.
Sudah hampir sampai digapura, saya mampir kewarung dulu beli nasi dua bungkus, es teh dua bungkus, seperti biasa saya sukanya lele, sedangkan naufal memilih lauk ayam. Agak lama masakan kami dibungkus, karena meladeni orang beli juga, sambil goreng ayam dan lelenya.
Setelah selesai, kami dapat bungkusan untuk makan malam, saya memasuki gerbang menuju kampung itu yaitu sebuah gapura, yang sebelahnya ada pohon beringin yang besar.
Saya lihat dibawah pohon beringin tidak ada wanita misterius yang kemarin saya lihat. Seperti biasa, jam segitu masih banyak anak-anak yang bermain sepak bola, belum selesai, karena kemarin saya pulang agak telat sebab hari pertama masuk kantor.
Akhirnya sampai dirumah, saya buka pintu gerbang dan pintu rumah, saya mempersilahkan naufal masuk.
Setelah ganti baju dan beres-beres kamar (Oh ya sebelumnya saya lupa menjelaskan bahwa dirumah itu ada 2 kamar), saya buka pintu kamar satunya, naufal lihat-lihat dan bilang untuk kedua kalinya menyanggupi untuk tinggal disini, daripada dikos sebelumnya kamarnya kecil. Saya gembira alhamdulillah tidak tinggal sendiri dikampung ini.
"Nof saya mandi dulu ya.."
Menuju kamar mandi
"Iya"
Naufal menjawab dengan singkat
"Kamar mandinya didalam atau diluar bos"
Lanjut naufal
"Didalam lah, kan rumah ini punya nya seorang bos (maksudnya jabatannya pak edi), pake pagar lagi"
Jawabku
"Oh iya ya, ya udah kirain di luar, kurang enak kalau diluar"
Sambut naufal
Setelah selesai mandi saya ganti baju, gantian naufal yang mandi, saya sambil duduk2 diruang tamu. Sebenernya tidak bermaksud untuk mengingat kejadian kemarin, tapi tiba2 saya merinding dan tidak sabar untuk menceritakan kejadian kemarin ke naufal.
Naufal selesai mandi, lalu si naufal merokok dan santai-santai menemani saya diruang tamu, saya bercerita tentang kejadian kemarin.
"Sebenernya gini nof, kemarin itu saya sholat isya' dimasjid sebelah sana itu"
"Saya gak tau kenapa tiba-tiba lapar pengen beli nasi, saya lihat ada yang jual diseberang masjid, ya udah saya beli aja itu, beli nasi pecel"
"Trus"
Potong naufal penasaran
"Ya habis itu pulang, dirumah saya buka bungkusannya, isinya kok tanah liat dan darah"
"Hahhh, hei serius kamu bos"
Naufal tercengang
"Beneran bos, makanya kamu, saya suruh tinggal disini tujuannya apa"
Saya melanjutkan cerita tadi, memotong ekspresi muka naufal yang terkejut dan tercengang
"Ya nemenin saya, tapi gpp lah kapan-kapan tanya orang-orang sini dulu, soalnya belum jelas juga, lagian kemarin nasinya tak buang"
"Nanti ikut kemasjid ya siapa tau warungnya buka lagi"
"Wah jangan bos, saya takut kalau berhubungan dengan hal-hal gituan"
Jawab naufal yang raut mukanya agak takut-takut kaget
"Gpp bos, lagian kan dekat masjid, masa' ada warung setan beneran, sebenernya saya kurang percaya gitu-gituan"
Saya positif thinking, melanjutkan cerita dan meyakinkan agar naufal ikut sholat dimasjid.
"Ya udah gpplah"
Jawab naufal yang sudah tenang bawaannya.
>> Skip
Hampir setengah jaman lebih sedikit kami mengobrol, terdengar suara adzan, kami melangkahkan kaki menuju masjid, sempat bertemu dengan trio bapak2 yang saya temui kemarin diteras masjid, pak ali, pak karno dan pak mi'an. Lalu kami sholat.
Selepas sholat, saya dan naufal duduk-duduk diteras masjid. Tapi saya lihat kenapa tidak ada warung yang buka di seberang masjid sana.
"Hmmm aneh"
Saya sedikit bergumam
Saya lihat trio bapak2 juga lagi disitu, saya mencurigai mereka adalah takmir masjid, atau ahli ibadah
, soalnya saya lihat kenapa tidak pulang saja padahal masjidnya dekat dari rumah, setiap menunggu adzan isya', pasti dimasjid. Namun demikian, saya belum berani untuk menanyakan perihal warung setan yang saya alami kemarin.
"Bos mana tuh warungnya, gak buka tuh"
Tanya naufal
"Iya bos gak tau nih, kata ibu2 yang jual kemarin sih jam segini pasti udah buka"
Jawabku, yang juga heran kenapa hari ini gk buka, padahal katanya kemarin bukanya jam2 segitu
"Ya tunggu besok deh ya kita kesini lagi"
"Ya udah, baiklah"
Sambung naufal
Sambil ngobrol-ngobrol santai, terdengar adzan isya', muadzinnya (orang yg mengumandangkan adzan) adalah tetangganya pak kyai yang menjadi imam disini. Akhirnya kami sholat isya'. Sehabis sholat isya' seperti biasa ketemu trio bapak2 tadi mengingatkan bawha nanti malam saya bisa ikut ronda malam atau tidak.
"Oh ya dik, katanya kemarin kalau ada kegiatan ronda malam mau ikut, kebetulan nanti jadwalnya saya, pak ali dan pak karno. Nanti malam jadi ikut ronda malam?"
Tanya pak mi'an, saya heran kenapa mereka selalu bertiga
"Oh iya pak baiklah gpp"
Walaupun saya baru ingat kayaknya besok harus masuk pagi
"Tapi saya gk ikut sampai pagi ya pak, paling menemani sekitar 1 jam an"
Lanjut saya
"Ya gpp dik, itung-itung pengalaman"
Jawab pak mi'an
"Pak saya boleh mengajak teman saya gak ini, baru tadi kesini untuk menginap"
Dalam hati, semakin rame semakin asyik.
"Boleh, ajak aja gpp, biar rame"
Pak ali melanjutkan
"Ya udah kami pulang dulu ya pak, nanti kira-kira jam berapa ya berangkatnya"
Saya lupa tadi belum tanya
"Ya jam 10 an lah dik kalau bisa"
Lanjut pak mi'an
"Baik pak nanti kami kesana"
Kata saya antusias
"Pak, kami pulang dulu, assalamualaikum"
"Wa'alaikumusalam"
Jawab mereka kompak
namanya juga trio bapak2
Akhirnya kami pulang kerumah, saya makan lele yang tadi saya beli bersama naufal, sambil cerita-cerita tentang kos lama dia, dan pekerjaan dia di perusahaan itu, cerita juga tentang kehidupan dia, sambil bercanda-canda. Saya juga sempat kasih naufal kunci cadangan rumah ini. Siapa tau kalau dia pulang/berangkat lebih awal tidak usah menunggu saya.
Setelah itu lihat tv di ruang tengah, lupa waktu itu acaranya apa. Malam semakin larut dan tidak terasa sudah setengah sepuluh. Saya bersiap-siap dan mengajak naufal untuk berangkat ke pos ronda.
"Nof, ayo siap-siap"
Kata saya dari duduk lalu berdiri mengajak naufal
"Kemana bos"
Tanya naufal mungkin lupa kalau ada acara ronda malam
"Ke pos ronda"
Lanjut saya singkat
"Oh iya, oke saya kekamar mandi dulu"
Kata naufal, yang mungkin kebelet pipis sejak dari tadi
Kami melangkahkan kaki menuju pos ronda yang letaknya sebelahnya rumah pak karno, yaitu ada pertigaan, dibelakang rumah pak karno adalah rumah pak kyai, yang menghadap kejalan setelah belokan dari pertigaan kearah timur, nah seberang rumah pak kyai, pas di sebelah pertigaan ada pos ronda.
Karena kami melewati masjid dan kalau ingat kejadian warung itu saya selalu merinding, langkah kami pelan-pelan seperti siput, dengan langkah yang pelan itu, akhirnya tibalah kami di pos ronda.....