- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
870 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#3353
(masih)
Tentang Mereka
Seminggu berlalu lagi sejak semalem bareng Dina malam itu. Pagi sekitaran jam 6 gue nganter dia ke rumah temennya. Lanjut ngampus dan beraktifitas seperti tidak biasanya. Hari-hari gue lewati seorang diri, lebih memilih sendiri. Kalaupun pergi atau kepentingan biasanya dengan Sitaa. Hubungan sama Sitaa asik aja, sama lainnya masih biasa. Urusan kuliah gue anggap baik-baik saja, bukan karena gue Cerdas atau pintar, tapi karena gue udah terbiasa dengan Mata Kuliah yang menjadi Konsentrasi. Termasuk Skripsi, belum terpikirkan padahal gue udah ambil di KRS. Udahlah sambil jalan, pandangan dan ide Judul sih udah ada tinggal mencari penelitian dan mengembangkannya, bahasa gaulnya itu Development
..
Huh, capek banget siang ini. Sejak setengah 7 pagi gue udah janjian sama Dosen lanjut kuliah. Cukup asik sih karena ketemu beberapa mahasiswa tua dari jurursan lain, kenal aja sih. Hahaha.. Siang ini pula gue masih di kampus, baru saja berjama’ah dzuhur.. Lagi berdua sama teman lama pula, Yuke si cewek yang jaga Warnet, dia juga Wisuda bareng Dina bulan ini juga.. Hmm, Sore ini gue ada rencana pulang, ada beberapa urusan yang harus diselesaikan.. Ngajak Sitaa, tapi dia gak bisa jadinya gue pulang sendiri.. Masuk kuliah lagi, gue ada jam di semester bawah, sampai selesai jam 3 sore. Lanjuut pulang aja, sendirian deh gak apa-apa..
Maghrib berlalu, udah sampai disekitaran Alun-alun.. Satu sms yang sedikit menyenangkan, dari Herlina. Haha ternyata sejak tadi nih, Call..
Setengah jam berlalu, Herlina dateng dan kita ketemu di tempat yang dimaksud.. Wahh.. sumpah cantik banget, kok mendadak gue jadi semakin suka sama dia??.. Sapaannya yang ramah, senyumnya, dan beberapa pertanyaan yang bikin gue jadi GR, seneng, ini itu dan lainnya.. Tanpa pikir panjang lupain tugas gue dulu, ajak Herlina jalan mumpung masih petang.. Dia ada waktu tanpa batas, jadinya gue ajak dia makan dulu sekalian jalan ke Waduk biar asikan aja jalan jauh lagian gue sebenernya salah dan khawatir karena Herlina kan punya suami. Sekarang gue emang udah menyadari hal ini, walau gue suka sama Herlina, tapi mau diapain juga dia kan bersuami. Dulu, gue masih nekad, sekarang gue mikir..
Suasana waduk sepi biasa dengan angin semilir yang dingin.. Perlahan rintik gerimis, hmm asik banget nih.. Baru beberapa menit belum setengah jam, Lina mulai mendekat dan nampak memancing gue biar meluk. Jujur aja, gue peluk mesra kok, cuma meluk dan mulai bercerita dengannya, tentang kabar kita selama ini, kangen karena lama gak ketemu.. Satu hal disela canda tawa ringan, Herlina masih lanjut cerita-cerita, sesekali gue godain, gue ajak dia ngerokok ehh gak mau ternyata, hahaha.. Herlina mulai terbata saat gue nanya soal suaminya, wahhh ternyata Herlina udah Cerai dengan suaminya beberapa bulan yang lalu, udah jadi Janda.. Pantesan, panas gini dan tau gue hubungi.. Hmm, gue kok jadi seneng, ada kesempatan nih mendapatkan Herlina..
Meski Janda, awalnya gue emang suka dengannya.. Walau gue dihadapkan dengan kebimbangan karena ada 2 Janda yang gue suka.. Rista dan Herlina, selain Sitaa ada pula Vitaa yang sebenernya udah saling komunikasi sama gue, tinggal atur waktu yang tepat saat gue di Jogja, lagian si Vitaa juga lagi pulang kampung di Luar jawa.. Jadi penasaran apa sebab Herlina Cerai, semoga bukan karena gue… Sesekali Herlina menangis sesenggukan karena sakit mengingat semua itu.. Memang sih, sejak pertemuan waktu itu jalan dan nginep di Purwokerto tahun 2011, hampir 2 Tahun kita gak pernah ketemu, apalagi saat gue mulai melanglang buana sejak dari Manado sampai ike Luar Negeri, gue lost contact sama Herlina. Ketemu lagi belum lama, gue minta kontak dari Fitri si Pramugari KA..
Entah ini ujian apalagi, rezeki apalagi yang berkaitan dengan Herlina.
Intinya, gue sama Herlina sebenernya punya rasa yang sama-sama suka, sama-sama mau, dan ingin menikah.. Tapi, dia bilang masih pengen istirahat dari rumah tangga mungkin setengah tahunan lagi. Ya, sebenernya sama, gue juga masih pengen istirahat tapi mau sampai kapan kalau tidak diawali lagi. Entah apa yang kita rasa saat ini, Herlina erat banget meluk gue, sesekali pelukan ini masuk ke dalam hati. Dan, hal yang jarang gue lakuin ke cewek, mencium keningnya tulus dari hati yang terdalam.. Gue benar-benar jatuh cinta dengan Herlina. Gue membagi cinta ini untuk 4 perempuan, yang statusnya hampir sama. Dan mereka semua Gila, sama seperti gue.
Hujan semakin lebat, suasana mulai sepi pula dan semakin malam. Tanpa sadar –kita berdua larut dalam pelukan tanpa sepatah kata apapun.. Gak terasa tubuh ini mulai basah, Lina ngajak gue nginep di sebuah Hotel selatan sana. Gue gak menolak sih, selain karena capek. Tapi, gue hanya bilang dalam hati gak akan Zina dengannya, kalau ini urusannya udah mau gue nikahi.. Sampai sejam kedepan, hujan mulai reda dan tak ada seorang lainpun disini kecuali kita yang berjalan pelan turun menuju Kota terdekat.. Dingin, namun hangat bersamanya malam ini.. Makan, disekitaran Pasar Gombong yang semakin mengingatkan gue tentang kejadian masa dulu.
Pegadaian, warung tenda kaki lima, Losmen, tempat nongkrong dan sudut-sudut yang sudah banyak perubahan. Setelah itu, ke tempat nginep biasa dimana gue suka bawa cewek.. Kitapun bermalam disini, Herlina udah ngantuk dan nampak sibuk dengan HPnya mungkin menghubungi keluarganya. Gue juga sama, asik dengan perempuan lainnya.. Selain bahas masalah bisnis sama Mas Dar dan beberapa teman yang ngajari gue mencetak Bata. Panggil saja dia itu Bawor, seorang Sarjana Elektronika yang gagal kuliah (DO) saat semester 7 tahun 2009 lalu. Dia seangkatan sama gue hanya beda sekolah dan kenal saat di SMA karena sama-sama satu kecamatan dan dia anak Band yang cukup aktif. Sekarang dia udah bisnis ini sekitar 3 Tahunan..
Masing-masing punya cerita tersendiri dalam hidupnya, seakan semua udah menjadi niat yang harus mengiringi perjalanan.. Hmm, semakin malam dia tidur dipangkuan gue.. Hanya meminta gue memeluknya disela tidur.. Semoga gue masih tetap bisa menjaga diri dan menjaganya, tanpa terasa sampai pagipun gue tidur bersamanya tanpa ngelakuin hal lain.. Pagi masih buta, masih ngantuk dan gerimis pula. Jam setengah 6 Herlina bangunin gue, karena dia mau cepat pulang. Selain ngurus anak, dia ada kepentingan. Cabut, sarapan pagi, dan gue anter dia sampai sekitaran rumahnya, setelah itu gue langsung menuju Ladang tempat dimana gue merintis Bisnis itu. Lumayan masih belajar, dan sampai siang berlalu gue belajar ngadon tanah menjadi bahan..
Alhamdulillah bisa, dan setelah itu langsung nyetak, lajur demi lajur dapat dan bisa juga. Hehehehe, mudah sih cuma butuh tenaga dan kreatifitas aja.. Gue semakin yakin kalau bisnis ini bisa membawa gue ke masa depan yang lebih baik, Demi semuanya, terutama anak-anak gue yang semakin besar. Untuk biaya sekolah Bintang, Salsa dan tentunya Fajar.. Itu gak sedikit walau mereka sekolah di SD Negeri tapi tetap aja untuk hariannya harus terpenuhi.. Menjelang sore gue pulang ke rumh dan langsung di sapa Ibu yang membuatkan segelas Kopi Hitam yang tak seperti biasanya.. Bapak nampak santai di ruang tengah dan hanya menanya beberapa kata saja ke gue.. Lanjut bersantai ria bersama anak tercinta..
Bintang kangen sama saudara perempuannya, udah rada lama memang gak ketemuan. Ya udah hubungi Salsa aja dan ternyata dia bisa keluar dan ada waktu sampai malam.. Setelah isya gue bergegas ketemuan sama mereka ditempat biasa lah biar bisa makan bersama.. Salsa asik aja, cuma rada capek, mungkin dia banyak tugas di Kampusnya, tapi dia bilang mau ada Praktek Lapangan.. Dan, dia butuh biaya buat ini, gue rasa masih jadi bagian tanggung jawab pastinya gue tetap membantunya.. Gak ada cerita istimewa, hanya saling menyapa dan canda tawa. Meski mantan istri, tapi anak-anak tetaplah anak-anak kita.. Kalau lagi gini biasanya gue nelpon Ceci, biar sama-sama kontak aja. Lagian Ceci kadang juga kontakan sama Salsa kok. Alhamdulilah, gue udah bisa nyatuin mereka, walau hati siapa yang tau
.
Jam 9an lebih kita semua pulangh ke rumah masing-masing.. Seneng rasanya bisa berkumpul kayak gini, kurang Ceci, hehehe. Andai… Hah jadi berandai, tapi semua telah berlalu, yang ada hanya sisa yang harus dijalani.. Mereka semua tetap istimewa dikehidupan gue, dulu, sekarang dan seterusnya. Walau sakit masih selalu ingat, namun berusahalah diabaikan. Nilailah seseorang dari kebaikannya, meski pernah dan sering menyakiti kita.. Semakin malam, bintang udah tidur dan gue asik telponan sama Sitaa, kontak-kontakan sama Herlina yang waaaaa banget lah. Satu lagi sama Vitaa, yang heboh aja belum jadi ke Jogja, gak tau mungkin soal tiket atau belum ada duit tuh cewek. hahahha.. Rista, hehe yang satu ini gue masih enggan, bukan apa-apa sih cuma gak enak aja..
***
Tentang Mereka
Seminggu berlalu lagi sejak semalem bareng Dina malam itu. Pagi sekitaran jam 6 gue nganter dia ke rumah temennya. Lanjut ngampus dan beraktifitas seperti tidak biasanya. Hari-hari gue lewati seorang diri, lebih memilih sendiri. Kalaupun pergi atau kepentingan biasanya dengan Sitaa. Hubungan sama Sitaa asik aja, sama lainnya masih biasa. Urusan kuliah gue anggap baik-baik saja, bukan karena gue Cerdas atau pintar, tapi karena gue udah terbiasa dengan Mata Kuliah yang menjadi Konsentrasi. Termasuk Skripsi, belum terpikirkan padahal gue udah ambil di KRS. Udahlah sambil jalan, pandangan dan ide Judul sih udah ada tinggal mencari penelitian dan mengembangkannya, bahasa gaulnya itu Development
..Huh, capek banget siang ini. Sejak setengah 7 pagi gue udah janjian sama Dosen lanjut kuliah. Cukup asik sih karena ketemu beberapa mahasiswa tua dari jurursan lain, kenal aja sih. Hahaha.. Siang ini pula gue masih di kampus, baru saja berjama’ah dzuhur.. Lagi berdua sama teman lama pula, Yuke si cewek yang jaga Warnet, dia juga Wisuda bareng Dina bulan ini juga.. Hmm, Sore ini gue ada rencana pulang, ada beberapa urusan yang harus diselesaikan.. Ngajak Sitaa, tapi dia gak bisa jadinya gue pulang sendiri.. Masuk kuliah lagi, gue ada jam di semester bawah, sampai selesai jam 3 sore. Lanjuut pulang aja, sendirian deh gak apa-apa..
Maghrib berlalu, udah sampai disekitaran Alun-alun.. Satu sms yang sedikit menyenangkan, dari Herlina. Haha ternyata sejak tadi nih, Call..
Quote:
Setengah jam berlalu, Herlina dateng dan kita ketemu di tempat yang dimaksud.. Wahh.. sumpah cantik banget, kok mendadak gue jadi semakin suka sama dia??.. Sapaannya yang ramah, senyumnya, dan beberapa pertanyaan yang bikin gue jadi GR, seneng, ini itu dan lainnya.. Tanpa pikir panjang lupain tugas gue dulu, ajak Herlina jalan mumpung masih petang.. Dia ada waktu tanpa batas, jadinya gue ajak dia makan dulu sekalian jalan ke Waduk biar asikan aja jalan jauh lagian gue sebenernya salah dan khawatir karena Herlina kan punya suami. Sekarang gue emang udah menyadari hal ini, walau gue suka sama Herlina, tapi mau diapain juga dia kan bersuami. Dulu, gue masih nekad, sekarang gue mikir..
Suasana waduk sepi biasa dengan angin semilir yang dingin.. Perlahan rintik gerimis, hmm asik banget nih.. Baru beberapa menit belum setengah jam, Lina mulai mendekat dan nampak memancing gue biar meluk. Jujur aja, gue peluk mesra kok, cuma meluk dan mulai bercerita dengannya, tentang kabar kita selama ini, kangen karena lama gak ketemu.. Satu hal disela canda tawa ringan, Herlina masih lanjut cerita-cerita, sesekali gue godain, gue ajak dia ngerokok ehh gak mau ternyata, hahaha.. Herlina mulai terbata saat gue nanya soal suaminya, wahhh ternyata Herlina udah Cerai dengan suaminya beberapa bulan yang lalu, udah jadi Janda.. Pantesan, panas gini dan tau gue hubungi.. Hmm, gue kok jadi seneng, ada kesempatan nih mendapatkan Herlina..
Meski Janda, awalnya gue emang suka dengannya.. Walau gue dihadapkan dengan kebimbangan karena ada 2 Janda yang gue suka.. Rista dan Herlina, selain Sitaa ada pula Vitaa yang sebenernya udah saling komunikasi sama gue, tinggal atur waktu yang tepat saat gue di Jogja, lagian si Vitaa juga lagi pulang kampung di Luar jawa.. Jadi penasaran apa sebab Herlina Cerai, semoga bukan karena gue… Sesekali Herlina menangis sesenggukan karena sakit mengingat semua itu.. Memang sih, sejak pertemuan waktu itu jalan dan nginep di Purwokerto tahun 2011, hampir 2 Tahun kita gak pernah ketemu, apalagi saat gue mulai melanglang buana sejak dari Manado sampai ike Luar Negeri, gue lost contact sama Herlina. Ketemu lagi belum lama, gue minta kontak dari Fitri si Pramugari KA..
Entah ini ujian apalagi, rezeki apalagi yang berkaitan dengan Herlina.
Quote:
Intinya, gue sama Herlina sebenernya punya rasa yang sama-sama suka, sama-sama mau, dan ingin menikah.. Tapi, dia bilang masih pengen istirahat dari rumah tangga mungkin setengah tahunan lagi. Ya, sebenernya sama, gue juga masih pengen istirahat tapi mau sampai kapan kalau tidak diawali lagi. Entah apa yang kita rasa saat ini, Herlina erat banget meluk gue, sesekali pelukan ini masuk ke dalam hati. Dan, hal yang jarang gue lakuin ke cewek, mencium keningnya tulus dari hati yang terdalam.. Gue benar-benar jatuh cinta dengan Herlina. Gue membagi cinta ini untuk 4 perempuan, yang statusnya hampir sama. Dan mereka semua Gila, sama seperti gue.
Quote:
Hujan semakin lebat, suasana mulai sepi pula dan semakin malam. Tanpa sadar –kita berdua larut dalam pelukan tanpa sepatah kata apapun.. Gak terasa tubuh ini mulai basah, Lina ngajak gue nginep di sebuah Hotel selatan sana. Gue gak menolak sih, selain karena capek. Tapi, gue hanya bilang dalam hati gak akan Zina dengannya, kalau ini urusannya udah mau gue nikahi.. Sampai sejam kedepan, hujan mulai reda dan tak ada seorang lainpun disini kecuali kita yang berjalan pelan turun menuju Kota terdekat.. Dingin, namun hangat bersamanya malam ini.. Makan, disekitaran Pasar Gombong yang semakin mengingatkan gue tentang kejadian masa dulu.
Pegadaian, warung tenda kaki lima, Losmen, tempat nongkrong dan sudut-sudut yang sudah banyak perubahan. Setelah itu, ke tempat nginep biasa dimana gue suka bawa cewek.. Kitapun bermalam disini, Herlina udah ngantuk dan nampak sibuk dengan HPnya mungkin menghubungi keluarganya. Gue juga sama, asik dengan perempuan lainnya.. Selain bahas masalah bisnis sama Mas Dar dan beberapa teman yang ngajari gue mencetak Bata. Panggil saja dia itu Bawor, seorang Sarjana Elektronika yang gagal kuliah (DO) saat semester 7 tahun 2009 lalu. Dia seangkatan sama gue hanya beda sekolah dan kenal saat di SMA karena sama-sama satu kecamatan dan dia anak Band yang cukup aktif. Sekarang dia udah bisnis ini sekitar 3 Tahunan..
Masing-masing punya cerita tersendiri dalam hidupnya, seakan semua udah menjadi niat yang harus mengiringi perjalanan.. Hmm, semakin malam dia tidur dipangkuan gue.. Hanya meminta gue memeluknya disela tidur.. Semoga gue masih tetap bisa menjaga diri dan menjaganya, tanpa terasa sampai pagipun gue tidur bersamanya tanpa ngelakuin hal lain.. Pagi masih buta, masih ngantuk dan gerimis pula. Jam setengah 6 Herlina bangunin gue, karena dia mau cepat pulang. Selain ngurus anak, dia ada kepentingan. Cabut, sarapan pagi, dan gue anter dia sampai sekitaran rumahnya, setelah itu gue langsung menuju Ladang tempat dimana gue merintis Bisnis itu. Lumayan masih belajar, dan sampai siang berlalu gue belajar ngadon tanah menjadi bahan..
Alhamdulillah bisa, dan setelah itu langsung nyetak, lajur demi lajur dapat dan bisa juga. Hehehehe, mudah sih cuma butuh tenaga dan kreatifitas aja.. Gue semakin yakin kalau bisnis ini bisa membawa gue ke masa depan yang lebih baik, Demi semuanya, terutama anak-anak gue yang semakin besar. Untuk biaya sekolah Bintang, Salsa dan tentunya Fajar.. Itu gak sedikit walau mereka sekolah di SD Negeri tapi tetap aja untuk hariannya harus terpenuhi.. Menjelang sore gue pulang ke rumh dan langsung di sapa Ibu yang membuatkan segelas Kopi Hitam yang tak seperti biasanya.. Bapak nampak santai di ruang tengah dan hanya menanya beberapa kata saja ke gue.. Lanjut bersantai ria bersama anak tercinta..
Quote:
Bintang kangen sama saudara perempuannya, udah rada lama memang gak ketemuan. Ya udah hubungi Salsa aja dan ternyata dia bisa keluar dan ada waktu sampai malam.. Setelah isya gue bergegas ketemuan sama mereka ditempat biasa lah biar bisa makan bersama.. Salsa asik aja, cuma rada capek, mungkin dia banyak tugas di Kampusnya, tapi dia bilang mau ada Praktek Lapangan.. Dan, dia butuh biaya buat ini, gue rasa masih jadi bagian tanggung jawab pastinya gue tetap membantunya.. Gak ada cerita istimewa, hanya saling menyapa dan canda tawa. Meski mantan istri, tapi anak-anak tetaplah anak-anak kita.. Kalau lagi gini biasanya gue nelpon Ceci, biar sama-sama kontak aja. Lagian Ceci kadang juga kontakan sama Salsa kok. Alhamdulilah, gue udah bisa nyatuin mereka, walau hati siapa yang tau
.Jam 9an lebih kita semua pulangh ke rumah masing-masing.. Seneng rasanya bisa berkumpul kayak gini, kurang Ceci, hehehe. Andai… Hah jadi berandai, tapi semua telah berlalu, yang ada hanya sisa yang harus dijalani.. Mereka semua tetap istimewa dikehidupan gue, dulu, sekarang dan seterusnya. Walau sakit masih selalu ingat, namun berusahalah diabaikan. Nilailah seseorang dari kebaikannya, meski pernah dan sering menyakiti kita.. Semakin malam, bintang udah tidur dan gue asik telponan sama Sitaa, kontak-kontakan sama Herlina yang waaaaa banget lah. Satu lagi sama Vitaa, yang heboh aja belum jadi ke Jogja, gak tau mungkin soal tiket atau belum ada duit tuh cewek. hahahha.. Rista, hehe yang satu ini gue masih enggan, bukan apa-apa sih cuma gak enak aja..
***
0














