Sepeda – Part 1

Pagi menyambut dengan udara dingin. Aku sebenarnya ingin kembali menarik selimut dan melanjutkan tidur. Tapi apa boleh buat? Kemalasan hanya akan membuatku hidup tidak terarah. Aku bergegas untuk bersiap – siap pergi ke sekolah.

Udara dingin menyapa saat aku menginjakan kaki disekolah. Jaket yang ku pakai tidak mampu menahan dinginnya pagi ini. Ku sebarkan pandanganku, ternyata bukan hanya aku yang merasa kedinginan. Hampir semua siswa masih menggenakan jaket.
Di dalam kelas kedekatanku dengan Octa menjadi trending topic. Aku tak menanggapi serius tentang hal ini. Aku cenderung menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan guyonan.

4 dari 5 guru pengajar tidak masuk. Kelasku memanfaatkan kekosongan jam pelajaran ini dengan berbagai macam kegiatan; browsing dengan memanfaatkan wifi, mengadu skill bermain PES, mengerjakan tugas akhir, sedangkan aku memilih untuk ngobrol ngalor ngidul.



Kami larut dalam suasana canda tawa. Hanya beberapa bulan lagi kebersamaan ini akan hilang. Berat hati rasanya, hari demi hari kami semakin akan dekat dengan UN. Aku pasti akan merindukan kebersamaan kelas saat kuliah nanti. Setidaknya, meskipun aku adalah orang yang sering dibully di kelas aku masih tetap bisa merasakan hangatnya kebersamaan.



Jam demi jam telah berlalu. Bel pulang berbunyi. Aku bergegas menuju area parkiran menunggu Octa keluar dari kelasnya.