- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Tak Sempurna
...
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.
Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.
Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.
NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aldiansyahdzs
#127
Is It The First Date ? - Part 4
Kini kami berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih. Octa terkadang mengelus tanganku. Sebenarnya aku ingin bertanya apa maksudnya Octa memegang tanganku. Namun aku tak ingin merusak kebersamaan ini. Aku tahu Octa nyaman saat ia memegang tanganku.
Octa memesan 2 tiket. Ia lalu memilih kursi dideretan tengah. Setelah memesan dua tiket. Kami menunggu dengan duduk disalah satu kursi panjang yang muat untuk 2 orang. Bioskop Empire terlalu dingin bagiku sehingga aku semakin memegang erat jemari Octa.
Octa sepertinya mengerti apa yang sedang kurasakan. Ia melepaskan jemarinya lalu melingkarkan tangannya dipinggangku.
10 menit berlalu. Terdengar pemberitahuan melalui speaker jika theater sudah dibuka.
Entah badanku yang sedang tidak fit atau AC yang dinyalakan dengan tingkat kedinginan yang tinggi, badanku tak mampu menahan kedinginan berada disini. Kami masuk kedalam theater 4. Octa mencari deretan kursi yang kami pesan. Tak sulit untuk menenemukan kursi tersebut.
Didalam ruangan theater dingin semakin menjadi. Badanku semakin tak bisa menahan kedinginan ruangan ini. Aku tak ingin tiba – tiba hidungku mengeluarkan darah, mimisan. Aku tak ingin Octa tahu jika aku sering mimisan.
Film dimulai. Octa kembali memegang tanganku, sesekali aku mencoba untuk mengelus punggung jemarinya. Octa tersenyum. Aku mengerti apa arti senyuman itu. Tanpa disadari Octa menyenderkan kepalanya dibahuku. Apa maksudnya dari semua ini Ta? Apa kamu punya perasaan untukku? Atau ini hanya perasaanku saja?
Scene demi scene terlewati, para Autobot adu jotos dengan Deception sehingga membuatku lebih fokus dengan film, begitupun dengan Octa yang terlihat excited. Sepertinya Octa seorang yang menyukai transformers, sama dengan diriku. Ditengah kefokusanku, terdengar suara desahan sudah bisa kuterka suara desahan itu adalah suara yang sedang melakukan hal yang tak patut dicontoh.
Tak ada sedikitpun niat untuk mengotori kehormatan perempuan ini. Aku malah merasa risih dengan desahan – desahan tersebut. Bagiku perlakuannya kepadaku sekarang sudah lebih dari cukup. Aku harus menjaga perempuan ini, menjaga kepercayaan yang telah orangtuanya berikan kepadaku.
Film yang kami tonton pun selesai. Kami keluar dari theater.
Quote:
Kini kami berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih. Octa terkadang mengelus tanganku. Sebenarnya aku ingin bertanya apa maksudnya Octa memegang tanganku. Namun aku tak ingin merusak kebersamaan ini. Aku tahu Octa nyaman saat ia memegang tanganku.
Quote:
Octa memesan 2 tiket. Ia lalu memilih kursi dideretan tengah. Setelah memesan dua tiket. Kami menunggu dengan duduk disalah satu kursi panjang yang muat untuk 2 orang. Bioskop Empire terlalu dingin bagiku sehingga aku semakin memegang erat jemari Octa.
Quote:
Octa sepertinya mengerti apa yang sedang kurasakan. Ia melepaskan jemarinya lalu melingkarkan tangannya dipinggangku.
Quote:
10 menit berlalu. Terdengar pemberitahuan melalui speaker jika theater sudah dibuka.
Quote:
Entah badanku yang sedang tidak fit atau AC yang dinyalakan dengan tingkat kedinginan yang tinggi, badanku tak mampu menahan kedinginan berada disini. Kami masuk kedalam theater 4. Octa mencari deretan kursi yang kami pesan. Tak sulit untuk menenemukan kursi tersebut.
Didalam ruangan theater dingin semakin menjadi. Badanku semakin tak bisa menahan kedinginan ruangan ini. Aku tak ingin tiba – tiba hidungku mengeluarkan darah, mimisan. Aku tak ingin Octa tahu jika aku sering mimisan.
Film dimulai. Octa kembali memegang tanganku, sesekali aku mencoba untuk mengelus punggung jemarinya. Octa tersenyum. Aku mengerti apa arti senyuman itu. Tanpa disadari Octa menyenderkan kepalanya dibahuku. Apa maksudnya dari semua ini Ta? Apa kamu punya perasaan untukku? Atau ini hanya perasaanku saja?
Scene demi scene terlewati, para Autobot adu jotos dengan Deception sehingga membuatku lebih fokus dengan film, begitupun dengan Octa yang terlihat excited. Sepertinya Octa seorang yang menyukai transformers, sama dengan diriku. Ditengah kefokusanku, terdengar suara desahan sudah bisa kuterka suara desahan itu adalah suara yang sedang melakukan hal yang tak patut dicontoh.
Quote:
Tak ada sedikitpun niat untuk mengotori kehormatan perempuan ini. Aku malah merasa risih dengan desahan – desahan tersebut. Bagiku perlakuannya kepadaku sekarang sudah lebih dari cukup. Aku harus menjaga perempuan ini, menjaga kepercayaan yang telah orangtuanya berikan kepadaku.
Film yang kami tonton pun selesai. Kami keluar dari theater.
Quote:
JabLai cOY dan 5 lainnya memberi reputasi
6