- Beranda
- Stories from the Heart
Memori (cerita cinta yang sempat membuatku datang ke psikolog)
...
TS
gladys14
Memori (cerita cinta yang sempat membuatku datang ke psikolog)
Cinta. Selalu ada aja ceritanya kan? Gimana cerita cinta yang paling ekstrim buat kamu? Dulu aku pernah ditigain sama cowo (dan dia cerita ke aku tiap dia mau nembak cewe), dulu aku pernah deket sama anak band yang tiba-tiba ngilang dan tau-tau dia muncul udah gendong anak. Dan yang ini, yang akan aku ceritakan, jauh lebih dahsyat dari itu. Gimana kalo orang yang kamu suka dan bilang suka sama kamu adalah... bisexual? Ini kisah nyata, untukku. Gak tau kalo untuk kamu apalagi dia. Lagipula kisah ini mulainya udah dari 2 taun lalu. Tapi, dia kok masih betah ya... di hatiku?
November 2013
November 2013 (2)
Desember 2013
Desember 2013 (2)
Desember 2013 (3)
Januari 2014
Februari 2014
Februari 2014(2)
Februari 2014(3)
Maret 2014
Maret 2014 (2)
April 2014
Mei 2014
Mei 2014 (2)
Mei 2014 (3)
Juni 2014
Juni 2014 (2)
Juni 2014 (3)
Juni 2014 (4)
Juli 2014
Juli 2014 (2)
Agustus 2014
Agustus 2014 (2)
Agustus 2014 (3)- September 2014
September 2014(2)
P.S.: Niat terbesar membuat thread ini adalah membantu aku untuk inget-inget beberapa momen yang pernah terjadi. Karena momen-momen tersebut terlalu huwow untuk dilupain. Jadi, kalo cerita ini gak asik buat yang baca, kalo terlalu cetek, terlalu mainstream, maafin da ini ceritaku. Mana ceritamu? :')
November 2013
November 2013 (2)
Desember 2013
Desember 2013 (2)
Desember 2013 (3)
Januari 2014
Februari 2014
Februari 2014(2)
Februari 2014(3)
Maret 2014
Maret 2014 (2)
April 2014
Mei 2014
Mei 2014 (2)
Mei 2014 (3)
Juni 2014
Juni 2014 (2)
Juni 2014 (3)
Juni 2014 (4)
Juli 2014
Juli 2014 (2)
Agustus 2014
Agustus 2014 (2)
Agustus 2014 (3)- September 2014
September 2014(2)
P.S.: Niat terbesar membuat thread ini adalah membantu aku untuk inget-inget beberapa momen yang pernah terjadi. Karena momen-momen tersebut terlalu huwow untuk dilupain. Jadi, kalo cerita ini gak asik buat yang baca, kalo terlalu cetek, terlalu mainstream, maafin da ini ceritaku. Mana ceritamu? :')
Diubah oleh gladys14 07-09-2015 07:02
anasabila memberi reputasi
1
19.9K
150
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gladys14
#71
Juni 2014 (3)
Besoknya saat bangun tidur aku iseng mengecek akun @yyyy. Dia mentweet sesuatu tentang masalah ini gak ya? Dan... akun tersebut diprotect sekarang. Iya, karena aku ga follow aku gak bisa liat apa aja isi tweetsnya.
Jadi ini yang kamu mau, Sam? Oh ya ampun mungkin hari ini juga kamu mau ngomong kalau kamu ingin tetep di dunia itu? Aku mesti gimana, Tuhan?
Kami janjian bertemu di Lawson jam 9 pagi. Dagdigdugnya warbiyazaa. Tapi aku sudah menyiapkan plan A-Z untuk segala situasi yang akan terjadi. Kaya yang iya, padahal mah ya gimana nanti aja.
***
Aku sampai di Lawson duluan. Katanya Sam akan sampai 5menit lagi.
Aku membeli kopi dan roti karena belum sarapan. Tak lama Sam datang. Melihatnya saja aku ingin nangis apalagi nanti kalau ngobrol. Hhh
Setelah selesai membeli makanan, Sam mengajakku duduk di lantai atas yang lebih sepi.
"Kamu tadi dari kosan?" ucapku
"Iya. Kenapa gitu?
"Kosan kamu apa Fedi?"
"Aku. Da dari kemarin siang kita chatting juga aku udah di kosan aku, Dis"
"Oh. Fedi mau kesini kapan?"
"Gak tau atuh. Mungkin ntar siangan. Da dia mah ada SP jadi lagi kuliah dulu"
"Oh"
Lalu kami sibuk dengan sarapan kami.
"Dis" ucapnya
"Iya?"
"Maafin aku ya?"
Jangan nangis. Jangan nangis. Jangan nangis "Iya hehe" ucapku sambil tersenyum.
"I didnt see it coming, Dis. Aku ga pernah nyangka kamu bakal tau kebusukan aku yang ini. Bentar, aku udah list poin-poin apa aja yang aku mau omongin takut lupa haha" ucapnya sambil membuka hpnya.
"Aku juga udah nulis apa-apa aja yang aku mau tau di notes haha"
"Oke aku cerita dulu deh ya. Ntar kalo ada yang kurang kamu tanyain. Tapi aku penasaran siah kenapa kamu bisa tau akun @yyyy?"
"Aku liat kamu waktu lagi twitteran sama akun @xxxx. Akunnya Indra kan? Dari sana aku nemu akun kamu" ucapku datar. Aku dan Aldi sepakat untuk menyembunyikan fakta kalau Aldi juga tau kalau Sam itu bisex.
"So you also know about Indra ya. Bagus aku jadi gampang ceritanya"
"Aku benci banget sama Indra. Kenapa sih dia bawa kamu ke dunia yang kaya gini?"
"Eh? Bukan-bukan. Kamu salah. Indra gak bawa aku. Aku yang bawa Indra. Ya udah aku ceritain ya dari awal yaa"
Aku menghela nafasku.
"Jadi kaya yang aku bilang kemarin I'm bisexual. Ada dua kepribadian di dalam aku. Ada sisi laki-laki dan perempuan. Ya mungkin kamu juga nyadar kali ya. Sisi feminim aku lebih tinggi kalo dibandingin sama cowo-cowo lain"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Gladys, come on. Kamu harus nerima kenyataan itu. Ga usah bohongin diri kamu sendiri"
"Karena kamu bener-bener laki-laki di mata aku, Sam"
Sam menghela nafas. Dia diam "Huh pengen nangis ya ternyata haha" ucapnya "Kamu juga tau kan Dis aku itu sensitif, aku overthinking. Cowo itu gak kaya gitu"
Aku diam.
"Jadi ini semua berawal waktu aku kelas 5 SD" Sam diam. Sepertinya menceritakan ini semua juga berat untuknya "Waktu itu ada laki-laki yang kurang ajar sama aku. Dia..."
Aku menutup telingaku. Air mata mulai menetes.
"Kenapa?" tanya Sam.
"Can we skip that part?" ucapku. Aku gak tega dengernya. Aku gak sanggup ngebayangin siapa dan gimana yang tega sampe ngerusak kehidupan orang kaya gitu.
"Yakin gak mau tau?" tanya Sam. Aku mengangguk.
"Oke. Aku sama sekali gak cerita apa yang terjadi ke orang tua aku. Dari kejadian itu banyak hal berubah. Aku lebih seneng diajak main dandan dan nari sama teteh aku. Disini kenapa aku kadang benci keluarga aku. Aku ngerasa mereka gak ada pas aku butuh didikan dan proteksi mereka. Mamah bapa sibuk sama kerjaan. Aa aku, sosok cowo yang bisa jadi panutan, udah pindah ke Bandung buat sekolah dari pas aku SD. Cuma ada teteh yang bisa aku ikutin."
Aku mulai menunduk dan menangis.
"SMP aku malah makin dijauhin dari orang tua, aku pesantren. Aku gak pede untuk temenan sama banyak orang karena aku ngerasa aku beda. Dan aku ketemu Indra. Inget ya Dis. Aku sama Indra sahabatan, gak pernah lebih. Aku akhirnya cerita ke Indra tentang perasaan aku yang beda, yang kadang tertarik ke lawan jenis. Dan Indra tetep nerima aku sebagai temennya"
Aku cuma diam memainkan sedotan.
"Oh iya kaya yang dulu aku bilang sampe umur segini aku punya 3 mantan. Dan pacar aku yang cewe hanya pas aku SMP. Sisanya kamu bisa nebak. And I had my first kiss when I was senior high school"
"Oke balik lagi ke Indra. Setelah SMA, Indra ngerasa minder karena dia nggak tinggi dan gak ada cewe yang mau sama dia. Orang tuanya cerai. Terus dia juga jadi bisex secara kemauan dia sendiri. Aku yang jadiin Indra bisex" (gak ngerti deh maksudnya "ngejadiin dia bisex" tuh gimana) "Tentang Indra nih ya, aku ingin negasin lagi kalau aku gak pernah ada hal lebih dari sahabatan sama dia. Indra sama aku tuh "kieu" pisan. Walaupun sering musuhan dan apa kita kaya balik lagi aja gitu. Kaya kamu sama Aldi lah. Kadang kita sering juga nangis barengan menyesali hidup kita yang hina kaya gini"
"Oke sampe sana udah jijik belum sama aku?" tanya Sam
Aku memandangnya "Gak tau Sam aku mati rasa"
"Nah! Finally God aku dapet istilah yang tepat untuk isi hati aku sekarang! Mati rasa. Iya aku juga mati rasa" ucapnya.
"Sok lanjutin" ucapku karena Sam diam saja.
"Bentar atuh cape ih ngomong wae" ucapnya sambil minum "kamu gak mau nanya apa dulu gitu ke aku?"
"Kayaknya poin yang kamu mau jelasin sama sih kaya yang mau aku tanyain. Eh tapi aku pengen tau. Kan mantan kamu 3? Satu pas SMP. Satunya lagi pas SMA. Satunya lagi kapan? Pas SMA juga?"
"Good question" ucapnya "Kamu inget bulan Maret lalu aku pernah bilang mau beli boneka rilakuma buat sepupu aku?"
"Sepupu kamu itu pacar kamu?"
"Bingo. Iya, aku bohong sama kamu."
Aku diam sebentar "Anak mana?"
"Namanya Kiki. Anak SMA X. Aku kenal dia lewat twitter pas bulan November. Kita jadian bulan Januari. Dan, putus bulan Maret. Aku mutusin dia waktu itu"
"Oh" ucapku pelan. Banyak pikiran bermunculan di otakku. November waktu Sam lagi mulai jauh sama Tiwi. Dan setelah Sam bilang dia ngeceng cewe baru itu pun Sam jadian sama cowo ini. "Kenapa putus?" tanyaku.
"Dianya masih kecil jadi gitulah lebay galau mulu. Males." ucapnya.
Aku cuma ber-oh.
"Lagian, Dys, siap ya aku mau bilang sesuatu yang getek haha di bulan Maret itu, keberadaan kamu mulai berarti banget buat aku. Aku mulai sadar kalo aku ga cuma suka kamu kaya aku suka Diva atau Tiwi dulu. Ke kamu mah beda. Dan jujur baru kali ini aku ngerasain itu sama cewe. Aku sayang banget, Dis, sama kamu"
"Hehe geleuh" ucapku sambil mengusap air mata yang menetes lagi. Kenapa sih suka sama orang harus sebegini sulit?
"You have been crying a lot ya, Dis?" ucap Sam menatapku iba.
"Like every night in April" ucapku sambil tersenyum.
"Kenapa kamu gak bilang ke aku dari April sih Dis? Ah stop Sam this is your mistake," ucapnya "Tau gak Dis, kemarin setelah kamu bilang kamu tau akun @yyyy. Aku kaya hidup enggan mati tak mau gituloh. Ngerasa hina. Ngerasa kotor. Sempet juga kepikiran bunuh diri cuma tambah hina dong urang mun bunuh diri" ucapnya.
"Aku nyampe udah pegang piso klz kemarin" ucapku "Udah ah gamau ngomongin bunuh diri. Tau gak sih Sam, aku kayanya dikasih kelebihan sama Allah haha aku tau kalo kamu boong"
"Lah masa" ucapnya mencibirku bercanda "mana aja cik?"
"Si rilakuma itu aku tau. Terus pas kita abis beli baju di jl. Riau itu bukan Indra kan yang nelepon?"
"Iya itu Fedi. Tapi bener da itu mu ngajak ke pamerannya Indra" ucapnya
"Waktu kamu nanyain angkot ke Braga..."
"Iya aku bilang kapan-kapan aja aku mau ke Braga padahal malem itu aku langsung kesana sama Fedi"
"Waktu kamu bilang gak bales chat karena udah tidur" ucapku
"Aku lagi nginep sama anak-anak banyakan jadi males pegang hp" ucapnya "Udah ah dis. Bener. Kamu tau semuanya. I thought I'm good at lying"
"But you cant lie to me" ucapku
"Iya. Ngeri. Di satu sisi kesel sih jadi gak bisa boongin kamu haha tapi di sisi lain bagus. Koneksi kita udah jauh banget berati. And I promise you no more lies. Aku janji gak akan pernah bohongin kamu lagi mulai detik ini"
Aku tersenyum. Ada lega yang kudapat dari pernyataan itu "Btw siapa aja yang tau kalo kamu punya dunia lain?" tanyaku
"Dunia lain dong ngakak haha tapi bener sih. Aku ceritainnya siapa aja temen aku di dunia lain we ya. Soalnya yang tau aku punya dunia lain itu cuma kamu doang eh gimana ya. Jadi yang tau aku punya dua dunia, ya mereka juga punya dua dunia. Cuma kamu doang yang punya satu dunia"
"I see" ucapku.
"Emang selama ini kamu ga curiga ya Dis? Kalo kamu liat followers aku di IG dan di twitter itu banyak loh orang-orang yang punya dua dunia. Kenalnya macem-macem. Ada yang dikenalin temen, ada yang kenal di twitter terus ketemuan dan banyaklah. Si X, W, Y, Z yang sering main bareng aku itu, itu juga sama. Ada satu permintaan yang mau aku minta ke kamu tapi aku mau ceritain Fedi dulu ke kamu"
Dag dig dug. Is he your boyfriend? Aku cemas sekali.
"Jadi aku kenal Fedi itu gara-gara aplikasi setan. Kamu tau aplikasi 'ini'?" ucapnya.
Aku menggelengkan kepalaku.
"Jadi dengan aplikasi itu kita bisa nambah temen yang di sekitar lingkungan kita yang pake aplikasi itu juga. Dan kita bisa milih sex orientasi kita di app itu. Setan emang. Aku iseng nyoba. Dan aku kenalan sama Fedi yang ternyata satu fakultas sama kita"
"Dan aku sama Fedi itu... sahabatan doang" ucapnya "Aku seneng sama Fedi karena dia pinter, openminded dan sering satu pemikiran sama aku. Fedi itu kaya kamu sama Indra disatuin. Aku seneng aja sahabatan sama dia. is it clear enough?"
Aku mengangguk. Sebenernya banyak hal yang gak clear kaya kenapa atuh tiap main sama Fedi harus boong sama aku? Kan kalo main sama Indra mah kamu jujur terus. Kalo buat kamu sosok aku dan Indra ada di Fedi berarti kamu bisa hidup tanpa aku, karena toh Fedi udah bisa gantiin dua orang yang kata kamu berarti buat kamu.
"Gini Dis, dunia lain aku tuh ya ga terus-terusan kambuh. Awal masuk kuliah, karena banyak tugas dan gak kenal banyak orang di Bandung aku hampir gak mikirin itu. Pas ngejabat di HiMa kan sibuk aku sama sekali gak mikirin itu. Dari mulai bulan Maret juga aku udah ingin insyaf tapi busuknya aku malah nemu aplikasi tadi. Gitu sih dan sekarang aku mau aku gak masuk kesana lagi." ucapnya yakin.
"Bentar" ucapnya sambil membuka laptop.
"Aku ngeprotect akun @yyyy" ucapnya "Karena mesti rapih-rapih idup dulu disana. Aku ngetweet sesuatu juga disana kemarin. Mau baca?"
Aku menggeleng, entah kenapa. Padahal biasanya aku kepo sekali.
Sam pun sedikit heran "Hmm. Okay. Sekarang di depan kamu, aku mau..." Sam memperlihatkan layar laptopnya padaku. Mousenya bergerak kesana kemari. Dia menghapus akun @yyyy "ngebuktiin kalau aku mau berubah. @yyyy udah mati."
Aku meneteskan air mataku lagi. Ada senang ada sakit yang aku rasakan.
"Terus..." Sam mengambil handphonenya dan meletakannya di depanku "my handphone is totally yours. Iya dis selama ini aku gak mau siapapun megang hp aku karena banyak chat dari dunia lain disana."
Aku menundukan kepalaku lagi sambil mengambil tisu di meja. Aku menangis lagi.
Sam diam.
"Sam ih. Bukan ini yang aku mau." ucapku pelan.
"Maksudnya gimana?"
"Aku gak mau kamu berubah buat aku..."
"Idih pede amat neng" ucapnya mencibirku "dari dulu aku selalu niat untuk berubah dis. Aku ngerti bisexual itu dosa besar. Udahlah kalo ngomongin dosa mah da aku ahli neraka. Dan aku rasa sekarang waktunya buat berubah. Allah ngasih jalan Dis. Dan alhamdulillahnya jalannya indah banget."
Air mataku masih keluar "Aku gak mau jadi penghalang kebahagiaan kamu" ucapku lagi.
Sam menghembuskan napas kuat-kuat "And how if my current happiness is you?" tanyanya "aku yakin dis. Please bantu aku yakin sama diri aku."
Aku diam masih sesenggukan.
"Udah kayaknya segitu cerita aku. Mari kita tutup sesi ini dengan doa akhir majelis, subhanakallahuma..., hamdallah, alhamdulillah..., dan istighfar sebanyak-banyaknya, astaghfirullah...., wassalamualaikum warrahmatullahiwabarrakatuh" ucap Sam bercanda.
Aku melemparkan tisu yang kupegang. Sebal.
"Geleuh ih basah" ucap Sam.
"Da air mata atuh bukan ingus!"
"Hahaha air mata cinta ya?"
"Geleuh ih!" aku melemparkan kemasan rotiku. Sam tertawa.
Hp Sam yang ada didepanku bergetar. Ada line masuk.
"Baca, Dis" ucapnya.
Aku menggidikan bahuku tak mau.
"Heeeh! Baca cepet aku mau ngambil ini dulu" kata Sam sambil membuka tasnya.
Akhirnya aku buka line itu. Dari Fedi: "Udah ngobrol berdua sama Gladysnya? Aku boleh kesana gak sekarang?"
Deg-deg.
Aku menggeser hp Sam kedepannya. Sam membacanya.
"Sok bales: Udah. Sok kamu kesini aja. Kita di Lawson"
"Gak mau ih sama kamu aja" kataku.
"Heeeh!" ucap Sam menirukan mimik bapa-bapa yang marah pada anaknya.
Akhirnya kubalas. Selesai aku mengetik, Sam memberikan cadburry padaku.
"Gak boleh nangis lagi ya nih udah disogok pake yang gede" ucapnya.
***
10 menit kemudian.
"Tuh Fedi" ucap Sam, matanya mengarah ke belekangku.
Aku membalikan badan
....
Bersambung ya gansis. Cape ngetiknya hahaha btw part ini masih taun 2014 ya dan ceritanya sampe taun 2015 hehe jadi masih banyak yang akan terjadi kedepannya hehe so keep reading
Jadi ini yang kamu mau, Sam? Oh ya ampun mungkin hari ini juga kamu mau ngomong kalau kamu ingin tetep di dunia itu? Aku mesti gimana, Tuhan?
Kami janjian bertemu di Lawson jam 9 pagi. Dagdigdugnya warbiyazaa. Tapi aku sudah menyiapkan plan A-Z untuk segala situasi yang akan terjadi. Kaya yang iya, padahal mah ya gimana nanti aja.
***
Aku sampai di Lawson duluan. Katanya Sam akan sampai 5menit lagi.
Aku membeli kopi dan roti karena belum sarapan. Tak lama Sam datang. Melihatnya saja aku ingin nangis apalagi nanti kalau ngobrol. Hhh
Setelah selesai membeli makanan, Sam mengajakku duduk di lantai atas yang lebih sepi.
"Kamu tadi dari kosan?" ucapku
"Iya. Kenapa gitu?
"Kosan kamu apa Fedi?"
"Aku. Da dari kemarin siang kita chatting juga aku udah di kosan aku, Dis"
"Oh. Fedi mau kesini kapan?"
"Gak tau atuh. Mungkin ntar siangan. Da dia mah ada SP jadi lagi kuliah dulu"
"Oh"
Lalu kami sibuk dengan sarapan kami.
"Dis" ucapnya
"Iya?"
"Maafin aku ya?"
Jangan nangis. Jangan nangis. Jangan nangis "Iya hehe" ucapku sambil tersenyum.
"I didnt see it coming, Dis. Aku ga pernah nyangka kamu bakal tau kebusukan aku yang ini. Bentar, aku udah list poin-poin apa aja yang aku mau omongin takut lupa haha" ucapnya sambil membuka hpnya.
"Aku juga udah nulis apa-apa aja yang aku mau tau di notes haha"
"Oke aku cerita dulu deh ya. Ntar kalo ada yang kurang kamu tanyain. Tapi aku penasaran siah kenapa kamu bisa tau akun @yyyy?"
"Aku liat kamu waktu lagi twitteran sama akun @xxxx. Akunnya Indra kan? Dari sana aku nemu akun kamu" ucapku datar. Aku dan Aldi sepakat untuk menyembunyikan fakta kalau Aldi juga tau kalau Sam itu bisex.
"So you also know about Indra ya. Bagus aku jadi gampang ceritanya"
"Aku benci banget sama Indra. Kenapa sih dia bawa kamu ke dunia yang kaya gini?"
"Eh? Bukan-bukan. Kamu salah. Indra gak bawa aku. Aku yang bawa Indra. Ya udah aku ceritain ya dari awal yaa"
Aku menghela nafasku.
"Jadi kaya yang aku bilang kemarin I'm bisexual. Ada dua kepribadian di dalam aku. Ada sisi laki-laki dan perempuan. Ya mungkin kamu juga nyadar kali ya. Sisi feminim aku lebih tinggi kalo dibandingin sama cowo-cowo lain"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Gladys, come on. Kamu harus nerima kenyataan itu. Ga usah bohongin diri kamu sendiri"
"Karena kamu bener-bener laki-laki di mata aku, Sam"
Sam menghela nafas. Dia diam "Huh pengen nangis ya ternyata haha" ucapnya "Kamu juga tau kan Dis aku itu sensitif, aku overthinking. Cowo itu gak kaya gitu"
Aku diam.
"Jadi ini semua berawal waktu aku kelas 5 SD" Sam diam. Sepertinya menceritakan ini semua juga berat untuknya "Waktu itu ada laki-laki yang kurang ajar sama aku. Dia..."
Aku menutup telingaku. Air mata mulai menetes.
"Kenapa?" tanya Sam.
"Can we skip that part?" ucapku. Aku gak tega dengernya. Aku gak sanggup ngebayangin siapa dan gimana yang tega sampe ngerusak kehidupan orang kaya gitu.
"Yakin gak mau tau?" tanya Sam. Aku mengangguk.
"Oke. Aku sama sekali gak cerita apa yang terjadi ke orang tua aku. Dari kejadian itu banyak hal berubah. Aku lebih seneng diajak main dandan dan nari sama teteh aku. Disini kenapa aku kadang benci keluarga aku. Aku ngerasa mereka gak ada pas aku butuh didikan dan proteksi mereka. Mamah bapa sibuk sama kerjaan. Aa aku, sosok cowo yang bisa jadi panutan, udah pindah ke Bandung buat sekolah dari pas aku SD. Cuma ada teteh yang bisa aku ikutin."
Aku mulai menunduk dan menangis.
"SMP aku malah makin dijauhin dari orang tua, aku pesantren. Aku gak pede untuk temenan sama banyak orang karena aku ngerasa aku beda. Dan aku ketemu Indra. Inget ya Dis. Aku sama Indra sahabatan, gak pernah lebih. Aku akhirnya cerita ke Indra tentang perasaan aku yang beda, yang kadang tertarik ke lawan jenis. Dan Indra tetep nerima aku sebagai temennya"
Aku cuma diam memainkan sedotan.
"Oh iya kaya yang dulu aku bilang sampe umur segini aku punya 3 mantan. Dan pacar aku yang cewe hanya pas aku SMP. Sisanya kamu bisa nebak. And I had my first kiss when I was senior high school"
"Oke balik lagi ke Indra. Setelah SMA, Indra ngerasa minder karena dia nggak tinggi dan gak ada cewe yang mau sama dia. Orang tuanya cerai. Terus dia juga jadi bisex secara kemauan dia sendiri. Aku yang jadiin Indra bisex" (gak ngerti deh maksudnya "ngejadiin dia bisex" tuh gimana) "Tentang Indra nih ya, aku ingin negasin lagi kalau aku gak pernah ada hal lebih dari sahabatan sama dia. Indra sama aku tuh "kieu" pisan. Walaupun sering musuhan dan apa kita kaya balik lagi aja gitu. Kaya kamu sama Aldi lah. Kadang kita sering juga nangis barengan menyesali hidup kita yang hina kaya gini"
"Oke sampe sana udah jijik belum sama aku?" tanya Sam
Aku memandangnya "Gak tau Sam aku mati rasa"
"Nah! Finally God aku dapet istilah yang tepat untuk isi hati aku sekarang! Mati rasa. Iya aku juga mati rasa" ucapnya.
"Sok lanjutin" ucapku karena Sam diam saja.
"Bentar atuh cape ih ngomong wae" ucapnya sambil minum "kamu gak mau nanya apa dulu gitu ke aku?"
"Kayaknya poin yang kamu mau jelasin sama sih kaya yang mau aku tanyain. Eh tapi aku pengen tau. Kan mantan kamu 3? Satu pas SMP. Satunya lagi pas SMA. Satunya lagi kapan? Pas SMA juga?"
"Good question" ucapnya "Kamu inget bulan Maret lalu aku pernah bilang mau beli boneka rilakuma buat sepupu aku?"
"Sepupu kamu itu pacar kamu?"
"Bingo. Iya, aku bohong sama kamu."
Aku diam sebentar "Anak mana?"
"Namanya Kiki. Anak SMA X. Aku kenal dia lewat twitter pas bulan November. Kita jadian bulan Januari. Dan, putus bulan Maret. Aku mutusin dia waktu itu"
"Oh" ucapku pelan. Banyak pikiran bermunculan di otakku. November waktu Sam lagi mulai jauh sama Tiwi. Dan setelah Sam bilang dia ngeceng cewe baru itu pun Sam jadian sama cowo ini. "Kenapa putus?" tanyaku.
"Dianya masih kecil jadi gitulah lebay galau mulu. Males." ucapnya.
Aku cuma ber-oh.
"Lagian, Dys, siap ya aku mau bilang sesuatu yang getek haha di bulan Maret itu, keberadaan kamu mulai berarti banget buat aku. Aku mulai sadar kalo aku ga cuma suka kamu kaya aku suka Diva atau Tiwi dulu. Ke kamu mah beda. Dan jujur baru kali ini aku ngerasain itu sama cewe. Aku sayang banget, Dis, sama kamu"
"Hehe geleuh" ucapku sambil mengusap air mata yang menetes lagi. Kenapa sih suka sama orang harus sebegini sulit?
"You have been crying a lot ya, Dis?" ucap Sam menatapku iba.
"Like every night in April" ucapku sambil tersenyum.
"Kenapa kamu gak bilang ke aku dari April sih Dis? Ah stop Sam this is your mistake," ucapnya "Tau gak Dis, kemarin setelah kamu bilang kamu tau akun @yyyy. Aku kaya hidup enggan mati tak mau gituloh. Ngerasa hina. Ngerasa kotor. Sempet juga kepikiran bunuh diri cuma tambah hina dong urang mun bunuh diri" ucapnya.
"Aku nyampe udah pegang piso klz kemarin" ucapku "Udah ah gamau ngomongin bunuh diri. Tau gak sih Sam, aku kayanya dikasih kelebihan sama Allah haha aku tau kalo kamu boong"
"Lah masa" ucapnya mencibirku bercanda "mana aja cik?"
"Si rilakuma itu aku tau. Terus pas kita abis beli baju di jl. Riau itu bukan Indra kan yang nelepon?"
"Iya itu Fedi. Tapi bener da itu mu ngajak ke pamerannya Indra" ucapnya
"Waktu kamu nanyain angkot ke Braga..."
"Iya aku bilang kapan-kapan aja aku mau ke Braga padahal malem itu aku langsung kesana sama Fedi"
"Waktu kamu bilang gak bales chat karena udah tidur" ucapku
"Aku lagi nginep sama anak-anak banyakan jadi males pegang hp" ucapnya "Udah ah dis. Bener. Kamu tau semuanya. I thought I'm good at lying"
"But you cant lie to me" ucapku
"Iya. Ngeri. Di satu sisi kesel sih jadi gak bisa boongin kamu haha tapi di sisi lain bagus. Koneksi kita udah jauh banget berati. And I promise you no more lies. Aku janji gak akan pernah bohongin kamu lagi mulai detik ini"
Aku tersenyum. Ada lega yang kudapat dari pernyataan itu "Btw siapa aja yang tau kalo kamu punya dunia lain?" tanyaku
"Dunia lain dong ngakak haha tapi bener sih. Aku ceritainnya siapa aja temen aku di dunia lain we ya. Soalnya yang tau aku punya dunia lain itu cuma kamu doang eh gimana ya. Jadi yang tau aku punya dua dunia, ya mereka juga punya dua dunia. Cuma kamu doang yang punya satu dunia"
"I see" ucapku.
"Emang selama ini kamu ga curiga ya Dis? Kalo kamu liat followers aku di IG dan di twitter itu banyak loh orang-orang yang punya dua dunia. Kenalnya macem-macem. Ada yang dikenalin temen, ada yang kenal di twitter terus ketemuan dan banyaklah. Si X, W, Y, Z yang sering main bareng aku itu, itu juga sama. Ada satu permintaan yang mau aku minta ke kamu tapi aku mau ceritain Fedi dulu ke kamu"
Dag dig dug. Is he your boyfriend? Aku cemas sekali.
"Jadi aku kenal Fedi itu gara-gara aplikasi setan. Kamu tau aplikasi 'ini'?" ucapnya.
Aku menggelengkan kepalaku.
"Jadi dengan aplikasi itu kita bisa nambah temen yang di sekitar lingkungan kita yang pake aplikasi itu juga. Dan kita bisa milih sex orientasi kita di app itu. Setan emang. Aku iseng nyoba. Dan aku kenalan sama Fedi yang ternyata satu fakultas sama kita"
"Dan aku sama Fedi itu... sahabatan doang" ucapnya "Aku seneng sama Fedi karena dia pinter, openminded dan sering satu pemikiran sama aku. Fedi itu kaya kamu sama Indra disatuin. Aku seneng aja sahabatan sama dia. is it clear enough?"
Aku mengangguk. Sebenernya banyak hal yang gak clear kaya kenapa atuh tiap main sama Fedi harus boong sama aku? Kan kalo main sama Indra mah kamu jujur terus. Kalo buat kamu sosok aku dan Indra ada di Fedi berarti kamu bisa hidup tanpa aku, karena toh Fedi udah bisa gantiin dua orang yang kata kamu berarti buat kamu.
"Gini Dis, dunia lain aku tuh ya ga terus-terusan kambuh. Awal masuk kuliah, karena banyak tugas dan gak kenal banyak orang di Bandung aku hampir gak mikirin itu. Pas ngejabat di HiMa kan sibuk aku sama sekali gak mikirin itu. Dari mulai bulan Maret juga aku udah ingin insyaf tapi busuknya aku malah nemu aplikasi tadi. Gitu sih dan sekarang aku mau aku gak masuk kesana lagi." ucapnya yakin.
"Bentar" ucapnya sambil membuka laptop.
"Aku ngeprotect akun @yyyy" ucapnya "Karena mesti rapih-rapih idup dulu disana. Aku ngetweet sesuatu juga disana kemarin. Mau baca?"
Aku menggeleng, entah kenapa. Padahal biasanya aku kepo sekali.
Sam pun sedikit heran "Hmm. Okay. Sekarang di depan kamu, aku mau..." Sam memperlihatkan layar laptopnya padaku. Mousenya bergerak kesana kemari. Dia menghapus akun @yyyy "ngebuktiin kalau aku mau berubah. @yyyy udah mati."
Aku meneteskan air mataku lagi. Ada senang ada sakit yang aku rasakan.
"Terus..." Sam mengambil handphonenya dan meletakannya di depanku "my handphone is totally yours. Iya dis selama ini aku gak mau siapapun megang hp aku karena banyak chat dari dunia lain disana."
Aku menundukan kepalaku lagi sambil mengambil tisu di meja. Aku menangis lagi.
Sam diam.
"Sam ih. Bukan ini yang aku mau." ucapku pelan.
"Maksudnya gimana?"
"Aku gak mau kamu berubah buat aku..."
"Idih pede amat neng" ucapnya mencibirku "dari dulu aku selalu niat untuk berubah dis. Aku ngerti bisexual itu dosa besar. Udahlah kalo ngomongin dosa mah da aku ahli neraka. Dan aku rasa sekarang waktunya buat berubah. Allah ngasih jalan Dis. Dan alhamdulillahnya jalannya indah banget."
Air mataku masih keluar "Aku gak mau jadi penghalang kebahagiaan kamu" ucapku lagi.
Sam menghembuskan napas kuat-kuat "And how if my current happiness is you?" tanyanya "aku yakin dis. Please bantu aku yakin sama diri aku."
Aku diam masih sesenggukan.
"Udah kayaknya segitu cerita aku. Mari kita tutup sesi ini dengan doa akhir majelis, subhanakallahuma..., hamdallah, alhamdulillah..., dan istighfar sebanyak-banyaknya, astaghfirullah...., wassalamualaikum warrahmatullahiwabarrakatuh" ucap Sam bercanda.
Aku melemparkan tisu yang kupegang. Sebal.
"Geleuh ih basah" ucap Sam.
"Da air mata atuh bukan ingus!"
"Hahaha air mata cinta ya?"
"Geleuh ih!" aku melemparkan kemasan rotiku. Sam tertawa.
Hp Sam yang ada didepanku bergetar. Ada line masuk.
"Baca, Dis" ucapnya.
Aku menggidikan bahuku tak mau.
"Heeeh! Baca cepet aku mau ngambil ini dulu" kata Sam sambil membuka tasnya.
Akhirnya aku buka line itu. Dari Fedi: "Udah ngobrol berdua sama Gladysnya? Aku boleh kesana gak sekarang?"
Deg-deg.
Aku menggeser hp Sam kedepannya. Sam membacanya.
"Sok bales: Udah. Sok kamu kesini aja. Kita di Lawson"
"Gak mau ih sama kamu aja" kataku.
"Heeeh!" ucap Sam menirukan mimik bapa-bapa yang marah pada anaknya.
Akhirnya kubalas. Selesai aku mengetik, Sam memberikan cadburry padaku.
"Gak boleh nangis lagi ya nih udah disogok pake yang gede" ucapnya.
***
10 menit kemudian.
"Tuh Fedi" ucap Sam, matanya mengarah ke belekangku.
Aku membalikan badan
....
Bersambung ya gansis. Cape ngetiknya hahaha btw part ini masih taun 2014 ya dan ceritanya sampe taun 2015 hehe jadi masih banyak yang akan terjadi kedepannya hehe so keep reading

Diubah oleh gladys14 30-08-2015 14:27
0