- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Tak Sempurna
...
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.
Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.
Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.
NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aldiansyahdzs
#95
Setelah Kepergian – Part 4
Aku hanya tersenyum, sejujurnya ini bukan tersenyum karena ia telah memujiku. Aku tersenyum karena tak kuasa melihat segala kecantikan yang ia miliki.
“Ta tuh dah beres. Itu tampilan desktopnya kamu nginstallnya GUI. Kalo kamu nanti udh kelas 2 kamu belajar CLI-nya.” Ujarku.
“Tuh kan akang pinter.” Ia memuji untuk kedua kalinya.
Aku hanya membalas pujian itu dengan senyumanku.
“Eh kang. Akang hari minggu free kan? Temenin Octa yah ke ulang tahun temen Octa. Terus temenin Octa nonton.” Ajaknya.
“Yakin mau ngajak akang? Akang cuma pake motor matic loh. Haha” Ujarku dengan nada tertawa.
“Ya terus masalahnya apa?” Ujarnya.
“Hehe engga kok, jam berapa?” Tanyaku.
“Jam 10. Masih ingetkan rumah Octa?” Tanyanya.
“Hmmmm. Komplek Anggrek Blok D No 4” Jawabku.
“Oke deh kang. See you next week yah. Cukur rambutnya kang jelek tau.” Tunjukknya kearah rambutku
“Heem. Pulang sama siapa? Sendiri?” Tanyaku.
“Octa naik motor kang. Hehe. Assalamualaikum kang.” Pamitnya.
“Walaikumsalam hati hati. “ Ujarku.
Malam ini aku harus menuntaskan tugas demi tugas. Kalau bukan syarat untuk mengikuti Ujian Nasional mungkin aku tak akan menyentuh tugas – tugas ini. Entah berapa kali aku menggaruk kepalaku sendiri, pelajaran matematika yang dulu menjadi salah satu pelajaran favorit kini menjadi pelajaran yang menyebalkan. Cara penyampaian pelajaran ini terkesan 1 arah membuatku tidak mengerti apa yang dijelaskan.
Kacau, ujarku sendiri dalam hati.
Butuh waktu 15 menit untuk mengerjakan 1 soal matematika. Jika dikelas untuk mengerjakan soal tidak akan memakan waktu selama ini. Bisa saja aku bertanya bagaimana agar mudah terselesaikan atau bisa saja aku menyalin isi dari temanku. Cara kedua memang sangat praktis namun jika dilakukan terus menerus, apa kabar Ujian Nasional? Apalagi dengan terpilihnya sekolahku menggunakan Ujian Nasional berbasis Komputerisasi.
Akhirnya meskipun membuat kepalaku sedikit pusing. Soal demi soal terselesaikan meski aku belum tahu apa yang ku kerjakan ini benar atau salah. Tapi yang terpenting adalah aku telah mencoba. Ya setidaknya aku telah mencoba mengerjakan soal – soal ini meskipun dengan susah payah. Jika hasilnya benar syukur. Namun jika hasilnya salah, aku harus menganalisis letak kesalahanku dimana lalu mengerjakan kembali.
Tret tret tret.
Aku makin penasaran siapa yang mengirim sms ini.
Aku hanya tersenyum, sejujurnya ini bukan tersenyum karena ia telah memujiku. Aku tersenyum karena tak kuasa melihat segala kecantikan yang ia miliki.
“Ta tuh dah beres. Itu tampilan desktopnya kamu nginstallnya GUI. Kalo kamu nanti udh kelas 2 kamu belajar CLI-nya.” Ujarku.
“Tuh kan akang pinter.” Ia memuji untuk kedua kalinya.
Aku hanya membalas pujian itu dengan senyumanku.
“Eh kang. Akang hari minggu free kan? Temenin Octa yah ke ulang tahun temen Octa. Terus temenin Octa nonton.” Ajaknya.
“Yakin mau ngajak akang? Akang cuma pake motor matic loh. Haha” Ujarku dengan nada tertawa.
“Ya terus masalahnya apa?” Ujarnya.
“Hehe engga kok, jam berapa?” Tanyaku.
“Jam 10. Masih ingetkan rumah Octa?” Tanyanya.
“Hmmmm. Komplek Anggrek Blok D No 4” Jawabku.
“Oke deh kang. See you next week yah. Cukur rambutnya kang jelek tau.” Tunjukknya kearah rambutku
“Heem. Pulang sama siapa? Sendiri?” Tanyaku.
“Octa naik motor kang. Hehe. Assalamualaikum kang.” Pamitnya.
“Walaikumsalam hati hati. “ Ujarku.
***
Malam ini aku harus menuntaskan tugas demi tugas. Kalau bukan syarat untuk mengikuti Ujian Nasional mungkin aku tak akan menyentuh tugas – tugas ini. Entah berapa kali aku menggaruk kepalaku sendiri, pelajaran matematika yang dulu menjadi salah satu pelajaran favorit kini menjadi pelajaran yang menyebalkan. Cara penyampaian pelajaran ini terkesan 1 arah membuatku tidak mengerti apa yang dijelaskan.
Kacau, ujarku sendiri dalam hati.
Butuh waktu 15 menit untuk mengerjakan 1 soal matematika. Jika dikelas untuk mengerjakan soal tidak akan memakan waktu selama ini. Bisa saja aku bertanya bagaimana agar mudah terselesaikan atau bisa saja aku menyalin isi dari temanku. Cara kedua memang sangat praktis namun jika dilakukan terus menerus, apa kabar Ujian Nasional? Apalagi dengan terpilihnya sekolahku menggunakan Ujian Nasional berbasis Komputerisasi.
Akhirnya meskipun membuat kepalaku sedikit pusing. Soal demi soal terselesaikan meski aku belum tahu apa yang ku kerjakan ini benar atau salah. Tapi yang terpenting adalah aku telah mencoba. Ya setidaknya aku telah mencoba mengerjakan soal – soal ini meskipun dengan susah payah. Jika hasilnya benar syukur. Namun jika hasilnya salah, aku harus menganalisis letak kesalahanku dimana lalu mengerjakan kembali.
Tret tret tret.
Quote:
Aku makin penasaran siapa yang mengirim sms ini.
Quote:
JabLai cOY dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup