- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#5872
Stagecraft 2
"Kamu ngapain berdua sama Ratu?!
"
"Gak tau, aku mau direbut kali dari kamu
" Kata gue iseng
"
" Wajah Iren tambah galak
Cubitan Iren dipinggang gue makin kencang
"Aduhh sakiiit
" Teriak gue
"Aku serius, ngapain kalian hah??!
" Kata Iren dengan emosi
"Iya iya, aku bercanda, aduh.. aduh.." Gue mengaduh dengan nada tinggi seperti kebiasaan Iren
Iren melepas cubitannya
"Kamu ihhh, aku lagi kesel juga" Kata Iren sambil manyun
"Kenapa?" Kata gue sambil mengelus sebelah kepalanya bagian samping, disekitar telinganya
"Itu pengelolanya ngeselin, kan kita uda pesan tiga tempat ya.."
"..tapi katanya yang satu baru bisa dipakai besok.."
Keluh Iren
"Kok gitu?
"
"Katanya yang nyewa sebelumnya belum pergi, jadi mesti nungguin dia pergi dulu" Lanjut Iren
Panita nyewa tempat nginap dari dua tempat. Yang satu buat panitia (yang agak murah), satunya lagi buat peserta (yang rada mahalan dikit). Nah tempat yang buat panitia ini ternyata cuman ready dua, padahal mereka nyewa tiga. Iren tugasnya buat ngurusin beginian. Alhasil kesel deh dia. Nah sasaran amukannya bebeb Iren adalah gue. Secara gue kan pacarnya yang adorable
"Ohh yauda, entar kita keliling aja nyari tempat lagi" Kata gue menawarkan solusi
"Aku uda nyari seharian yam, tapi gak ketemu
" Kata Iren
"Tenang, nanti ayam bantu cariin sampai pelosok-pelosok" Kata gue sambil membusungkan dada
"
"
"RCTI oke
" Kata gue sambil mengacungkan jempol
"
" Iren senyum nyengir
Ini jokes dimasa gue, orang-orang sekarang sih gak pada ngerti maksudnya hehe
Mungkin pada nanya ya, kenapa Iren gak cemburuan atau curigaan sama gue bakal deketin Ratu. Gue sama Iren uda pernah bahas ini dulu diawal-awal hubungan kita dan semingguan ini juga. Tapi gue kasih pengertian ke doi kalo emang Ratu bukan selera gue. Dia gak percaya dan dia selalu gak percaya. Terus gue bilang gini,
"Kamu boleh ya tanya teman ku atau mami Widya, aku bahkan belum pernah pacaran selama kuliah.."
"..dan percaya atau ngak, aku gak pernah pacaran seumur hidup, kamu yang pertama dok"
Dan benar, dia nanya Widya dan muncullah dua nama, Una dan Mia. Terus gue bilang, ya emang bukan jodoh ku aja, gak cocok. Lalu gue kasih pengertian lagi.
"Hubungan ini kan kita yang jalanin.."
"..Kalau seandainya ada orang ketiga.."
"..Artinya kita belum benar-benar jadi pasangan yang saling mengerti.."
"..Artinya kita masih harus belajar.."
"..Tapi kalau kita sendiri bawa-bawa nama orang ketiga yang pada kenyataannya gak ada.."
"Itu namanya bodoh, cari penyakit.."
"Aku yakin, kita bukan orang sebodoh itu untuk menyia-nyiakan hubungan kita."
Bijak kan gue? Bukan masalah bijak sih sebenarnya. Tapi gue agak aneh melihat pasangan-pasangan diluar sana, apalagi yang katanya mau berubah untuk pasangan. Itu bodoh. Masing-masing orang punya nalar, tau mana yang baik dan buruk. Sudah seharusnya kita mengharapkan dan melakukan yang baik, bukannya membanggakan yang buruk. Jadi berubah untuk pasangan itu omong kosong, kalau pasangan kalian mengharapkan kalian berubah, segera minta berakhir. Jangan seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Disuru maju ya maju, disuru mundur ya mundur.
Iren mau gak mau harus menerima gue yang idealis seperti ini. Sama halnya seperti gue yang menerima dan belajar menyukai sifatnya. Kasarnya, dia bukan gue yang gedein, bukan gue yang kasih makan, apa hak gue ngatur-ngatur dia seperti keinginan gue?
*Opsss, sedikit pengecualian kalau gue lagi rada "bermasalahan" dengan kepribadian.
Anw, setelahnya Iren balik lagi buat koordinasi sama panitia-panitia lainnya. Gue pun beranjak keluar buat nyari angin sambil nyari rekan-rekan sejawat gue. Orang pertama yang gue liat adalah Adit. Gak begitu penting sih peranannya, kita cuman muter-muter doank sambil ngeliat-ngeliat langit senja.
Setelah itu para mahasiswa baru disuru berkumpul buat makan malam, nah disitu gue ketemu Wawan
"Boy, mana gebetan lo?" Tanya gue
"Lagi nyari makan dia, eh iya, lo temenin gue ambil makan, terus kita duduk bareng doi boy" Kata Wawan bersemangat
"Lah? Terus gue jadi obat nyamuk donk ngelingker-lingker" Tolak gue
"Buru ah! Banyak protes, keburu dia duduk sama temannya
"
Gue sama Wawan pergi kedalam salah satu rumah yang jadiin dapur tadi. Makan malam hari ini ala prasmanan. Sambil berdesak-desakkan. Gue liat disana ada cewe gue si kodok, jadi gue berinisiatif buat meninggalkan Wawan
Dia harus berani lah nyamperin cewek sendirian, masa ngajak-ngajak gue. Emang gue emaknya masih perlu diemong
Eh ternyata gak disangka-sangka, gue dan Wawan berjalan ke arah yang sama.
Iren melihat gue duluan
"Ayam!" Teriak Iren
"
" gue nyengir
"Cepetan sini ambil piring cepetan" Kata Iren
Gue dengan segera mengambil piring dan sendok plastik yang sudah disiapkan panitia. Setelah itu gue mengambil barisan disebelah Iren. Jadi gue gak perlu ngantri lagi. Inilah untungnya jadi senior dan punya pacar staf khusus "kepresidenan"
"Kenalin yam, ini adik kelasku, Ane" Kata Iren sambil menunjuk ke wanita yang ada disebelahnya
"Ane"
"Jeki"
"
"
Gue dan cewek ini bersalaman
"Adik kelas dari tanah minang?
" Tanya gue
"Iya" Kata Ane sambil tertawa kecil
"Ini ayam, ini sayur, ini bla-bla-bla" Kata Iren sambil menyendokin lauk pauk kedalam piring gue yang seketika itu juga penuh.
Empat sehat Lima sempurna semua ada dipiring gue, dan semuanya Iren yang nyendokin. Emang istri idaman lah ni cewe gue.
Setelah itu kita bertiga keluar buat nyari spot untuk duduk makan. Saat itu gue uda lupa Wawan,
sampe tiba-tiba dia mukul bahu gue dari belakang
"Kampret gue ditinggal!" Kata Wawan
"Sori boy hehe
" kata gue
"Ne, Ren" Kata Wawan ke cewe-cewe didepan
"Mas" Sahut mereka berdua kompak
"Lah, katanya lu mau nyari gebetan lu, mana anaknya?" Kata gue
"
" Mata Wawan membesar
Seketika itu juga gue baru ngeh setelah melihat Ane.
"Oh, jadi Ane gebetan lu?
" Ejek gue
Wawan tidak menjawab
"Ealah malu-malu, boleh lah selera lu boy" Kata gue
Iren melihat gue kebingungan.
Ane tampaknya malu-malu kucing.
"Sama selera kita, salero minang
" Kata gue ngakak
"Ciyeh, baru seminggu kuliah
" kata Iren sambil nyenggol tangan Ane
"
" gue ngakak lagi melihat reaksi Wawan dan Ane.
"Sayang, kita pindah yuk, gak enak jadi obat nyamuk, biar lah mereka berdua saling bercengkrama sambil menikmati sajian malam ini" Kata gue sok puitis
"Hayuk
" Iren beranjak berdiri dan menggandeng lengan gue
Gue pun ikut berdiri dan sebelum gue pergi terlalu jauh, gue melihat ke belakang ke arah Wawan.
Wawan juga melihat ke arah gue
"ckckck" Kata gue sambil menggelengkan kepala dan tersenyum penuh arti ke Wawan
'Kampret"
mungkin Wawan sedang menggerutu membalas senyuman sinis gue
""Gak tau, aku mau direbut kali dari kamu
" Kata gue iseng"
" Wajah Iren tambah galakCubitan Iren dipinggang gue makin kencang
"Aduhh sakiiit
" Teriak gue"Aku serius, ngapain kalian hah??!
" Kata Iren dengan emosi"Iya iya, aku bercanda, aduh.. aduh.." Gue mengaduh dengan nada tinggi seperti kebiasaan Iren
Iren melepas cubitannya
"Kamu ihhh, aku lagi kesel juga" Kata Iren sambil manyun
"Kenapa?" Kata gue sambil mengelus sebelah kepalanya bagian samping, disekitar telinganya
"Itu pengelolanya ngeselin, kan kita uda pesan tiga tempat ya.."
"..tapi katanya yang satu baru bisa dipakai besok.."
Keluh Iren
"Kok gitu?
""Katanya yang nyewa sebelumnya belum pergi, jadi mesti nungguin dia pergi dulu" Lanjut Iren
Panita nyewa tempat nginap dari dua tempat. Yang satu buat panitia (yang agak murah), satunya lagi buat peserta (yang rada mahalan dikit). Nah tempat yang buat panitia ini ternyata cuman ready dua, padahal mereka nyewa tiga. Iren tugasnya buat ngurusin beginian. Alhasil kesel deh dia. Nah sasaran amukannya bebeb Iren adalah gue. Secara gue kan pacarnya yang adorable

"Ohh yauda, entar kita keliling aja nyari tempat lagi" Kata gue menawarkan solusi
"Aku uda nyari seharian yam, tapi gak ketemu
" Kata Iren"Tenang, nanti ayam bantu cariin sampai pelosok-pelosok" Kata gue sambil membusungkan dada
"
""RCTI oke
" Kata gue sambil mengacungkan jempol"
" Iren senyum nyengirIni jokes dimasa gue, orang-orang sekarang sih gak pada ngerti maksudnya hehe
Mungkin pada nanya ya, kenapa Iren gak cemburuan atau curigaan sama gue bakal deketin Ratu. Gue sama Iren uda pernah bahas ini dulu diawal-awal hubungan kita dan semingguan ini juga. Tapi gue kasih pengertian ke doi kalo emang Ratu bukan selera gue. Dia gak percaya dan dia selalu gak percaya. Terus gue bilang gini,
"Kamu boleh ya tanya teman ku atau mami Widya, aku bahkan belum pernah pacaran selama kuliah.."
"..dan percaya atau ngak, aku gak pernah pacaran seumur hidup, kamu yang pertama dok"
Dan benar, dia nanya Widya dan muncullah dua nama, Una dan Mia. Terus gue bilang, ya emang bukan jodoh ku aja, gak cocok. Lalu gue kasih pengertian lagi.
"Hubungan ini kan kita yang jalanin.."
"..Kalau seandainya ada orang ketiga.."
"..Artinya kita belum benar-benar jadi pasangan yang saling mengerti.."
"..Artinya kita masih harus belajar.."
"..Tapi kalau kita sendiri bawa-bawa nama orang ketiga yang pada kenyataannya gak ada.."
"Itu namanya bodoh, cari penyakit.."
"Aku yakin, kita bukan orang sebodoh itu untuk menyia-nyiakan hubungan kita."
Bijak kan gue? Bukan masalah bijak sih sebenarnya. Tapi gue agak aneh melihat pasangan-pasangan diluar sana, apalagi yang katanya mau berubah untuk pasangan. Itu bodoh. Masing-masing orang punya nalar, tau mana yang baik dan buruk. Sudah seharusnya kita mengharapkan dan melakukan yang baik, bukannya membanggakan yang buruk. Jadi berubah untuk pasangan itu omong kosong, kalau pasangan kalian mengharapkan kalian berubah, segera minta berakhir. Jangan seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Disuru maju ya maju, disuru mundur ya mundur.
Iren mau gak mau harus menerima gue yang idealis seperti ini. Sama halnya seperti gue yang menerima dan belajar menyukai sifatnya. Kasarnya, dia bukan gue yang gedein, bukan gue yang kasih makan, apa hak gue ngatur-ngatur dia seperti keinginan gue?
*Opsss, sedikit pengecualian kalau gue lagi rada "bermasalahan" dengan kepribadian.
Anw, setelahnya Iren balik lagi buat koordinasi sama panitia-panitia lainnya. Gue pun beranjak keluar buat nyari angin sambil nyari rekan-rekan sejawat gue. Orang pertama yang gue liat adalah Adit. Gak begitu penting sih peranannya, kita cuman muter-muter doank sambil ngeliat-ngeliat langit senja.
Setelah itu para mahasiswa baru disuru berkumpul buat makan malam, nah disitu gue ketemu Wawan
"Boy, mana gebetan lo?" Tanya gue
"Lagi nyari makan dia, eh iya, lo temenin gue ambil makan, terus kita duduk bareng doi boy" Kata Wawan bersemangat
"Lah? Terus gue jadi obat nyamuk donk ngelingker-lingker" Tolak gue
"Buru ah! Banyak protes, keburu dia duduk sama temannya
"Gue sama Wawan pergi kedalam salah satu rumah yang jadiin dapur tadi. Makan malam hari ini ala prasmanan. Sambil berdesak-desakkan. Gue liat disana ada cewe gue si kodok, jadi gue berinisiatif buat meninggalkan Wawan

Dia harus berani lah nyamperin cewek sendirian, masa ngajak-ngajak gue. Emang gue emaknya masih perlu diemong

Eh ternyata gak disangka-sangka, gue dan Wawan berjalan ke arah yang sama.
Iren melihat gue duluan
"Ayam!" Teriak Iren
"
" gue nyengir"Cepetan sini ambil piring cepetan" Kata Iren
Gue dengan segera mengambil piring dan sendok plastik yang sudah disiapkan panitia. Setelah itu gue mengambil barisan disebelah Iren. Jadi gue gak perlu ngantri lagi. Inilah untungnya jadi senior dan punya pacar staf khusus "kepresidenan"

"Kenalin yam, ini adik kelasku, Ane" Kata Iren sambil menunjuk ke wanita yang ada disebelahnya
"Ane"
"Jeki"
"
"Gue dan cewek ini bersalaman
"Adik kelas dari tanah minang?
" Tanya gue"Iya" Kata Ane sambil tertawa kecil
"Ini ayam, ini sayur, ini bla-bla-bla" Kata Iren sambil menyendokin lauk pauk kedalam piring gue yang seketika itu juga penuh.
Empat sehat Lima sempurna semua ada dipiring gue, dan semuanya Iren yang nyendokin. Emang istri idaman lah ni cewe gue.

Setelah itu kita bertiga keluar buat nyari spot untuk duduk makan. Saat itu gue uda lupa Wawan,
sampe tiba-tiba dia mukul bahu gue dari belakang
"Kampret gue ditinggal!" Kata Wawan
"Sori boy hehe
" kata gue"Ne, Ren" Kata Wawan ke cewe-cewe didepan
"Mas" Sahut mereka berdua kompak
"Lah, katanya lu mau nyari gebetan lu, mana anaknya?" Kata gue
"
" Mata Wawan membesarSeketika itu juga gue baru ngeh setelah melihat Ane.
"Oh, jadi Ane gebetan lu?
" Ejek gueWawan tidak menjawab
"Ealah malu-malu, boleh lah selera lu boy" Kata gue
Iren melihat gue kebingungan.
Ane tampaknya malu-malu kucing.
"Sama selera kita, salero minang
" Kata gue ngakak"Ciyeh, baru seminggu kuliah
" kata Iren sambil nyenggol tangan Ane"
" gue ngakak lagi melihat reaksi Wawan dan Ane."Sayang, kita pindah yuk, gak enak jadi obat nyamuk, biar lah mereka berdua saling bercengkrama sambil menikmati sajian malam ini" Kata gue sok puitis
"Hayuk
" Iren beranjak berdiri dan menggandeng lengan gueGue pun ikut berdiri dan sebelum gue pergi terlalu jauh, gue melihat ke belakang ke arah Wawan.
Wawan juga melihat ke arah gue
"ckckck" Kata gue sambil menggelengkan kepala dan tersenyum penuh arti ke Wawan
'Kampret"
mungkin Wawan sedang menggerutu membalas senyuman sinis gue
Spoiler for :
Diubah oleh pujangga1000 28-08-2015 05:54
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6

: