- Beranda
- The Lounge
NEGARA DENGAN PERTANIAN TERBAIK DI DUNIA
...
TS
approve.cc
NEGARA DENGAN PERTANIAN TERBAIK DI DUNIA



HT
Thanks for all mimin nd momod
nd Thanks for all kaskuser
keep ngaskus sis gan 
Quote:

Pertanian merupakan salah satu unsur penting bagi sebuah negara. Tanpa adanya sektor pertanian akan membuat suatu negara bergantung diri kepada negara lainnya. Dengan bertani negara dapat menghasilkan bahan mentah yang biasa digunakan oleh banyak orang, seperti padi, kapas, sayuran dan sebagainya.
Salah satu negara yang mengedepankan pertanian adalah Indonesia, negara kita ini memang dikenal sangat cocok dengan sektor pertaniannya. Dengan iklim tropis serta dikaruniai tanah subuh membuat Indonesia menjadi tempat yang sangat cocok untuk bertani. Hampir semua tumbuhan bisa tumbuh di tanah Indonesia.
Namun ironisnya sistem pertanian serta perhatian khusus kepada para petani di Indonesia sangatlah kurang. Bahkan pertanian di Indonesia ini kalah dengan sistem pertanian negara yang tidak memiliki tanah subur seperti Indonesia. Sehingga sektor pertanian Indonesia pun tak pernah mengalami kemajuan.
Berikut informasi beberapa negara pertanian di dunia yang memiliki sistem pertanian dan pengolahan pertanian terbaik di dunia yang di lansir dari anakregular, Sehingga hasil pertaniannya bisa dinikmati oleh rakyat dan juga negara lainnya di seluruh dunia :
Salah satu negara yang mengedepankan pertanian adalah Indonesia, negara kita ini memang dikenal sangat cocok dengan sektor pertaniannya. Dengan iklim tropis serta dikaruniai tanah subuh membuat Indonesia menjadi tempat yang sangat cocok untuk bertani. Hampir semua tumbuhan bisa tumbuh di tanah Indonesia.
Namun ironisnya sistem pertanian serta perhatian khusus kepada para petani di Indonesia sangatlah kurang. Bahkan pertanian di Indonesia ini kalah dengan sistem pertanian negara yang tidak memiliki tanah subur seperti Indonesia. Sehingga sektor pertanian Indonesia pun tak pernah mengalami kemajuan.
Berikut informasi beberapa negara pertanian di dunia yang memiliki sistem pertanian dan pengolahan pertanian terbaik di dunia yang di lansir dari anakregular, Sehingga hasil pertaniannya bisa dinikmati oleh rakyat dan juga negara lainnya di seluruh dunia :
Quote:
Jepang

Jepang yang dijuluki sebagai negara sakura ternyata memiliki pertanian yang terbaik. sebagai negara dengan teknologi yang tinggi dan maju, Jepang menerapkan teknologi di bidang pertaniannya. masyarakat Jepang sangat kreatif dalam pengolahan lahan untuk di jadikan sebagai lahan pertanian. mereka menanam bisa di ruang bawah tanah, di pekarangan rumah, pinggiran kereta api, dan sebagainya.
Jadi pasca tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, Jepang merencanakan sistem pertanian yang lebih modern dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi mereka yang canggih. Teknologi terbarukan seperti traktor tanpa awak, mesin tanam, dan mesin panen mulai di gunakan para petani. Sementara itu untuk menghalau hama, Jepang menggunakan teknologi lampu LED.
Berikut adalah pertanian di Jepang yang dipadukan dengan Teknologi terbarukan :
Jadi pasca tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, Jepang merencanakan sistem pertanian yang lebih modern dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi mereka yang canggih. Teknologi terbarukan seperti traktor tanpa awak, mesin tanam, dan mesin panen mulai di gunakan para petani. Sementara itu untuk menghalau hama, Jepang menggunakan teknologi lampu LED.
Berikut adalah pertanian di Jepang yang dipadukan dengan Teknologi terbarukan :
Quote:
Belanda

Luas negara ini memang tak mencapai satu persen dari luas negara Indonesia. Tak ada tanah dan tak ada lahan yang cukup untuk bertani di negara ini. Terlebih dengan iklim dingin di negara Belanda bertani merupakan hal yang sangat tidak mungkin terjadi.
Namun Belanda mampu menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya adalah benih dan bunga. Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset.
Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen. Seperti yang telah di kutip pada sebuah situs bahwa negara Belanda dengan luas hanya 41.526km persegi mampu menjadi yang lebih unggul bila dibandingkan dengan negara kita yang luasnya 1.919.440km persegi.
Perlu kita garis bawahi bahwa nyaris seluruh wilayah di Belanda ada di bawah permukaan laut.“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas. Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
Pemerintah Belanda membentuk Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
Namun Belanda mampu menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya adalah benih dan bunga. Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset.
Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen. Seperti yang telah di kutip pada sebuah situs bahwa negara Belanda dengan luas hanya 41.526km persegi mampu menjadi yang lebih unggul bila dibandingkan dengan negara kita yang luasnya 1.919.440km persegi.
Perlu kita garis bawahi bahwa nyaris seluruh wilayah di Belanda ada di bawah permukaan laut.“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas. Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
Pemerintah Belanda membentuk Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
Quote:
Amerika Serikat

Teknologi pertanian Amerika semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Pertanian di sana semakin berkembang mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus daripada tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Jadi, kemajuan teknologi malah membuat pertanian semakin maju.
Kebanyakan lahan pertanian di Amerika ditanami jagung, jerami, dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan. Kini, Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik.
Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian. Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor dapat berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, seperti mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen.
Bahkan, beberapa traktor dapat menjadi sumber daya untuk mesin lainnya Hasil tani utama yang dihasilkan para petani Amerika berupa gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Hasil tani ini sebagian besar diekspor ke luar negeri. Kemajuan teknologi pertanian di sana telah memperbaiki sistem pembungkusan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasaran dari hasil-hasil pertanian di Amerika.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus daripada tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Jadi, kemajuan teknologi malah membuat pertanian semakin maju.
Kebanyakan lahan pertanian di Amerika ditanami jagung, jerami, dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan. Kini, Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik.
Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian. Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor dapat berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, seperti mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen.
Bahkan, beberapa traktor dapat menjadi sumber daya untuk mesin lainnya Hasil tani utama yang dihasilkan para petani Amerika berupa gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Hasil tani ini sebagian besar diekspor ke luar negeri. Kemajuan teknologi pertanian di sana telah memperbaiki sistem pembungkusan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasaran dari hasil-hasil pertanian di Amerika.
Quote:
Australia

Australia adalah negara yang luas (7,5 juta kilometer persegi), tetapi kebanyakan terdiri atas padang pasir dan daerah-daerah yang setengah gersang. Juga terdapat gunung-gunung dan hutan yang lebat. Daerah ini tidak dapat digunakan untuk pertanian. Kira-kira dua pertiga atau 485 juta hektar tanah di Australia dapat digunakan untuk pertanian.
Ini mencakup:
20,9 juta hektare untuk menanam tanaman pangan;
27,5 juta hektare untuk ditanami macam-macam rumput; dan
436,6 juta hektare untuk padang rumput tempat domba dan ternak merumput, atau dibiarkan tandus.
Beberapa daerah di Australia curah hujannya rendah dan tidak dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa beberapa daerah pertanian bergantung kepada irigasi. Tanah di Australia sering tidak subur zat hara sehingga diperlukan pupuk.
Australia mulai mengekspor gandum dan wol. Ketika lemari es sudah ditemukan, Australia menjadi negara pertama yang memproduksi daging untuk diekspor di kapal laut yang bermesin pendingin. Daging tersebut dikirim ke Eropa dengan kapal laut. Dengan berlalunya waktu, banyak tanaman pangan lain yang ditanam untuk diekspor.
Sekarang Australia mengekspor hasil-hasil pertanian ke berbagai negara, terutama di Asia.
Hasil pertanian utama di Australia yang diekspor ke Indonesia pada tahun 1994–95 adalah:
Ternak hidup
Susu
Gandum
Mentega, dan
Buah-buahan
Ini mencakup:
20,9 juta hektare untuk menanam tanaman pangan;
27,5 juta hektare untuk ditanami macam-macam rumput; dan
436,6 juta hektare untuk padang rumput tempat domba dan ternak merumput, atau dibiarkan tandus.
Beberapa daerah di Australia curah hujannya rendah dan tidak dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa beberapa daerah pertanian bergantung kepada irigasi. Tanah di Australia sering tidak subur zat hara sehingga diperlukan pupuk.
Australia mulai mengekspor gandum dan wol. Ketika lemari es sudah ditemukan, Australia menjadi negara pertama yang memproduksi daging untuk diekspor di kapal laut yang bermesin pendingin. Daging tersebut dikirim ke Eropa dengan kapal laut. Dengan berlalunya waktu, banyak tanaman pangan lain yang ditanam untuk diekspor.
Sekarang Australia mengekspor hasil-hasil pertanian ke berbagai negara, terutama di Asia.
Hasil pertanian utama di Australia yang diekspor ke Indonesia pada tahun 1994–95 adalah:
Ternak hidup
Susu
Gandum
Mentega, dan
Buah-buahan
Quote:
China (Tiongkok)

Walaupun luas darat Tiongkok mencapai 9,6 juta kilometer persegi, namun areal tanah garapan hanya 1,27 juta kilometer persegi, yaitu hanya 7% areal total tanah garapan dunia, apa lagi tanah garapan Tiongkok itu kebanyakan terpusat di dataran dan daerah cekung bagian timur yang beriklim "angin musim".
Industri tanaman adalah sektor produksi pertanian yang paling penting di Tiongkok. Tanaman bahan pangan utama Tiongkok adalah padi, gandum, jagung dan kedelai, sedangkan tanaman industri adalah kapas, kacang tanah, rapa, tebu.
Pertanian Tiongkok memasuki tahap perkembangan pesat sejak diadakannya reformasi di pedesaan pada tahun 1978. Selama 20 tahun lebih ini, reformasi di pedesaan Tiongkok terus diadakan dalam kerangka sistem hak milik kolektif dan menjebol pengikatan sistem tradisional untuk menjajaki bentuk aktual baru ekonomi kolektif di bawah syarat ekonomi pasar.
Reformasi mendatangkan keuntungan kepada kaum tani, juga meningkatkan tenaga produktif di pedesaan , mendorong pertumbuhan pesat pertanian, khususnya produksi bahan makanan serta pengoptimalan struktur pertanian, sehingga pertanian Tiongkok mencapai hasil yang mencolok.
Dewasa ini, Tiongkok menempati kedudukan nomor satu di dunia dalam bidang produksi bahan makanan, kapas, biji sesawi, tembakau, daging, telur, hasil air tawar dan laut serta sayur mayur.
Industri tanaman adalah sektor produksi pertanian yang paling penting di Tiongkok. Tanaman bahan pangan utama Tiongkok adalah padi, gandum, jagung dan kedelai, sedangkan tanaman industri adalah kapas, kacang tanah, rapa, tebu.
Pertanian Tiongkok memasuki tahap perkembangan pesat sejak diadakannya reformasi di pedesaan pada tahun 1978. Selama 20 tahun lebih ini, reformasi di pedesaan Tiongkok terus diadakan dalam kerangka sistem hak milik kolektif dan menjebol pengikatan sistem tradisional untuk menjajaki bentuk aktual baru ekonomi kolektif di bawah syarat ekonomi pasar.
Reformasi mendatangkan keuntungan kepada kaum tani, juga meningkatkan tenaga produktif di pedesaan , mendorong pertumbuhan pesat pertanian, khususnya produksi bahan makanan serta pengoptimalan struktur pertanian, sehingga pertanian Tiongkok mencapai hasil yang mencolok.
Dewasa ini, Tiongkok menempati kedudukan nomor satu di dunia dalam bidang produksi bahan makanan, kapas, biji sesawi, tembakau, daging, telur, hasil air tawar dan laut serta sayur mayur.
Quote:
Lantas bagaimana pertanian di Indonesia? Apakah bisa maju seperti Jepang dan Belanda?


Sesungguhnya pertanian Indonesia akan sangat berada jauh di depan mengalahkan pertanian di Jepang, Belanda dan Amerika bila sistem dan perhatian lebih kepada para petani dilakukan secara benar.
Banyak orang Indonesia yang sedari dulu menggantungkan hidup menjadi seorang petani, namun kini banyak anak muda yang sudah enggan untuk mengikuti orang tuanya meneruskan pertanian.
Banyak anak muda lebih memiliki bermigrasi ke kota-kota besar guna mendapatkan pekerjaan yang tak berhubungan dengan sawah. Sementara itu di beberapa daerah di pelosok beberapa lahan pertanian mulai menghilang. Banyaknya perumahan serta pembangunan yang dilakukan nyatanya telah mengurangi lahan pertanian.
Jadi akan butuh waktu yang sangat lama untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pertanian yang terbaik dan termaju di dunia
Bagaimana dengan opini agan dan sista , share di mari yo
Banyak orang Indonesia yang sedari dulu menggantungkan hidup menjadi seorang petani, namun kini banyak anak muda yang sudah enggan untuk mengikuti orang tuanya meneruskan pertanian.
Banyak anak muda lebih memiliki bermigrasi ke kota-kota besar guna mendapatkan pekerjaan yang tak berhubungan dengan sawah. Sementara itu di beberapa daerah di pelosok beberapa lahan pertanian mulai menghilang. Banyaknya perumahan serta pembangunan yang dilakukan nyatanya telah mengurangi lahan pertanian.
Jadi akan butuh waktu yang sangat lama untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pertanian yang terbaik dan termaju di dunia
Bagaimana dengan opini agan dan sista , share di mari yo

Ts : Approve.cc
Sumur : Klik di mari


Sumur : Klik di mari


Quote:
See You Next Time di trit ane selanjut nya


keep ngaskus gansis



keep ngaskus gansis

Spoiler for Jangan di bukan gansis !:
Yang lempar cendol semoga rejeki nya di mudahkan


yang bantu Rate 5 semoga urusan nya di mudahkan

yang lempar bata semoga cepet dapet hidayah

yang komen semoga ilmu nya bermanfaat

amin allahumma amin



yang bantu Rate 5 semoga urusan nya di mudahkan

yang lempar bata semoga cepet dapet hidayah

yang komen semoga ilmu nya bermanfaat

amin allahumma amin



-=Trit ane yang lain =- 
5 Klausul 'Aneh' di Kontrak Pesepakbola
Kisah Horor Lorong Stadion Sepakbola
5 Manga Ini Belum Pantas Tamat Sampai Pengarangnya Meninggal
5 Negara yang Jadi Surga Pencari Kerja
Ini Dia 6 Rockstar Paling Fashionable Sedunia
6 Pemain yang Wajib Dinanti Penampilannya di Serie A 2015/16
Kesalahan Kecil yang Mengubah Sejarah
Ternyata ada, 10 Pemain Ini Memiliki Kemiripan dengan SuperHero
Berkat dukungan 4 negara ini, Indonesia pertahankan kemerdekaan
(FOTO) Klub Top Eropa Ucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia
Penjajahan Era Baru Lewat Tayangan Televisi yang Tidak Pernah Kita Sadari
Apa kabar motor listrik? Ini sejarah dan perkembangannya
Deretan Miliarder Asia ‘Penjajah’ Eropa
Seperti Ini Wajah Imut 7 Pelatih Saat Masih Jadi Pemain Bola
Pelajar yang kurang tidur cenderung tidak bahagia
Kekuatan Super Hero Yang Ada Di Dunia Nyata
Fakta Menarik Filippo Inzaghi
7 Tempat Paling Terlarang di Bumi
Khasiat Luar Biasa Di Balik Daun Singkong
10 Pelajaran Besar Manusia yang Sangat Sukses Telah Belajar Dari Kegagalan
5 Rivalitas Sengit Antarpelatih Top Eropa
6 Alasan Anak Perempuan Lebih Dekat dengan Ayahnya
Ini tips ampuh tembus KPR di bank
Quote:
Original Posted By fahroqi►Bukan masalah budaya dan teknologi
Tapi masalah pengeluaran dan pemasukan
Contoh: jika para petani menanam jeruk misalnya pada laham seluas 100m2, 2m/1 phon jeruk, bisa ditanami 25 pohon jeruk, hasilnya 1 pohon sampai 5-10kg jeruk, 1kg jeruk = rp5000, jika hasilnya maksimal 10kg/1pohon jeruk dikali 25 pohon = 250kg dikali harga jeruknya rp5000 = 1.250.000 ini hasil kotornya gan, jika buat beli pupuk untuk 100m2 minimal 50kg pupuk urea, yang inipun harganya bisa sampai 80.000/50kg, perlu diingat untuk pemakaian pupuk urea sampai panen bisa lebih dari 2x penghasilan berkurang 160.000 masih dikurangi pemakaian pembasmi hama yang perbotol sampai 100.000 itupun 1x pemakaian untuk satu jenis penyakit, belum lagi obat buat hasil panen maksimal harganya bisa sampai 150.000 berbiji, udah lagi masih pakai obat obatan lainnya dan pupuk jenis lainnya yang sampai mengeluarkan uang -+ 1000.000, untungnya cuma 250rebu doang gan,dan lagi masa panen harus nunggu -+3 bln sekali, penghasilan 250rb/3bln bisa buat apa?
Orang pada protes kalo harga pangan naik, pada demo sana-sini minta harga turun, belum lagi permainan kartel.
Udahlah gan kalo mau pertanian sukses kayak jaman 80an sistim koperasi yang langsung menuju petani harus dihidupkan(biar kartel gak seenak jidatnya) subsidi pupuk harus ditambah, beri subsidi lagi untuk bbm (petani juga pake ini) agar kelak petani bisa dapat menyekolahkan anaknya, kalo anaknya sukses bisa memajukan bangsa ini, tulang punggung negara agraris ini ada pada sektor pertanian, jangan berharap negara ini maju kalo sektor agrarisnya aja terbengkalai. Cukup anda ketahui, sekarang ini cari pupuk pada susah, hasilnya jadi gak maksimal.
Tapi masalah pengeluaran dan pemasukan
Contoh: jika para petani menanam jeruk misalnya pada laham seluas 100m2, 2m/1 phon jeruk, bisa ditanami 25 pohon jeruk, hasilnya 1 pohon sampai 5-10kg jeruk, 1kg jeruk = rp5000, jika hasilnya maksimal 10kg/1pohon jeruk dikali 25 pohon = 250kg dikali harga jeruknya rp5000 = 1.250.000 ini hasil kotornya gan, jika buat beli pupuk untuk 100m2 minimal 50kg pupuk urea, yang inipun harganya bisa sampai 80.000/50kg, perlu diingat untuk pemakaian pupuk urea sampai panen bisa lebih dari 2x penghasilan berkurang 160.000 masih dikurangi pemakaian pembasmi hama yang perbotol sampai 100.000 itupun 1x pemakaian untuk satu jenis penyakit, belum lagi obat buat hasil panen maksimal harganya bisa sampai 150.000 berbiji, udah lagi masih pakai obat obatan lainnya dan pupuk jenis lainnya yang sampai mengeluarkan uang -+ 1000.000, untungnya cuma 250rebu doang gan,dan lagi masa panen harus nunggu -+3 bln sekali, penghasilan 250rb/3bln bisa buat apa?
Orang pada protes kalo harga pangan naik, pada demo sana-sini minta harga turun, belum lagi permainan kartel.
Udahlah gan kalo mau pertanian sukses kayak jaman 80an sistim koperasi yang langsung menuju petani harus dihidupkan(biar kartel gak seenak jidatnya) subsidi pupuk harus ditambah, beri subsidi lagi untuk bbm (petani juga pake ini) agar kelak petani bisa dapat menyekolahkan anaknya, kalo anaknya sukses bisa memajukan bangsa ini, tulang punggung negara agraris ini ada pada sektor pertanian, jangan berharap negara ini maju kalo sektor agrarisnya aja terbengkalai. Cukup anda ketahui, sekarang ini cari pupuk pada susah, hasilnya jadi gak maksimal.
Quote:
Original Posted By masdjaloe►
Sistem nya yang kurang begitu di kembangkan kan gan, dan lagi di Indonesia mindset petani masih belum bisa lepas dari kata "di bawah garis kemiskinan" makanya banyak yang enggan untuk meneruskan menjadi petani.
Belum lagi masalah riset, IYKWIM lah sekarang orang pinter Indonesia banyak yang ngacir ke negara orang karena disini kehidupan peneliti pun masih banyak yang kurang di perhatikan, belum lagi resiko di kriminalisasi
. Padahal riset menjadi kunci penting kenapa sebuah negara bisa melesat jauh di sebuah bidang, contohnya di bidang pertanian tadi.
Belum lagi masalah lain yang akan muncul saat proses pertanian tadi berjalan, kebanyakan petani itu jual rugi gan. bibitnya, pupuknya yang mahal karena di buat mainan mafia, belum kalau pas kemarau harus pakai disel otomatis beli solar yang harganya tak menentu. Sudah waktunya panen, harga pasar pemerintah tidak bisa mengendalikan = laku murah ujung ujungnya.
Bisa tidak ya seandainya status petani ini di angkat menjadi "ABDI NEGARA"? Indonesia kan negara agraris, jadi pemerintah meng gaji mereka tiap bulan layaknya PNS, jadi tugas mereka bertani mirip karyawan di pabrik, dan negara ibarat direktur yang mengelola kesejahteran mereka
. atau jika tidak begitu, negara lah yang seharusnya berani jual rugi. pemerintah melalui bulog membeli beras petani dengan harga mahal dan menjualnya ke pasar dengan harga yg murah?
sekali lagi ane minta maaf ya bila ada penjelasan yang salah, soalnya ane bukan ahli pertanian, kenegaraan, dan juga bukan ahli ekonomi dan pemasaran
. Soalnya ane yakin, dengan lahan seluas yang dimiliki negara Indonesia dan menerapkan riset & teknologi yang sejajar dengan Belanda / Amerika kita bisa menjadi penguasa pasar produk pertanian dunia
Pejwan ya kalo menurut ente bagus
Sistem nya yang kurang begitu di kembangkan kan gan, dan lagi di Indonesia mindset petani masih belum bisa lepas dari kata "di bawah garis kemiskinan" makanya banyak yang enggan untuk meneruskan menjadi petani.
Belum lagi masalah riset, IYKWIM lah sekarang orang pinter Indonesia banyak yang ngacir ke negara orang karena disini kehidupan peneliti pun masih banyak yang kurang di perhatikan, belum lagi resiko di kriminalisasi
. Padahal riset menjadi kunci penting kenapa sebuah negara bisa melesat jauh di sebuah bidang, contohnya di bidang pertanian tadi.Belum lagi masalah lain yang akan muncul saat proses pertanian tadi berjalan, kebanyakan petani itu jual rugi gan. bibitnya, pupuknya yang mahal karena di buat mainan mafia, belum kalau pas kemarau harus pakai disel otomatis beli solar yang harganya tak menentu. Sudah waktunya panen, harga pasar pemerintah tidak bisa mengendalikan = laku murah ujung ujungnya.
Bisa tidak ya seandainya status petani ini di angkat menjadi "ABDI NEGARA"? Indonesia kan negara agraris, jadi pemerintah meng gaji mereka tiap bulan layaknya PNS, jadi tugas mereka bertani mirip karyawan di pabrik, dan negara ibarat direktur yang mengelola kesejahteran mereka
. atau jika tidak begitu, negara lah yang seharusnya berani jual rugi. pemerintah melalui bulog membeli beras petani dengan harga mahal dan menjualnya ke pasar dengan harga yg murah?sekali lagi ane minta maaf ya bila ada penjelasan yang salah, soalnya ane bukan ahli pertanian, kenegaraan, dan juga bukan ahli ekonomi dan pemasaran
. Soalnya ane yakin, dengan lahan seluas yang dimiliki negara Indonesia dan menerapkan riset & teknologi yang sejajar dengan Belanda / Amerika kita bisa menjadi penguasa pasar produk pertanian dunia
Pejwan ya kalo menurut ente bagus
Diubah oleh approve.cc 27-08-2015 16:43
falin182 memberi reputasi
1
148.1K
Kutip
565
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
approve.cc
#18
Quote:
Original Posted By superlativ►Pertanian itu luas gan, ga cuma sawah, kebetulan ane di kampus pertanian cuma di fakultas teknologinya
Kalo Jepang emang topnya gan, ane bikin skripsi acuan utamanya dari teknologi pertanian di Jepang

Duh pada nyalahin anak kampus pertanian yg kerjanya melenceng ya, coba iseng-iseng aja buka repositorynya atau main langsung ke perpusnya, liat jurnal atau skripsinya, inovasi-inovasi pertanian itu sebenarnya banyak, numpuk malah, cuma masalahnya implementasi di lapangan oleh pihak yang mempunyai kebijakan kan tau sendiri

Kalo Jepang emang topnya gan, ane bikin skripsi acuan utamanya dari teknologi pertanian di Jepang

Duh pada nyalahin anak kampus pertanian yg kerjanya melenceng ya, coba iseng-iseng aja buka repositorynya atau main langsung ke perpusnya, liat jurnal atau skripsinya, inovasi-inovasi pertanian itu sebenarnya banyak, numpuk malah, cuma masalahnya implementasi di lapangan oleh pihak yang mempunyai kebijakan kan tau sendiri

Quote:
Original Posted By thoyenk03►Klo kami sebagai petani yang penting bisa panen aja....
Dan hasilnya bisa dimakan anak istri sampai panen selanjutnya...
trus klo make alat2 canggih itu sewanya mahal...
Lha kita nanam tongkat aja bisa jadi tanaman ngapain repot2 pake alat aneh2....
Sebenarnya kita bisa meningkatkan hasil panen tapi.... klo panen raya pasti harga anjlok... dimainin tengkulak..
Yang kaya ya tengkulaknya....
Petani tetap miskin...
Trus klo sarjana pertanian mereka cuma menang teori aja....
Suruh turun ke sawah pasti pada gak ngerti.....
Dan hasilnya bisa dimakan anak istri sampai panen selanjutnya...
trus klo make alat2 canggih itu sewanya mahal...
Lha kita nanam tongkat aja bisa jadi tanaman ngapain repot2 pake alat aneh2....
Sebenarnya kita bisa meningkatkan hasil panen tapi.... klo panen raya pasti harga anjlok... dimainin tengkulak..
Yang kaya ya tengkulaknya....
Petani tetap miskin...
Trus klo sarjana pertanian mereka cuma menang teori aja....
Suruh turun ke sawah pasti pada gak ngerti.....
Quote:
Original Posted By Anjing.Galak►Banyak faktor gan kenapa pertanian kita kurang maju, sebagai mahasiswa di salah satu institusi yang mengemban nama pertanian melihat pertanian indonesia sekarang cukup miris. Dimulai dari sdm yang kurang mau bergerak di bidang pertanian, keseriusan pemerintah juga dalam melindungi petani petani indonesia sangatlah kurang. Buktinya? harga tomat sempat 200/Kg, salah satu bukti bahwa kebijakan pemerintah dalam melindungi petani sangatlah kurang. Salah satu faktor lainnya itu, faktor pengepul, mafia mafia pertanian. Jika jalur distribusi antara petani dan konsume bisa direct, insyallah ane yakin petani petani kita bakal maju, juga sistem koperasi jika berjalan dengan sebagaimana mestinya maka akan membantu untuk kemajuan pertanian indonesia, wong jepang aja belajar koperasi juga ko gan
Lantas apa yang bisa kita lakukan? mungkin dari hal hal kecil yang terlihat sederhana seperti kenapa harus beli pisang cavendish di supermarket produk pertanian china dibanding di pasar asli produk sendiri? kenapa harus minum kopi di starbuck kalo biji kopinya hanya 1% sisanya bahan bahan kimia yang menguntungkan pihak asing? kenapa harus bangga dengan teh jepang sementara salah satu teh yang diminum ratu inggris selain berasal dari india juga berasal dari indonesia? be a smart buyer, jadilah masyarakat pro pertanian yang bangga akan produk pertanian dalam negri
Lantas apa yang bisa kita lakukan? mungkin dari hal hal kecil yang terlihat sederhana seperti kenapa harus beli pisang cavendish di supermarket produk pertanian china dibanding di pasar asli produk sendiri? kenapa harus minum kopi di starbuck kalo biji kopinya hanya 1% sisanya bahan bahan kimia yang menguntungkan pihak asing? kenapa harus bangga dengan teh jepang sementara salah satu teh yang diminum ratu inggris selain berasal dari india juga berasal dari indonesia? be a smart buyer, jadilah masyarakat pro pertanian yang bangga akan produk pertanian dalam negri
Quote:
Original Posted By ojopekokle►jangankan negara2 diatas, negara padang pasir macam saudi arabia aja pertaniannya sudah maju, sudah export produk pertanian, kita yg negara tropis agraris mestinya malu deh
pertanian di saudi


pertanian di saudi


Quote:
Original Posted By mathubdg►Pendapat saya:
Sebaiknya di tiap provinsi dialokasikan suatu daerah yang merupakan lumbung padi, termasuk jakarta. Apa?
Memang masih ada lahan untuk pertanian di Jakarta?
Nah, disini peran bioteknologi dimainkan. Bahkan diatas corcoran, dengan teknologi, padi, cabai, tomat, mampu tumbuh. (kata org IPB).
Petani diangkat menjadi PNS. Hidup mereka harus ditanggung negara. Lah wong, mereka saja sudah menanggung hidup jutaan rakyat Indonesia.
Menyetop impor pangan, agar kita tetap bisa mandiri dan tidak terpengaruh fluktuatif dolar.
Semua butuh proses...
Sebaiknya di tiap provinsi dialokasikan suatu daerah yang merupakan lumbung padi, termasuk jakarta. Apa?
Memang masih ada lahan untuk pertanian di Jakarta?
Nah, disini peran bioteknologi dimainkan. Bahkan diatas corcoran, dengan teknologi, padi, cabai, tomat, mampu tumbuh. (kata org IPB).Petani diangkat menjadi PNS. Hidup mereka harus ditanggung negara. Lah wong, mereka saja sudah menanggung hidup jutaan rakyat Indonesia.
Menyetop impor pangan, agar kita tetap bisa mandiri dan tidak terpengaruh fluktuatif dolar.
Semua butuh proses...
Quote:
Original Posted By 3051881►Ane anak lulusan fakultas pertanian gan, kadang merasa sedih juga, di desa ane banyak ansk mudanya yg ga mau kalo ke sawah, senengnya kerja ke pabrik ato toko resto dll, padahal kalo di sawah penghasilan mereka bisa lebih besar lhoo
Ane anak lulusan pertanian tapi ga bisa kerja di bidang pertanian, pingin usaha di bidang pertanian pun ga ada modal. Dan banyak temen2 ane yg sekarang pekerjaannya jauh dari bidang pertanian
Ane anak lulusan pertanian tapi ga bisa kerja di bidang pertanian, pingin usaha di bidang pertanian pun ga ada modal. Dan banyak temen2 ane yg sekarang pekerjaannya jauh dari bidang pertanian
Quote:
Original Posted By ondaman►Sepertiny sangat sulit petani Indonesia bisa sama atau bahkan mendekati petani negara2 tsb.
Kendala ny sangat banyak, mulai dari level birokrat yg banyak kepentingan pribadi yg mempengaruhi kebijakan impor, pupuk dll.
Lalu sisi teknologi dan pengetahuan kita masi kurang dibanding negara2 itu, walaupun kita memiliki institut pertanian tapi speerti ny kiprah ny masi kurang.
Persepsi masyarakat kalo profesi petani kurang menjanjikan, walaupun realita ny memang demikian.
Masyarakat umum yg lebih suka ke produk2 pertanian impor.
Dll.
Kendala ny sangat banyak, mulai dari level birokrat yg banyak kepentingan pribadi yg mempengaruhi kebijakan impor, pupuk dll.
Lalu sisi teknologi dan pengetahuan kita masi kurang dibanding negara2 itu, walaupun kita memiliki institut pertanian tapi speerti ny kiprah ny masi kurang.
Persepsi masyarakat kalo profesi petani kurang menjanjikan, walaupun realita ny memang demikian.
Masyarakat umum yg lebih suka ke produk2 pertanian impor.
Dll.
Quote:
Original Posted By barbarianj85►Klo didaerah ane..mayoritas yg ditanam petani adalah padi., karena paling cocok memang itu.
Mungkin sama seperti didaerah lain mayoritas yg mau menggarap sawah adalah orang orang yg udah tua, krena ya muda lebih suka merantau. Sebenarnya bukan tanpa alesan karena hasil pertanian hasilnya emang mepet.
Apalagi kbnyakan petani udah ketergantungan dengan pupuk buatan pabrik dan pestisida yg jelas2 harganya mahal.
Ditambah lgi ane agak kurang setuju dengan sistem jual panen didaerah ane.. Yaitu menggunakan sistem "tebas" (atau mungkin bahasa lainnya pake taksiran) misalnya untuk 1 ha sawah ditaksir dapetnya berapa kwintal atau ton, kemudian dibayar dgn harga itu..menurut ane itu agak kurang fair karena bisa merugikan salah satu pihak.
Ane pernah dapat cerita dari temen yg pernah kerja di jepang. Menurut dia di jepang selain sistem pertaniannya maju sistem jual panennya juga sangat fair. Biasanya para tengkulak memberi pilihan pada yg punya sawah, mau dipotong sendiri atau tengkulak yg potong. Setelah dipotong trus ditimbang, baru tengkulak membayar sesuai hasil timbangan. Kalau misalnya yg motong si tengkulak harga tinggal dikurangi biaya potongnya aja..jdi sangat fair..
Trus ada lgi katanya , disana juga ada mesin giling padi yg udah kya ATM aje.. Jadi misal kita punya gabah mau di kupas kulitnya. Tinggal datang ke tempatnya ditimbang masukin koin terus gabah tinggal digiling aje, keluar beras. Benar2 mudah....
Mungkin sama seperti didaerah lain mayoritas yg mau menggarap sawah adalah orang orang yg udah tua, krena ya muda lebih suka merantau. Sebenarnya bukan tanpa alesan karena hasil pertanian hasilnya emang mepet.
Apalagi kbnyakan petani udah ketergantungan dengan pupuk buatan pabrik dan pestisida yg jelas2 harganya mahal.
Ditambah lgi ane agak kurang setuju dengan sistem jual panen didaerah ane.. Yaitu menggunakan sistem "tebas" (atau mungkin bahasa lainnya pake taksiran) misalnya untuk 1 ha sawah ditaksir dapetnya berapa kwintal atau ton, kemudian dibayar dgn harga itu..menurut ane itu agak kurang fair karena bisa merugikan salah satu pihak.
Ane pernah dapat cerita dari temen yg pernah kerja di jepang. Menurut dia di jepang selain sistem pertaniannya maju sistem jual panennya juga sangat fair. Biasanya para tengkulak memberi pilihan pada yg punya sawah, mau dipotong sendiri atau tengkulak yg potong. Setelah dipotong trus ditimbang, baru tengkulak membayar sesuai hasil timbangan. Kalau misalnya yg motong si tengkulak harga tinggal dikurangi biaya potongnya aja..jdi sangat fair..
Trus ada lgi katanya , disana juga ada mesin giling padi yg udah kya ATM aje.. Jadi misal kita punya gabah mau di kupas kulitnya. Tinggal datang ke tempatnya ditimbang masukin koin terus gabah tinggal digiling aje, keluar beras. Benar2 mudah....
Quote:
Original Posted By ullis►Bukannya indonesia gak bisa kyk gitu, masalah pertama adalah pemilikan lahan petani di indonesia rata2 0,2 ha. Secara agribisnis pemilikan lahan yang sempit membuat usahatani menjadi tidak efisien sehingga marjin yang diperoleh relatif kecil. Kedua mayoritas lahan pertanian di indonesia berbukit jg mekanisai pertanian, ya imbasnya mekanisme pertanian sulit diterapkan, sehingga untuk pengolahan lahan saja memerukan jumlah teagakerja yang besar (tentunya input produksi jg besar, itu pun kalo ada tenagakerja/buruh tani nya) di beberapa daerah di jawa barat tenaga kerja di hidang pertanian sudah sulit, ketiga prasarana pertanian seperti jalan produksi dan irigasi. Contoh di kabupaten garut ada satu daerah yang mampu memproduksi pisang dengan kualitas yang baik dan produksinya tinggi, tapi karena inprastruktur jalan yang tidak baik petani sulit memasarkan produknya, kalaupun ada hara jual ditingkat petani sangatlah rendah. Ke empat akse permodalan. Emang ada bank yang mau ngasih pinjaman ke petani padi contohny yang punya lahan 0,2 ha bahkan kurang?
Kelima. Tidak adanya jaminan harga. Tau sekarang tomat di kebun cma dibeli 200-500 perak padahal hiaya produksi per pohon nyampe rp 7500. Keenam kurangnya kesadaran petani untuk berorganisai. Di antara semua masalah td ini yang menurut ane paling ngebelin, dah tau mereka petani kecil gak mau bersatu lagi. Ya udah kalo sekalinya jual hasil pertanian di injek tuh ama tengkulak. Volume produksi yang relatif kecil membuat posisi tawar petani menjadi rendah sehingga mereka gak bisa ngapangapain kalo harga produknya dah di tentuin tengkulak atw bandar. Beda dengan petani yang tergabung dalam kelompom tani atw asosiasi, karena mereka yang punya kontrol terhadap pasokan barang jg mereka bisa dapat harga jual produk yang lebih besar. Kelebihan berorganisasi dalam kelompok usaha tani segala macam persoalan baik dunia maupun akhirat bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.. gitu dulu. Sebenernya masih banyak yang lain yang cape kalo mau jujur mah
Kelima. Tidak adanya jaminan harga. Tau sekarang tomat di kebun cma dibeli 200-500 perak padahal hiaya produksi per pohon nyampe rp 7500. Keenam kurangnya kesadaran petani untuk berorganisai. Di antara semua masalah td ini yang menurut ane paling ngebelin, dah tau mereka petani kecil gak mau bersatu lagi. Ya udah kalo sekalinya jual hasil pertanian di injek tuh ama tengkulak. Volume produksi yang relatif kecil membuat posisi tawar petani menjadi rendah sehingga mereka gak bisa ngapangapain kalo harga produknya dah di tentuin tengkulak atw bandar. Beda dengan petani yang tergabung dalam kelompom tani atw asosiasi, karena mereka yang punya kontrol terhadap pasokan barang jg mereka bisa dapat harga jual produk yang lebih besar. Kelebihan berorganisasi dalam kelompok usaha tani segala macam persoalan baik dunia maupun akhirat bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.. gitu dulu. Sebenernya masih banyak yang lain yang cape kalo mau jujur mah
Quote:
Original Posted By oswald►1. perhatian pemerintah masih sama...bank terus yang dapet bailout..
2. mafia sekitar dunia pertanian juga tidak kalah banyaknya dan tidak kalah rakusnya dengan mafia BBM..
3. rantai tata niaga yang sangat panjang dan boros
4. infrastuktur yang cenderung tidak menunjang + pungli
5. kurangnya minat pemuda untuk jadi petani dan menurunnya minat petani untuk tetap jadi petani
6. budaya Indonesia yang sudah mengalami perubahan dari petani dan nelayan menjadi orang kantoran dan pedagang, walau belum 100%
sebenarnya tidak ada masalah dengan impor 100%, singapura sumeberdayanya sangat sedikit...
sehingga mereka hidup nyaris 100% impor....toh mereka masih hidup dan malah berkembang pesat...
itu karena mereka serius dalam meninggalkan budaya petani dan nelayan ....sehingga bisa jadi 100% pedagang dan pariwisata
indonesia jadi kantoran atau pedagang enggak gitu serius, masih melankolis dengan ucapan pejuang tentang kekayaan tanah airr, sementara jadi petani dan nelayan juga gak didukung dan gak menguntungkan
inilah nasib negara yang gak mau kemana-mana...
tentukanlah sikap seperti singapura....berubah kebudayaan dalam hal mata pencaharian itu tidak masalah, asalkan dilakukan dengan serius
2. mafia sekitar dunia pertanian juga tidak kalah banyaknya dan tidak kalah rakusnya dengan mafia BBM..
3. rantai tata niaga yang sangat panjang dan boros
4. infrastuktur yang cenderung tidak menunjang + pungli
5. kurangnya minat pemuda untuk jadi petani dan menurunnya minat petani untuk tetap jadi petani
6. budaya Indonesia yang sudah mengalami perubahan dari petani dan nelayan menjadi orang kantoran dan pedagang, walau belum 100%
sebenarnya tidak ada masalah dengan impor 100%, singapura sumeberdayanya sangat sedikit...
sehingga mereka hidup nyaris 100% impor....toh mereka masih hidup dan malah berkembang pesat...
itu karena mereka serius dalam meninggalkan budaya petani dan nelayan ....sehingga bisa jadi 100% pedagang dan pariwisata
indonesia jadi kantoran atau pedagang enggak gitu serius, masih melankolis dengan ucapan pejuang tentang kekayaan tanah airr, sementara jadi petani dan nelayan juga gak didukung dan gak menguntungkan
inilah nasib negara yang gak mau kemana-mana...
tentukanlah sikap seperti singapura....berubah kebudayaan dalam hal mata pencaharian itu tidak masalah, asalkan dilakukan dengan serius
Quote:
Original Posted By drymissu►1.harus mulai diambil langkah langkah seperti promosi dan tawaran tawaran menarik bagi para pemuda untuk mau bercocok tanam bisa dimulai dengan menggunakan media untuk memberikan citra bahwa menjadi petani bukan pekerjaan yang memalukan.
2.Pemerintah bisa memulai dengan memberikan sistem kredit dan pinjaman yang lebih ramah kepada petani dan bukannya memberikan modal kepada pemodal dan perusahaan untuk mengkesploitasi alam indonesia tetapi menggunakan petani sebagai ujung tombak roda perekonomian sektor agrikultur.
3.Memanfaatkan tekhnologi dan menerapkannya di lapangan,sudah banyak penemuan penemuan baru hasil anak bangsa untuk pertanian sebenarnya namun tidak pernah didukung serius.Karena tidak pernah ada Uang basahnya dari mendukung inovasi dan perubahan ke arah yang lebih baik,mental korup jajaran pemerintahan.
4.Pemerintah selalu salah kiblat bukannya menjadikan petani kecil sebagai ujung tombak namun mengandalkan permainan dan Deal deal hitam dengan juragan tanah dsb menjadikan petani sering merasa dirugikan dan negara tidak hadir untuk mereka.
page one jika berkenan gan

2.Pemerintah bisa memulai dengan memberikan sistem kredit dan pinjaman yang lebih ramah kepada petani dan bukannya memberikan modal kepada pemodal dan perusahaan untuk mengkesploitasi alam indonesia tetapi menggunakan petani sebagai ujung tombak roda perekonomian sektor agrikultur.
3.Memanfaatkan tekhnologi dan menerapkannya di lapangan,sudah banyak penemuan penemuan baru hasil anak bangsa untuk pertanian sebenarnya namun tidak pernah didukung serius.Karena tidak pernah ada Uang basahnya dari mendukung inovasi dan perubahan ke arah yang lebih baik,mental korup jajaran pemerintahan.
4.Pemerintah selalu salah kiblat bukannya menjadikan petani kecil sebagai ujung tombak namun mengandalkan permainan dan Deal deal hitam dengan juragan tanah dsb menjadikan petani sering merasa dirugikan dan negara tidak hadir untuk mereka.
page one jika berkenan gan

Diubah oleh approve.cc 27-08-2015 16:46
0
Kutip
Balas