- Beranda
- Stories from the Heart
Akhirnya Ku Menemukanmu...
...
TS
viraajha
Akhirnya Ku Menemukanmu...
Haloo agan dan sist penghuni SFTH permisi numpang lewat.. eh maksudnya numpang eksis ..eh bukan juga cuma mau numpang coret-coret diforum ini sedikit (moga berkenan ya)...
..
Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran.
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
..Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran."Ada kalanya kita merasa yang DEKAT terasa JAUH dan yang JAUH terasa sungguh DEKAT"..
This is My Story .........."Akhirnya Ku Menemukanmu"...
Quote:
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
Spoiler for INDEKS I:
Spoiler for INDEKS II:
Spoiler for Notes:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 18 suara
Siapakah Pria yang akan menjadi Suami Vira?????
Asta
6%
Tiyan
61%
Doni
6%
Mas Arya
0%
Mas Anto
6%
Belum nongol di cerita
22%
Diubah oleh viraajha 02-09-2016 14:35
dewisuzanna memberi reputasi
1
115.8K
823
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
viraajha
#648
PART 81
Seakan kami sedang sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Namun beberapa menit kemudian akhirnya tiyan membuka suara dan mengajukanku sebuah pertanyaan.
Kemudian tiyan kembali diam sambil terus menatap kosong ke arah laut. Aku merasa ada yang sedang mengganggu pikirannya saat ini. Aku sempat bingung dengan pertanyaannya tadi. Aku sedikit merasa kalau tiyan sedang merasa minder denganku. Ya aku sehari-hari terbiasa kemana-mana bawa motor sendiri dan mungkin itu yang membuat tiyan merasa tidak enak karena sekarang dia mengajakku pergi dengan angkutan umum. Walaupun sebenarnya aku pun tak mempermasalahkannya sama sekali.
Aku kembali memalingkan pandanganku darinya. Entah apa tujuan sebenarnya tiyan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itu. Apa mungkin sekarang tiyan sedang menguji diriku? Tapi untuk apa???? Tanyaku dalam hati.
Setelahnya tiyan kembali diam, dia bahkan tak menanggapi sama sekali apa yang terakhir aku katakan padanya. Aku sempat merasa tidak enak karena takut ada kata-kataku yang menyinggung perasaannya. Aku kenal tiyan dan lumayan mengerti bagaimana sifatnya. Sebenarnya kalau mau dia pun bisa punya motor sekarang ini karena papanya memang mau membelikannya. Tapi tiyan terus menolak karena dia tidak ingin menyusahkan orang tuanya. Menurutnya itu hanyalah kebutuhan pribadi yang bukan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Karena buatnya dengan membiayai pendidikannya saja sudah cukup membebani kedua orang tuanya. Aku memang mengagumi kepribadiannya yang mandiri, sederhana dan dewasa. Sungguh sangat bertolak belakang dengan doni yang masih manja dan kurang rasa tanggung jawabnya Dan mungkin itu juga yang membuatku nyaman dekat dengan tiyan sampai sekarang ini sekalipun hatiku masih belum bisa terbuka untuknya.
Sehabis sholat magrib kami pun memutuskan untuk pulang. Saat perjalanan tiyan lebih banyak diam. Kita juga tidak membahas lagi apa yang tadi kami sempat bicarakan saat di pinggir pantai. Aku fikir itu hanya pertanyaan iseng tiyan yang tidak ada maksud apa-apa.
Sesampainya di halte busway tempat pemberhentian kami. Tiyan mengajakku untuk makan malam di sebuah restoran cepat saji. Aku sempat menolak karena hari sudah semakin malam. Tapi tiyan tetap memaksa dan berjanji akan mengantarkanku pulang. Karena tidak enak akhirnya aku menyetujui ajakan tiyan untuk makan terlebih dahulu. Seperti di dufan tadi, tiyan menyerahkan pesanan makanannya kepadaku. Setelah selesai makan kami pun bergegas untuk mencari angkutan umum yang menuju ke rumah kami. Kebetulan rumah kami memang searah hanya saja rumah ku lebih jauh.
Tak butuh waktu lama angkot yang kami tunggu pun datang. Dan baru saja aku duduk, aku mendengar hpku berdering. Deringan pertama aku abaikan karena aku malas mengeluarkan hpku kalau sedang berada di angkutan umum. Namun ternyata deringan itu terus berbunyi hingga tiga kali dan dengan terpaksa akhirnya aku mengambil hpku dari tas.
Doni calling……
Saat melihat nama yang muncul di layar, aku langsung malas untuk menerimanya. Aku tidak enak dengan tiyan jika aku menerima telpon dari doni. Entah kenapa aku hanya tidak ingin membuatnya kecewa. Aku fikir setelah tiga kali tidak aku respon, doni akan menyerah dan tak akan menghubungiku lagi namun ternyata dugaanku salah karena hpku terus saja berdering sampai-sampai tiyan memintaku untuk segera menerima karena takut ada hal penting yang ingin doni sampaikan. Akhirnya dengan terpaksa aku pun menerima telponnya.
Belum sempat aku jawab doni sudah memutuskan pembicaraan.
Tak berapa lama tiyan pun sampai di depan gang rumahnya. Aku melihat dari wajahnya sedikit terlihat murung. Mungkin dia kecewa karena aku lebih memikirkan perasaan doni daripada dia. Sebenarnya bukan aku lebih mementingkan doni daripada tiyan, tapi aku rasa tiyan jauh lebih dewasa dan bisa mengerti daripada doni. Dia pasti memancingku dengan kata-kata yang tidak mengenakan yang akan berujung pada perdebatan panjang.
Sepuluh menit kemudian aku sudah sampai di jalan tempat doni menunggu. Dari kejauhan aku sudah bisa melihat dia sedang duduk santai di atas motornya. Dengan perasaan terpaksa aku pun turun dan menemuinya. Aku langsung duduk di motornya dan dia pun langsung menjalankan motornya tanpa berkata sepatah katapun. Saat sampai rumah aku langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Bahkan aku tidak berbasa-basi terlebih dahulu dengan doni karena aku benar-benar sedang malas bertemu dengannya. Selesai mandi aku langsung menemuinya di ruang tamu, dia sedang sibuk dengan hpnya.
Aku menghela nafas mendengar jawabannya. Dia masih saja bersikap sesuka hatinya terhadapku. Aku mulai bingung bagaimana membuatnya mengerti kalau hubungan kami sekarang sudah berbeda.
Mendengar ucapannya barusan membuat emosiku semakin terpancing.
Aku hanya diam mendengar perkataannya dan langsung masuk ke kamarku. Aku berusaha untuk tidak termakan oleh rayuannya lagi. Munafik kalau aku bilang rasaku sudah benar-benar hilang untuknya. Rasa cinta itu masih ada sekalipun tak besar lagi. Kadang aku juga masih merasa merindukan kehadirannya namun rasa sakit yang aku rasakan mengalahkan semua rasa itu. Aku tak ingin kembali lagi padanya. Cukup sudah rasa sakit yang selama ini aku rasakan.
Saat sebelum tidur ada sms masuk ke hpku.
Quote:
Kemudian tiyan kembali diam sambil terus menatap kosong ke arah laut. Aku merasa ada yang sedang mengganggu pikirannya saat ini. Aku sempat bingung dengan pertanyaannya tadi. Aku sedikit merasa kalau tiyan sedang merasa minder denganku. Ya aku sehari-hari terbiasa kemana-mana bawa motor sendiri dan mungkin itu yang membuat tiyan merasa tidak enak karena sekarang dia mengajakku pergi dengan angkutan umum. Walaupun sebenarnya aku pun tak mempermasalahkannya sama sekali.
Quote:
Aku kembali memalingkan pandanganku darinya. Entah apa tujuan sebenarnya tiyan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itu. Apa mungkin sekarang tiyan sedang menguji diriku? Tapi untuk apa???? Tanyaku dalam hati.
Quote:
Setelahnya tiyan kembali diam, dia bahkan tak menanggapi sama sekali apa yang terakhir aku katakan padanya. Aku sempat merasa tidak enak karena takut ada kata-kataku yang menyinggung perasaannya. Aku kenal tiyan dan lumayan mengerti bagaimana sifatnya. Sebenarnya kalau mau dia pun bisa punya motor sekarang ini karena papanya memang mau membelikannya. Tapi tiyan terus menolak karena dia tidak ingin menyusahkan orang tuanya. Menurutnya itu hanyalah kebutuhan pribadi yang bukan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Karena buatnya dengan membiayai pendidikannya saja sudah cukup membebani kedua orang tuanya. Aku memang mengagumi kepribadiannya yang mandiri, sederhana dan dewasa. Sungguh sangat bertolak belakang dengan doni yang masih manja dan kurang rasa tanggung jawabnya Dan mungkin itu juga yang membuatku nyaman dekat dengan tiyan sampai sekarang ini sekalipun hatiku masih belum bisa terbuka untuknya.
*****
Sehabis sholat magrib kami pun memutuskan untuk pulang. Saat perjalanan tiyan lebih banyak diam. Kita juga tidak membahas lagi apa yang tadi kami sempat bicarakan saat di pinggir pantai. Aku fikir itu hanya pertanyaan iseng tiyan yang tidak ada maksud apa-apa.
Sesampainya di halte busway tempat pemberhentian kami. Tiyan mengajakku untuk makan malam di sebuah restoran cepat saji. Aku sempat menolak karena hari sudah semakin malam. Tapi tiyan tetap memaksa dan berjanji akan mengantarkanku pulang. Karena tidak enak akhirnya aku menyetujui ajakan tiyan untuk makan terlebih dahulu. Seperti di dufan tadi, tiyan menyerahkan pesanan makanannya kepadaku. Setelah selesai makan kami pun bergegas untuk mencari angkutan umum yang menuju ke rumah kami. Kebetulan rumah kami memang searah hanya saja rumah ku lebih jauh.
Tak butuh waktu lama angkot yang kami tunggu pun datang. Dan baru saja aku duduk, aku mendengar hpku berdering. Deringan pertama aku abaikan karena aku malas mengeluarkan hpku kalau sedang berada di angkutan umum. Namun ternyata deringan itu terus berbunyi hingga tiga kali dan dengan terpaksa akhirnya aku mengambil hpku dari tas.
Doni calling……
Saat melihat nama yang muncul di layar, aku langsung malas untuk menerimanya. Aku tidak enak dengan tiyan jika aku menerima telpon dari doni. Entah kenapa aku hanya tidak ingin membuatnya kecewa. Aku fikir setelah tiga kali tidak aku respon, doni akan menyerah dan tak akan menghubungiku lagi namun ternyata dugaanku salah karena hpku terus saja berdering sampai-sampai tiyan memintaku untuk segera menerima karena takut ada hal penting yang ingin doni sampaikan. Akhirnya dengan terpaksa aku pun menerima telponnya.
Quote:
Belum sempat aku jawab doni sudah memutuskan pembicaraan.
Quote:
Tak berapa lama tiyan pun sampai di depan gang rumahnya. Aku melihat dari wajahnya sedikit terlihat murung. Mungkin dia kecewa karena aku lebih memikirkan perasaan doni daripada dia. Sebenarnya bukan aku lebih mementingkan doni daripada tiyan, tapi aku rasa tiyan jauh lebih dewasa dan bisa mengerti daripada doni. Dia pasti memancingku dengan kata-kata yang tidak mengenakan yang akan berujung pada perdebatan panjang.
Sepuluh menit kemudian aku sudah sampai di jalan tempat doni menunggu. Dari kejauhan aku sudah bisa melihat dia sedang duduk santai di atas motornya. Dengan perasaan terpaksa aku pun turun dan menemuinya. Aku langsung duduk di motornya dan dia pun langsung menjalankan motornya tanpa berkata sepatah katapun. Saat sampai rumah aku langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Bahkan aku tidak berbasa-basi terlebih dahulu dengan doni karena aku benar-benar sedang malas bertemu dengannya. Selesai mandi aku langsung menemuinya di ruang tamu, dia sedang sibuk dengan hpnya.
Quote:
Aku menghela nafas mendengar jawabannya. Dia masih saja bersikap sesuka hatinya terhadapku. Aku mulai bingung bagaimana membuatnya mengerti kalau hubungan kami sekarang sudah berbeda.
Quote:
Mendengar ucapannya barusan membuat emosiku semakin terpancing.
Quote:
Aku hanya diam mendengar perkataannya dan langsung masuk ke kamarku. Aku berusaha untuk tidak termakan oleh rayuannya lagi. Munafik kalau aku bilang rasaku sudah benar-benar hilang untuknya. Rasa cinta itu masih ada sekalipun tak besar lagi. Kadang aku juga masih merasa merindukan kehadirannya namun rasa sakit yang aku rasakan mengalahkan semua rasa itu. Aku tak ingin kembali lagi padanya. Cukup sudah rasa sakit yang selama ini aku rasakan.
Saat sebelum tidur ada sms masuk ke hpku.
Quote:
0


