- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#5817
Stagecraft 1
Hubungan Iren dan Ratu? Gue gak tau dan gue gak peduli. Bukan urusan gue 
Asal gue tanya perihal soal Ratu kepada Iren, dia gak mau jawab. Katanya lupain aja, gak penting. Tapi satu yang pasti gue tau, Iren menganggap Ratu itu cewek penuh drama, manja, dan egois. Lah terus kenapa Iren mau temenan sama orang kayak gitu? Bisa akrab lagi. Sekali lagi,
"Bukan urusan kamu ih yam
"
Ya sudah kalau begitu.
Semingguan ini juga Iren (beserta angkatannya) disibukkan untuk mempersiapkan makrab buat angkatan baru. Tahun-tahun sebelumnya, makrab dilaksanakan satu bulan setelah kuliah pertama, tapi untuk tahun ini dibuat seminggu setelah pertama kali masuk. Alasannya sih karena kalo uda lewat satu bulan, biasanya uda sibuk praktikum, jadi mengganggu aktivitas. Gue mah gak peduli kayak begituan, kalau emang uda niat mah gak usah banyak alasan
Lagipula makrab juga gak penting-penting banget buat anak-anak angkatan baru. Gue masih tetap kekeuh kalau fungsi makrab itu sebenarnya untuk para senior (terutama yang cowok) melebarkan sayap dan menambah jangkauan sinyal. Yang jomblo bisa menggaet adek-adek unyu, yang uda punya pacar bisa cari selingkuhan, atau sekedar lempar buah manggis. Goda-goda dikit, eh siapa tau dapet, kan lumayan tuh. Gitu sih kata cowok-cowok angkatan gue, apalagi gue uda boleh dibilang senior lah, uda tahun ketiga hohoho. Karismanya tentu beda donk
Gue diajakin Wawan buat ikutan makrab tahun ini. Awalnya gue nolak, tapi mendengar alasan sohib gue, akhirnya gue luluh
"Boy, gue punya target baru!" Kata Wawan dengan semangat disuatu siang hari
"Siapa?"
"Entar pas makrab gue kenalin deh" Kata Wawan
"Anak baru toh, kenapa gak sekarang aja"
"Gak lah, dia lagi bareng teman-temannya, malu gue" Kata Wawan mengelak
"Lah bedanya kalo pas makrab entar?"
"Makrab kan dipantai tuh, pas malem pasti dingin, jadi lebih intim
"
"Wasy***
"
Ni anak entah belajar darimana coba jadi genit gini. Kayaknya dia uda salah jalan
Akhirnya dengan ogah-ogahan gue berangkat makrab juga naik motor berdua bareng Wawan dan cowo-cowo angkatan gue yang lain. Padahal gue uda males banget. Apalagi entar bisa-bisa gue dicap mata kerangjang sama adik kelas. Imej misterius gue kan jadi hilang. Tapi apa daya, terpaksa deh gue ambil cuti dua hari gak masuk kerja cuman sekedar nemenin mereka-mereka yang haus kasih sayang. Sekaligus gue juga mau cari momen ah bareng Iren. Kan jarang-jarang tuh gue bisa duduk berdua bareng Iren ditepi pantai parang tritis ditemani ombak menderu-menderu. Swing.. swing.. swing....
Nyampe sana uda hampir magrib. Mahasiswa baru dan angkatan Iren sih uda berangkat dari tadi pagi. Setelah gue dan rombongan sampai, anak-anak angkatan gue pada cabut buat ibadah. Sedangkan gue nyari panitia buat nyari cangkir dan air panas. Kebetulan gue bawa kopi bubuk sendiri dari kostan.
Setelah mencari-cari, akhirnya gue ketemu juga spot yang dijadiin dapur sama panitia, disana emang ada termos air panas. Dengan segera gue meracik kopi gue. Tiba-tiba gue keinget Iren. Doi dimana ya? Dia kan non muslim. Harusnya sih berkeliaran disekitar sini. Ah gue tau, gue bikin kopi dua cangkir aja. Surprise buat cewe gue
Romantis gak sih gue?
So pasti donk
Saat gue sedang menyeduh, tiba-tiba Ratu berdiri disebelah gue.
"
"
Gue kaget karena ni orang gak ada suara, gak ada bayangan tiba-tiba uda berdiri disebelah gue. Gue pandangin dia dari ujung kepala sampai kaki. Ni cewek ya, kalau pas malam gak "digarap" sama cowok, berarti beruntung banget lah. Mikir donk coba, dia kesini kan bukan liburan bareng orang-orang terdekatnya. Ya tolong pakaiannya dijaga. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Halo kak
" Ratu menyapa gue
"
"
Kaget lagi gue. Dia malah nyapa gue duluan. Padahal tadi gue uda gak mau nyapa dia, pengennya langsung cabut aja sambil buang muka. Eh malah disapa duluan. Apa uda baikan sama Iren?
"Ohh, halo" Sapa gue balik
"Kopi ya kak?" Tanya dia
"Hmm" Gue berdeham
"Mau donk.." Kata Ratu
"
"
Mungkin dia ngeliat gue bikin kopi dua cangkir atau gimana gue gak ngerti. Bisa-bisa dia minta kopi dari gue. Halloooow?? Lo gak sadar kemarin uda gue kasarin? Ini malah baik-baikin gue berasa gak ada apa-apa. Lagian enak aja! Ni kopi buat cewe gue ya. Lo bikin sendiri lah kalo mau.
"Bikin lah sendiri" kata gue dingin
"Kopi bubuknya masih ada kan?" Tanya Ratu
"Habis"
"Ohhh"
Tuh! Harusnya ngerti ya maksud gue. Itu secara tersirat gue mengatakan, "Jauh-jauh lo dari gue".
Setelah selesai, gue bawa dua cangkir ini kedepan. Gue liat disana ada gajebo buat duduk-duduk dan pas lagi kosong. Gue mengarah kesana, meletakkan dua cangkir kopi gue dan mengeluarkan ponsel dari kantong gue buat sms Iren.
"Tuan putri kodok, dimana? Aku uda nyampe nih"
to Iren
Drrrt.. drrrt..
Ponsel gue bergetar gak nyampe satu menit
"Bent4r y4, Aq lgi ngurus csuatu"
dari Iren

Punya pacar boleh cakep, manis, manja, kangenin, gemesin, tapi kalo balas sms, ampun-ampun dah
Gue masukkan lagi ponsel gue kedalam kantong sambil nyeduh kopi racikan gue tadi. Mantep dah. Tapi rasanya kurang kalo gak pake asap tembakau. Oleh karena itu, seperti biasa, gue membakar rokok yang terselip dibibir gue.
Memandangi laut pas sore itu adem. Sambil menikmati angin sepoi-sepoi, rasanya gue ngantuk.
"bruuuk"
"
"
Ada suara sesuatu terjatuh disebelah gue. Terlihat disana ada Ratu yang berusaha menaiki tangga gajebo dan sebuah piring telungkup didepannya. Sepertinya sih suara piring itu tadi. Gue juga ngeliat ada beberapa potong gorengan yang terjatuh.
Gue melihat ke arah Ratu, dia memungut piring yang jatuh tadi dan beranjak ke arah gue
"
"
"Aku bawa tahu isi tadi kak, tapi jatuh" Kata Ratu dengan wajah kecewa
Ngapain??
"Gue gak makan tahu" Kata gue sambil menghembuskan asap dari mulut
"Kenapa? Kan enak" Kata Ratu
"Gak suka"
Ni cewek kesambet apa deh, tadi minta dibikinin kopi, sekarang bawain tahu isi. Oh tidak bisa, gue orangnya setia cuy!
Dia duduk disebelah gue dengan jarak beberapa puluh centi. Seandainya orang itu bukan Ratu, pasti rokok ditangan gue sudah gue matikan. Gak enak donk kena asap rokok buat yang bukan perokok. Tapi karena ini Ratu, dan gue orangnya kasar, rokok tetap gue isep dan sengaja asapnya gue banyakin. Tau sendirilah gudang garam inter itu asapnya segimana nyakitin
Tapi anehnya dia tetap duduk disebelah gue
"Macet tadi kak?" Tanya Ratu
"
"
Berusaha sok akrab??
"Lupa"
Gue balas dengan tidak akrab, mau apa lo sekarang?
Ratu tidak membalas gue lagi. Kita jadi hening. Gue sih ngerasa risih, pengen pindah tempat. Tapi ribet bawa kopi dua cangkir. Lagian Iren juga lama banget. Ratu uda gue usir secara halus, tapi gak peka. Sial
Ahhh!
Gue melihat seeorang babon berlari menuju kearah gue
*sori sob
Babon ini lalu melompat dan langsung duduk digajebo yang lagi gue dan Ratu duduki
Tepat waktu lo emang!
"Jatuh kopinya cuk! wasy*** " Kata gue sambil menarik cangkir kopi Iren
"Wah kopi!" Teriak Imus kegirangan
Tanpa izin dari gue, cangkir itu langsung direbut dan diseruput oleh Imus.
"Mantap" Kata Imus
"
"
Tuh kan kopi buat cewe gue!
"Cuk, bagi rokok, ketinggalan dimotor punya gue" Kata Imus
"Yaelah, uda kopi gue diambil, rokok gue diporotin" Keluh gue
"Kita kan preen
" Kata Imus sambil menggandeng pundak gue
"Halo Ratu!" Kata Imus
"
" Ratu hanya membalas senyuman Imus
Baguslah ada ni bocah.
Gue segera melompat dari gajebo ini untuk beranjak pergi. Sambil membereskan kopi dan cangkir kopi gue,
"Lo berdua, pendekatan lah, siapa tau jadian" Kata gue
"
" Imus nyengir
Gue pun beranjak dari situ. Untung aja ada Imus.
Setelahnya gue pergi ke pondokan yang dipake jadi dapur sama panitia untuk mengembalikan cangkir kopi gue yang kosong. Pas gue juga melihat sosok yang sangat gue kenal bentukannya.
Gue berjalan mendekatinya tanpa suara, lalu memegang sebelah pundaknya.
Si empunya pundak kemudian melihat kebelakang
"Baaaaaa" Kata gue sambil menjulurkan lidah ke Iren
"
" Tapi Iren tidak kaget
"
" gue nyengir
Eh tiba-tiba tangan gue ditarik sama Iren keluar dari pondokan itu.
"Kenapa dok?" Tanya gue kebingungan sambil tetap ditarik
"Ikut aja" Kata Iren ketus
Setelah ada diluar, tangan Iren lalu mencubit pinggang gue
"
"
"Aduh.. aduh.. aduh.." Teriak gue kesakitan
"Kamu ngapain berdua sama Ratu?!
"

Asal gue tanya perihal soal Ratu kepada Iren, dia gak mau jawab. Katanya lupain aja, gak penting. Tapi satu yang pasti gue tau, Iren menganggap Ratu itu cewek penuh drama, manja, dan egois. Lah terus kenapa Iren mau temenan sama orang kayak gitu? Bisa akrab lagi. Sekali lagi,
"Bukan urusan kamu ih yam
"Ya sudah kalau begitu.
Semingguan ini juga Iren (beserta angkatannya) disibukkan untuk mempersiapkan makrab buat angkatan baru. Tahun-tahun sebelumnya, makrab dilaksanakan satu bulan setelah kuliah pertama, tapi untuk tahun ini dibuat seminggu setelah pertama kali masuk. Alasannya sih karena kalo uda lewat satu bulan, biasanya uda sibuk praktikum, jadi mengganggu aktivitas. Gue mah gak peduli kayak begituan, kalau emang uda niat mah gak usah banyak alasan

Lagipula makrab juga gak penting-penting banget buat anak-anak angkatan baru. Gue masih tetap kekeuh kalau fungsi makrab itu sebenarnya untuk para senior (terutama yang cowok) melebarkan sayap dan menambah jangkauan sinyal. Yang jomblo bisa menggaet adek-adek unyu, yang uda punya pacar bisa cari selingkuhan, atau sekedar lempar buah manggis. Goda-goda dikit, eh siapa tau dapet, kan lumayan tuh. Gitu sih kata cowok-cowok angkatan gue, apalagi gue uda boleh dibilang senior lah, uda tahun ketiga hohoho. Karismanya tentu beda donk

Gue diajakin Wawan buat ikutan makrab tahun ini. Awalnya gue nolak, tapi mendengar alasan sohib gue, akhirnya gue luluh
"Boy, gue punya target baru!" Kata Wawan dengan semangat disuatu siang hari
"Siapa?"
"Entar pas makrab gue kenalin deh" Kata Wawan
"Anak baru toh, kenapa gak sekarang aja"
"Gak lah, dia lagi bareng teman-temannya, malu gue" Kata Wawan mengelak
"Lah bedanya kalo pas makrab entar?"
"Makrab kan dipantai tuh, pas malem pasti dingin, jadi lebih intim
""Wasy***
"Ni anak entah belajar darimana coba jadi genit gini. Kayaknya dia uda salah jalan

Akhirnya dengan ogah-ogahan gue berangkat makrab juga naik motor berdua bareng Wawan dan cowo-cowo angkatan gue yang lain. Padahal gue uda males banget. Apalagi entar bisa-bisa gue dicap mata kerangjang sama adik kelas. Imej misterius gue kan jadi hilang. Tapi apa daya, terpaksa deh gue ambil cuti dua hari gak masuk kerja cuman sekedar nemenin mereka-mereka yang haus kasih sayang. Sekaligus gue juga mau cari momen ah bareng Iren. Kan jarang-jarang tuh gue bisa duduk berdua bareng Iren ditepi pantai parang tritis ditemani ombak menderu-menderu. Swing.. swing.. swing....

Nyampe sana uda hampir magrib. Mahasiswa baru dan angkatan Iren sih uda berangkat dari tadi pagi. Setelah gue dan rombongan sampai, anak-anak angkatan gue pada cabut buat ibadah. Sedangkan gue nyari panitia buat nyari cangkir dan air panas. Kebetulan gue bawa kopi bubuk sendiri dari kostan.
Setelah mencari-cari, akhirnya gue ketemu juga spot yang dijadiin dapur sama panitia, disana emang ada termos air panas. Dengan segera gue meracik kopi gue. Tiba-tiba gue keinget Iren. Doi dimana ya? Dia kan non muslim. Harusnya sih berkeliaran disekitar sini. Ah gue tau, gue bikin kopi dua cangkir aja. Surprise buat cewe gue

Romantis gak sih gue?

So pasti donk

Saat gue sedang menyeduh, tiba-tiba Ratu berdiri disebelah gue.
"
"Gue kaget karena ni orang gak ada suara, gak ada bayangan tiba-tiba uda berdiri disebelah gue. Gue pandangin dia dari ujung kepala sampai kaki. Ni cewek ya, kalau pas malam gak "digarap" sama cowok, berarti beruntung banget lah. Mikir donk coba, dia kesini kan bukan liburan bareng orang-orang terdekatnya. Ya tolong pakaiannya dijaga. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Halo kak
" Ratu menyapa gue"
"Kaget lagi gue. Dia malah nyapa gue duluan. Padahal tadi gue uda gak mau nyapa dia, pengennya langsung cabut aja sambil buang muka. Eh malah disapa duluan. Apa uda baikan sama Iren?
"Ohh, halo" Sapa gue balik
"Kopi ya kak?" Tanya dia
"Hmm" Gue berdeham
"Mau donk.." Kata Ratu
"
"Mungkin dia ngeliat gue bikin kopi dua cangkir atau gimana gue gak ngerti. Bisa-bisa dia minta kopi dari gue. Halloooow?? Lo gak sadar kemarin uda gue kasarin? Ini malah baik-baikin gue berasa gak ada apa-apa. Lagian enak aja! Ni kopi buat cewe gue ya. Lo bikin sendiri lah kalo mau.
"Bikin lah sendiri" kata gue dingin
"Kopi bubuknya masih ada kan?" Tanya Ratu
"Habis"
"Ohhh"
Tuh! Harusnya ngerti ya maksud gue. Itu secara tersirat gue mengatakan, "Jauh-jauh lo dari gue".
Setelah selesai, gue bawa dua cangkir ini kedepan. Gue liat disana ada gajebo buat duduk-duduk dan pas lagi kosong. Gue mengarah kesana, meletakkan dua cangkir kopi gue dan mengeluarkan ponsel dari kantong gue buat sms Iren.
"Tuan putri kodok, dimana? Aku uda nyampe nih"
to IrenDrrrt.. drrrt..
Ponsel gue bergetar gak nyampe satu menit
"Bent4r y4, Aq lgi ngurus csuatu"
dari Iren
Punya pacar boleh cakep, manis, manja, kangenin, gemesin, tapi kalo balas sms, ampun-ampun dah

Gue masukkan lagi ponsel gue kedalam kantong sambil nyeduh kopi racikan gue tadi. Mantep dah. Tapi rasanya kurang kalo gak pake asap tembakau. Oleh karena itu, seperti biasa, gue membakar rokok yang terselip dibibir gue.
Memandangi laut pas sore itu adem. Sambil menikmati angin sepoi-sepoi, rasanya gue ngantuk.
"bruuuk"
"
"Ada suara sesuatu terjatuh disebelah gue. Terlihat disana ada Ratu yang berusaha menaiki tangga gajebo dan sebuah piring telungkup didepannya. Sepertinya sih suara piring itu tadi. Gue juga ngeliat ada beberapa potong gorengan yang terjatuh.
Gue melihat ke arah Ratu, dia memungut piring yang jatuh tadi dan beranjak ke arah gue
"
""Aku bawa tahu isi tadi kak, tapi jatuh" Kata Ratu dengan wajah kecewa
Ngapain??
"Gue gak makan tahu" Kata gue sambil menghembuskan asap dari mulut
"Kenapa? Kan enak" Kata Ratu
"Gak suka"
Ni cewek kesambet apa deh, tadi minta dibikinin kopi, sekarang bawain tahu isi. Oh tidak bisa, gue orangnya setia cuy!
Dia duduk disebelah gue dengan jarak beberapa puluh centi. Seandainya orang itu bukan Ratu, pasti rokok ditangan gue sudah gue matikan. Gak enak donk kena asap rokok buat yang bukan perokok. Tapi karena ini Ratu, dan gue orangnya kasar, rokok tetap gue isep dan sengaja asapnya gue banyakin. Tau sendirilah gudang garam inter itu asapnya segimana nyakitin

Tapi anehnya dia tetap duduk disebelah gue

"Macet tadi kak?" Tanya Ratu
"
"Berusaha sok akrab??
"Lupa"
Gue balas dengan tidak akrab, mau apa lo sekarang?
Ratu tidak membalas gue lagi. Kita jadi hening. Gue sih ngerasa risih, pengen pindah tempat. Tapi ribet bawa kopi dua cangkir. Lagian Iren juga lama banget. Ratu uda gue usir secara halus, tapi gak peka. Sial
Ahhh!
Gue melihat seeorang babon berlari menuju kearah gue
*sori sob

Babon ini lalu melompat dan langsung duduk digajebo yang lagi gue dan Ratu duduki
Tepat waktu lo emang!
"Jatuh kopinya cuk! wasy*** " Kata gue sambil menarik cangkir kopi Iren
"Wah kopi!" Teriak Imus kegirangan
Tanpa izin dari gue, cangkir itu langsung direbut dan diseruput oleh Imus.
"Mantap" Kata Imus
"
"Tuh kan kopi buat cewe gue!

"Cuk, bagi rokok, ketinggalan dimotor punya gue" Kata Imus
"Yaelah, uda kopi gue diambil, rokok gue diporotin" Keluh gue
"Kita kan preen
" Kata Imus sambil menggandeng pundak gue"Halo Ratu!" Kata Imus
"
" Ratu hanya membalas senyuman ImusBaguslah ada ni bocah.
Gue segera melompat dari gajebo ini untuk beranjak pergi. Sambil membereskan kopi dan cangkir kopi gue,
"Lo berdua, pendekatan lah, siapa tau jadian" Kata gue
"
" Imus nyengirGue pun beranjak dari situ. Untung aja ada Imus.
Setelahnya gue pergi ke pondokan yang dipake jadi dapur sama panitia untuk mengembalikan cangkir kopi gue yang kosong. Pas gue juga melihat sosok yang sangat gue kenal bentukannya.
Gue berjalan mendekatinya tanpa suara, lalu memegang sebelah pundaknya.
Si empunya pundak kemudian melihat kebelakang
"Baaaaaa" Kata gue sambil menjulurkan lidah ke Iren
"
" Tapi Iren tidak kaget"
" gue nyengirEh tiba-tiba tangan gue ditarik sama Iren keluar dari pondokan itu.
"Kenapa dok?" Tanya gue kebingungan sambil tetap ditarik
"Ikut aja" Kata Iren ketus
Setelah ada diluar, tangan Iren lalu mencubit pinggang gue
"
""Aduh.. aduh.. aduh.." Teriak gue kesakitan
"Kamu ngapain berdua sama Ratu?!
"jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
