Part 157 -

Keesokan harinya sekolah gue di pulangkan awal karena guru mengadakan rapat disekolah. Sebelum pulang gue menyempatkan diri ke kantin buat membeli minum. Gue membeli sebotol air mineral lalu meminumnya, lalu gue lihat vira sedang menikmati makanan di salah satu meja.

Gue pun menghampirinya sekalian minta di traktir, kali aja dia mau haha



Lha kok cuma nganterin ortu nya dia , kok pake bawa baju ganti segala sih? Emangnya mau ngapain dah? Gue pun ngikutin aja apa kata vira saat dirumah, sebelum pergi ke rumahnya gue bawa ransel yang berisi baju ganti yang masih tak jelas untuk apa gunanya

Jam 1 gue ke rumah vira sampe disana gue lihat barang2 seperti kardus, koper sudah berada di luar semua. Gue ucapin salam dan ternyata papanya Vira yang keluar dari rumah. Gue salim lalu membantu papanya Vira memasukkan barang-barang ke dalem mobil. Setelah itu kita duduk di halaman depan sambil menunggu vira dan mamanya kelar siap2



Tak lama dari dalem rumah keluar lah mamanya Vira, Vira lalu adenya. Mama dan adenya menyusul papanya yang sudah masuk di dalem mobil. Mamanya vira tersenyum kepada gue ketika gue menyapanya pada waktu siang itu.

Kini tinggalah vira yang masih sibuk mengkunci pintu2. Gue pun ikut membantunya membawa sisa-sisa barang yang berada di dekat Vira.



Ketika semuanya selesai, gue pun ikut masuk ke dalem mobil. Vira pun sama mengikuti gue dari belakang. Saat vira membuka pintu belakang mobil dia kaget, kok papanya ada di belakang, biasanya kan papa duduknya selalu di depan/ di samping kursi kemudi.



Akhirnya vira duduk di samping gue yang sedang membawa mobil ini. Hingga sampe di terminal, tak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut gue kepada vira. Sumpah gue canggung banget kalo ngobrol sama vira di depan orangtuanya begini.

Setelah itu gue, bantuin bawain barang-barangnya ke dalem bus yang sudah tiba di salah satu bagian terminal. Gue masukin ke bagian bagasi bus lalu setelah itu kami semua pamitan, tentu saja yang paling melow ya si Vira, ampe sedih banget mau ditinggal. Adenya juga keliatan sedih banget bakal misah dari kakanya.



Setelah nganterin ortunya, gue pun memutuskan untuk keliling-keliling kota, setelah cukup lama berkeliling gue pun menanyakan mau kemana lagi.



Sampe di rumah pun gue rebahan di sofa ruang tvnya Vira sambil sibuk mengecek hape, lalu gue telpon Tiara, ternyata dia sedang makan. Betapa senengnya gue ketika mendengar suaranya, yang kelihatan membaik.

Setelah telpon ditutup gue kembali melanjutkan rebahan sambil menonton tv. Beberapa saat kemudian Vira duduk di bawah deket gue, sehingga gue bisa menghirup aroma rambutnya yang wangi itu.





Berlanjut