- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Tak Sempurna
...
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.
Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.
Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.
NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aldiansyahdzs
#20
Perkenalan Aneh - Part 4
“Hei hei dek lagi nunggu siapa?” panggil ku dari jauh.
Siswa itu menghampiriku dengan langkah cepat.
“Lah ternyata kamu Octa, kenapa belum pulang?” tanyaku.
“Octa tadi nyari - nyari akang kemana, hampir aku kelilingi ini sekolah. Octa mau ngambil name tag octa”. Ujarnya.
“Octa maafin akang ya, ini nametag Octa. Akang lupa kalo nametag octa masih ada di akang.” Ku berikan nametagnya.
“Makasih kang.” Ia menundukan kepalanya
“Octa ini udah ampir magrib, kamu dijemput orang tua kamu ga?” Tanyaku
Dia menggelengkan kepalanya.
“Rumahmu dimana?” tanyaku
“Komplek Anggrek Blok D No 4 Kang.” jawabnya
Aku berfikir sejenak, jika ia pulang menggunakan angkutan kota bisa saja ia sampai rumah pukul 9 malam. Jujur saja, aku merasa khawatir perempuan yang baru menginjakan kaki di SMK pulang terlalu malam.
“Kamu ikut pulang sama Akang.” Ujarku dengan wajah datar
“Sampai mana kang sampai depan?”, aku mengerti apa yang ia maksud mungkin yang ia maksud sampai depan jalan raya.
“Bukan, bukan sampai depan. Tapi sampai depan rumahmu.” Jawabku.
Ia tak banyak bicara, ia naik ke motorku. Ku lajukan motor dengan kecepatan rendah. Memang, aku tak biasa melajukan kendaraan dengan kecepatan diatas 40Km/Jam, rasanya ini kecepatan yang pas untuk membonceng. Tak terlalu pelan ataupun tak terlalu kencang. Yang penting anak ini bisa sampai tujuan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai, ia lalu menyuruhku agar menepi. Ku belokan motorku didepan pagar rumah yang cukup sederhana namun minimalis, dirumah itu terparkir Mobil Sport , bisa ku tebak kalau Octa adalah anak dari keluarga yang berada . Octa turun dari motorku.
“Mau kerumah dulu kang?” ujarnya.
“Engga, lagian ga enak masuk kerumah perempuan malem – malem. Akang pulang dulu awas besok kalo kesiangan kamu tau konsekuensinya ya“ jawabku.
“Hati hati kang.” Ujarnya, sepertinya ia tak ingin sedang membahas tentang kesalahan yang ia buat.
“Hei hei dek lagi nunggu siapa?” panggil ku dari jauh.
Siswa itu menghampiriku dengan langkah cepat.
“Lah ternyata kamu Octa, kenapa belum pulang?” tanyaku.
“Octa tadi nyari - nyari akang kemana, hampir aku kelilingi ini sekolah. Octa mau ngambil name tag octa”. Ujarnya.
“Octa maafin akang ya, ini nametag Octa. Akang lupa kalo nametag octa masih ada di akang.” Ku berikan nametagnya.
“Makasih kang.” Ia menundukan kepalanya
“Octa ini udah ampir magrib, kamu dijemput orang tua kamu ga?” Tanyaku
Dia menggelengkan kepalanya.
“Rumahmu dimana?” tanyaku
“Komplek Anggrek Blok D No 4 Kang.” jawabnya
Aku berfikir sejenak, jika ia pulang menggunakan angkutan kota bisa saja ia sampai rumah pukul 9 malam. Jujur saja, aku merasa khawatir perempuan yang baru menginjakan kaki di SMK pulang terlalu malam.
“Kamu ikut pulang sama Akang.” Ujarku dengan wajah datar
“Sampai mana kang sampai depan?”, aku mengerti apa yang ia maksud mungkin yang ia maksud sampai depan jalan raya.
“Bukan, bukan sampai depan. Tapi sampai depan rumahmu.” Jawabku.
Ia tak banyak bicara, ia naik ke motorku. Ku lajukan motor dengan kecepatan rendah. Memang, aku tak biasa melajukan kendaraan dengan kecepatan diatas 40Km/Jam, rasanya ini kecepatan yang pas untuk membonceng. Tak terlalu pelan ataupun tak terlalu kencang. Yang penting anak ini bisa sampai tujuan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai, ia lalu menyuruhku agar menepi. Ku belokan motorku didepan pagar rumah yang cukup sederhana namun minimalis, dirumah itu terparkir Mobil Sport , bisa ku tebak kalau Octa adalah anak dari keluarga yang berada . Octa turun dari motorku.
“Mau kerumah dulu kang?” ujarnya.
“Engga, lagian ga enak masuk kerumah perempuan malem – malem. Akang pulang dulu awas besok kalo kesiangan kamu tau konsekuensinya ya“ jawabku.
“Hati hati kang.” Ujarnya, sepertinya ia tak ingin sedang membahas tentang kesalahan yang ia buat.
JabLai cOY dan 9 lainnya memberi reputasi
10