- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Tak Sempurna
...
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.
Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.
Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.
NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aldiansyahdzs
#2
Perkenalan Aneh - PART 2
“Iya kang?” sahutnya
“Octa sini,” pintaku
Ia keluar dari toilet. Wajahnya terlihat lelah, aku mempersilahkannya duduk.
“ 2 toilet lagi ya?” tanyaku
“Ah kang satu aja udah cape.” Jawabnya sambil mengeluh
“Makannya jangan kesiangan atau ga patuh sama aturan salah sendiri kesiangan 3 hari berturut – turut. Kamu gakan saya hukum kalo kamu ga ngelanggar.” Ujarku.
“Huuuuh kang please aku gakan kesiangan lagi.” Pintanya sambil sedikit memelas
.
“Octa jangan nawar mau saya tambahin sama keliling lapangan sepakbola?” ujarku.
Ia tak menjawab.
“Octa kamu minum dulu, saya gamau tanggung jawab kalau kamu sampai sakit.” Ku berikan botol minum.
Octa meminumnya hampir setengah botol ia teguk, iba juga sebenarnya melihat anak ini namun apalah arti iba jika ia terus melakukan kesalahan. Wajahnya kini kembali segar, aku mempersilahkan untuk membersihkan toilet kembali.
Sambil menunggu, aku duduk di kursi sebelah toilet yang sedang Octa bersihkan. Aku duduk memandangi langit biru dan awan putih hari ini. Hari ini cerah setelah kemarin hujan meskipun dengan instensitas yang sedang. 2 Jam aku menunggu Octa.
“fhuh, Akang toilet ini udah octa bersihin.” Nafasnya masih belum beraturan wajahnya sedikit lesu.
Aku masuk mengecek kedalam toilet, ternyata ia mengerjakannya dengan baik. Toilet ini menjadi bersih.
“Haus ya? Minum lagi ini.” Untuk kedua kalinya aku memberikan botol minumanku.
“Kang makasih ya.” Sambil ia mengambil botol minumanku.
Aku mengantarkan ia untuk mengambil mukena didalam tasnya. Beberapa siswa lain memandangi kami yang berjalan berdampingan.
“Octa lain kali kamu jangan kesiangan. Kamu ga malu emang kesiangan terus?” tanyaku
“Emmm…” ia sepertinya tak berniat menjawab.
“Kamu shalat udah shalat ikuti materi tapi nanti sepulang sekolah ambil nametag dan tas kamu ya?” ujarku
“Iya kang siaap.” Jawabnya tegas.
Sambil menunggu adzan dzuhur tiba – tiba ku pandangi kursi disebelah taman. Kursi itu seperti mengingatkan sesuatu akan satu tahun yang telah berlalu. Satu tahun yang telah menjadi histori, kursi itu adalah saksi bisu. Aku seperti melihat Fani, orang yang masih aku kagumi, sepulang sekolah biasanya kami menghabiskan waktu untuk duduk bersama di kursi itu kadang untuk mengerjakan PR. Namun kini, rasa yang telah ada bertahun tahun sejak dulu harus ku simpan. Ah sudahlah aku tak ingin ingatan ini membuat tak fokus. Adzan berkumandang aku segera bergegas menuju masjid.
“Iya kang?” sahutnya
“Octa sini,” pintaku
Ia keluar dari toilet. Wajahnya terlihat lelah, aku mempersilahkannya duduk.
“ 2 toilet lagi ya?” tanyaku
“Ah kang satu aja udah cape.” Jawabnya sambil mengeluh
“Makannya jangan kesiangan atau ga patuh sama aturan salah sendiri kesiangan 3 hari berturut – turut. Kamu gakan saya hukum kalo kamu ga ngelanggar.” Ujarku.
“Huuuuh kang please aku gakan kesiangan lagi.” Pintanya sambil sedikit memelas
.
“Octa jangan nawar mau saya tambahin sama keliling lapangan sepakbola?” ujarku.
Ia tak menjawab.
“Octa kamu minum dulu, saya gamau tanggung jawab kalau kamu sampai sakit.” Ku berikan botol minum.
Octa meminumnya hampir setengah botol ia teguk, iba juga sebenarnya melihat anak ini namun apalah arti iba jika ia terus melakukan kesalahan. Wajahnya kini kembali segar, aku mempersilahkan untuk membersihkan toilet kembali.
Sambil menunggu, aku duduk di kursi sebelah toilet yang sedang Octa bersihkan. Aku duduk memandangi langit biru dan awan putih hari ini. Hari ini cerah setelah kemarin hujan meskipun dengan instensitas yang sedang. 2 Jam aku menunggu Octa.
“fhuh, Akang toilet ini udah octa bersihin.” Nafasnya masih belum beraturan wajahnya sedikit lesu.
Aku masuk mengecek kedalam toilet, ternyata ia mengerjakannya dengan baik. Toilet ini menjadi bersih.
“Haus ya? Minum lagi ini.” Untuk kedua kalinya aku memberikan botol minumanku.
“Kang makasih ya.” Sambil ia mengambil botol minumanku.
Aku mengantarkan ia untuk mengambil mukena didalam tasnya. Beberapa siswa lain memandangi kami yang berjalan berdampingan.
“Octa lain kali kamu jangan kesiangan. Kamu ga malu emang kesiangan terus?” tanyaku
“Emmm…” ia sepertinya tak berniat menjawab.
“Kamu shalat udah shalat ikuti materi tapi nanti sepulang sekolah ambil nametag dan tas kamu ya?” ujarku
“Iya kang siaap.” Jawabnya tegas.
Sambil menunggu adzan dzuhur tiba – tiba ku pandangi kursi disebelah taman. Kursi itu seperti mengingatkan sesuatu akan satu tahun yang telah berlalu. Satu tahun yang telah menjadi histori, kursi itu adalah saksi bisu. Aku seperti melihat Fani, orang yang masih aku kagumi, sepulang sekolah biasanya kami menghabiskan waktu untuk duduk bersama di kursi itu kadang untuk mengerjakan PR. Namun kini, rasa yang telah ada bertahun tahun sejak dulu harus ku simpan. Ah sudahlah aku tak ingin ingatan ini membuat tak fokus. Adzan berkumandang aku segera bergegas menuju masjid.
Diubah oleh aldiansyahdzs 19-08-2015 18:40
JabLai cOY dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup