- Beranda
- Stories from the Heart
Aku pergi sebentar, boleh?
...
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?

Quote:
INDEX:
SATU : Ve !!!
DUA : Kak Tama
TIGA : Diam
EMPAT : Coklat
LIMA : Break Up Lexa !
ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?
TUJUH : Tadaima
DELAPAN : Gadis Coklat
SEMBILAN : Api Cemburu
SEPULUH : Bad Day
SEBELAS : Terbongkar !!!
DUA BELAS : Revenge
TIGA BELAS : Flashback
EMPAT BELAS : Nyaman
LIMA BELAS : PUTUS
ENAM BELAS : Perkenalan
TUJUH BELAS : Akhirnya
DELAPAN BELAS : Jarak
SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara
DUA PULUH : Suci atau Shinta ?
DUA PULUH SATU : It's Final Choise
DUA PULUH DUA : Itu Nyata
DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu
DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap
Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
201192
#31
LIMA : Break Up Lexa !
"Ternyata Lexa masih sama seperti tahun lalu, gue salah duga".
Pemuda berperawakan setengah Jepang itu kembali menyeruput peppermint tea nya sembari mandengarkan alunan Ballades karya Chopin di balkon kamarnya.
Peristiwa tadi siang di cafe membangkitkan memori pahit Ryu tentang Lexa...
---------------------------------------------
- 1 Tahun yang lalu
SMA GARUDA BANGSA
---------------------------------------------
Lexa mematahkan pensil yang digenggamnya erat saat melihat pemandangan di depan matanya. Bagaimana tidak panas hatinya, melihat kekasih hatinya pada jam istirahat sekolah sedang makan siang bersama anak baru di sekolahnya, sekolah tempat ia berkuasa, sekolah tempat ayahnya sebagai kepala yayasan.
Melihat kejadian itu membuat Lexa muak, anak baru pindahan dari luar negeri itu beraninya mendatangi kelas Ryu yang notabene adalah adik kelasnya. Dengan tinggi badan dia atas rata-rata permpuan sekolahnya, tubuh yang sexy, kulit putih mulus, mata bulat berwarna hijau, bibir tipis serta rambut berwarna keperakan. Anak baru itu dinobatkan sebagai malaikat yang baru turun dari kahyangan oleh seluruh laki-laki normal di SMA Garuda Bangsa.
Lexa meninggalkan kelas Ryu dengan hati yang terbakar.
"Lex, lo kenapa?" sahut Shinta yang melihat Lexa terburu-buru masuk ke dalam kelas dan menelungkupkan mukanya di meja beralaskan kedua tangannya.
"........................."
"Lex......" Shinta kembali menegur teman sebangkunya yang belum menjawabnya sambil coba perlahan menggoyangkan bahu Lexa.
"Tha, lo bawa gunting buat pelajaran kesenian hari ini?" ujar Lexa singkat masih dalam posisi yang sama.
"Bawa Lex, ada di tas" Shinta menatap lexa heran, biasanya Lexa paling ogah dengan kegiatan yang berpotensi mengotori tubuhnya, tapi kali ini Lexa malah menanyakan perkakas pelajaran kesenian.
"Ambilin dong Tha, gue pinjem sebentar". Lexa mulai menegakkan kepalanya.
Shinta yang melihat muka Lexa yang kusut serta mata yang memerah menjadi takut untuk menegurnya kembali.
"Tapi kan pelajaran kesenian nanti Lex, terakhir, masih ada Matematika dulu" suara Shinta kini lebih pelan daripada sebelumnya, ia takut melihat tampang Lexa yang tidak karuan.
"Gue mau bikin pelajaran sama seseorang".
Lexa langsung mengambil gunting yang baru dikeluarkan Shinta dari dalam tas, dan pergi keluar kelas dengan terburu-buru.
DING......DOOONG....
"Lex, udah bel masuk nih, ayo kita ke kelas" uajr Shinta dengan nada cemas.
Sedangkan Lexa yang terbakar emosi tak mempedulikan ocehan Shinta yang mengikuti di belakangnya.
"Lex, lo ngapain ke lantai atas? kan disana lantai kelas 3, kita baru kelas 2 Lex, lo kenapa siiih". Shinta makin panik, Lexa mempercepat langkahnya menuju lantai 3 sekolah, yang dimana lantai itu lantai kelas untuk kelas 3.
Lexa mengedarkan pandangannya ke kelas 3 IPA 2, di ujung sana terlihat menonjol seorang wanita dengan rambut keperakannya. Lexa segera menghampirinya.
BRETTTT......Lexa langsung menjambak rambut perak itu ke belakang dengan sekali tarikan keras.
"PECUN!!JAUH-JAUH LO DARI COWO GUE" Teriak Lexa di depan mukanya.
"Ahhhh........sakkkittt...anooo..."
PLAKK
Belum sempat mengeluarkan suara berikutnya, Lexa sudah menghadiahi tamparan telak ke pipi mulusnya, wanita itu mulai menangis diperlakukan seperti itu, sementara tidak ada satupun anak kelas 3 yang berani mendekati Lexa yang sedang kalap. Selain klaimnya sebagai "ratu" di sekolah, saat ini di tangan kiri Lexa yang sedang menjambak rambut gadis berambut perak itu terselip gunting.
"GAUSAH LO SOK KECANTIKAN, MENTANG-MENTANG KELAS 3, LO PIKIR GUE GA BERANI SAMA KAKAK KELAS??!"
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya lemah sambil air matanya terus keluar tanpa tertahan.
"Atau ini yang bikin lo PD deketin cowo gue?!" Lexa mengangkat rambut yang ia jambak dengan tangan kanannya.
"Gue modifikasi sedikit biar tambah indah, kebetulan gue lagi bawa gunting sekarang!"
KRESSS.....BRAAAAAKKK !!!!!
Baru saja sedikit poni depan gadis perak itu terpotong, tubuh Lexa terpelanting ke samping.
"Lexaaa, lo gapapa kan?" teriak Shinta yang panik melihat Lexa tersungkur.
Lexa terbangun, dan selanjutnya berdiri dengan tatapan dinginnya pada orang yang baru saja membuatnya terpelanting.
"Kamu kenapa! kamu mau belain dia?! Kamu mau selingkuh?!!" Lexa dingin berujar pada Ryu, sementara gadis perak itu bersembunyi di balik punggung Ryu sambil sesekali sesenggukan tangisnya terdengar pilu.
"Lex, lo ga bisa semena-mena gini!" Bentak Ryu.
Melihat Ryu yang memarahinya di depan kelas 3, Lexa naik pitam dan menarik tangan gadis Perak yang merangkul berlindung di punggung Ryu. Tapi baru saja hendak meraih tangan si gadis perak....
PLAKK
Tamparan Ryu yang tak terhalang itu mendarat sukses di pipi Lexa.
"Sedikit aja lo sentuh lagi, gue bikin lo cacat!"
"Kok Lo belain dia sih?! Lo kan cowo gue, lo pacar gue !!"
Perlahan isakan si gadis perak mereda, dan berbisik ke Ryu
"Ryu-kun, aku mau pulang ke Jepang, disini menakutkan"
PLAKKKK
Sambil menampar Lexa sekali lagi, tangan Ryu mencengkram kerah seragam Lexa.
Sambil gemetar menahan emosi, Ryu mendesis pada Lexa
" Mulai sekarang gue bukan cowo lo, we're break up Lexa, dan satu lagi, sampe lo sentuh Kak Mayu seujung rambut aja, gue jamin lo bakal cacat seumur idup".
Mata itu, mata itu belum pernah dilihat siapapun sebelumnya oleh seantero penghuni sekolah.Bahkan Lexa sekalipun yang sudah berpacaran dengan Ryu semenjak 1 tahun yang lalu, semarah-marahnya Ryu, belum pernah ia menunjukkan sikap seperti ini. Mata itu memancarkan aura membunuh yang pekat.
Lexa hanya bisa menelan ludah dan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
Setelah melepaskan cengkramannya dari kerah seragam Lexa, Ryu langsung memeluk gadis perak, terlihat mereka bercakap dengan bahasa Jepang dengan lembut, lalu setelah gadis berambut perak itu mengangguk lemah, Ryu akhirnya membawanya pergi.
KLIIIING
Saat Ryu dan gadis perak itu berjalan keluar kelas, nametagnya terlepas. Shinta pun memungutnya dan segera menghampiri Lexa yang memucat.
"Lex, lo salah sasaran, liat ini" sambil Shinta menyerahkan name-tag si gadis perak yang terjatuh tadi.
Lexa yang semula memang sudah lemas kini bersandar pada tembok kelas yang dingin terkena ac kelas, sandarannya melorot.
Terlihat nama....
MAYUMI BASKARA
Pemuda berperawakan setengah Jepang itu kembali menyeruput peppermint tea nya sembari mandengarkan alunan Ballades karya Chopin di balkon kamarnya.
Peristiwa tadi siang di cafe membangkitkan memori pahit Ryu tentang Lexa...
---------------------------------------------
- 1 Tahun yang lalu
SMA GARUDA BANGSA
---------------------------------------------
Lexa mematahkan pensil yang digenggamnya erat saat melihat pemandangan di depan matanya. Bagaimana tidak panas hatinya, melihat kekasih hatinya pada jam istirahat sekolah sedang makan siang bersama anak baru di sekolahnya, sekolah tempat ia berkuasa, sekolah tempat ayahnya sebagai kepala yayasan.
Melihat kejadian itu membuat Lexa muak, anak baru pindahan dari luar negeri itu beraninya mendatangi kelas Ryu yang notabene adalah adik kelasnya. Dengan tinggi badan dia atas rata-rata permpuan sekolahnya, tubuh yang sexy, kulit putih mulus, mata bulat berwarna hijau, bibir tipis serta rambut berwarna keperakan. Anak baru itu dinobatkan sebagai malaikat yang baru turun dari kahyangan oleh seluruh laki-laki normal di SMA Garuda Bangsa.
Lexa meninggalkan kelas Ryu dengan hati yang terbakar.
"Lex, lo kenapa?" sahut Shinta yang melihat Lexa terburu-buru masuk ke dalam kelas dan menelungkupkan mukanya di meja beralaskan kedua tangannya.
"........................."
"Lex......" Shinta kembali menegur teman sebangkunya yang belum menjawabnya sambil coba perlahan menggoyangkan bahu Lexa.
"Tha, lo bawa gunting buat pelajaran kesenian hari ini?" ujar Lexa singkat masih dalam posisi yang sama.
"Bawa Lex, ada di tas" Shinta menatap lexa heran, biasanya Lexa paling ogah dengan kegiatan yang berpotensi mengotori tubuhnya, tapi kali ini Lexa malah menanyakan perkakas pelajaran kesenian.
"Ambilin dong Tha, gue pinjem sebentar". Lexa mulai menegakkan kepalanya.
Shinta yang melihat muka Lexa yang kusut serta mata yang memerah menjadi takut untuk menegurnya kembali.
"Tapi kan pelajaran kesenian nanti Lex, terakhir, masih ada Matematika dulu" suara Shinta kini lebih pelan daripada sebelumnya, ia takut melihat tampang Lexa yang tidak karuan.
"Gue mau bikin pelajaran sama seseorang".
Lexa langsung mengambil gunting yang baru dikeluarkan Shinta dari dalam tas, dan pergi keluar kelas dengan terburu-buru.
DING......DOOONG....
"Lex, udah bel masuk nih, ayo kita ke kelas" uajr Shinta dengan nada cemas.
Sedangkan Lexa yang terbakar emosi tak mempedulikan ocehan Shinta yang mengikuti di belakangnya.
"Lex, lo ngapain ke lantai atas? kan disana lantai kelas 3, kita baru kelas 2 Lex, lo kenapa siiih". Shinta makin panik, Lexa mempercepat langkahnya menuju lantai 3 sekolah, yang dimana lantai itu lantai kelas untuk kelas 3.
Lexa mengedarkan pandangannya ke kelas 3 IPA 2, di ujung sana terlihat menonjol seorang wanita dengan rambut keperakannya. Lexa segera menghampirinya.
BRETTTT......Lexa langsung menjambak rambut perak itu ke belakang dengan sekali tarikan keras.
"PECUN!!JAUH-JAUH LO DARI COWO GUE" Teriak Lexa di depan mukanya.
"Ahhhh........sakkkittt...anooo..."
PLAKK
Belum sempat mengeluarkan suara berikutnya, Lexa sudah menghadiahi tamparan telak ke pipi mulusnya, wanita itu mulai menangis diperlakukan seperti itu, sementara tidak ada satupun anak kelas 3 yang berani mendekati Lexa yang sedang kalap. Selain klaimnya sebagai "ratu" di sekolah, saat ini di tangan kiri Lexa yang sedang menjambak rambut gadis berambut perak itu terselip gunting.
"GAUSAH LO SOK KECANTIKAN, MENTANG-MENTANG KELAS 3, LO PIKIR GUE GA BERANI SAMA KAKAK KELAS??!"
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya lemah sambil air matanya terus keluar tanpa tertahan.
"Atau ini yang bikin lo PD deketin cowo gue?!" Lexa mengangkat rambut yang ia jambak dengan tangan kanannya.
"Gue modifikasi sedikit biar tambah indah, kebetulan gue lagi bawa gunting sekarang!"
KRESSS.....BRAAAAAKKK !!!!!
Baru saja sedikit poni depan gadis perak itu terpotong, tubuh Lexa terpelanting ke samping.
"Lexaaa, lo gapapa kan?" teriak Shinta yang panik melihat Lexa tersungkur.
Lexa terbangun, dan selanjutnya berdiri dengan tatapan dinginnya pada orang yang baru saja membuatnya terpelanting.
"Kamu kenapa! kamu mau belain dia?! Kamu mau selingkuh?!!" Lexa dingin berujar pada Ryu, sementara gadis perak itu bersembunyi di balik punggung Ryu sambil sesekali sesenggukan tangisnya terdengar pilu.
"Lex, lo ga bisa semena-mena gini!" Bentak Ryu.
Melihat Ryu yang memarahinya di depan kelas 3, Lexa naik pitam dan menarik tangan gadis Perak yang merangkul berlindung di punggung Ryu. Tapi baru saja hendak meraih tangan si gadis perak....
PLAKK
Tamparan Ryu yang tak terhalang itu mendarat sukses di pipi Lexa.
"Sedikit aja lo sentuh lagi, gue bikin lo cacat!"
"Kok Lo belain dia sih?! Lo kan cowo gue, lo pacar gue !!"
Perlahan isakan si gadis perak mereda, dan berbisik ke Ryu
"Ryu-kun, aku mau pulang ke Jepang, disini menakutkan"
PLAKKKK
Sambil menampar Lexa sekali lagi, tangan Ryu mencengkram kerah seragam Lexa.
Sambil gemetar menahan emosi, Ryu mendesis pada Lexa
" Mulai sekarang gue bukan cowo lo, we're break up Lexa, dan satu lagi, sampe lo sentuh Kak Mayu seujung rambut aja, gue jamin lo bakal cacat seumur idup".
Mata itu, mata itu belum pernah dilihat siapapun sebelumnya oleh seantero penghuni sekolah.Bahkan Lexa sekalipun yang sudah berpacaran dengan Ryu semenjak 1 tahun yang lalu, semarah-marahnya Ryu, belum pernah ia menunjukkan sikap seperti ini. Mata itu memancarkan aura membunuh yang pekat.
Lexa hanya bisa menelan ludah dan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
Setelah melepaskan cengkramannya dari kerah seragam Lexa, Ryu langsung memeluk gadis perak, terlihat mereka bercakap dengan bahasa Jepang dengan lembut, lalu setelah gadis berambut perak itu mengangguk lemah, Ryu akhirnya membawanya pergi.
KLIIIING
Saat Ryu dan gadis perak itu berjalan keluar kelas, nametagnya terlepas. Shinta pun memungutnya dan segera menghampiri Lexa yang memucat.
"Lex, lo salah sasaran, liat ini" sambil Shinta menyerahkan name-tag si gadis perak yang terjatuh tadi.
Lexa yang semula memang sudah lemas kini bersandar pada tembok kelas yang dingin terkena ac kelas, sandarannya melorot.
Terlihat nama....
MAYUMI BASKARA
Diubah oleh 201192 16-08-2015 15:37
0
