- Beranda
- Stories from the Heart
Complete Short Stories
...
TS
yosandian
Complete Short Stories
Quote:
Natajaya : Cinta Dua Dunia
Spoiler for ilustrasi:
--- Prolog
Bandung, 10 Desember 2015
RAMBUTNYA PENDEK SEHITAM langit di malam hari. Kibasannya menyapu udara seperti rumput ilalang diterpa angin sore. Damai dan indah. Tubuhnya termasuk mungil di antara temannya tetapi paling cantik. Lucu pipinya dengan rona merah.
Sani mengamati gadis tersebut dengan bayangan gerakan slow motion. Dari jauh pun, Icha terlihat berbeda dari teman-temannya. Tatapan mata Sani tiba-tiba berpapasan dengan tatapannya. Rasa malu pun menundukkan tatapan Sani. Lalu dia menaikkan tatapannya lagi, namun Icha sudah mengalihkan perhatiannya. Andai saja bisa menyapa "Hei".
Begitu saja setiap kali berpapasan ataupun berdiri berjauhan, tatapan dua orang tersebut intens namun tanpa senyuman dan kata.
--- 1
SETIAP HARI, SANI memfokuskan diri terhadap tulisan-tulisan rumit di buku hariannya. Teori kuantum dan relativitas lah curhatannya. Rumus dan angka adalah bahasanya. Buku tersebut mengalihkan perhatian dia dari dunia sekitarnya. Sret, sret, sret, tiba-tiba dia menggambar acak. Tubuh seorang gadis mungil berambut pendek. Icha. Pikirannya bercampur antara rasa cinta dan benci. Cinta dengan Icha. Benci terhadap sendiri. Pikirannya berteriak " Apa susahnya sih kenalan dengannya" dengan mengepalkan tangannya seolah-olah ingin meninju muka sendiri.
Bunyi "bip" memecah keheningan ruang kerjanya. Notifikasi bahwa ada berita hangat di pagi hari. Lalu Sani menoleh ke jendela yang dilalui cahaya kuning hangat. Tidak terasa bergadang malam tadi. Pikirannya hanya untuk isi buku hariannya.
"Rani, tolong tunjukkan berita hari ini", Sani bicara ke komputernya.
Layar putih gading terbuka lebar menutupi dinding samping ruang kerjanya. Lalu proyektor menayangkan halaman berita hangat pagi tersebut dengan judul yang mengejutkannya.
Ilmuwan Mendeteksi Kemunculan "Angin Matahari" Tiga Hari Lagi
Bandung, 7 Desember 2115
.Bandung, 7 Desember 2115
Sani pun langsung berlari dengan kencang menuju laboratoriumnya.
Quote:
Diubah oleh yosandian 19-08-2015 18:41
anasabila memberi reputasi
1
2.7K
16
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yosandian
#8
--- 4
--- 4
SANI MENYERET KURSI di depan "bocah" itu. Duduk. Berbeda dengan kebiasaan orang - orang, dia tidak menawarkan tangannya. "Bocah" itu tersenyum lalu tertawa kecil sambil melihat ke bawah sejenak. Sani hening. Kedua lengan terlipat. Mata menyelidiki orang asing di depannya.
"Saya yakin anda banyak pertanyaan berputar - putar di kepala anda". Bocah itu tetap tersenyum mengejek.
Sani menatap mata remaja berjaket kulit hitam dengan kaos putih di dalamnya. Ada yang tidak benar menurutnya. Tetapi apa ?
"Permisi, bapak mau pesan apa ?" Seorang pelayan wanita berambut lurus kuncir bertanya dengan tersenyum ramah. Sani menoleh ke samping. Pelayang baru. Sudah dua tahun Sani berkunjung ke cafe itu tanpa di tanya pesanannya. "Cappucino, double shot, sirup hazelnut, cangkir medium." Sani menjawab dengan ketus.
"Baik, saya ulangi ya pak, cappucino, double shot, sirup hazelnut, dengan cangkir medium, seperti masnya." Sambil menoleh ke bocah di depannya. Sani tercengang. Bocah itu mengangkat cangkirnya dengan alis terangkat dan senyuman nakal lalu menyeruput minumannya.
"Sekarang langsung ke intinya karena saya yakin rasa penasaran anda tak terbendung lagi. Anda, Pak Sani, salah satu ilmuwan fisika partikel dan kuantum paling terkemuka akan melakukan sebuah percobaan yang melibatkan angin matahari. Saya tahu tujuan dari percobaan itu. Tetapi saya ingin menekankan, mengapa ?" Bocah itu menyelesaikan perkataanya sambil menunjuk jam kalung Sani dan memperagakan tangannya seolah dia memegannya.
Sani mengeluarkan sebuah bolpen dengan ujung emas dari kemeja putihnya. Lalu memutar penutup belakangnya sedikit dan mengarahkan ujungnya ke leher bocah itu seperti senter kecil. Ibu jarinya di atas sebuah tombol bulat kecil.
"Kamu tahu begitu banyak tentang saya, jadi saya yakin anda tahu tentang kegunaan lain bolpen ini. Jarum kalium klorida yang larut pada aliran darah yang nantinya akan sampai ke jantung dan membuatnya berhenti berdetak. Cepat. Tanpa jejak. Dokter akan mengiranya serangan jantung biasa. Dan jarum itu akan sekejap menancap ke leher kamu dengan hanya menekan sebuah tombol." Sani menjelaskan sambil mengangkat dan menurunkan ibu jarinya.
SANI MENYERET KURSI di depan "bocah" itu. Duduk. Berbeda dengan kebiasaan orang - orang, dia tidak menawarkan tangannya. "Bocah" itu tersenyum lalu tertawa kecil sambil melihat ke bawah sejenak. Sani hening. Kedua lengan terlipat. Mata menyelidiki orang asing di depannya.
"Saya yakin anda banyak pertanyaan berputar - putar di kepala anda". Bocah itu tetap tersenyum mengejek.
Sani menatap mata remaja berjaket kulit hitam dengan kaos putih di dalamnya. Ada yang tidak benar menurutnya. Tetapi apa ?
"Permisi, bapak mau pesan apa ?" Seorang pelayan wanita berambut lurus kuncir bertanya dengan tersenyum ramah. Sani menoleh ke samping. Pelayang baru. Sudah dua tahun Sani berkunjung ke cafe itu tanpa di tanya pesanannya. "Cappucino, double shot, sirup hazelnut, cangkir medium." Sani menjawab dengan ketus.
"Baik, saya ulangi ya pak, cappucino, double shot, sirup hazelnut, dengan cangkir medium, seperti masnya." Sambil menoleh ke bocah di depannya. Sani tercengang. Bocah itu mengangkat cangkirnya dengan alis terangkat dan senyuman nakal lalu menyeruput minumannya.
"Sekarang langsung ke intinya karena saya yakin rasa penasaran anda tak terbendung lagi. Anda, Pak Sani, salah satu ilmuwan fisika partikel dan kuantum paling terkemuka akan melakukan sebuah percobaan yang melibatkan angin matahari. Saya tahu tujuan dari percobaan itu. Tetapi saya ingin menekankan, mengapa ?" Bocah itu menyelesaikan perkataanya sambil menunjuk jam kalung Sani dan memperagakan tangannya seolah dia memegannya.
Sani mengeluarkan sebuah bolpen dengan ujung emas dari kemeja putihnya. Lalu memutar penutup belakangnya sedikit dan mengarahkan ujungnya ke leher bocah itu seperti senter kecil. Ibu jarinya di atas sebuah tombol bulat kecil.
"Kamu tahu begitu banyak tentang saya, jadi saya yakin anda tahu tentang kegunaan lain bolpen ini. Jarum kalium klorida yang larut pada aliran darah yang nantinya akan sampai ke jantung dan membuatnya berhenti berdetak. Cepat. Tanpa jejak. Dokter akan mengiranya serangan jantung biasa. Dan jarum itu akan sekejap menancap ke leher kamu dengan hanya menekan sebuah tombol." Sani menjelaskan sambil mengangkat dan menurunkan ibu jarinya.
0
