- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.
Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.
Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .
27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.
Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
863 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#3101
Jogja #14
Sitaa…. dan, Kembali Pulang..
Kemaren malam bareng Chandra dan Harni sampai jam 2 subuh cuma sedikit berkeluh kesah beberapa masalah yang ada, setidaknya bisa sedikit mengurangi beban yang ada. Kita pulang diantar Harni, dan dia langsung ke Kostnya, Chandra yang kecape’an langsung tidur, dan gue yang juga cape’ tapi menunggu subuh, lalu shalat dan tidur. Ini kebiasaan yang gak biasa, dan kebiasaan yang baru. Gue berpikir, segala sesuatu ada kalanya memang harus dipaksa, agar kita mau menjalani semua itu dengan baik dan niat. Yap, gue janji bakal merubah pola kehidupan sesuai apa yang udah gue janjikan. Seharian kemaren gue cuma ngurus Kampus, malamnya istirahat aja dan Jam 8 pagi ini gue udah bangun lagi, meski masih ngantuk gue harus ke Kampus ngelanjutin urusan.
Jam 9 bareng Chandra, ke urusan kampus dan dibantu beberapa Dosen yang udah akrab sama gue sejak pertama kali masuk sini. Alhamdulillah, kampus memang gak pernah tau masalah gue selama ini, taunya gue Cuti dan gue molor 1 bulan, gak apa-apa dan minggu depan udah bisa mengikuti perkuliahan yang sebenernya tinggal 2 atau 4 semester + Skripsi. Ada siasat juga, bisa ambil di semester pendek atau mengejarnya lewat jalur lain asal jangan nyuap, nanti deh dipikir sambil jalan. Beberapa jam di ruang Dosen, bolak balik kesana kemari, wajah lama udah jarang gue lihat, yang ada wajah baru semuanya, tak terkecuali wajah cewek-cewek cantik khas kampus gue..
Tapi, gue harus bisa menahan dan mengalihkan nafsu terhadap perempuan. Gue udah sangat tau itu sebuah kesalahan, dan gue udah niat sepenuhnya mau memperbaiki hidup. Dzuhur tiba, shalat, dan makan bareng Chandra.. Entah apa yang ada dipikiran ini, gue ingat sama Dinaa..
Setelah makan, Chandra yang santai banget hidupnya cuma ngajak gue balik ke kost. Gue salut sama dia, karena menjaga apa yang gue amanatin, entah menjaga barang-barang gue yang masih ada atau ngumpulin Informasi seputar urusan gue. Di jalan, pikiran gue sedikit berubah dari awalnya yang siang ini pula mau nemuin Mbak Tarii, pikiran gue tertuju sama Sitaa. Gue berhentiin Chandra..
Gue gak peduli apa yang dia obrolin di Call, setelah itu langsung meluncur ke Kost cewek itu.. Sampai sana ada orangnya dan masih tidur. Kaget aja ngelihat gue dateng dan langsung nyuruh kita masuk kamarnya. Owalah gue kenal kalau cewek ini cuma gak akrab aja, dia itu Veronica yang masih bebas hidupnya, masih sama seperti kemaren-kemaren. Yapp, gue berusaha mengerti saja karena jalan hidup itu masing-masing. Sebagai teman, atau apalah sih karena pengalaman gue selama ini, gue cuma berusaha bilang pelan-pelan agar semua mau kembali ke jalan yang benar.. Veronica banyak nanya, segelas Kopi darinya cukup menyegarkan siang ini..
Coba di Call dan ternyata aktif, duhh gue harus punya HP nih, dan satu-satunya cara cuma nemui Cahaya karena duit gue ada sama dia. Chandra udah hubungi dan hanya beberapa yang dia ucapin ke Sitaa, intinya Chandra ngasih tau kalau lagi sama gue. Dan sore ini pula kita bakal ketemuan di salah satu Resto di Amplaz. Oke deh saat ketemu yang gue harapkan nih, gue sangat merasa bersalah dengan dia, dia itu Sitaa
. Lanjut deh ngurus banyak hal lagi.. Sampai menjelang sore sesuai janji, gue udah sampai di sekitaran Pepper Lunch sesuai janji bersamanya..
Setengah, sampai 1 jam lebih dan hampir maghrib Sitaa baru datang.. Dari kejauhan udah nampak, ya Alloh dia makin kurus, pucat, walaupun masih cantik, putih, halus, tapi sangat kurus dan tangannya sudah bergambar dan rambutnya yang masih Blonde. Sejenak gue jadi mikir, merasa sangat bersalah. Dia mengenal gue, masih polos dan baik, kenal gue jadi Rusak dan ditinggalin gue walau setahun saja sudah tambah semakin rusak. Dia didepan gue, hanya bersalaman saja, senyum biasa dan sorot matanya terlihat menyimpan kekecewaan ke gue.. Setelah memesan makanan, nyantai di Pepper Lunch dulu. Diapun masih belum ngobrol, karena maghrib gue shalat dulu, tanpa bilang ke mereka..
Setelah balik lagi, ternyata Chandra udah gak ada. Sialan ini anak pasti pulang atau kemana yang jelas sengaja njebak biar gue berduaan sama Sitaa yang lagi asik dengan Smartphone dan sebatang Rokoknya. Masih cuek dan seolah gak urusan sama gue, tapi gue sendiri yang harus memulai obrolan atau apa lah.. Tapi lagi-lagi gue juga diem, entah apa rasanya, antara seneng, malu, bingung, gak enak sama Sitaa jadinya cuma menatapnya, curi pandang macem-macem.. Yang jelas Sitaa udah banyak perubahan dari terakhir kali gue bareng sama dia di Manado. Sampai setengah jam diem-dieman, gue gandeng tangannya, diapun tetap diem..
Tanpa menolak diapun berdiri dan setelah memberesi semua, gue ajak dia keluar pergi ninggalin tempat ini dan entah mau kemana juga belum tau. Dia kesini naik Motor, gue sama Chandra, duhh padahal gue gak punya duit, tadi aja selembar dari Chandra udah buat bayar makanan..
Dia ramah biasa, sejak tadi ketemu ekspresinya gak marah sih cuma rautnya kecewa.. Jalan deh, diapun masih biasa seperti dulu memeluk dari belakang.. Gue tau kalau dia masih suka sama gue, jelas masih sayang. Karena bingung akhirnya gue ajak dia ke Warnet sekitaran utara Fak Ekonomi, warnetnya lumayan bebas tapi jujur gue gak ada niatan mau mesum sama Sitaa, walaupun nafsu gue sebenernya udah gak kuat tapi harus ingat janji dan niat kalau gue bakalan ninggalin yang namanya Zina!.. Gue buka beberapa Sosial Media, tapi gue OFF alias hapus permanen, dan hanya menyisakan 1 Akun Asli gue, karena banyak Akun temen-temen yang masih aktif..
1 Jam saja, sepanjang itupun Sitaa masih tetap cuek, gue jadi bingung apa maunya.. Gue juga diemin dia sih tanpa memeluk atau lebih dari itu.. Mulai malam,dan gue ajak dia makan masih disekitaran sini, diapun mau tapi masih saja dieman.. Selesai itu gue putusin jadinya, mending pulang aja kalau cuekan gini..
Hiyaaaa, malah ngambek sambil nangis, mulai ngomong banyak. Padahal disekitaran gue banyak mahasiswa lagi pada makan, ini kan Burjo.. Tapi, Sitaa masih ngelanjutin curhat, intinya dia benar kecewa sejak gue di Filiphina, gue janji mau pulang tapi malah akhirnya gak karuan.. Dia nanya gue kemana aja, jujur gue belum bisa cerita apapun ke dia..
Dia narik gue n maksa ke Kost Tiara di daerah Jl. Ring Road Utara dan tak jauh dari tempat kita makan ini.. Sampai rumah yang di maksud, hanya ada 1 cewek yang gue kira sih dia masih Mahasiswi baru, bergambar dan asik dengan Rokoknya pula.. Setelah kenalan, namanya Okta yang ternyata udah tau siapa gue karena Sitaa udah banyak cerita soal gue juga, dia itu temen Sitaa hasil kenal di Club malam dan kuliahnya baru semester 5 jurusan IPS. Rumah ini cuma dihuni sama 3 cewek, salah satunya Tiara itu, dan satu lagi entah siapa.. Tiara lagi pergi entah kemana, gue nanya malah didiemin ya udah deh mungkin 1 jam cukup dan gue bisa minta anter pulang ke Sitaa..
Lanjut nyantai berdua di ruang tengah, karena si Okta lagi asik sendiri dikamarnya.. Hanya 10 menit, Sitaa masuk ke Kamar Tiara, dia cuma ninggalin HPnya terus gue pegang aja hehe. Asik aja sih gak pernah pegang HP canggih hahaha.. Gak tau berapa lama kok Sitaa gak keluar-keluar, gue abaikan aja sih sampai dia manggil.
Sejenak gue diem dan mikir, bertarung antara mengiyakan dengan menolak. Sitaa terus memaksa jadinya gue Iyakan saja dan semoga saja gue bisa jaga diri.. Setelah masuk, gue apal banget ini bau apa, bau asap Daun.. Pintupun dikunci, mau apa ini anak? Udah pake baju sexy dan gue akui Tattonya emang keren dan beberapa bekas sayatan di tangan dan Pahanya, dan gue semakin yakin kalau selama ini dia pemake, selain cuma minum.. Ini apalagi sih apa mau Ngajak gue ML apa gimana nih?. Beberapa saat setelah gue amati, benar kalau Sitaa lagi ngonsumsi Daun itu, dan entah kenapa gue merebutnya, jadinya ribut..
Sita nyegah dan terus nanya apa maksud gue dengan hal ini sambil ngrebut daun yang gue genggam. Sebenernya gue bingung mau mulai dari mana obrolan soal Berhenti dari hal itu, dan tingkat Candunya memang belum terlalu tinggi sih.. Sampai beberapa saat, Sita mulai nangis dan meluk gue, nepuk-nepuk nampar dan sesuka hatinya, dia udah mulai mabok, karena tadi udah sempet ngisep dan mungkin udah beberapa kali.. Gue tetap diam, udah biarin dia mau apa, terserah apa maunya, yang jelas gue merasa harus bertanggung jawab terhadapnya, gue gak pengen dia semakin hancur.. Beberapa saat kemudian, dia mungkin ngambil cara, mulai ngerangsang gue lah, bertingkah ke arah ML, tapi sumpah gue menahan semua ini..
Dia masih terus nangis dan nanya kenapa gue ninggalin dia. Sedikit banyak diapun cerita gimana keadaannya setelah lost contact sama gue dan sampai sekarang ketemu lagi. Seseuai penjelasan Sitaa atas pertanyaan gue, emang benar dan sama seperti kata Chandra, Sitaa jadi makin berantakan dan gak karuan.. Disela ini pula, gue alusin dia, diajak ngomong pelan-pelan, jujur gue masih sangat suka sama dia, niat gue menjadikan dia Istri itu gak ada mundurnya.. Sitaa mulai tenang, dan dia cuma bilang “jangan ulangi ninggalin gue ya Mas”.. Guepun ngangguk, hanya mencium keningnya tanpa mencium yang lain, Sitaa gue ajak keluar lagi, diapun mau.. Mengajaknya jalan mencari angin daripada mabok..
Tujuan kita ke Tambak Boyo aja sih, karena gue enggan di kamar, gue harus menahan diri dari hal itu.. Kaget aja karena ternyata Sitaa membawa 1 botol gepeng Minuman. Gue mmasih menolak soal minuman juga, walau fokus gue sebenernya ngilangin soal Zina main perempuan dan Narkotika. Kesua masalah itu udah gue janjikan berhenti.. Biarin lah Sitaa minum sendiri, gue mengawalnya saja.. Ngobrol-ngobrol aja, dan dia juga banyak nanya tentang beberapa hal yang berubah dari gue, dan beberapa obrolan soal rencana gue waktu dekat ini yaitu Pulang..
Dia senyum aja lanjut menikmati sebatang rokok dan sebotol minumannya, kalau gue sih gak urusan kalau dia masih ngerokok biasa, kalau daun dan narkotika jujur gue harus mencegahnya. Masih asik saling curhat dengannya, yang penting gue berusaha ngalihin topik, dan ngobrolnya bukan masalah gue pas kabur.Tapi, masalah sekarang dan kedepan, plus soal kehidupan dia aja selama gue minggat.. Sampai larut malam, kesimpulannya Sitaa masih tinggal sama kakaknya si Reno itu, dan Sitaa sering menjadi bahan pukulan Kakaknya kalau pulangnya mabuk, atau ada yang gak disuka darinya. Soal Tattoo dan kenakalan lainnya, kata Sitaa si Reno itu udah gak sanggup hadapi Sitaa..
Masih berlanjut dan udah banyak hal yang dia ceritakan ke gue. Cukup ngerti, dan dalam hati gue masalah Sitaa gak jauh beda dengan kesengsaraan gue. Diapun bicara soal Agama dan keyakinannya, Sitaa udah diambang kebimbangan yang mulai memuncak, sejak kenal gue, sejak akrab, sampai gue tinggalin dia malam semakin menjadi. Disamping karena dia sendiri memang udah Terlalu Pintar dengan Kitab sendiri. Yang jelas soal itu, menurut gue Sitaa itu “sedang” tidak beragama.. Tapi, gue masih enggan membahas soal itu.. Yang ada gue mbahas yang lagi dijalani aja, berusaha mencari jalan menata semua ini.. Gak terasa hampir 3 jam gue disini, semakin sepi. Tiara belum pulang dan Okta udah tidur..
Sitaa…. dan, Kembali Pulang..
Kemaren malam bareng Chandra dan Harni sampai jam 2 subuh cuma sedikit berkeluh kesah beberapa masalah yang ada, setidaknya bisa sedikit mengurangi beban yang ada. Kita pulang diantar Harni, dan dia langsung ke Kostnya, Chandra yang kecape’an langsung tidur, dan gue yang juga cape’ tapi menunggu subuh, lalu shalat dan tidur. Ini kebiasaan yang gak biasa, dan kebiasaan yang baru. Gue berpikir, segala sesuatu ada kalanya memang harus dipaksa, agar kita mau menjalani semua itu dengan baik dan niat. Yap, gue janji bakal merubah pola kehidupan sesuai apa yang udah gue janjikan. Seharian kemaren gue cuma ngurus Kampus, malamnya istirahat aja dan Jam 8 pagi ini gue udah bangun lagi, meski masih ngantuk gue harus ke Kampus ngelanjutin urusan.
Jam 9 bareng Chandra, ke urusan kampus dan dibantu beberapa Dosen yang udah akrab sama gue sejak pertama kali masuk sini. Alhamdulillah, kampus memang gak pernah tau masalah gue selama ini, taunya gue Cuti dan gue molor 1 bulan, gak apa-apa dan minggu depan udah bisa mengikuti perkuliahan yang sebenernya tinggal 2 atau 4 semester + Skripsi. Ada siasat juga, bisa ambil di semester pendek atau mengejarnya lewat jalur lain asal jangan nyuap, nanti deh dipikir sambil jalan. Beberapa jam di ruang Dosen, bolak balik kesana kemari, wajah lama udah jarang gue lihat, yang ada wajah baru semuanya, tak terkecuali wajah cewek-cewek cantik khas kampus gue..
Tapi, gue harus bisa menahan dan mengalihkan nafsu terhadap perempuan. Gue udah sangat tau itu sebuah kesalahan, dan gue udah niat sepenuhnya mau memperbaiki hidup. Dzuhur tiba, shalat, dan makan bareng Chandra.. Entah apa yang ada dipikiran ini, gue ingat sama Dinaa..
Quote:
Gue: “Ndra, Dina sekarang dimana ya?”, 
tanya gue santai Nakal, haha Dina emang Cantik dan kenangan bersamanya banyak dan berkesan pula
Chandra: “Gak tau, sejak udah sama Herman nih ya, gue udah jarang banget ketemu dia.”, jawab chandra cuek
Gue: “Ohh, gue beneran asing di Kampus ini, lo tadi lihat kan? Anak-anak kelas gue tinggal 5 doang yang belum lulus. Itupun gue gak akrab sama mereka.”
, gue emang bingung dan heran aja, kaget..
Chandra: “Kata lo sabar”, ejeknya ke gue, sialan nyengir
Gue: “Hahaha.. Asu!”,
tanya gue santai Nakal, haha Dina emang Cantik dan kenangan bersamanya banyak dan berkesan pula Chandra: “Gak tau, sejak udah sama Herman nih ya, gue udah jarang banget ketemu dia.”, jawab chandra cuek
Gue: “Ohh, gue beneran asing di Kampus ini, lo tadi lihat kan? Anak-anak kelas gue tinggal 5 doang yang belum lulus. Itupun gue gak akrab sama mereka.”
, gue emang bingung dan heran aja, kaget..Chandra: “Kata lo sabar
”, ejeknya ke gue, sialan nyengir Gue: “Hahaha.. Asu!”,
Setelah makan, Chandra yang santai banget hidupnya cuma ngajak gue balik ke kost. Gue salut sama dia, karena menjaga apa yang gue amanatin, entah menjaga barang-barang gue yang masih ada atau ngumpulin Informasi seputar urusan gue. Di jalan, pikiran gue sedikit berubah dari awalnya yang siang ini pula mau nemuin Mbak Tarii, pikiran gue tertuju sama Sitaa. Gue berhentiin Chandra..
Quote:
Chandra: “Mau kemana?”, 
Gue: “Ndra tolongin gue!.. Anter gue ketemu Sitaa”,
Chandra: “………..??”
Gue: “Anterin gue, atau kalau gak tau kita kan bisa nanya, setidaknya jejaknya gak ilang..!”, gue menggebu banget pengen nemui Sitaa..
Chandra: “Oke.. Kita nemui salah satu temen Sitaa dulu, gue kenal kok.. nih gue Call, satu-satunya cuma dia setau gue!..”,
Gue: “Ndra tolongin gue!.. Anter gue ketemu Sitaa”,
Chandra: “………..??”
Gue: “Anterin gue, atau kalau gak tau kita kan bisa nanya, setidaknya jejaknya gak ilang..!”
, gue menggebu banget pengen nemui Sitaa..Chandra: “Oke.. Kita nemui salah satu temen Sitaa dulu, gue kenal kok.. nih gue Call, satu-satunya cuma dia setau gue!..”,
Gue gak peduli apa yang dia obrolin di Call, setelah itu langsung meluncur ke Kost cewek itu.. Sampai sana ada orangnya dan masih tidur. Kaget aja ngelihat gue dateng dan langsung nyuruh kita masuk kamarnya. Owalah gue kenal kalau cewek ini cuma gak akrab aja, dia itu Veronica yang masih bebas hidupnya, masih sama seperti kemaren-kemaren. Yapp, gue berusaha mengerti saja karena jalan hidup itu masing-masing. Sebagai teman, atau apalah sih karena pengalaman gue selama ini, gue cuma berusaha bilang pelan-pelan agar semua mau kembali ke jalan yang benar.. Veronica banyak nanya, segelas Kopi darinya cukup menyegarkan siang ini..
Quote:
Veronica: “Val, darimana aja? Gue denger lo di Penjara, terus 1 tahun lo ngilang gak ada yang tau..”, penasaran
Gue: “Hhehe, gue kerja kok, udah.. Kasih tau gue donk soal Sitaa..” jawab gue singkat..
Veronica: “Lha ini temen lo apa gak punya kabar atau kontaknya..” melirik Chandra..
Gue: “Ketemu terakhir ada no HP tapi gak aktif sekarang, makanya gue kesini..”,
Veronica: “Sorry, sebenernya gue udah jarang sama dia. Tapi gue selalu ada kontak dia dan itu aktif aja sih, ini Val coba di Call..”,
Gue: “Hhehe, gue kerja kok, udah
.. Kasih tau gue donk soal Sitaa..” jawab gue singkat..Veronica: “Lha ini temen lo apa gak punya kabar atau kontaknya..”
melirik Chandra..Gue: “Ketemu terakhir ada no HP tapi gak aktif sekarang, makanya gue kesini..”,
Veronica: “Sorry, sebenernya gue udah jarang sama dia. Tapi gue selalu ada kontak dia dan itu aktif aja sih, ini Val coba di Call..”,
Coba di Call dan ternyata aktif, duhh gue harus punya HP nih, dan satu-satunya cara cuma nemui Cahaya karena duit gue ada sama dia. Chandra udah hubungi dan hanya beberapa yang dia ucapin ke Sitaa, intinya Chandra ngasih tau kalau lagi sama gue. Dan sore ini pula kita bakal ketemuan di salah satu Resto di Amplaz. Oke deh saat ketemu yang gue harapkan nih, gue sangat merasa bersalah dengan dia, dia itu Sitaa
. Lanjut deh ngurus banyak hal lagi.. Sampai menjelang sore sesuai janji, gue udah sampai di sekitaran Pepper Lunch sesuai janji bersamanya..Setengah, sampai 1 jam lebih dan hampir maghrib Sitaa baru datang.. Dari kejauhan udah nampak, ya Alloh dia makin kurus, pucat, walaupun masih cantik, putih, halus, tapi sangat kurus dan tangannya sudah bergambar dan rambutnya yang masih Blonde. Sejenak gue jadi mikir, merasa sangat bersalah. Dia mengenal gue, masih polos dan baik, kenal gue jadi Rusak dan ditinggalin gue walau setahun saja sudah tambah semakin rusak. Dia didepan gue, hanya bersalaman saja, senyum biasa dan sorot matanya terlihat menyimpan kekecewaan ke gue.. Setelah memesan makanan, nyantai di Pepper Lunch dulu. Diapun masih belum ngobrol, karena maghrib gue shalat dulu, tanpa bilang ke mereka..
Setelah balik lagi, ternyata Chandra udah gak ada. Sialan ini anak pasti pulang atau kemana yang jelas sengaja njebak biar gue berduaan sama Sitaa yang lagi asik dengan Smartphone dan sebatang Rokoknya. Masih cuek dan seolah gak urusan sama gue, tapi gue sendiri yang harus memulai obrolan atau apa lah.. Tapi lagi-lagi gue juga diem, entah apa rasanya, antara seneng, malu, bingung, gak enak sama Sitaa jadinya cuma menatapnya, curi pandang macem-macem.. Yang jelas Sitaa udah banyak perubahan dari terakhir kali gue bareng sama dia di Manado. Sampai setengah jam diem-dieman, gue gandeng tangannya, diapun tetap diem..
Quote:
Gue: “Sitaa, cabut yuk...” 
Sitaa: “..........”, cuek banget…
Sitaa: “..........”, cuek banget…
Tanpa menolak diapun berdiri dan setelah memberesi semua, gue ajak dia keluar pergi ninggalin tempat ini dan entah mau kemana juga belum tau. Dia kesini naik Motor, gue sama Chandra, duhh padahal gue gak punya duit, tadi aja selembar dari Chandra udah buat bayar makanan..
Quote:
Gue: “Sitaa, mau kemana?”,
Sitaa: “Terserah...”,. jawabnya cuek
Gue: “Jangan gitu ihhh, gue gak punya duit..”, sumpah gue bingung mau gimana,.
Sitaa: “.........”, cuma ngelirik santai sambil memaksa senyum
Gue: “Sitaa..”,
Sitaa: “Terserah Mas...”, romannya emang nurut nih anak, kemana aja deh.,
Sitaa: “Terserah...”,.
jawabnya cuekGue: “Jangan gitu ihhh, gue gak punya duit..”
, sumpah gue bingung mau gimana,.Sitaa: “.........”, cuma ngelirik santai sambil memaksa senyum
Gue: “Sitaa..”,
Sitaa: “Terserah Mas...”, romannya emang nurut nih anak, kemana aja deh.,
Dia ramah biasa, sejak tadi ketemu ekspresinya gak marah sih cuma rautnya kecewa.. Jalan deh, diapun masih biasa seperti dulu memeluk dari belakang.. Gue tau kalau dia masih suka sama gue, jelas masih sayang. Karena bingung akhirnya gue ajak dia ke Warnet sekitaran utara Fak Ekonomi, warnetnya lumayan bebas tapi jujur gue gak ada niatan mau mesum sama Sitaa, walaupun nafsu gue sebenernya udah gak kuat tapi harus ingat janji dan niat kalau gue bakalan ninggalin yang namanya Zina!.. Gue buka beberapa Sosial Media, tapi gue OFF alias hapus permanen, dan hanya menyisakan 1 Akun Asli gue, karena banyak Akun temen-temen yang masih aktif..
1 Jam saja, sepanjang itupun Sitaa masih tetap cuek, gue jadi bingung apa maunya.. Gue juga diemin dia sih tanpa memeluk atau lebih dari itu.. Mulai malam,dan gue ajak dia makan masih disekitaran sini, diapun mau tapi masih saja dieman.. Selesai itu gue putusin jadinya, mending pulang aja kalau cuekan gini..
Quote:
Gue: “Sitaa, anterin gue pulang..”, 
Sitaa: “Kok?? Pulang? Ke Kost Chandra kah?”,
Gue: “Iyaa, “
Sitaa: “Oh ,, cuma gitu doank??”, , mukanya berubah..
Gue: “Marah yaa?” , sahutku
Sitaa: “Enggak..”, mukanya mau nangis nih,,
Gue: “Terus?”, gue asli bingung.
Sitaa: “Lo gak pernah ngerti sama Perasaan gue ya Mas?? Lo gak pernah tau apa yang selama ini gue rasa, Lo ini Egois. Lo gak pernah mau memahami kondisi gue, Lo............”,
yahh nangis kan,,
Sitaa: “Kok?? Pulang? Ke Kost Chandra kah?”,
Gue: “Iyaa, “
Sitaa: “Oh ,, cuma gitu doank??”,
, mukanya berubah..Gue: “Marah yaa?” , sahutku
Sitaa: “Enggak..”, mukanya mau nangis nih,,
Gue: “Terus?”
, gue asli bingung.Sitaa: “Lo gak pernah ngerti sama Perasaan gue ya Mas?? Lo gak pernah tau apa yang selama ini gue rasa, Lo ini Egois. Lo gak pernah mau memahami kondisi gue, Lo............”,
yahh nangis kan,,Hiyaaaa, malah ngambek sambil nangis, mulai ngomong banyak. Padahal disekitaran gue banyak mahasiswa lagi pada makan, ini kan Burjo.. Tapi, Sitaa masih ngelanjutin curhat, intinya dia benar kecewa sejak gue di Filiphina, gue janji mau pulang tapi malah akhirnya gak karuan.. Dia nanya gue kemana aja, jujur gue belum bisa cerita apapun ke dia..
Quote:
Gue: “Dari Filiphina gue ke Cambodia lanjut ke Thailand dan pulang ke Indonesia..”, jawab gue bingung
Sitaa: “1 Tahun lo ninggalin gue tanpa kabar, berantakan!!!. Berharap ada orang yang selama ini dengar keluh kesah gue, satu-satunya cuma lo!, Tapi apa??? Lo pergi, jauh dan lupa sama gue Mas!..”,
Gue: “Sitaa, duhhh...”,
Sitaa: “Udah gak usah banyak alasan..”,
Gue: “Sitaaa, kalau masih sayang sama Mas, sekarang putusin mau kemana?, kalau gak ada apa-apa anterin gue pulang. Kita istirahat sendiri-sendiri, kalau mau keluar ya Ayo kemana..Dan, kalau lo nanya apakah gue masih sayang sama lo, jawaban gue Masih banget, gue cinta sama lo, gue kangen sama lo. Sekarang gue seneng banget bisa ketemu sama Lo..”, 
Sitaa: “.............”, melirik senyum
Gue: “Kenapa??”
Sitaa: “Gak apa-apa, yaudah yuk ke Kontrakan Tiara..”, isak isek usap usap
Gue: “Hah? Tiara?? Sejak kapan Sitaa akrab sama dia?”,
Sitaa: “Mas... Ayo....”, nggandeng gue
Sitaa: “1 Tahun lo ninggalin gue tanpa kabar, berantakan!!!. Berharap ada orang yang selama ini dengar keluh kesah gue, satu-satunya cuma lo!, Tapi apa??? Lo pergi, jauh dan lupa sama gue Mas!..”,
Gue: “Sitaa, duhhh...”,
Sitaa: “Udah gak usah banyak alasan..”,
Gue: “Sitaaa, kalau masih sayang sama Mas, sekarang putusin mau kemana?, kalau gak ada apa-apa anterin gue pulang. Kita istirahat sendiri-sendiri, kalau mau keluar ya Ayo kemana..Dan, kalau lo nanya apakah gue masih sayang sama lo, jawaban gue Masih banget, gue cinta sama lo, gue kangen sama lo. Sekarang gue seneng banget bisa ketemu sama Lo..”,
Sitaa: “.............”,
melirik senyum Gue: “Kenapa??”
Sitaa: “Gak apa-apa, yaudah yuk ke Kontrakan Tiara..”
, isak isek usap usap Gue: “Hah? Tiara?? Sejak kapan Sitaa akrab sama dia?”,
Sitaa: “Mas... Ayo....”, nggandeng gue
Dia narik gue n maksa ke Kost Tiara di daerah Jl. Ring Road Utara dan tak jauh dari tempat kita makan ini.. Sampai rumah yang di maksud, hanya ada 1 cewek yang gue kira sih dia masih Mahasiswi baru, bergambar dan asik dengan Rokoknya pula.. Setelah kenalan, namanya Okta yang ternyata udah tau siapa gue karena Sitaa udah banyak cerita soal gue juga, dia itu temen Sitaa hasil kenal di Club malam dan kuliahnya baru semester 5 jurusan IPS. Rumah ini cuma dihuni sama 3 cewek, salah satunya Tiara itu, dan satu lagi entah siapa.. Tiara lagi pergi entah kemana, gue nanya malah didiemin ya udah deh mungkin 1 jam cukup dan gue bisa minta anter pulang ke Sitaa..
Lanjut nyantai berdua di ruang tengah, karena si Okta lagi asik sendiri dikamarnya.. Hanya 10 menit, Sitaa masuk ke Kamar Tiara, dia cuma ninggalin HPnya terus gue pegang aja hehe. Asik aja sih gak pernah pegang HP canggih hahaha.. Gak tau berapa lama kok Sitaa gak keluar-keluar, gue abaikan aja sih sampai dia manggil.
Quote:
Sitaa: “Sini Mas.. Kesini “,
Gue: “Mau apa?”,sialan dia mancing duh,,
Sitaa: “Sini, gak apa-apa..”
Gue: “Mau apa?”,
sialan dia mancing duh,,Sitaa: “Sini, gak apa-apa..”
Sejenak gue diem dan mikir, bertarung antara mengiyakan dengan menolak. Sitaa terus memaksa jadinya gue Iyakan saja dan semoga saja gue bisa jaga diri.. Setelah masuk, gue apal banget ini bau apa, bau asap Daun.. Pintupun dikunci, mau apa ini anak? Udah pake baju sexy dan gue akui Tattonya emang keren dan beberapa bekas sayatan di tangan dan Pahanya, dan gue semakin yakin kalau selama ini dia pemake, selain cuma minum.. Ini apalagi sih apa mau Ngajak gue ML apa gimana nih?. Beberapa saat setelah gue amati, benar kalau Sitaa lagi ngonsumsi Daun itu, dan entah kenapa gue merebutnya, jadinya ribut..
Quote:
Gue: “Gue gak suka lo masih kayak gini terus!!”,
Sitaa: “Ehhh, apa sih.. Bukannya dulu Mas yang suka ngajakin gue makai kayak gini?”,
Gue: “Iyaa, itu dulu.. Dan sekarang, guepun mau ngajak Lo berhenti makai kayak gitu..Kalau Sitaa sayang sama Mamas, Sitaa harus berusaha berhent ayo kita hidup lebih baik.. Gak ada waktu buatan semua ini, gue temenin. Jujur, guepun masih menjalani Proses ini, Sitaaa!!!”,
Sitaa: “................”,
Gue: “Enggak mau berhenti?”,
Sitaa: “Mas, mass... Pleaseeee.. Sitaa butuh itu...”, ngrengek
Gue: “Ya udah, nih,, Sorry gue pulang dulu.. Jalan juga gak apa-apa,”, gue kasih
Sitaa: “Ehhh, apa sih.. Bukannya dulu Mas yang suka ngajakin gue makai kayak gini?”,
Gue: “Iyaa, itu dulu.. Dan sekarang, guepun mau ngajak Lo berhenti makai kayak gitu..Kalau Sitaa sayang sama Mamas, Sitaa harus berusaha berhent ayo kita hidup lebih baik.. Gak ada waktu buatan semua ini, gue temenin. Jujur, guepun masih menjalani Proses ini, Sitaaa!!!”,
Sitaa: “................”,
Gue: “Enggak mau berhenti?”,
Sitaa: “Mas, mass... Pleaseeee.. Sitaa butuh itu...”, ngrengek
Gue: “Ya udah, nih,, Sorry gue pulang dulu.. Jalan juga gak apa-apa,”, gue kasih
Sita nyegah dan terus nanya apa maksud gue dengan hal ini sambil ngrebut daun yang gue genggam. Sebenernya gue bingung mau mulai dari mana obrolan soal Berhenti dari hal itu, dan tingkat Candunya memang belum terlalu tinggi sih.. Sampai beberapa saat, Sita mulai nangis dan meluk gue, nepuk-nepuk nampar dan sesuka hatinya, dia udah mulai mabok, karena tadi udah sempet ngisep dan mungkin udah beberapa kali.. Gue tetap diam, udah biarin dia mau apa, terserah apa maunya, yang jelas gue merasa harus bertanggung jawab terhadapnya, gue gak pengen dia semakin hancur.. Beberapa saat kemudian, dia mungkin ngambil cara, mulai ngerangsang gue lah, bertingkah ke arah ML, tapi sumpah gue menahan semua ini..
Quote:
Sitaa: “Kalau sayang sama Sitaa, kenapa pergi ninggalin Sitaa?”, nangis kenceng
Gue: “...........Sitaa, suatu hari nanti Mas bakalan cerita semuanya ke Sitaa. Tapi mas mohon, jangan make ini lagi kalau Sitaa masih sayang sama diri sendiri dan sama Mas..”,
Sitaa: “Tapi, Masssss...aaaaaaaaaaaaaaaaa”,
Gue: “...........Sitaa, suatu hari nanti Mas bakalan cerita semuanya ke Sitaa. Tapi mas mohon, jangan make ini lagi kalau Sitaa masih sayang sama diri sendiri dan sama Mas..”,
Sitaa: “Tapi, Masssss...aaaaaaaaaaaaaaaaa”,
Dia masih terus nangis dan nanya kenapa gue ninggalin dia. Sedikit banyak diapun cerita gimana keadaannya setelah lost contact sama gue dan sampai sekarang ketemu lagi. Seseuai penjelasan Sitaa atas pertanyaan gue, emang benar dan sama seperti kata Chandra, Sitaa jadi makin berantakan dan gak karuan.. Disela ini pula, gue alusin dia, diajak ngomong pelan-pelan, jujur gue masih sangat suka sama dia, niat gue menjadikan dia Istri itu gak ada mundurnya.. Sitaa mulai tenang, dan dia cuma bilang “jangan ulangi ninggalin gue ya Mas”.. Guepun ngangguk, hanya mencium keningnya tanpa mencium yang lain, Sitaa gue ajak keluar lagi, diapun mau.. Mengajaknya jalan mencari angin daripada mabok..
Tujuan kita ke Tambak Boyo aja sih, karena gue enggan di kamar, gue harus menahan diri dari hal itu.. Kaget aja karena ternyata Sitaa membawa 1 botol gepeng Minuman. Gue mmasih menolak soal minuman juga, walau fokus gue sebenernya ngilangin soal Zina main perempuan dan Narkotika. Kesua masalah itu udah gue janjikan berhenti.. Biarin lah Sitaa minum sendiri, gue mengawalnya saja.. Ngobrol-ngobrol aja, dan dia juga banyak nanya tentang beberapa hal yang berubah dari gue, dan beberapa obrolan soal rencana gue waktu dekat ini yaitu Pulang..
Quote:
Gue: “Sitaa, gue seneng udah ketemu sama lo lagi.. Itu rencana pertama gue, dan setelah ini gue mau Pulang ke Rumah, gue kangen sama semuanya. Gue mau ngajak lo, mau??”,
Sitaa: “Sita juga seneng Mas, hehehe.. Mas kapan mau pulangnya?”,, memaksa tegar!
Gue: “Nah gitu donk, senyum, jangan nangis terus.. Besok mas ceritain kenapa mamas berhenti.. Dari semua itu..”,
Sitaa: “
: Mas Sitaa dingin.... hehe : ”, kedinginan nih
Gue: “Ya udah sini.. Hehehe.. Hmmm, rencana besok pagi Mas mau ke Kampus, terus siangnya mau nemui si Cahaya bareng Chandra, terus sorenya Pulang deh, naik Bus aja sih hehehe. Sitaa ikut yaa?!”, peluk deh gak apa-apa lah hehehe
Sitaa: “Sita juga seneng Mas, hehehe.. Mas kapan mau pulangnya?”,
, memaksa tegar!Gue: “Nah gitu donk, senyum, jangan nangis terus.. Besok mas ceritain kenapa mamas berhenti.. Dari semua itu..”,
Sitaa: “
: Mas Sitaa dingin.... hehe : ”, kedinginan nih Gue: “Ya udah sini..
Hehehe.. Hmmm, rencana besok pagi Mas mau ke Kampus, terus siangnya mau nemui si Cahaya bareng Chandra, terus sorenya Pulang deh, naik Bus aja sih hehehe. Sitaa ikut yaa?!”, peluk deh gak apa-apa lah hehehe Dia senyum aja lanjut menikmati sebatang rokok dan sebotol minumannya, kalau gue sih gak urusan kalau dia masih ngerokok biasa, kalau daun dan narkotika jujur gue harus mencegahnya. Masih asik saling curhat dengannya, yang penting gue berusaha ngalihin topik, dan ngobrolnya bukan masalah gue pas kabur.Tapi, masalah sekarang dan kedepan, plus soal kehidupan dia aja selama gue minggat.. Sampai larut malam, kesimpulannya Sitaa masih tinggal sama kakaknya si Reno itu, dan Sitaa sering menjadi bahan pukulan Kakaknya kalau pulangnya mabuk, atau ada yang gak disuka darinya. Soal Tattoo dan kenakalan lainnya, kata Sitaa si Reno itu udah gak sanggup hadapi Sitaa..
Quote:
Gue: “Teruss Papa dan Mama??, Reno kan udah gak sanggup?”,
Sitaa: “Reno udah cuek Mas, sama gue yaahhh 3 bulanan ini dia udah gak urusan, gue jadi sering dibiarin.. Gue jarang pulang pula ke rumah, sering sama Tiara dan ditempatnya.Padahal sebernya gue sendiri punya Kost tapi malah ditinggali sama temen gue, biarin deh.. Soal Kuliah, masih Cuti, pertengahan Tahun gue rencana ngelanjutin lagi Mas..”,,
Gue: “Itu Papa sama Mama gimana?, terus biaya hidup selama ini?”,
Sitaa: “Mereka gak ada hentinya, tapi gue udah muak sama mereka yang selalu mendiskriminasi gue, selalu membanggakan Reno, gue selalu jadi yang terkecil diantara mereka semua, karena gue yang paling Gagal... Uang jatah masih dapat kok tapi cuma cukup buat makan, dan Reno gak pernah mau ngasih walau sebulan sekali lah berapa. Yang ada gue pasrah kan? mau ngapain lagi Mas? Hmm.. hasil lainnya Sitaa kerja Mas,”, jawabnya dengan raut memaksa tegar!, padahal gue tau dia itu Remuk!
Gue: “Sitaaa, hehehe.. Yang sabar yaa, Hmm,.. Kerja apa?”,
Sitaa: “Yahhh jaga Warnet, sambil Online Shop yang dikasih Modal sama Mas pas di Manado itu, hehehe masih jalan kok lumayan ..atau apa aja lah jual Pulsa, atau lainnya asal jadi Rupiah setidaknya masih bisa nyambung.. Ehh Mas, ya udah besok aku ikut sama Lo, ke rumah”,
Gue: “Pinter yaaa, hehehhe.. Hmm.. Sitaa,, 1 hal yang mau mas tanya, Sitaa udah jalan sama siapa selama ini?”,
Sitaa: “Ragu kah sama Sitaa?, Sita bisa menahan gak akan sama cowok lain Mas, gak kayak mamas tuh,,hobinya sama cewek?!!!!!”,
Gue: “???”,
Sitaa: “Sumpah Mas, selama ini Sitaa gak pernah sama siapapun kecuali MAMAS!!... Titik!”,
Gue: “ ,, “
Sitaa: “Reno udah cuek Mas, sama gue yaahhh 3 bulanan ini dia udah gak urusan, gue jadi sering dibiarin.. Gue jarang pulang pula ke rumah, sering sama Tiara dan ditempatnya.Padahal sebernya gue sendiri punya Kost tapi malah ditinggali sama temen gue, biarin deh.. Soal Kuliah, masih Cuti, pertengahan Tahun gue rencana ngelanjutin lagi Mas..”,
, Gue: “Itu Papa sama Mama gimana?, terus biaya hidup selama ini?”,
Sitaa: “Mereka gak ada hentinya, tapi gue udah muak sama mereka yang selalu mendiskriminasi gue, selalu membanggakan Reno, gue selalu jadi yang terkecil diantara mereka semua, karena gue yang paling Gagal... Uang jatah masih dapat kok tapi cuma cukup buat makan, dan Reno gak pernah mau ngasih walau sebulan sekali lah berapa. Yang ada gue pasrah kan? mau ngapain lagi Mas? Hmm.. hasil lainnya Sitaa kerja Mas,”
, jawabnya dengan raut memaksa tegar!, padahal gue tau dia itu Remuk!Gue: “Sitaaa, hehehe.. Yang sabar yaa, Hmm,.. Kerja apa?”,
Sitaa: “Yahhh jaga Warnet, sambil Online Shop yang dikasih Modal sama Mas pas di Manado itu, hehehe masih jalan kok lumayan
..atau apa aja lah jual Pulsa, atau lainnya asal jadi Rupiah setidaknya masih bisa nyambung.. Ehh Mas, ya udah besok aku ikut sama Lo, ke rumah”, Gue: “Pinter yaaa, hehehhe.. Hmm.. Sitaa,, 1 hal yang mau mas tanya, Sitaa udah jalan sama siapa selama ini?”,
Sitaa: “Ragu kah sama Sitaa?, Sita bisa menahan gak akan sama cowok lain Mas, gak kayak mamas tuh,,hobinya sama cewek?!!!!!”,
Gue: “???”,
Sitaa: “Sumpah Mas, selama ini Sitaa gak pernah sama siapapun kecuali MAMAS!!... Titik!”,
Gue: “
,, “Masih berlanjut dan udah banyak hal yang dia ceritakan ke gue. Cukup ngerti, dan dalam hati gue masalah Sitaa gak jauh beda dengan kesengsaraan gue. Diapun bicara soal Agama dan keyakinannya, Sitaa udah diambang kebimbangan yang mulai memuncak, sejak kenal gue, sejak akrab, sampai gue tinggalin dia malam semakin menjadi. Disamping karena dia sendiri memang udah Terlalu Pintar dengan Kitab sendiri. Yang jelas soal itu, menurut gue Sitaa itu “sedang” tidak beragama.. Tapi, gue masih enggan membahas soal itu.. Yang ada gue mbahas yang lagi dijalani aja, berusaha mencari jalan menata semua ini.. Gak terasa hampir 3 jam gue disini, semakin sepi. Tiara belum pulang dan Okta udah tidur..
0