Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#1692
Diamond In The Slum
‘satu malam untuk 1000 rubel’

Senyum anak itu. Entah kenapa mata gw terpaku dan terdiam dalam tatapan mata anak perempuan berumuran 13-14 tahun itu, mata kanannya yang berwarna biru dan ekspresinya yang kosong membuat gw hilang dari realita. Gw mendengarkan sesuatu, sesuatu yang sudah lama gak gw dengar dalam bertahun tahun. Ding. Ding. Ding. Ding. Suara yang biasa gw dengar ketika menemukan seseorang yang tidak biasa, suara yang gw dengar ketika gw menemukan orang yang mempunyai potensi. Gw membungkukkan badan gw lalu berbicara empat mata, hmm, tiga mata lebih tepatnya karena mata kiri anak kecil prempuan itu tertutupi oleh rambutnya yang bergelombang nan kusut. Gw membuka dompet gw lalu mengeluarkan uang sebesar 10.000 rubell

Mata kanan anak kecil itu membesar menandakan betapa terkejutnya dia melihat uang yang gw keluarkan gw. Dia pun tersenyum lalu membalikan badannya sambil tangan kanannya menarik hoodie gw. Gw ikuti langkah anak perempuan yang tingginya se udel gw ini. entah sudah berapa blok kami lewati yang pasti gw tau kalau anak kecil ini mengarahkan gw ke kawasan kumuhnya kota moscow. Terlihat dari rumah semi permanen khas orang homeless. Gw tau apa rencana anak kecil ini membawa gw ke daerah ini. gw pun merogoh kantong celana kiri gw dengan tangan kiri gw, dan mengirim pesan ke alamat Timur. Tiga huruf h kecil gw ketik lalu gw kirim ke Timur. Tiga huruf h, “hhh” kode simpel yang menandakan kalau gw butuh bantuan dan minta Timur untuk melacak gw secepatnya. Semoga aja dia gak terlena sama godaan cewek disana.

Dan perkiraan gw bener gw dituntun ke sebuah gudang jelek, yang menurut gw sudah tidak layak pakai ini. anak kecil itu berhenti tepat di depan pintu gerbang gudang itu dan mengetuk nya 3 kali dengan jarak setiap ketukannya selama 3 detik. Heh. kode klasik. Tawa gw dalam hati. Gw sudah tau apa yang menanti gw dibalik pintu gudang itu. Gw merogoh tas selempang gw untuk mengambil garpu yang tidak gw gunakan untuk makan malam lagi.

‘setelah ini usai, bawa aku ke orang tua mu yang sebenarnya’ ucap gw ke anak cewek itu yang tetap diam, disaat bersamaan gerbang gudan itu terbuka lebar. Gw mengalihkan perhatian gw kedalam isi gudang itu. Tampak orang -orang dengan kulit putih nan kusam berbadan besar yang jumlahnya kira kira 23 orang memegang pisau dan botol vodka beridiri disana.

‘DIA ORANGNYA! DIA PUNYA BANYAK DI DOMPETNYA!!’ teriak anak cewek itu.

‘hey kau! Lebih baik kau serahkan saja semua yang kau punya. Lalu pulang kenegaramu!’ ucap orang kurus bertato berambut gondrong. Dan berjenggot ga karuan itu.

‘tenang saudara saudara, apakah kalian adalah orang tua anak ini’ ucap gw berdiplomasi

‘Ha? untuk apa kau ingin bertemu dengan orang tua anak ga berguna itu?’ tanya orang kurus yang muka nya jelek dan nyebelin itu.

‘saya tertarik kepada anak itu’ jawab gw singkat

‘kalau kau tertarik, tinggal pakai dia, dan bayar kami!’ jawab orang itu membuat gw terkejut

‘bayar ke kalian?’ tanya gw

‘kau tuli ha? monyet asia? Ibunya sudah menjual dia ke kami. Anak itu milik kami!’ jelas orang itu
‘kau tahu berapa tarif untuk anak kecil perawan seperti dia ha? 100 ribu, tidak tidak, 1 juta rubel!’ jelas orang itu.
‘sekarang keluarkan semua yang kau miliki dan lemparkan ketanah!’

Gw menatap anak kecil tadi yang masih shock mendengar peryataan preman preman itu. Gw pun tersenyum lalu menggenggam erat garpu yang sudah gw pegang dari tadi. orang orang itu tau kalau gw gak mau menyerahkan duit gw ke mereka, mereka pun langsung menyerbu gw dengan serentak. Gw berjalan dengan sangat pelang mengobservasi ekspresi dan gerakan mereka, membuat gw bisa mengira apa gerakan mereka selanjutnya. Disaat jarak kami sudah sangat dekat kira kira 50 cm an gw langsung berlari cepat ke arah kanan membuat mereka kaget akan kecepatan gw. Gw mengincar orang yang paling kanan, terlihat dia ingin memukulkan botol vodka nya ke gw, gw langsung merundukan badang dan menyelip dan memunggunginya, gw genggam garpu gw erat erat, lalu gw tusukan garpu gw ke punggungnya sebanyak dua kali dengan sangat cepat. Gw membalikan abdan gw ke arah kanan dan kembali menusukan garpu gw ke punggung orang ke 2 sebanyak dua kali. Hal yang sama gw lakukan sampai orang yang ke 7. Gw mengambil 3 langkah kebelakang, tampak 16 orang sisanya terkejut melihat ke 7 temannya sudah terkapar memegangi punggungnya yang berdarah darah. Gw genggam garpu yang sudah agak licin ini dan kembali maju ke arah mereka dengan taktik yang sama kali ini gw berhasil menusuk 5 orang lainnya, dengan masing masing dua tusukan. Kali ini 11 orang sisanya benar benar mundur dan ketakutan melihat gw. Gw bernafas lega, karena garpu yang gw pegang sudah bengkok bengkok, kalau gw pakai untuk menusuk orang lagi bisa mati tuh orang.

‘masih ada 11 orang lagi, ayo maju’ mulut gw asal nyerocos

‘kita bakal inget ini. lo tidak akan tenang hidup di kota ini. lo akan kita buru. LO AK-‘

TUNG

Belum selesai orang gondrong ngeselin itu berbicara, sebuah pipa besi memukul kepalanya. Dengan cepat pipa besi itu memukul kepala kepala yang lain membuat 11 orang itu langung terkapar secara instan. Hah. Orang yang suka memakai senjata tumpul untuk menyiksa orang lain. Siapa lagi kalau bukan Timur.

‘Oh. jadi lo mau bikin saudara gw gak tenang hidup disini?’ tanya Timur ke orang berambut gondrong yang sudah tersungkur memegangi kepala dia yang terpukul tadi

‘kita gak akan lupa tunggu aja, lo baal nyes-‘

TUNG

‘oh kalau gitu gampang, gw tinggal ngebut lo lupa doang kan?’

TUNG

TUNG

TUNG


Pukul Timur menggunakan pipa besi dan memukulkannya ke setiap kepala orang orang yang sudah terkapar itu dan membuatnya tidak sadar.

‘kalo mereka mati, lo yang dosa ya Mur’ ucap gw

‘tenang aja mereka ga bakal mati, gegar otak iya, mungkin IQ mereka turun drastis nantinya’
‘dan bisa jelasin ngapain aja lo disini?’

Gw jelasin alasan gw kesini ke Timur. Gw jelasin akan ketertarikan gw ke seorang anak cewek yang nasibnya ga jelas itu.

‘jadi. Lo kembali ngedenger bunyi aneh itu pas ngeliat anak cewek itu?’ tanya Timur

‘iya. Lo tau kan betapa tepatnya insting gw kalau masalah beginian?’ ujar gw

‘oke. Gw temenin lo ke rumah orang tuanya’ ucap Timur

Gw samperin anak kecil itu yang sudah terududuk di atas dengkulnya, terlihat dia masih shock setelah mendengar apa yang dikatakan preman preman tadi, itu, atau, dia shock melihat gw ngebantai mereka, ga tau deh. Setelah beberapa menit, anak itu pun berdiri dengan lesu dan membimbing gw berjalan kerumahnya.

‘Lay, kok bisa lo dikeroyokin tuh orang?’ tanya Timur menggunakan bahasa Indonesia supaya anak itu tidak nguping

‘dia pikir gw kaya Mur, karena anak itu ngeliat dompet gw yang tebel, padahal isinya rupiah hahahha’ canda gw

Akhirnya kita sampai di rumah kecil, permanen, yang kumuh ini. bangunan tua berwarna merah bata dan pagar putih itu cocok dijadikan lokasi buat film horror. Anak itu pun berdiri sejenak di depan rumah itu dan dengan ragu ragu berjalan ke depan pintu rumah itu. ia mengetuk pintu itu beberapa kali, sampai seseorang dari dalam membukanya, tampak seorang ibu ibu gendut dengan pakaian terbuka, dengan usia kira kira baru memasuki 40 an. Dia melhat anak dibawahnya dengan jijik, sampai dia melihat kami, baru dia membukakan pintunya sepenuhnya dan mempersilahkan kami masuk.

Kami pun duduk di sofa yang lapuk ini, anak cewek itu duduk tepat disebelah gw karena memang tiak ada tempat lagi untuk duduk selain satu kursi khusus untuk tuan rumah.

‘jadi apa maksud anak anak muda seperti kalian kemari’ ucap ibu itu dengan senyum menjijikannya

‘kami datang kesini untuk anak ini’ ucap gw

‘oh boleh boleh! Untuk dua orang?! Boleh! 100 rb rubell untuk satu servis!!’ senyum ibu itu tanpa dosa

BRAKK

Emosi gw menggerakkan tinju gw ke meja depan gw, membuat sisi meja itu patah dan setengah ambruk. Timur yang kaget langsung antisipiasi memegangi tangan kanan gw yang sudah siap meninju muka ibu iblis itu.

‘ibu macam apa yang rela menjual anak perempuan dibawah umurnya ke orang lain?!!’ marah gw, terlihat horror merasuki wajah ibu itu.

‘ter.. terserah saya mau aku apakan dia, dia anakku! Dari perutku!!’ bela ibu itu

‘hah, dan kau berani memasang harga atas dia setelah kau menjual dia ke orang orang busuk itu? bukan saja kau jelek, iblis tapi kau juga penipu!’ teriak gw kedia

‘bu.. bukan keinginanku untuk melahirkan dia!! kau tahu biaya memiliki anak sekarang mahal!?’ bela ibu itu lagi.

Gw menatap Timur untuk memberikan kode bahwa gw mau meminjam duit dia untuk masalah ini yang tentu saja dia balas dengan pelototan tapi gw pelototin balik lagi sampe dia nyerah. Timur pun mengambil tas punggungnya lalu menumpahkan semua isinya yang ternyata uang kemeja, terliaht pecahan 1000 rubel berserakan di meja yang sudah setengah ambruk itu.

‘Gw beli hak asuh anak ini’ ucap gw

Ibu itu dengan serakahnya langsung mengumpulkan duit 1000 rubel yang berserakan di meja itu. entah berapa ratus ribu rubel yang Timur tumpahkan ke meja itu, yang jelas jumlahnya berhasil membuat muka dia mengkerut.

‘bagaimana?’

‘terjual’ ucap ibu itu tersenyum menjijikan
‘kau anak sial! Pergi sana’ teriak ibut itu ke anak cewek itu

‘peringatan untukmu, jangan pernah kau menyentuh anak ini lagi’
‘atau kau akan menikmati rasanya sikutmu tertancap di mulutmu’ ancam gw

Kami bertiga pun langsung berdiri dan berjalan menuju mobil Recht yang kami tumpangi tadi. di tempat brothel tadi Recht dan anggota tim gw lainnya cuman bengong, apalagi mr.Bushido, mukanya bikin ngakak ekspresinya. Di perjalanan kami semobil diam, anak cewek itu duduk didekat jendela dan juga tepat di sebelah gw, dia hanya diam. reaksi yang normal kalau gw ada diposisi dia.

Akhirnya gw dan anak itu sampai di kamar gw. Dia pun masuk ke dalam ruangan kecil ini dan duduk di sofa kecil yang baru gw bikin minggu kemarin. Gw taruh tas selempang gw, tidak lupa gw cuci juga garpu yang berdarah darah ini, sampai gw sadar kalau garpu ini sudah penyok, gw pun memutuskan untuk membuangnya. Gw seret kursi dari meja makan itu menghadap ke sofa tempat anak itu duduk.

‘hey’ sapa gw

‘....’ dia menatap gw tanpa menjawab

‘mm maaf ya, sepertinya gw gak sengaja ngebeli kamu’ ucap gw

‘....’

Gw seka rambut nya yang panjang menutupi lehernya, tampak luka lebam yang tertutupi rambutnya. Gw menghela nafas, seberapa parah siksaanfisik dan mental yang anak ini sudah rasakan. Gw alihkan pandangan gw ke wajahnya. Terlihat dia memejamkan matanya, tubuhnya mulai bergetar, sepertinya dia ketakutan.

‘gw tidak akan ngapa ngapain kamu’ ucap gw

‘......’

‘kamu pasti laper ya?’

Gw pun beranjak dari tempat duduk gw dan mulai menyalakan kompor lalu memasak indomie goreng. 10 menit kemudia indomie pun jadi dan sudah gw sajikan ke cewek itu. dengan cepat anak cewek itu mengambil piring yang gw pegang dan memakan indomie masakan gw dengan lahab.

Gw pun bergegas memindahkan barang barang gw dari kamar gw yang sekarang yang lebih gede ke kamar yang lebih kecil. Kamar yang lebih gede buat anak cewek itu. Gw baru sadar betapa besarnya konsekuensi keputusan gw ini, tanpa gw sadari gw sudah setuju untuk membesarkan seorang anak. Gw berdiri sambil garuk garuk kepala di depan kamar besar yang sudah tertata rapi untuk anak itu. gw lalu mengambil kaos gw dan celana training yang ada talinya buat dia ganti baju. Gw pun menghampiri anak itu lagi dan duduk di tempat tadi. masih tampak raut wajahnya yang takut ke gw.

‘kau takut padaku?’ tanya gw ke anak itu

Anak itu Cuma diam. Gw senyum. gw berdiri lagi dan merogoh tas besar yang sudah gw pindahkan ke kamar kecil itu dan mencari cari sebuah benda, sebuah pisau lipat berwarna hitam berlambangkan pisau dan beret itu lalu membawanya ke anak cewek itu. Gw tunjukan ke muka dia bagaimana cara membuka pisau lipat ini lalu memberikannya ke dia.

‘gunakan ini jika kau merasa aku berbuat yang tidak tidak kepada mu’

Sesaat gw mengalihkan perhatian ke dia untuk mengambil baju yang sudah gw siapkan untuknya di paha gw. Tiba tiba..

JLEB




Diubah oleh open.minded 27-07-2015 20:36
fakhrie...
sormin180
junti27
junti27 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.