Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#5326
Unsympathetic toward 2
Ini Rara??

Kenapa dia jadi seperti saat dulu ketika gue baru pertama kali mengenalnya? Rara yang suka meminta hal-hal tidak jelas dengan nada suara memerintah. Rara yang suka memerintah seenaknya. Seingat gue, gue gak pernah menemukan sosok Rara seperti itu lagi selain ketika pertama kali gue mengantarnya pulang, ketika kita makan direstoran cepat saji itu.

Gue pindah transmisi dari netral dan siap melaju mobil ini.

"Bang Dino uda pernah berapa kali pergi kayak gini?" Tanya Rara memecah keheningan

Gue melihat sejenak kearahnya.

"Hemm.." gumam gue

Rara menatap gue yang masih fokus membagi pikiran untuk mengingat dan melihat jalanan.

"Lupa aku.." jawab gue

"Jangan bohong" kata Rara cepat

" emoticon-EEK! "

Bohong? Ngapain gue bohong? Gue beneran gak ingat. Sekali? Dua kali? Gue tidak memperhatikan sebegitu detail. Seingat gue lebih dari dua kali. Lagipula bang Din juga baru kali ini ngomong ke gue kalo mau pergi, sebelumnya sama sekali gak ngomong. Tiba-tiba aja bang Din gak ada dikostan dalam jangka waktu yang lama.

"Dua kali mungkin" Jawab gue ngasal
"Dua kali?" Tanya Rara tidak percaya
"Sekitar itu lah" Kata gue

"Dalam kurun waktu?" Tanya Rara lagi

Kurun waktu??

"Maksudnya? Lama bang Din pergi atau gimana?" Tanya gue

"Jangan pura-pura bodoh deh Jek" Kata Rara ketus

" emoticon-Kagets "

Ini gue mengganggu dia atau gimana sih? Kok kesannya seperti gue dihakimi seperti ini? Gue beneran gak ngerti..

"Tiga minggu sampai satu bulan lah" jawab gue

"Dalam satu bulan, bang Din uda pergi dua kali? emoticon-Kagets " Tanya Rara dalam keadaan kaget

"Oh bukan, sekali pergi sekitar sebulanan baru balik gitu hehe" Kata gue

"Jangan bercanda ya jek"
" emoticon-Confused "

"Aku tanya dia uda pergi dua kali dalam kurun waktu berapa lama? Setengah tahun? Satu tahun?" Tanya Rara
"Ohh.. Dua tahunan lah" jawab gue

"Dua tahun, pergi dua kali?" Tanya Rara memastikan
"Dua atau tiga kali lah" Kata gue

"Gimana sih? Yang bener donk!" bentak Rara
" emoticon-EEK! "

"Aduh, aku lupa" kata gue
"Kalian satu kostan kan?!" bentak Rara lagi

Waduh..

"Aku gak perhatiin sampai segitunya.. Kira-kira dua atau tiga kali sejak aku ngekost" jelas gue

Tidak ada reaksi dari Rara. Dia terlihat tidak puas dengan jawaban gue...

Emang ada apa sih? Rasanya gue pengen nanya, tapi melihat kondisi dan mood Rara seperti ini. Gue gak yakin..

Tapi gue coba aja deh..

"Emang kenapa?" gue memberanikan diri
" ... "

Tidak dijawab Rara..
Tuh kan bener!
emoticon-Frown

Kita kembali hanyut dalam hening..

Eh iya, ini mau makan dimana? Haduh.. runyam... emoticon-Hammer
Gue memacu mobil lurus saja kedepan..
Menunggu Rara bertanya mau makan dimana..

"Kamu adik angkatnya, jangan pura-pura gak tau bang Din ngapain" Kata Rara tiba-tiba
" emoticon-EEK! "

Gue adik angkatnya? Jadi seharusnya gue tau?
Hm..

Kenapa gue memikirkan kalau bang Din keluar kota untuk ngambil "barang" ya? Apa itu mungkin? Bukannya di Jogja sendiri juga pasti ada pengedarnya? Ahhh, bang Din sendiri pengedar. Mungkin saja dia mengambil barang dari luar. Tidak ada yang taukan? Lagipula dengan Rara yang emosi barusan, itu sudah jadi bukti yang mengarah ke pemikiran gue tadi..

"Kamu tau kan itu gak bener" Kata Rara lagi

Gue menganggukkan kepala..

"Aku uda capek ngasih tau dia, cari kerja yang bener.."

" emoticon-EEK! "

"Tapi dia gak dengerin.."

"Katanya ini terakhir.. Terakhir.. Dari kemarin juga terakhir.."

Rara bergumam sendiri, gue hanya mendengarkan saja..

Rara masih bergumam hal yang sama..
Gue mulai panik karena sudah memasuki daerah kota alias perempatan ring road..
Ini mobil mau gue bawa kemana??

"Udah.. Kalian kan udah mau nikah juga toh" Kata gue berusaha menghentikan ocehan Rara
" emoticon-EEK! " Rara menoleh ke gue

"Kata siapa? emoticon-Kagets " Rara seperti kaget
"Loh, kata bang Din kemarin" jawab gue

"..."

Gue melihat lagi kearah Rara..

"Dino gimana ngomongnya?" Tanya Rara
" emoticon-EEK! "

Masa Rara gak tau???
Apa iya bang Din mau bikin surprise ke Rara?
Eh bodoh..
Ini bodoh banget deh..

Gue ceritain apa yang dikatakan bang Dino ke gue..
Panjang lebar, sedetail mungkin..

Akhirnya gue menuju daerah sagan karena gak tau juga mau makan dimana..

Setelah mendengar cerita gue. Rara jadi percaya gak percaya dengan apa yang gue katakan, karena bang Dino sendiri juga gak ngomong ke Rara..

"Aduh, pura-pura kamu gak tau aja ya soal ini. Aku gak tau kalo bang Din belum ngasih tau kamu. Nanti aku disemprot bang Din lagi.." Kata gue ke Rara
"Ya.." Jawab Rara

Kring....

Ponsel gue berbunyi..
Nama Iren tertera disana..

Gue angkat telepon Iren setelah permisi ke Rara terlebih dahulu

"Halo" emoticon-phone kata gue

"Ihh, ada ayam bisa ngomong halo hihi" emoticon-phone dari Iren

emoticon-Nohope

"Ayam, kamu lgi dimana? kok berisik??" tanya Iren
"Lagi makan diluar, putri kodok sudah makan? Nanti kurus loh kalau belum" goda gue
"Enak aja! Uda kok" jawab Iren
"Bagus deh, biar enak kodoknya kalau digoreng, banyak dagingnya hahaha" gue tertawa terbahak-bahak

"Kamu kok sadis sih mau makan aku???!" protes Iren
"Lah kalau uda digoreng, mubajir donk kalo gak dimakan" jelas gue
"Oh gitu ya, jadi aku dipacarin cuman untuk dimakan?" tanya Iren dengan polos
"Hahahaha, gak lah bercanda doank" gue tertawa geli

"Eh iya, aku telpon nanti ya, lagi makan sama teman, gak enak kalau ngacangin mereka" kata gue izin pamit
"Oh, oke deh, nanti sms aja biar aku telepon lagi" izin turun dari nyonya besar
"Yauda, bye" kata gue
"bye" kata Iren

Gue senyum-senyum sendiri mendengar suara Iren barusan. Entah uda berapa kali gue tersenyum bodoh setelah mendengar suara Iren via telepon seperti ini. Ahh... Iren.. Abang padamu lah pokoknya emoticon-heart

"Dari siapa? Senyum-senyum?" Tanya Rara setelah gue kembali duduk
"Oh ngak, dari pacar ku" Kata gue masih terniang-niang candaan barusan

Bisa gitu loh Iren dengan polosnya ngomong, "jadi aku dipacarin cuman untuk dimakan?".
Hahaha

"Siapa? Yang kemarin difoto itu ya?" Tanya Rara
"Ha???" Gue kebingungan

Foto?
Eh maksudnya Una?
Sori lah ya..
Gue gak yakin kalau gue bisa senyum terus seperti ini kalau sama Una.
Cuman Iren yang bisa emoticon-Cool

"Bukan kok" jawab gue
"Ohh.."

"Cabut yuk"

Ajak gue ke Rara serasa lupa akan keresahan Rara soal bang Din barusan..

Sepanjang perjalanan, gue masih terniang-niang perkataan Iren tadi. Ini bocah makannya apa sih? Kok polos sampai segitunya ngejudge gue pacarin dia cuman untuk dimakan. Ini gue harus nyiapin godaan lagi nih buat dia entar. Gue mau tau respon Iren kayak gimana.

Setelah sampai didepan rumah Rara..

"Jek, besok gak usah jemput kalau emang gak sempet" Kata Rara
"Ehh emoticon-EEK! gak kok, lagian emang bang Din yang minta tolong" Kata gue
"Ohh, yauda makasih ya" Kata Rara
"Aku duluan ya" Kata gue
" emoticon-Smilie "

Setelah itu gue tancap gas secepat kilat menuju kostan..
Diubah oleh pujangga1000 21-07-2015 01:13
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.