- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#5295
Unsympathetic toward 1
Minggu pagi
Tok.. Tok.. Tok..
Bunyi ini terdengar berulang-ulang
Tok.. Tooooooook!
"Hemmm..."
Bunyi ini kembali terdengung namun lebih keras diakhir
Seperti membanting..
Toooooooook!!!
"JEEEEEK!!!"
"
"
"siapa sih" gumam gue dalam hati
Tok! Tok! TOOOK!
Ternyata suara pintu gue yang diketuk..
dengan tidak santai..

"Grrrrr
"
Jam 9 pagi..
Apa dunia sudah tidak punya aturan lagi??!
ceklek..
"Bangun juga lu!"
" -,- "
Gue akhirnya membuka pintu karena ketukannya tidak kunjung berhenti. Ternyata orang yang tidak punya aturan itu adalah bang Din. Dia kan tau haram hukumnya buat gue untuk bangun sebelum matahari terbenam. Tapi karena dia adalah sepuh, maka dia yang membuat aturan.. sial
"Kenapa bang?" tanya gue dengan wajah ngantuk menahan amarah
"Jangan lupa besok jemput Rara" Katanya
"Iya uda tau" jawab gue sewot
"Takutnya lu lupa
"
"
"
"yauda gua cabut dulu" Kata bang Din
"
"
"Lu gak mau nonton Goku?
" kata bang Din
"
" gue menggeleng sambil menguap
"Yauda tidur sana! Kebo!" Kata bang Din
Bang Din beranjak dari depan kamar gue tanpa rasa bersalah meninggalkan gue sendiri dengan mulut teranga. Cuman untuk menyampaikan hal itu dan bang Din harus membangunkan gue? Dia kan bisa sms atau telpon gue?! Setan!
Gue menjatuhkan diri diatas kasur kapuk dan kembali memejamkan mata.
"Sebentar..
"
Hari ini tanggal 31. Artinya nanti malam tanggal 1. Hitungannya gue masuk tanggal 1. Artinya gue masuk kerja lagi malam ini? Atau gimana?
Eh..
Gue bisa saja masuk hari ini atau besok. Kalau ternyata besok, nanti malam gue tinggal pulang kalo gue uda berangkat ke tempat gawe. Namun gue kan harus jemput Rara. Tadi kata bang Din besok atau hari ini? Gue emang libur, tapi Rara kan tidak libur?
Ah masa bodo!
Nanti sore, gue tinggal ke tempat Rara. Gue uda tau rumahnya dimana. Kunci mobil bang Din juga ditangan gue.
Ya.. Begitu saja.. Gue harus tidur atau gue akan kehilangan mood gue seharian..

***
Jam 5 sore..
Gue meluncur ke rumah Rara. Sepanjang perjalanan, gue memikirkan kenapa dan bagaimana Bang Din bisa balikan lagi dengan Rara. Memang bukan urusan gue sih. Tapi kalau hal ini benar terjadi, artinya apa yang gue dengar dulu dari bang Din, semuanya tidak bisa dipercaya. Termasuk didalamnya dia menghina Rara, merendahkannya, semua itu hanya bualan semata. Atau mungkin karena dia hanya emosi saja? Sebentar, emosi untuk apa?
Semoga saja Rara bisa memberikan penjelasan..
Tapi kenapa Rara harus menjelaskan ke gue?
"Ra, aku uda didepan rumah"
to Rara
Sambil menunggu Rara keluar, gue memutar frekwensi radio. Fyi, dulu swaragama masih baru banget. Tapi ngehits dikalangan anak gadjah mandek. Buat dapetin siaran mereka itu gampang-gampang susah. Mungkin dulu pemancarnya masih jelek kali ya? Dari siaran mereka gue bisa belajar jowoan dan alhasil rada medok
Ponsel gue bergetar..
"Ngapain?"
dari Rara
"Loh? Emang bang Din gak ngasih tau? Aku yang antar jemput kamu ke gawe"
to Rara
Beberapa menit kemudian, ada telepon dari Rara
"Halo"
jawab gue
"Jek, hari ini kan libur"
tanya Rara
"Ehh"
jawab gue
Benar juga..
Karoke libur kalau minggu, kecuali kalo sudah ada booking sebelumnya..
"Oh yauda deh kalo gitu.."
kata gue
"Kamu uda didepan emang?"
tanya Rara
"Udah hehe"
jawab gue
"Kalo gitu, sekalian cari makan malam aja deh"
usul Rara
"Ohh, terserah sih"
jawab gue
"Yauda tunggu bentar ya, aku ganti baju dulu"
kata Rara
"Oke"
Sambil menunggu Rara, gue putuskan untuk mematikan mesin mobil karena boros bahan bakar. Lagipula gue juga pengen ngerokok. Kalo gue ngerokok didalem mobil, yang ada nanti gue diomelin sama bang Din.
Sampai rokok gue udah hampir habis. Rara belum juga keluar. Emang dasar wanita
Gue bakar batang kedua. Baru setengahnya habis terbakar. Eh yang ditunggu keluar..
"Hai" sapa Rara
"
"
"
"
"
"
Satu setengah batang habis dan hasilnya...
Celana compreng dengan t-shirt, tanpa make up..
Rambutnya basah..
Apa mungkin barusan mandi??
Mandi..
Mandi..

Bego!
Segera gue enyahkan pikiran dan bayangan tidak senonoh tadi..
Bagaimanapun..
Ah sudahlah..
Gue bersiap-siap mematikan bara api dari rokok gue
"Gak dihabisin dulu?" Kata Rara
"
" Gue menoleh ke Rara
Gue menggelengkan kepala dan mematikan bara api dengan alas sepatu gue. Sisa rokoknya gue masukkan kembali ke bungkusan rokok gue. Sayang cuy! Walaupun tinggal setengah, tapi belinya pakai duit! Enak aja buang-buang duit!
Rara tertawa melihat gue sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Gue orangnya merki
"Bang Din uda pergi ya?" Kata Rara sambil menutup pintu mobil
Gue menganggukkan kepala..
"Jek, kalau orang ngomong, dijawab donk" kata Rara
"
"
"Iya, abang uda pergi" Jawab gue
"Wajah orangnya ditatap juga" kata Rara lagi
"
"
"
"
...
Ini Rara??
Tok.. Tok.. Tok..
Bunyi ini terdengar berulang-ulang
Tok.. Tooooooook!
"Hemmm..."
Bunyi ini kembali terdengung namun lebih keras diakhir
Seperti membanting..
Toooooooook!!!
"JEEEEEK!!!"
"
""siapa sih" gumam gue dalam hati
Tok! Tok! TOOOK!
Ternyata suara pintu gue yang diketuk..
dengan tidak santai..

"Grrrrr
"Jam 9 pagi..
Apa dunia sudah tidak punya aturan lagi??!
ceklek..
"Bangun juga lu!"
" -,- "
Gue akhirnya membuka pintu karena ketukannya tidak kunjung berhenti. Ternyata orang yang tidak punya aturan itu adalah bang Din. Dia kan tau haram hukumnya buat gue untuk bangun sebelum matahari terbenam. Tapi karena dia adalah sepuh, maka dia yang membuat aturan.. sial
"Kenapa bang?" tanya gue dengan wajah ngantuk menahan amarah
"Jangan lupa besok jemput Rara" Katanya
"Iya uda tau" jawab gue sewot
"Takutnya lu lupa
" "
""yauda gua cabut dulu" Kata bang Din
"
""Lu gak mau nonton Goku?
" kata bang Din"
" gue menggeleng sambil menguap"Yauda tidur sana! Kebo!" Kata bang Din
Bang Din beranjak dari depan kamar gue tanpa rasa bersalah meninggalkan gue sendiri dengan mulut teranga. Cuman untuk menyampaikan hal itu dan bang Din harus membangunkan gue? Dia kan bisa sms atau telpon gue?! Setan!
Gue menjatuhkan diri diatas kasur kapuk dan kembali memejamkan mata.
"Sebentar..
"Hari ini tanggal 31. Artinya nanti malam tanggal 1. Hitungannya gue masuk tanggal 1. Artinya gue masuk kerja lagi malam ini? Atau gimana?
Eh..
Gue bisa saja masuk hari ini atau besok. Kalau ternyata besok, nanti malam gue tinggal pulang kalo gue uda berangkat ke tempat gawe. Namun gue kan harus jemput Rara. Tadi kata bang Din besok atau hari ini? Gue emang libur, tapi Rara kan tidak libur?
Ah masa bodo!
Nanti sore, gue tinggal ke tempat Rara. Gue uda tau rumahnya dimana. Kunci mobil bang Din juga ditangan gue.
Ya.. Begitu saja.. Gue harus tidur atau gue akan kehilangan mood gue seharian..

***
Jam 5 sore..
Gue meluncur ke rumah Rara. Sepanjang perjalanan, gue memikirkan kenapa dan bagaimana Bang Din bisa balikan lagi dengan Rara. Memang bukan urusan gue sih. Tapi kalau hal ini benar terjadi, artinya apa yang gue dengar dulu dari bang Din, semuanya tidak bisa dipercaya. Termasuk didalamnya dia menghina Rara, merendahkannya, semua itu hanya bualan semata. Atau mungkin karena dia hanya emosi saja? Sebentar, emosi untuk apa?
Semoga saja Rara bisa memberikan penjelasan..
Tapi kenapa Rara harus menjelaskan ke gue?
"Ra, aku uda didepan rumah"
to RaraSambil menunggu Rara keluar, gue memutar frekwensi radio. Fyi, dulu swaragama masih baru banget. Tapi ngehits dikalangan anak gadjah mandek. Buat dapetin siaran mereka itu gampang-gampang susah. Mungkin dulu pemancarnya masih jelek kali ya? Dari siaran mereka gue bisa belajar jowoan dan alhasil rada medok

Ponsel gue bergetar..
"Ngapain?"
dari Rara"Loh? Emang bang Din gak ngasih tau? Aku yang antar jemput kamu ke gawe"
to RaraBeberapa menit kemudian, ada telepon dari Rara
"Halo"
jawab gue"Jek, hari ini kan libur"
tanya Rara"Ehh"
jawab gueBenar juga..
Karoke libur kalau minggu, kecuali kalo sudah ada booking sebelumnya..
"Oh yauda deh kalo gitu.."
kata gue"Kamu uda didepan emang?"
tanya Rara"Udah hehe"
jawab gue"Kalo gitu, sekalian cari makan malam aja deh"
usul Rara"Ohh, terserah sih"
jawab gue"Yauda tunggu bentar ya, aku ganti baju dulu"
kata Rara"Oke"

Sambil menunggu Rara, gue putuskan untuk mematikan mesin mobil karena boros bahan bakar. Lagipula gue juga pengen ngerokok. Kalo gue ngerokok didalem mobil, yang ada nanti gue diomelin sama bang Din.
Sampai rokok gue udah hampir habis. Rara belum juga keluar. Emang dasar wanita

Gue bakar batang kedua. Baru setengahnya habis terbakar. Eh yang ditunggu keluar..
"Hai" sapa Rara
"
""
" "
"Satu setengah batang habis dan hasilnya...
Celana compreng dengan t-shirt, tanpa make up..
Rambutnya basah..
Apa mungkin barusan mandi??
Mandi..
Mandi..

Bego!
Segera gue enyahkan pikiran dan bayangan tidak senonoh tadi..
Bagaimanapun..
Ah sudahlah..
Gue bersiap-siap mematikan bara api dari rokok gue
"Gak dihabisin dulu?" Kata Rara
"
" Gue menoleh ke RaraGue menggelengkan kepala dan mematikan bara api dengan alas sepatu gue. Sisa rokoknya gue masukkan kembali ke bungkusan rokok gue. Sayang cuy! Walaupun tinggal setengah, tapi belinya pakai duit! Enak aja buang-buang duit!

Rara tertawa melihat gue sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Gue orangnya merki

"Bang Din uda pergi ya?" Kata Rara sambil menutup pintu mobil
Gue menganggukkan kepala..
"Jek, kalau orang ngomong, dijawab donk" kata Rara
"
""Iya, abang uda pergi" Jawab gue
"Wajah orangnya ditatap juga" kata Rara lagi
"
""
"...
Ini Rara??
Diubah oleh pujangga1000 17-07-2015 05:42
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
