- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
863 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#2955
Bisa gue pahami, jarak masih 336 KM, dan arahnya masih lurus ke selatan sesuai arah gue tadi.. Ini Propinsi Lopburi.. Gue lanjutin perjalanan, dan masih seperti biasanya kalau haus atau lapar, gue ngorek tempat sampah atau kebun yang ada buahnya, terpaksa gue mencuri. Atau minta ke warung yang kadang di kasih atau di usir sesuka hati. Sebenernya kalau diusir gue itu sakit hati dan tersinggung tapi berusaha meredam diri saja.. Yang jelas gue gak pengen lebih sengsara lagi dari ini, atau dari masalah kemaren, jadi gak usah macem-macem, fokuskan “Bangkok” diotak dan dihati, biar kaki ini terus melangkah sampai nantinya semua bakal dilalui, gue harus Gigih!!..
Tanpa terasa, udah mulai malam, hampir 11 jam lebih gue berjalan kaki, walau sesekali istirahat tapi kaki ini semakin. Banyak kerikil, aspal dan lainnya, udah gak gue rasain, sebuah perjuangan yang sangat berat demi mencapai pulang.. Nemu warung lagi, warung yang sepi, gue minta makan Alhamdulillah dikasih, dan udah jam 9 malam waktu daerah ini.. Jangan sampai gila, jangan sampai pokoknya, berjalan entah berapa lama lagi, ada semacam pasar malam, sepertinya ini di Kota, gue nyantai sambil menghitung.. Perkiraan saja, dari awal gue jalan, udah sekitar 200an KM, soalnya ngukur jam juga udah lebih dari 30 Jam, malah hampir 35 Jam waktunya, alhamdulillah gue masih hidup.
Ada beberapa orang lagi duduk santai sambil ngopi, gue sodorin kertas dan Spidol lagi.. Ternyata mereka sedikit bisa berbahasa inggris, karena nanya ke gue pake bahasa inggris..
Quote:
Cukup, meski perkiraan gue rasa mudah dimengerti. Sebenernya mereka nanya terus dengan bahasa campuran, tapi gue semakin cepat berjalan karena takut terjadi apa-apa, lagian ditempat barusan itu udah jam 11 malam. Ternyata udah di Propinsi Saraburi, entah dimana lagi, mereka hanya menunjukkan arah “kesana” menuju propinsi Ayutthaya. Jalanan di daerah Thailand masih tetap gak jauh beda dengan negara kita, kadang sekitarnya pemukiman werga, sekolah, sewah lepasyang sepi.. Gue dapati lagi sebuah warung, ada banyak Truk, mungkin ini rest area para sopir.. Gue amati setiap kendaraan yang ada, jujur gue udah sangat capek berjalan, berharap bisa naik di Bak Truk..
Sampai kira-kira 1 jam berlalu, masih terus mengamati dan gue dapati sebuah Truk kosong, gue beraniin nemui si kenek, mereka berdua dengan supir. Seperti biasa menggunakan bahasa isyarat.. Tapi gue malah di introgasi, ditanya gak tau apa maksudnya sampai digeledah. Setelah beberapa lama, mereka ngobrol, gue dibolehin asal tidak kriminal, mereka ngasih tau itu dengan bahasa isyarat memperagakan orang mau membunuh. Gue cuma mengangguk, gak akan bertingkah apapun, tujuan gue cuma ikut Truk ini. Sebelumnya gue udah jawab ke Ayutthaya, mereka bilang Iya.. Mereka sebenernya curiga tapi mungkin niat menolong dan kasihan sama gue.
Truk mulai berjalan, alhamdulillah gue dapet tumpangan.. Udah di kasih beberapa makanan yang cukup buat nyambung hidup. Tapi baru terasa sebentar saat gue sayup-sayup ketiduran.. Gue disuruh turun disebuah pertigaan dan ternyata Truk itu bukan ke pusat Ayyuthaya, dilihat juga emang iya karena masih pedesaaan tujuan ke lain daerah dan si Kenek cuma ngasih arah “kesana” Bangkok masih sekitar 100 Km tanpa melewati pusat Ibukota Propinsi Ayutthaya. Hanya melewati pinggiran semacam baypass, dan gue nanya ternyata udah jam 3 pagi.. Wah gila, padahal gue ngantuk dan capek, tapi gue masih asing jadi coba berjalan dulu sampai nemu semak belukar buat istirahat.
Semakin kabur pandangannya, karena terlalu capek. Gue udah ditengah pesawahan. Padahal kata truk tadi, jalan ini lintas propinsi, lalu lintas kok sepi ya, tapi udahlah tersesatpun gue bakalan terus bersauaha. Nemu sebuah semak belukar dan kiri kanan, depan belakang gelap gulita gak ada siapapun, gak ada kendaraan apapun, gue rasa seorang diri dengan 1 nyawa yang sewaktu-waktu diambil.. Ohh Allohh, sungguh berat cobaan yang Engkau berikan, tapi gue udah sadar, semua ini sangat setimpal dengan apa yang selama ini pula gue perbuat sejak masa SMP. Gue cuma berusaha kuat menghadapi semua ini sampai akhrinya bisa pulang.
Hanya bisa melamun, sambil terus berdo’a, semoga Alloh masih terus mengabulkan segala do’aku, terlepas dari sebuah rezeki dan ujian. Memaksa kembali ke masa lalu, kesenanganku, kelebihanku, dan berjuta kisahku merupakan Ujian sekaligus Rezeki. Hanya saja gue terlalu memayoritaskan Nafsu daripada Akal. Berjalan lagi sampai mulai ada aktifitas dan nemu sebuah semak belukar pinggiran jalan dan dibawah jembatan, gue rasa sepi. Udah pasrah karena nge-Drop total banget, gue lemes.. Akhirnya menepi ditempat ini, mencari kenyamanan, mulai memikirkan hal yang sangat pusing tanpa henti sampai gue tertidur pulas.. Dan, sore yang cerah, feeling aja sih sebenernya, gue mulai nyiapin seadanya buat jalan lagi..
Beneran ternyata udah jam 4 sore, lumayan lama tidur hampir 14 Jam tanpa bangun. Gue tau jam karena gue lagi minta-minta disebuah komplek ruko-ruko dan beberapa menjual makanan. Ada yang ngasih ada pula yang mengusir, masih Alhamdulillah karena udah makan, enak gak enak pokoknya harus masuk, juju raja BAB pun gue dijalanan, tanpa mandi tanpa apapun, sungguh sangat terpaksa dan kebayang gimana wujud dan keadaan gue saat ini.. Gila, beneran Gila, hanya saja otak masih setengah Gila, dan terus berusaha menguatkan. Lanjut jalan dengan kebingungan.. Sampai matahari terbenam dan entah berapa KM lagi sambil minta-minta.
Lanjut lagi nemu Wihara, udah jam 11 malam pula, hampir setiap Wihara yang gue temu, digerbangnya pasti ada Jam, walau pake Huruf Thai soal angkanya, tapi jamnya pasti sama dengan Indonesia.. Masih berjalan lagi dan semakin jauh dari pedesaan atau pemukiman, mulai masuk area pesawahan, gue masih kuat jadi lanjut entah sampai berapa jam karena udah sepi banget tanpa ada lalu lintas apapun. Jalan besar tapi sepi, dan adapun itu jarang, banyaknya kendaraan besar, mungkin gue salah jalan atau disesatkan sama Kenek dan supir Truk, sudahlah gue hanya bisa menyusuri jalan besar, ditengah sawah, sial lagi beberapa hari gak pernah hujan sejak mulai berjalan.
Malam ini hujan deras tanpa ada tempat berteduh, tapi gue terus berusaha jalan, minumnya air hujan dan sesekali ada daun gue makan juga, udah sangat terpaksa.. Entah berapa jauhnya, gue nemu sebuah gubug, samar-samar dari pinggir jalan kelihatan. Mungkin tempat istirahat para petani atau apalah. Setelah gue teluduri dan berjalan kesana sih jaraknya sekitar 100 meter dari jalan, dan rada turun ker bawah lewat pematang. Guepun berteduh, dinginnya ampun, dan siap aja kalau setelah ini sakit, sarung yang gue bawa Cuma dijemur seadanya, dan baju masih melekat tanpa gue lepas.. Biarlah asal masih bisa jalan ini masih untung..

Basah kuyup dan tergeletak, sampai tertidur, dan gue rasa baru saja beberapa saat tidurnya tapi ngerasa ada yang membangunkan ditengah dingin yang menusuk. Entah suara ataupun angin, gue coba membuka mata, meraba karena gelap banget. Astraghfirullah sekejap gue kaget, karena disebelah gue ada orang.. Guepun mendadak takut, tapi orang ini malah menarik tangan gue.. Mencoba menyadarkan diri, dan mulai melihat, merasakan apa yang ada disekitar.. Entah siapa, dan apa yang akan terjadi, disuasana hening, saat enak tidur kok ada yang bangunin. Lama-lama bisa melihat meski kabur, ternyata seorang Kakek tua, kisaran usia 85 Tahun, menggunakan baju seperti Kyai berwarna hitam lusuh, membawa sebuah tongkat. Yang tersisa hanya gerimis dan hujan udah mulai reda..
0




