- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#5200
Mobil baru bang Dino 2
Sial.. 
Jangan-jangan bang Din ngebet pengen jemput gue karena mau pamer mobilnya.
Orang tuh makin tua harusnya makin bijaksana.
Yang satu ini malah makin tua makin gak jelas, makin sombong, makin banyak gaya.
Hadeh
Gue buang puntung rokok gue, masuk kedalam mobil bang Din, menutup pintunya.
Bang Din menghidupkan mesin mobil, menyalakan AC dan berkata,
"Jek, ini namanya AC" Kata bang Din
"
"
"
" bang Din nyengir
"
"
Eh sial!
Dikira gue gak tau AC.
"Nah kalo dihidupin, nanti keluar angin dingin" Lanjut bang Din
"
"
Kampret...
"Kau ngapain sih beli mobil ini bang?" Tanya gue penasaran
"Ya biar bisa tidur pake AC" jawab bang Din
GUBRAAAAAAAK
"Serius bang
"
"Eh iya, ngomong-ngomong soal serius, gua mau ngomong.."
"Apa bang?"
"Tapi lu jangan kaget"
Gelagat bang Din mulai tidak wajar
"Yoo" jawab gue
"Kemarin kepepet, jadi.."
"..."
"Motor lu, gua jual buat nambahin beli mobil ini" Kata bang Din menatap gue
"
"
"Nah lu pake aja mobilnya ini kalau mau kemana-mana" Kata bang Din dengan tenang sambil menatap kedepan
Motor gue?
Motor gue satu-satunya???
"
" gue masih kaget
"
" bang Din melirik gue
Gue masih diam
"Jek?" Kata bang Din
"Y.. ehemm.. ya..? " Kata gue tersendat masih tidak percaya
"
"
Mata gue mulai berair..
Harusnya gue senang ya? Tapi ada sesuatu yang mengganjal buat gue. Motor itu yang nemenin gue sehari-hari. Bareng sama gue menaungi jalanan Jogja dini hari yang dingin dan menembus gelap. Tiba-tiba rasanya marah gitu. Gue menyesal uda nitip kunci motor ke bang Din. Emang seharusnya gue marah sih. Bang Din seenak jidat ngambil motor gue buat dijual. Tapi gak bisa. Ada rasa sedih, marah, kaget, semua campur jadi satu dan membuat gue bingung..
"
" bang Din ngakak
"
"
"Bercanda.. bercanda.. wkwkwkw" kata bang Din sambil tertawa
"
"
"Gak usah nangis gitu lah Jek
" ejek bang Din
"
"
"Motor lu aman dikostan wkwkwkwk
"
SETAAAAAAAAAN!
***
"Turun lah" Kata Bang Din ketika kita sampai didepan gerbang kostan
"Bareng aja bang setelah parkir" kata gue
"Gua masih keluar lagi" Kata bang Din
"Ohh.. Okelah.." Kata gue sambil mengambil tas dibelakang
"Gua kira barang bawaan lu banyak, makanya gua jemput pake mobil, kalau segitu, motoran aja kita" Keluh bang Din
"
"
Emang siapa yang mau pamer mobil barunya?
SIAPA?
JAWAB GUE SIAPA YANG MAU PAMER?
SIALAN
Gue melihat bang Din memutar arah didepan kostan dan gang kostan gue itu jalan buntu.
Setelah itu gue menuju kamar gue yang ada dilantai dua. Wah kangen juga sama kamar ini. Banyak debu sama sarang laba-labanya. Yaiyalah ditinggal sebulan lebih. Setelah meletakkan barang-barang gue, gue mengambil sapu dan nampan untuk membersihkan kamar. Mengganti seprei kasur. Membuang air galon yang sudah ditinggal lama.
Kira-kira hampir dua jam gue membersihkan itu semua. Sebenarnya kalau cuman kotor doank sih cuman setengah jam juga beres. Tapi ini karena gue membersihkan sisa-sisa "kotoran" gue dari dua tahun yang lalu. FYI, kamar gue.. hmm.. malu juga gue ngomongnya hahahaha. Tapi karena gue anak kostan sejati, maka akan gue ceritain. Kamar ini belum pernah gue sapu. Ini pertama kalinya sejak dua tahun yang lalu gue tempatin. Seprei kasur juga yang kedua kalinya gue ganti selama ini. Gue bawa seprei dari rumah, terus gue liat seprei lama gue kalo dicuci juga gak akan bersih lagi, maka gue buang ke tong sampah. Cuman ada satu benda yang selalu gue jaga kebersihannya, yaitu cangkir dan sendok buat ngopi. Sisanya semua barang sekali pakai. Atap-atap juga gue bersihin dari sarang laba-laba. Buset nih laba-laba. Berarti dia intip gue donk pas gue tidur? Pantes aja gue tidur gak pernah nyenyak. Gue gak bisa diperhatiin kalo lagi tidur. Semua kertas-kertas baik fotokopian maupun catatan yang bertumpuk, semua gue beresin biar bersih. Akhirnya kamar gue keren lagi, lebih layak huni lagi
Setelah beres semuanya, akhirnya perut gue kerongcongan minta diisi. Gue ambil kunci motor gue dan tidak lupa ngabarin Iren.
Gue telpon doi.
"Halo"
suara sopran yang selalu gue tunggu-tunggu
"Halo"
"Kamu uda makan belum, dok?"
tanya gue
"Belum, kamu yam?"
"Belum, ini mau makan dulu, kita makan bareng yuk"
ajak gue
"Hayuk"
"Yauda nanti kalo aku mau makan, aku telpon lagi ya"
"Iya nanti kita makan sama-sama ya"
"Oke deh kalo gitu, tunggu bentar ya, 10 menitan lah"
"Oke deh, kamu jangan lupa ngabarin nanti, aku tungguin loh.."
"Wokeeeeh dok"
"Hati-hati dijalan"
Ceklek..
Gimana? Bastian Bintang banget kan?

***
Setelah semua ritual menyambut malam sudah gue laksanakan. Gue mulai bosan karena gak tau mau ngapain lagi. Gue belum ngantuk, jadi gue putuskan turun ke kamar bang Din.
Sampai didepan kamar abang gue, gue ketuk pintunya. Takutnya kalo gue buka tanpa permisi malah kejadian lagi kayak kemarin. Trauma gue "disidang" sama bang Din. Tekanan psikisnya itu gak enak banget.
Setelah berulang kali diketuk, tidak ada jawaban. Gue liat motornya masih ada. Harusnya sih ada dikamar.
Eh iya! Sekarang kan bang Din uda pake mobil.
Gue liat diparkiran sebelah kostan. Tidak ada mobil bang Din.
Walah belum pulang ya dari tadi sore?
Apa bang Din uda balik tapi gue gak tau?
Akhirnya gue tepar karena saking bosannya.
Sampai tiba-tiba gue terbangun karena ada suara mesin mobil. FYI, gak tau sih sekarang gimana, tapi kalo dulu, ada motor melintas pas tengah malam aja bakal kedengaran jelas banget saking sepinya. Gue liat jam di hp gue, hampir jam 5 subuh. Gue liat didepan kamar gue. Lah bang Din baru balik
"Jek!" Teriak bang Din sambil mengangkat tangannya
"
"
"Belum tidur lu?!" Teriaknya lagi
"
"
Ni orang saking sepuhnya dikostan, jadi terserah dia mau teriak-teriak gak jelas ganggu orang tidur


Jangan-jangan bang Din ngebet pengen jemput gue karena mau pamer mobilnya.
Orang tuh makin tua harusnya makin bijaksana.
Yang satu ini malah makin tua makin gak jelas, makin sombong, makin banyak gaya.
Hadeh

Gue buang puntung rokok gue, masuk kedalam mobil bang Din, menutup pintunya.
Bang Din menghidupkan mesin mobil, menyalakan AC dan berkata,
"Jek, ini namanya AC" Kata bang Din
"
""
" bang Din nyengir"
"Eh sial!
Dikira gue gak tau AC.
"Nah kalo dihidupin, nanti keluar angin dingin" Lanjut bang Din
"
"Kampret...
"Kau ngapain sih beli mobil ini bang?" Tanya gue penasaran
"Ya biar bisa tidur pake AC" jawab bang Din
GUBRAAAAAAAK

"Serius bang
""Eh iya, ngomong-ngomong soal serius, gua mau ngomong.."
"Apa bang?"
"Tapi lu jangan kaget"
Gelagat bang Din mulai tidak wajar
"Yoo" jawab gue
"Kemarin kepepet, jadi.."
"..."
"Motor lu, gua jual buat nambahin beli mobil ini" Kata bang Din menatap gue
"
""Nah lu pake aja mobilnya ini kalau mau kemana-mana" Kata bang Din dengan tenang sambil menatap kedepan
Motor gue?
Motor gue satu-satunya???
"
" gue masih kaget"
" bang Din melirik gueGue masih diam
"Jek?" Kata bang Din
"Y.. ehemm.. ya..? " Kata gue tersendat masih tidak percaya
"
"Mata gue mulai berair..
Harusnya gue senang ya? Tapi ada sesuatu yang mengganjal buat gue. Motor itu yang nemenin gue sehari-hari. Bareng sama gue menaungi jalanan Jogja dini hari yang dingin dan menembus gelap. Tiba-tiba rasanya marah gitu. Gue menyesal uda nitip kunci motor ke bang Din. Emang seharusnya gue marah sih. Bang Din seenak jidat ngambil motor gue buat dijual. Tapi gak bisa. Ada rasa sedih, marah, kaget, semua campur jadi satu dan membuat gue bingung..
"
" bang Din ngakak"
""Bercanda.. bercanda.. wkwkwkw" kata bang Din sambil tertawa
"
""Gak usah nangis gitu lah Jek
" ejek bang Din"
""Motor lu aman dikostan wkwkwkwk
"SETAAAAAAAAAN!
***
"Turun lah" Kata Bang Din ketika kita sampai didepan gerbang kostan
"Bareng aja bang setelah parkir" kata gue
"Gua masih keluar lagi" Kata bang Din
"Ohh.. Okelah.." Kata gue sambil mengambil tas dibelakang
"Gua kira barang bawaan lu banyak, makanya gua jemput pake mobil, kalau segitu, motoran aja kita" Keluh bang Din
"
"Emang siapa yang mau pamer mobil barunya?
SIAPA?
JAWAB GUE SIAPA YANG MAU PAMER?
SIALAN

Gue melihat bang Din memutar arah didepan kostan dan gang kostan gue itu jalan buntu.
Setelah itu gue menuju kamar gue yang ada dilantai dua. Wah kangen juga sama kamar ini. Banyak debu sama sarang laba-labanya. Yaiyalah ditinggal sebulan lebih. Setelah meletakkan barang-barang gue, gue mengambil sapu dan nampan untuk membersihkan kamar. Mengganti seprei kasur. Membuang air galon yang sudah ditinggal lama.
Kira-kira hampir dua jam gue membersihkan itu semua. Sebenarnya kalau cuman kotor doank sih cuman setengah jam juga beres. Tapi ini karena gue membersihkan sisa-sisa "kotoran" gue dari dua tahun yang lalu. FYI, kamar gue.. hmm.. malu juga gue ngomongnya hahahaha. Tapi karena gue anak kostan sejati, maka akan gue ceritain. Kamar ini belum pernah gue sapu. Ini pertama kalinya sejak dua tahun yang lalu gue tempatin. Seprei kasur juga yang kedua kalinya gue ganti selama ini. Gue bawa seprei dari rumah, terus gue liat seprei lama gue kalo dicuci juga gak akan bersih lagi, maka gue buang ke tong sampah. Cuman ada satu benda yang selalu gue jaga kebersihannya, yaitu cangkir dan sendok buat ngopi. Sisanya semua barang sekali pakai. Atap-atap juga gue bersihin dari sarang laba-laba. Buset nih laba-laba. Berarti dia intip gue donk pas gue tidur? Pantes aja gue tidur gak pernah nyenyak. Gue gak bisa diperhatiin kalo lagi tidur. Semua kertas-kertas baik fotokopian maupun catatan yang bertumpuk, semua gue beresin biar bersih. Akhirnya kamar gue keren lagi, lebih layak huni lagi

Setelah beres semuanya, akhirnya perut gue kerongcongan minta diisi. Gue ambil kunci motor gue dan tidak lupa ngabarin Iren.
Gue telpon doi.
"Halo"
suara sopran yang selalu gue tunggu-tunggu"Halo"

"Kamu uda makan belum, dok?"
tanya gue"Belum, kamu yam?"

"Belum, ini mau makan dulu, kita makan bareng yuk"
ajak gue"Hayuk"

"Yauda nanti kalo aku mau makan, aku telpon lagi ya"

"Iya nanti kita makan sama-sama ya"

"Oke deh kalo gitu, tunggu bentar ya, 10 menitan lah"

"Oke deh, kamu jangan lupa ngabarin nanti, aku tungguin loh.."

"Wokeeeeh dok"

"Hati-hati dijalan"

Ceklek..
Gimana? Bastian Bintang banget kan?


***
Setelah semua ritual menyambut malam sudah gue laksanakan. Gue mulai bosan karena gak tau mau ngapain lagi. Gue belum ngantuk, jadi gue putuskan turun ke kamar bang Din.
Sampai didepan kamar abang gue, gue ketuk pintunya. Takutnya kalo gue buka tanpa permisi malah kejadian lagi kayak kemarin. Trauma gue "disidang" sama bang Din. Tekanan psikisnya itu gak enak banget.
Setelah berulang kali diketuk, tidak ada jawaban. Gue liat motornya masih ada. Harusnya sih ada dikamar.
Eh iya! Sekarang kan bang Din uda pake mobil.
Gue liat diparkiran sebelah kostan. Tidak ada mobil bang Din.
Walah belum pulang ya dari tadi sore?
Apa bang Din uda balik tapi gue gak tau?
Akhirnya gue tepar karena saking bosannya.
Sampai tiba-tiba gue terbangun karena ada suara mesin mobil. FYI, gak tau sih sekarang gimana, tapi kalo dulu, ada motor melintas pas tengah malam aja bakal kedengaran jelas banget saking sepinya. Gue liat jam di hp gue, hampir jam 5 subuh. Gue liat didepan kamar gue. Lah bang Din baru balik
"Jek!" Teriak bang Din sambil mengangkat tangannya
"
""Belum tidur lu?!" Teriaknya lagi
"
"Ni orang saking sepuhnya dikostan, jadi terserah dia mau teriak-teriak gak jelas ganggu orang tidur

jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
