- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#546
CHAPTER VIII
Satu Kenangan Tentangnya
Satu Kenangan Tentangnya
Spoiler for Cover:
8.1. Satu Kenangan Tentangnya
Entre lo que existe y lo que no existe, el espacio es el amor.
- The space between what exists and what doesn't is love. (Anónimo)
- The space between what exists and what doesn't is love. (Anónimo)
Kenangan, memory.
Otak manusia didesain sedemikian rupa menyerupai sebuah harddisk dengan kapasitan ribuan terabytes. Bisa kau bayangkan seberapa banyak slot power yang dibutuhkan untuk menghidupkan apabila otak itu berupa harddisk? Mungkin dibutuhkan sebuah power supply ribuan watt seukuran gedung MPR yang bentuknya mirip belahan rambut Haji Lulung. Anyway, apa kabar ya Haji Lulung sekarang? Sudah makan belum dia?
Back to the topic, meski berfungsi sama seperti harddisk, mekanisme otak begitu berbeda. Ketika kau tidak menginginkan suatu data berada di harddisk, kau tinggal klik delete dan empty recycle bin. Poof! Jadilah tempat sampah kosong. Tapi otak tidak bekerja seperti itu. Data di dalam otak adalah suatu bentuk di luar dimensi kita yang diproteksi sedemikian rupa oleh kekuatan tak terhingga dari otak itu sendiri. Kita tak bisa seenaknya klik dan delete setiap data yang tidak kita sukai. Kita tidak bisa pula menambahkan data-data yang kita sukai dengan seenak jidat kita sendiri.
Data di otak itu biasa kita sebut dengan kenangan. Kenangan tak bisa kita hapus, musnahkan, tambah, atau kita pilih sedemikian rupa agar menjadi kumpulan hal-hal yang indah saja. Kecuali, kau punya sebuah palu besar yang dengan sengaja kau pukulkan ke otakmu. Dengan palu itu, hilang sudah kenanganmu. Tamat riwayatnya sebagaimana pula hilangnya nyawamu tenggelam dalam ceceran otak tak berbentuk.
Kenangan indah akan membuatmu tersenyum. Kenangan buruk akan membuatmu belajar untuk memahami betapa hidup manusia itu tidak sempurna. Untuk sebagian orang lainnya, kenangan buruk itu menghantui hidup mereka sampai frustasi puluhan tahun. Anadai mereka sadar kalau manusia hanyalah debu kosmik di dalam alam raya yang terus mengembang belaka. Maka sia-sialah frustasi mereka karena apa gunanya kenangan milik debu kosmik yang berterbangan di alam raya yang akan meledak nantinya?
Apa yang membuatmu tertawa? Apa yang membuatmu tersenyum masam? Apa yang membuatmu menangis? Kenangan seperti api abadi yang tak bisa kita padamkan nyalanya. Tak bisa kita program letupan-letupannya. Menyala, memangsa, menerkam, menikam.
My dear Riyani,
Aku tak ingin menghapus hal-hal yang disebut kenangan itu. Tapi seandainya aku mampu, aku hanya ingin punya satu kemampuan untuk menyalakan fitur aktif dan non-aktif. Sayangnya aku tak bisa, kenangan itu seenaknya masuk menyeruak seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya.
Aku sudah terlanjur terbiasa mengingat-ingat kenangan-kenangan yang tanpa sadar diputar berulang-ulang di otakku. Rasanya seakan-akan kebiasaan ini sudah diturunkan turun temurun dalam kromosomku. Seakan-akan ini adalah warisan leluhurku. Seakan sepertinya, aku hanyalah selembar daun yang terlanjur hanyut terbawa arus sampai ke hilir. Ketika kenangan yang bagai riak air sungai menciprat-ciprat secara random dalam otakku, maka disitu kadang saya merasa sedih.
Aku ingat ketika dulu menjemput Papi pulang perang. Mami menangis histeris bahagia dan aku yang masih bayi ikut menangis tanpa tahu apa kasusnya. Aku ingat dosa mencuri pertamaku adalah saat TK nol kecil. Aku tanpa izin mengambil dan membawa pulang mainan milik guruku. Aku ingat soal cinta monyetku saat SD, kemudian Hanum, Lia, Yustisia, Nia, Aya, Wardany, dan..Wandany.
Wandany, perempuan terakhir yang akan aku ceritakan untukmu. Kenangan pahit manis yang mungkin akan menjebakku selamanya di dalam kotak abadi diantara molekul kecil debu kosmik alam raya ini. Tentang sebuah pahatan dalam prasasti yang disebut dengan kenangan. Tentang dia dan satu kalimat yang pernah kuucap kepadanya.
Quote:
Diubah oleh azelfaith 07-07-2015 12:40
0

