- Beranda
- Stories from the Heart
[Action, Special Ability] Erik the Vampire Hunter
...
TS
Shadowroad
[Action, Special Ability] Erik the Vampire Hunter
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ane mau share novel buatan ane sendiri gan
Novel ane bergenre action, horror, romance, school-life dan supranatural
Inspirasi dapat dari alur game, film, anime, kehidupan, komik, mitologi, legenda dan novel yang pernah ane amati
Part 62: Erik dan Vela Versus Pengendali Tulang
Spoiler for Begini gan ceritanya::
Gan, setelah baca mohon komennya, ya
Ane sangat menerima kritik dan saran
Pertanyaan juga sangat dianjurkan, supaya agan2 dapat lebih memahami cerita yang rumit ini
Kalau terjadi kesalahan seperti tanda baca, kurang jelas, ketidak konsistenan cerita mohon diingatkan ya gan
Terima kasih gan
Diubah oleh Shadowroad 26-11-2017 06:31
2
86.8K
544
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Shadowroad
#148
Part 21: Lantai Dua
Quote:
Silver Swordsdan Paladin melawan para penembak dan manipulator vampire. Api, listrik, air, es, logam, gelombang suara dan segala macam bentuk pengendalian berterbangan di udara. Beberapa dari pengendalian itu menghancurkan interior lantai tiga. Pintu-pintu kamar hancur karena terbakar oleh api, berlubang karena peluru dan retak karena hantaman dari gelombang angin dan suara. Perabotan-perabotan seperti kursi, pot tanaman dan meja berserakan dimana-mana. Beberapa dari perabotan yang berserakan itu digunakan oleh kedua belah pihak untuk berlindung dari tembakan-tembakan mematikan. Dua belah pihak sama-sama kuat. Ada dua pertarungan di lantai dua yaitu pertarungan jarak dekat dan jarak jauh. Jarak dekat adalah pertempuran antara pengendali dari pihak Silver Sword dan Paladin melawan para vampire manipulator. Sementara pertarungan jarak jauh adalah untuk melawan vampire biasa yang mengandalkan senjata api sebagai senjata mereka.
Dietrich dan Bryan memilih pertarungan jarak jauh untuk melumpuhkan para vampire pengguna senjata api. Posisi Dietrich dan Bryan sekarang adalah di koridor yang berbentuk pertigaan. Dietrich dan Bryan bertahan di sisi kiri sementara para Paladin berada di sisi kanan pertigaan. Mereka bertahan dari gempuran dari serangan para vampire dengan tembok es buatan Bryan.
Quote:
Black Heartmemang membawa beberapa vampire manipulator untuk berjaga-jaga akan serangan Silver Sword dan Paladin. Tentu saja kemampuan mereka masih setengah matang dan tidak sekuat Callista. Kesalahan mereka adalah terlalu memfokuskan para manipulator vampire di lantai tertinggi untuk melindungi pemimpin penyerbuan. Sehingga ketika lantai bawah diserang oleh Silver Sword dan Paladin, mereka terlambat untuk sampai.
Dietrich mengintip melalu tembok sambil mengaktifkan mata ilusinya. Beruntung, tiga vampire yang sepertinya muncul untuk mendesak pihak Silver Sword dan Paladin, menatap matanya pada waktu bersamaan. Sehingga, semuanya terkena ilusi Dietrich. Mereka pun hanya terdiam di koridor seperti orang bengong. Tak melangkah maju ataupun mundur. Tatapan mereka kosong. Beberapa anggota Silver Sword yang oportunis, memanfaatkan momen itu melukai para vampire dengan pengendalian mereka. Setelah itu, mereka menenggelamkan pasak kayu di tubuh para vampire.
Quote:
Bryan membenarkan pendapat Dietrich. Pengendali es itu tampak berpikir keras. Sambil berpikir, dia memperbaiki tembok es yang digunakan oleh rekan-rekannya sebagai perlindungan dari terkaman segala macam bentuk pengendalian. Tembok es itu sebelumnya retak karena gempuran dari segala macam pengendali. Setelah itu, Bryan memejamkan matanya lagi dan mulai berpikir.
Quote:
Dietrich sekali lagi berusaha mengintip sambil mengaktifkan mata ilusinya. Perlahan penglihatannya melewati tembok. Dietrich buru-buru menarik kembali kepalanya ke balik tembok. Diikuti oleh sebuah tombak es panjang dan runcing yang melesat cepat melewati sudut tembok. Tombak es itu sempat menyerempet sudut tembok dan menimbulkan kerusakan kecil sebelum hancur karena berbenturan dengan lantai. Dietrich langsung terengah-rengah begitu melihat tombak es tadi hancur berkeping-keping.
Quote:
Dietrich hanya tersenyum dan tetap terengah-rengah. Apa yang dikatakan oleh Bryan memang benar bahwa dirinya diselimuti keberuntungan. Jika saja Dietrich tidak cepat-cepat menarik kepalanya kembali, tombak es tadi akan menusuk matanya dan melubangi tulangnya hingga ke belakang kepala.
Quote:
Belum dimulai rencana Bryan, terdengar sebuah suara benturan yang sangat keras dari belakang Bryan dan Dietrich. Mereka berdua menoleh dan melihat tembok es ciptaan Bryan hancur berkeping-keping. Seorang Silver Sword terlempar dan membentur dinding. Dietrich berlari untuk menolong Silver Sword itu, namun Dietrich juga membentur dinding karena dihantam oleh dua buah kursi panjang dan besar yang terbuat besi. Bryan langsung berlari dan menciptakan tameng es. Belum selesai terbentuk, tameng itu dihancurkan oleh kursi panjang tempat tunggu pengunjung rumah sakit itu. Membuat Bryan menjadi orang ketiga yang terhempas oleh karenanya. Mata Bryan berkunang-kunang. Dia tak bisa mengenali siapa yang menyerangnya. Yang jelas yang melakukannya adalah pengendali logam. Muncul dua tombak es yang melesat dan merobek leher dan perut anggota Silver Sword yang terbentur tadi. Darah mengucur dari leher dan perut si Silver Sword yang terbunuh.
Quote:
Karena pikirannya terlalu banyak bertanya-tanya, Dietrich hanya melihat Paladin yang bisa mengendalikan cahaya tadi berdiri di depannya. Paladin tadi mengangkat tinggi tangannya dan muncul kilatan cahaya yang sangat terang. Penglihatan Dietrich menjadi putih. Dietrich segera menggulingkan tubuh ke balik dinding karena tidak mau menjadi korban tombak es. Sekalian menunggu penglihatannya kembali normal.
Quote:
Dietrich mendengarkan suara jeritan pertarungan antara Paladin dan Silver Sword melawan Black Heart. Tentu saja para vampire tidak akan bertahan karena dikeroyok oleh para manusia meskipun mereka memiliki kecepatan vampire. Entah apa yang dilakukan para Paladin dan Silver Sword pada para vampire itu. Terlebih lagi, dari teriakan-teriakan perang yang keluar dari mulut Paladin dan Silver Sword terdengar seperti penuh dendam. Dendam karena teman mereka terbunuh.
Sesaat Dietrich merasa ada tangan-tangan lembut yang membelai kakinya. Awalnya blasteran Jerman itu menduga bahwa itu hanya perasaannya saja. Beberapa detik kemudian, Dietrich merasakan tangan-tangan lembut itu membelai kakinya lagi. Penglihatan Dietrich masih putih, sehingga dia tidak bisa melihat siapa yang membelai kakinya.
Quote:
Tidak ada jawaban. Justru tangan-tangan lembut itu mencengkeram kaki Dietrich semakin erat. Perlahan-lahan, tangan-tangan itu menyeret Dietrich. Dietrich meronta dan berusaha melawan. Semakin dia melawan, semakin kuat cengkeraman itu. Dietrich mengaktifkan mata ilusinya. Si penarik kakinya tidak terkena ilusi. Dietrich memutuskan untuk memakai cara lain.
Dietrich segera menodongkan pistolnya. Dia menembak sekenanya karena penglihatan masih belum kembali. Hasilnya nihil. Makhluk apapun itu yang menarik kakinya pastinya bukan vampire ataupun manusia. Jika memang vampire yang menariknya, paling tidak mereka mengerang kesakitan ketika peluru Dietrich menembus tubuhnya. Anehnya, setelah beberapa meter, tiba-tiba kaki Dietrich diletakkan ke lantai begitu saja. Makhluk itu tiba-tiba hilang begitu saja. Dietrich tidak merasakan hawa keberadaannya lagi.
Penglihatan Dietrich sudah mulai membaik. Bersamaan dengan kembalinya penglihatan Dietrich, Bryan sudah kembali menghampirinya. Tangan Bryan berlumuran darah vampire. Dietrich melihat hanya Bryan kembali diikuti oleh seorang wanita. Dia tak melihat anggota Paladin dan Silver Swordyang lain. Telinga Dietrich mendengar suara teriakan-teriakan yang semakin menjauh. Sepertinya mereka berhasil membunuh dua vampire manipulator yang menyerang tadi.
Quote:
0