- Beranda
- Stories from the Heart
I SWEAR THIS TIME I MEAN IT
...
TS
bukanpemainbaru
I SWEAR THIS TIME I MEAN IT

Oke, sebelum gue mulai, gue mau minta izin kepada Moderator dan para pembaca setia forum SFTH untuk menceritakan kisah gue
Berbekal pengalaman dari membaca banyak novel novel terkenal dan kisah kisah yang sangat inspiratif dari para kaskuser seperti "Have I Told You Lately That I Love You" karya bang Nanda, "Sepasang Kaos Kaki Hitam" milik om Ari, "You Are My Happiness" cerita mas Baskoro, serta cerita lainya yang melecut nyali gue untuk membagi kisah gue.
Gue ingin mengutarakan sebuah kisah yang ada di ingatan gue, sebuah cerita cinta masa lalu gue yang membuat gue bisa berada disini dan selalu membuat gue bersyukur karena Tuhan telah memilih gue untuk mengalaminya
Nama tokoh disini gue samarkan dengan alasan menjaga privasi masing masing. Jika ada kesamaan alur cerita, nama tokoh, dan tempat gue minta maaf. Selamat membaca 

Quote:
Diubah oleh bukanpemainbaru 11-08-2015 21:00
junti27 dan anasabila memberi reputasi
3
86.4K
488
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bukanpemainbaru
#72
PART 11
*teeeeeeettt* (Ceritanya ini suara bel, tolong bayangin sendiri ya)
Gue terbangun gara gara bel pulang barusan. Gue baru sadar gue tidur selama jam pelajaran berlangsung. Gue membuka mata gue dan gue melihat seisi kelas gue, kosong. Semua udah pulang, tak terkecuali Ara, tega bener Ara gak ngebangunin gue
Gue mengambil tas polo dan hp nokiyem jadul gue yang tergeletak diatas meja. Gue lihat ada sebuah misscall dari nomer tidak dikenal, tapi gue menghiraukanya dan langsung pulang karena gue udah ngantuk.
Gue ngecek ke kelas temen temen gue, berharap mereka belum pulang, tapi mereka semua juga udah pulang . Kemungkinan mereka main game di warnet di dekat sekolah gue. Gue dan temen temen gue ini semuanya gamers, hal itu yang menyebabkan kita kuper dan jarang punya pacar walaupun bisa dibilang kita punya tampilan yg lumayan good looking.
Gimana mau punya pacar, tiap kali kita pdkt, kita melalui proses yang namanya “pendekatan lewat chatting”. Dimana, di tahap ini pada awalnya kita memberikan kesan positif terhadap cewek yang kita akan incar. Sepik sepikan bullshit dan kesan cowok cool perhatian sudah diberikan, tapi begitu diajak ngegame, kita lupa waktu, lupa sama cewek tadi.
Baru setelah puas bermain beberapa game, kita ajak ngobrol cewek itu lagi dengan “Maaf habis ngegame tadi, oya sampe mana tadi?”. Lalu dijawab cewek itu dengan “Udah sampe jadian sama cowok lain sekarang, kamu kemana aja satu minggu ini?”. Dan setelah itu kita sadar, sudah seminggu kita main game...
Gue memutuskan untuk menyusul ke warnet, gue menuju parkiran dan mencari sepeda gue. Gue kayuh keluar sekolah dan gue berhenti tepat di depan gerbang. Tapi beberapa meter dari gerbang, gue inget sesuatu, Mutia. Gue belum minta nomer hp atau jejaring sosial punya Mutia. Gue harus kenal lebih jauh siapa Mutia dan gue harus minta secara langsung.
Gue memarkirkan sepeda di warung kang Maman, warung yang ada di depan sekolah gue. Gue menunggu dari luar karena biasanya jam pulang anak SMP itu hanya satu jam setelah jam pulang anak SMA, mungkin sebentar lagi semua anak SMP keluar dan mungkin Mutia juga. Gue menunggu di depan warung kang Maman.
Akhirnya bel kedua berbunyi, menandakan jam pulangnya anak SMP. Beberapa murid dengan celana biru donker keluar duluan setelah baru beberapa detik bel berbunyi, mungkin mereka sama seperti gue, pelajar yang sekolah hanya untuk formalitas dan mencari uang jajan yang akan dihabiskan di warnet. Bedanya gue dulu sering dipalak, jadi uang saku gue hanya setengah untuk ke warnet.Setelah 10 menit, banyak murid SMP yang keluar, gue langsung memperhatikan semua cewek yang keluar. Ada yang menggunakan rok pendek seperti Mutia, ada yang panjang, dan ada yang panjang sebelah. Gue terus memerhatikan semua murid cewek yang keluar, mata gue mencari cari dimana Mutia.
Satu jam sudah gue menunggu Mutia, tapi hasilnya nihil, gue melihat sepertinya sudah sepi dan semua murid sudah pulang. Mungkin gue terlewat saat mencari Mutia, atau mungkin dia sudah pulang duluan sebelum jam pulang SMP dan pergi ke warnet. Gue menghela nafas, mungkin besok gue bisa ketemu dia.
Gue mengambil sepeda gue dan akan membawanya pulang. Tapi sebelum gue kayuh, gue mendengar suara mobil di dekat gerbang
sekolah. Gue ngelihat sebuah mobil avanza putih yang jendelanya terbuka, gue lihat seorang cewek berambut hitam panjang dengan menggunakan rok pendek berwarna biru donker memasuki mobil itu. Gue melihat muka dia dari jauh untuk memastikan lagi. Ya, dia Mutia.Gue menaruh lagi sepeda gue dan berlari ke arah mobil itu, tapi mobil itu keburu pergi. Gue teriak memanggil nama Mutia dan melambai lambaikan tangan. Mutia melihat ke arah gue dari balik jendela mobilnya. Dia tersenyum dan seketika gue berhenti berteriak, gue melongo tapi tangan gue masih melambai. Mutia membalas lambaian gue dan masih tetap tersenyum, dia mengira gue memberikan lambaian selamat tinggal. Kaca mobil pun ditutup, mobil putih itu pun pergi bersamaan dengan senyuman Mutia.
Lagi-lagi gue harus melewatkan kesempatan emas karena terhipnotis senyum Mutia, gue pun memutuskan untuk pulang, dengan kekalahan
Gue terbangun gara gara bel pulang barusan. Gue baru sadar gue tidur selama jam pelajaran berlangsung. Gue membuka mata gue dan gue melihat seisi kelas gue, kosong. Semua udah pulang, tak terkecuali Ara, tega bener Ara gak ngebangunin gue

Gue mengambil tas polo dan hp nokiyem jadul gue yang tergeletak diatas meja. Gue lihat ada sebuah misscall dari nomer tidak dikenal, tapi gue menghiraukanya dan langsung pulang karena gue udah ngantuk.
Gue ngecek ke kelas temen temen gue, berharap mereka belum pulang, tapi mereka semua juga udah pulang . Kemungkinan mereka main game di warnet di dekat sekolah gue. Gue dan temen temen gue ini semuanya gamers, hal itu yang menyebabkan kita kuper dan jarang punya pacar walaupun bisa dibilang kita punya tampilan yg lumayan good looking.

Gimana mau punya pacar, tiap kali kita pdkt, kita melalui proses yang namanya “pendekatan lewat chatting”. Dimana, di tahap ini pada awalnya kita memberikan kesan positif terhadap cewek yang kita akan incar. Sepik sepikan bullshit dan kesan cowok cool perhatian sudah diberikan, tapi begitu diajak ngegame, kita lupa waktu, lupa sama cewek tadi.
Baru setelah puas bermain beberapa game, kita ajak ngobrol cewek itu lagi dengan “Maaf habis ngegame tadi, oya sampe mana tadi?”. Lalu dijawab cewek itu dengan “Udah sampe jadian sama cowok lain sekarang, kamu kemana aja satu minggu ini?”. Dan setelah itu kita sadar, sudah seminggu kita main game...

Gue memutuskan untuk menyusul ke warnet, gue menuju parkiran dan mencari sepeda gue. Gue kayuh keluar sekolah dan gue berhenti tepat di depan gerbang. Tapi beberapa meter dari gerbang, gue inget sesuatu, Mutia. Gue belum minta nomer hp atau jejaring sosial punya Mutia. Gue harus kenal lebih jauh siapa Mutia dan gue harus minta secara langsung.
Gue memarkirkan sepeda di warung kang Maman, warung yang ada di depan sekolah gue. Gue menunggu dari luar karena biasanya jam pulang anak SMP itu hanya satu jam setelah jam pulang anak SMA, mungkin sebentar lagi semua anak SMP keluar dan mungkin Mutia juga. Gue menunggu di depan warung kang Maman.
Akhirnya bel kedua berbunyi, menandakan jam pulangnya anak SMP. Beberapa murid dengan celana biru donker keluar duluan setelah baru beberapa detik bel berbunyi, mungkin mereka sama seperti gue, pelajar yang sekolah hanya untuk formalitas dan mencari uang jajan yang akan dihabiskan di warnet. Bedanya gue dulu sering dipalak, jadi uang saku gue hanya setengah untuk ke warnet.Setelah 10 menit, banyak murid SMP yang keluar, gue langsung memperhatikan semua cewek yang keluar. Ada yang menggunakan rok pendek seperti Mutia, ada yang panjang, dan ada yang panjang sebelah. Gue terus memerhatikan semua murid cewek yang keluar, mata gue mencari cari dimana Mutia.
Satu jam sudah gue menunggu Mutia, tapi hasilnya nihil, gue melihat sepertinya sudah sepi dan semua murid sudah pulang. Mungkin gue terlewat saat mencari Mutia, atau mungkin dia sudah pulang duluan sebelum jam pulang SMP dan pergi ke warnet. Gue menghela nafas, mungkin besok gue bisa ketemu dia.
Gue mengambil sepeda gue dan akan membawanya pulang. Tapi sebelum gue kayuh, gue mendengar suara mobil di dekat gerbang
sekolah. Gue ngelihat sebuah mobil avanza putih yang jendelanya terbuka, gue lihat seorang cewek berambut hitam panjang dengan menggunakan rok pendek berwarna biru donker memasuki mobil itu. Gue melihat muka dia dari jauh untuk memastikan lagi. Ya, dia Mutia.Gue menaruh lagi sepeda gue dan berlari ke arah mobil itu, tapi mobil itu keburu pergi. Gue teriak memanggil nama Mutia dan melambai lambaikan tangan. Mutia melihat ke arah gue dari balik jendela mobilnya. Dia tersenyum dan seketika gue berhenti berteriak, gue melongo tapi tangan gue masih melambai. Mutia membalas lambaian gue dan masih tetap tersenyum, dia mengira gue memberikan lambaian selamat tinggal. Kaca mobil pun ditutup, mobil putih itu pun pergi bersamaan dengan senyuman Mutia.
Lagi-lagi gue harus melewatkan kesempatan emas karena terhipnotis senyum Mutia, gue pun memutuskan untuk pulang, dengan kekalahan
Spoiler for Berhenti Berharap:
0