Kaskus

Story

kabelrolAvatar border
TS
kabelrol
Hujan, Janji, dan Wanita yang singgah
Selamat datang di trit gue yang super sederhana ini emoticon-EmbarrassmentDi trit ini, gue mencoba berbagi soal cerita-cerita cinta semasa sekolah. Lucunya, gara-gara trit ini, kisah-kisah itu ada yang berlanjut dan itu sangat mengejutkan, buat gue emoticon-Big Grin

Kisah yang pengen gue tulis udah tamat. Eh, tapi karena ada kisah lanjutan yang disebabkan gue nulis trit ini, sekalian gue tulis kisah lanjutan itu dimari, eh, ceritanya malah jadi kepanjangan emoticon-Hammer (S) ada 97 part, semoga agan ngga bosen baca kisah ane ini sampe tamat emoticon-Smilie emoticon-Malu (S) emoticon-Embarrassment

Makasih buat juragan-juraganwati yang sudah meluangkan waktunya untuk mengirimkan cendol, rate, dan subcribe. Semoga cerita gue, seengganya, bisa ngingetin pembaca sekalian, soalnya indahnya persoalan cinta di kalangan remaja.

Spoiler for sampul:


Hujan adalah mesin waktu. Gue ngga bisa lagi lebih setuju soal ini. Gue nulis trit ini ketika musim hujan nempel di percuacaan kota gue. Ngeliat barisan hujan yang jatuh teratur, seakan ada yang menyuruh mereka supaya jatuh pada lintasannya dan ngga meleset sedikitpun, berhasil bikin gue kembali ke masa yang sangat gue sesalkan mereka ngga akan kembali.

Masa remaja.

Ya, mereka ngga bisa dan barangkali ngga akan bisa kembali. Tapi, hujan dan buku harian seengganya bisa bikin gue buat nyelamin hari-hari itu kembali. Hari-hari ketika gue mengumpulkan rasa suka, rasa sayang, rasa cinta ke dia.

Gue pernah jatuh cinta dan gue pernah menyesalinya. Tapi, gue sangat mengharap momen-momen seperti itu datang kembali.

pengenalan tokoh yang ikutan main di trit ane bisa ditengok di sini nih
cuma rekaan sih sob, sketsa, tapi mirip mirip lah emoticon-Big Grin
Selamat membaca emoticon-Smilie
Spoiler for indeks:
Diubah oleh kabelrol 01-07-2015 15:17
maresadAvatar border
guruhsatriadi19Avatar border
chamelemonAvatar border
chamelemon dan 24 lainnya memberi reputasi
25
188.2K
701
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kabelrolAvatar border
TS
kabelrol
#585
Hai Lani
Persiapan resepsi tunai sudah, tinggal eksekusi. Maksudnya, gelas dan piring semua sudah ditaruh, tinggal nunggu tim di posisi masing-masing buat ngelayanin tamu undangan. Gue dan Haruki melipir di salah satu sudut ruangan, di balik suatu tenda es krim emoticon-Cendol (S) Jam empat, masih ada tiga jam menuju resepsi jam tujuh. Biasanya jam segini, kalo di kimpoian temen deket gue yang biasa, gue melipir ke ruangan rias penganten. Buat ngasih jamu kuat atau cambuk atau borgol emoticon-Malu (S) emoticon-Hammer (S) emoticon-Cendol (S) ngga deng emoticon-Big Grin buat sekadar foto bareng saat-saat terakir dia perjaka/perawan huehehe.

Tapi, entah kenapa kali ini gue ngga sanggup. Eh, gue tau deng kenapa.

Gue kira pernikahan udah jadi kelas sosial sendiri belakangan ini. Gaun, dekorasi, dan enaknya makanan jadi standar flamboyannya seseorang. Nah, persoalan gaun, bakal perhatian banget para hadirin selain di pelaminan, juga saat pengantin masuk ruangan yang biasanya dianter pake adat masing-masing. Hari gini, pengantin masuk ruangan adalah foto karena itu objek yang bikin wah atau biasa aja. Nah, gue ngga mau ngeganggu ke-wah-an dengan spolier ke ruang rias pengantin. Gue mau yang ini begitu spesial.

Haruki sibuk ngemilin es krim ketika ia datang.

"Harsyaaa, haloo,"

Gue tersenyum, gue berharap kali ini senyum paksaan gue ini ngga keliatan kecut.

"Waah, lucunyaa. Mau gendooong," Haruki bersorak kegirangan.

Bayi itu namanya Reza, hasil persilangan suami istri bernama Bagas-Lani. Lani si ketua panitia ini udah kenalan sama Haruki dan langsung ngasih Reza ke gendongan Haruki tanpa ragu. Dari SMA dulu, Haruki kayaknya demen banget sama bocah. Keibuan deh emoticon-Wowcantik emoticon-Wowcantik

Reza hari itu emang lucu, senada sama orang tuanya pake batik yang samaan. Gue dikasih batik itu, tapi itu gue jadiin baju ganti itu. Haruki juga dapet. Tapi kayak gue, dia belum mau ganti baju sejak akad tadi siang.

Gue sempet terpesona saat Haruki gendong Reza. Reza ngga ngerengek sama sekali, padahal kalo ngeliat gue mukanya langsung ketakutan emoticon-Ngakak (S) dendam sama ibunya kali yah emoticon-Malu (S)

"Aman, Har?"

"Aman bos Bagas, semua ok"

Hmmm, pertanyaan barusan bersayap banget, bisa berarti urusan katering, bisa berarti perasaan gue emoticon-Frown

Setelah itu, Bagas melipir ke lain tempat, Lani tinggal disana. Barangkali jagain Reza, khawatir gue bakal:

Quote:


emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)

"Udah cocok, Ki, kapan atuh?"

"Kapan apanya, Lan?"

"Kapan dilamar Harsya? heheheh,"

Lani emang pintar memainkan kartu, gue jadi mesem- mesem sendiri, cuma gue belum selera untuk komentar.

"Bulan depan, ya, Har?"

Haruki bilang begitu sambil nyenderin kepalanya di bahu gue dengan mesra emoticon-Malu (S) emoticon-Malu (S) anjir, anjir, serius nih?? emoticon-Malu (S) emoticon-Malu (S) Gue senyum sambil emoticon-Malu (S) emoticon-Malu (S) gitu gaan emoticon-Embarrassment Lani kayaknya kaget sama sikapnya Haruki, dia keliatan agak jengah campur kaget gitu sob. Kalo dia ngga lagi gendong Reza, mungkin lengan gue lagi di rengkuh sama dia. Aih, aih, GR emoticon-Stick Out Tongue

"Ahh, becandaa. Harsya mah mana beraniii,"

"Tunggu aja undangannyaa, Laan," Haruki malah nantangin balik. “Ya ngga, Har?”

Haruki natap gue, gue ngga bisa ngga natap dia. Ugh, Haruki udah dasarnya cantik, dengan baju kondangannya hari ini, dia tambah cantik. Apakah ini kode? Hmmm..

“Ooh iya, Lan, tunggu aja undagannya, Lan, hehe”

“Wiih, selamet looh lo berdua. Gue pikir Harysa bakal jadi perjaka tua. Hahahah,”

“Sial, nggaklah, Lan. Nyumpahin yang ngga-ngga nih” emoticon-Nohope

“Becanda kali, Pak, serius amat heuheu,”

Habis itu, Haruki dan Lani ngobrol ringan. Gue lebih sering ngga nanggepin. Sejujurnya, gue masih agak males gitu sob. Ya, iyalah. Waktu itu, gue masih dalam pikiran barangkali gue di tempatnya Ari kalo ngga ada Lani di dunia ini. Tapi, ngga apa deng emoticon-Big Grin kan, ada Haruki emoticon-Wowcantik

***


“Makasih, ya, Ki,”

“He? Untuk apa?”

“Untuk belain gue barusan )” kata gue, “lo pengertian banget,”

Gue ngerti maksudnya Haruki tadi mungkin Cuma bercanda. Ya, gue tau dia suka sama Farhan. Haruki tau, kalo Lani dibiarin terus tadi, gue bakal tambah putus asa dan mendendam sama Lani. Perasaan gue agak lega sekarang. Entahlah, apakah ego gue waktu itu lagi semacam ngga mau kalah sama Lani? Yaa, mungkin sih

“Ngomongin apa, sih, nih?”

“Ah, lo dari dulu emang gitu, deuh,” kata gue sambil ngejitak lembut kepala anak manis ini. Haruki nyengir doang.

Gue berharap, Haruki serius waktu itu, bukan sekadar ngejawab ledekan Lani aja emoticon-Embarrassment

Tetiba, Haruki merengkuh pinggang kanan gue, posisi Haruki di kiri gue. Kepalanya juga nyender ke gue lagi. Panjang tangannya ditekuk adalah sepanjang punggung gue. Kita nempel banget waktu itu.

“Eh, ada apaan, nih, Ki?” gue gelagapan padahal nyaman juga emoticon-Big Grin

“Sst, Lani lagi liat kemari, tuh,”

“Mana?”

Entah Lani yang sebelah mana yang Haruki maksud waktu itu, gue sih ngga liat...
***

Waktu berjalan dengan cepat sekaligus lambat, begitu terasa. Ngga terasa, gue beres solat maghrib di mesjid tempat akad tadi. Yaps, ini mesjid sama tempat resepsi sebelahan sob. Pas gue pake sepatu, Haruki nyamperin gue. Yah, dia sih enak ngga pake sepatu bertali. Tapi, kasian juga dia pake sepatu berhak. Hmm, sepatu warna hitam. Haruki terlihat sangat elegan.
“Seriusan ngga mau ganti baju, Ki?”

“Ngga, ah. Tanggung. Lagian, nanti banyak cucian, hehehe,”

“Heuuh, dasaar,” gue beres pake sepatu dan bangkit. “Yok, ah,”

Haruki menyeimbangkan langkahnya dengan langkah gue. Jarak mesjid dan tempat resepsi emang sebelahan, tapi karena kalo malem gini pager ditutup, jalan satu-satunya adalah lompatin pager. Ngga mungkin gadis dengan sepatu hak ini jumpalitan emoticon-NohopeAkhirnya kita harus muter.

Barangkali, Haruki sangat ingin menyeimbangkan langkahnya sama gue yang pake sepatu bertali. Barangkali juga, Haruki kerepotan dengan sepatu haknya. Haruki tanpa kata nyuruh gue ngelambatin jalan. Gue disuruh nikmatin perjalanan ini dengan jangan terlalu terburu-buru. Haruki merengkuh lengan atas gue dengan lengannya. Yah, wudhu gue jadi batal deh. Gue nengok ke arah dia, minta penjelasan tanpa pertanyaan. Haruki Cuma nyengir aja, nyengirnya seperti ketika gue bilang makasih untuk pembelaan yang Haruki kasih di depan Lani tadi.

“Ada Lani, Ki?”

Haruki manggut-manggut dengan cepat. Entahlah, mungkin mata batin Haruki lebih kuat daripada gue. Gue ngga liat Lani dimana-mana emoticon-Smilie
jentojento
vchiekun
vchiekun dan jentojento memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.