- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#4996
Stay close 3
Gak biasanya seperti ini.
Semasa liburan, Iren bantu-bantu ditoko saudaranya. Gue uda pernah dijelasin, tapi gue gak ngerti silsilah keluarganya. Jadi anggap aja paman doi punya toko grosiran baju, doi ikut disana bantu-bantu daripada liburan gak ada kerjaan. Secara bokap dan nyokap doi sibuk praktek sebagai dokter. Sehingga jam efektif gue buat komunikasi bareng Iren itu ya pas malam setelah makan malam.
Kemarin doi gak ada ngabarin gue kalau dia bakal keluar kota, sibuk, atau apapun itu yang menyebabkan Iren agak jauh dari ponselnya.
Hm...
"Kenapa Jek?" Widya mengejutkan gue yang sedang melamun
"
"
"Kenapa gelisah gitu?" Tanya Widya
"Ohh gpp"
"Nunggu sms dari siapa hayo?" Tanya Widya lagi
"Iren" Jawab gue singkat
"Emang dia kenapa?"
"Aku sms belum dibales" Jawab gue
"Kalian berantem?"
"
"
"Terus kenapa dia gak bales?"
"Gak tau" jawab gue sambil mengangkat kedua bahu
Berantem? Kayaknya ngak deh. Kemarin gue ngobrol ditelpon sampai jam 11 malem. Ngobrol ngalor ngidul melepas rindu #tsaah
Eh sebentar. Apa kemarin gue ada salah ngomong ya? Coba gue pikirin lagi. Kayaknya sih gak ada. Aduh.. Ada atau ngak ya? Gue sama sekali gak bisa mengingat detail percakapan antara gue dan Iren kemarin. Terlalu banyak yang kita obrolin. Kemarin lusa juga kita ngobrol ngalor ngidul. Kemarin-kemarinnya lusa juga.. Ahhh.. Terlalu banyak. Tidak mungkin gue ingat semua.
Hm... Kira-kira apa ada perubahan nada bicara dari Iren ketika kita membahas sesuatu? Misalnya doi tiba-tiba diam? Atau mencoba untuk mengalihkan pembicaraan? Hm... Gak ada
Eh ada!!
Eh tapi gak ada hubungannya deh.. Ada sih ketika Iren menjadi lebih diam. Lebih gak banyak ngomong. Tapi itu sepertinya karena dia uda ngantuk, karena emang uda malam. Lagian Iren bukan tipe kalong seperti gue. Jam 10 malam, matanya uda minta ditutup. Jam 11 malam, matanya perlu diganjal pakai selotip biar tetep terbuka. Jam 12 malam sih uda tutup paksa apapun yang terjadi.
"Ditelpon aja Jek" Widya memberi nasehat
"
"
Oh iya, bener juga ya. Kenapa gue bego gini? Ponsel gue daritadi digenggaman tangan gue. Kunci tombolnya selalu gue buka untuk melihat apakah ada sms yang masuk dari Iren atau tidak. Kenapa gue tidak mencoba untuk menelpon nomernya aja ya? Gue tuh ya.. emang kadang-kadang..
tuut.. tuut.. tuut...
Nadanya tersambung, artinya ponselnya aktif. Gue masih menunggu jawaban dari nomer yang gue tuju.
Tuuuuuuuut....
Gak ada yang mengangkat
"Gak diangkat" kata gue
"Coba aja lagi" saran Widya
tuut.. tuut.. tuut...
Tuuuuuuuut....
Tetap tidak ada jawaban..
Gue menggeleng-gelengkan kepala
"Hmmm.." Widya bergumam
"Coba kamu yang telepon" Kata gue
"Oke"
Widya mendekatkan ponselnya ke telinganya, tanda dia sedang membuat panggilan telepon.
"Gak ada jawaban juga" Widya menjauhkan ponselnya dari telinganya
Gue menaikkan sebelah alis gue.
Apa mungkin Iren sudah tidur? Gue melihat jam tangan dilengan kiri gue. Jam delapan kurang 10 menit. Belum jam tidurnya Iren. Apa mungkin doi belum balik dari rumah? Terus ponselnya mati karena lowbat? Ahh tidak mungkin. Nomornya bisa dihubungi kok, tapi tidak ada yang mengangkat. Oh iya, bisa jadi Iren sedang perjalanan pulang, dan ponselnya diletakkan ditas atau tempat yang tidak diperhatikan oleh doi. Iya, pasti seperti itu. Atau mungkin saja Iren sudah tidur karena kecapekan? Mungkin hari ini banyak pengunjung di toko Pamannya.
"Entar juga dia balas kok Jek
" Kata Widya sambil tersenyum
"
" gue membalas senyum Widya
"Pulang yuk, uda jam segini, entar kemaleman" Ajak Widya
"Oke" Jawab gue sambil beranjak dari kursi
Kami membayar makanan kami masing-masing dikasir. Setelah itu kami naik angkot untuk balik ke rumah om Danu. Diperjalanan gue masih menggenggam ponsel gue, siapa tau Iren tiba-tiba membalas sms gue atau menelpon gue balik.
Mungkin sikap gelisah gue terlalu terlihat diraut wajah dan tidak tanduk gue,
"Uda sabar aja, nanti juga Iren nyariin kamu kok" Kata Widya menenangkan gue
"Hehe.. "
Jam 9 malam..
Belum ada balasan dari Iren..
Jam 10 malam..
Masih belum ada..
Jam 11 malam..
Gue mulai panik..
Apa gue ada salah dengan Iren? Tapi gue benar-benar gak bisa memikirkan apa-apa. Gue coba baca kembali sms-sms dari Iren. Tidak banyak emang. Kita lebih suka untuk menelpon langsung. Sms paling cuman buat nanyain lagi sibuk atau ngak, bisa ditelpon atau ngak. Tidak ada salah. Iren masih memanggil gue dengan "ayam" kemarin.
Gue coba telpon lagi.
tuut.. tuut.. tuut...
Tuuuuuuuut....
Tetap tidak ada jawaban..
Gue mulai curigaan dengan apa yang gue lakukan kemarin. Sepertinya gue ada melakukan sebuah kesalahan kemarin. Tapi apa? Apa? Apa yang gue perbuat sehingga membuat Iren tidak membalas sms gue atau tidak mengangkat telepon gue?
Tidak ada. Tidak ada yang bisa gue pikirkan.
Jam 12 malam..
Gue ketik pesan singkat untuk Iren, semoga setelah dia membacanya, dia bisa membalas gue.
"Kamu kenapa? Aku ada salah ya kemarin sampai kamu gak balas sms atau telpon ku? Kalau iya, aku minta maaf ya, aku gak sengaja.."
to Iren
Gue masih menunggu balasan dari Iren sambil sesekali mengintip ponsel gue apakah akan berdering atau bergetar. Tapi tetap tidak ada.
Akhirnya gue tertidur sekitar jam 2 malam karena menunggu...
Semasa liburan, Iren bantu-bantu ditoko saudaranya. Gue uda pernah dijelasin, tapi gue gak ngerti silsilah keluarganya. Jadi anggap aja paman doi punya toko grosiran baju, doi ikut disana bantu-bantu daripada liburan gak ada kerjaan. Secara bokap dan nyokap doi sibuk praktek sebagai dokter. Sehingga jam efektif gue buat komunikasi bareng Iren itu ya pas malam setelah makan malam.
Kemarin doi gak ada ngabarin gue kalau dia bakal keluar kota, sibuk, atau apapun itu yang menyebabkan Iren agak jauh dari ponselnya.
Hm...
"Kenapa Jek?" Widya mengejutkan gue yang sedang melamun
"
""Kenapa gelisah gitu?" Tanya Widya
"Ohh gpp"
"Nunggu sms dari siapa hayo?" Tanya Widya lagi
"Iren" Jawab gue singkat
"Emang dia kenapa?"
"Aku sms belum dibales" Jawab gue
"Kalian berantem?"
"
""Terus kenapa dia gak bales?"
"Gak tau" jawab gue sambil mengangkat kedua bahu
Berantem? Kayaknya ngak deh. Kemarin gue ngobrol ditelpon sampai jam 11 malem. Ngobrol ngalor ngidul melepas rindu #tsaah
Eh sebentar. Apa kemarin gue ada salah ngomong ya? Coba gue pikirin lagi. Kayaknya sih gak ada. Aduh.. Ada atau ngak ya? Gue sama sekali gak bisa mengingat detail percakapan antara gue dan Iren kemarin. Terlalu banyak yang kita obrolin. Kemarin lusa juga kita ngobrol ngalor ngidul. Kemarin-kemarinnya lusa juga.. Ahhh.. Terlalu banyak. Tidak mungkin gue ingat semua.
Hm... Kira-kira apa ada perubahan nada bicara dari Iren ketika kita membahas sesuatu? Misalnya doi tiba-tiba diam? Atau mencoba untuk mengalihkan pembicaraan? Hm... Gak ada

Eh ada!!
Eh tapi gak ada hubungannya deh.. Ada sih ketika Iren menjadi lebih diam. Lebih gak banyak ngomong. Tapi itu sepertinya karena dia uda ngantuk, karena emang uda malam. Lagian Iren bukan tipe kalong seperti gue. Jam 10 malam, matanya uda minta ditutup. Jam 11 malam, matanya perlu diganjal pakai selotip biar tetep terbuka. Jam 12 malam sih uda tutup paksa apapun yang terjadi.
"Ditelpon aja Jek" Widya memberi nasehat
"
"Oh iya, bener juga ya. Kenapa gue bego gini? Ponsel gue daritadi digenggaman tangan gue. Kunci tombolnya selalu gue buka untuk melihat apakah ada sms yang masuk dari Iren atau tidak. Kenapa gue tidak mencoba untuk menelpon nomernya aja ya? Gue tuh ya.. emang kadang-kadang..

tuut.. tuut.. tuut...
Nadanya tersambung, artinya ponselnya aktif. Gue masih menunggu jawaban dari nomer yang gue tuju.
Tuuuuuuuut....
Gak ada yang mengangkat
"Gak diangkat" kata gue
"Coba aja lagi" saran Widya
tuut.. tuut.. tuut...
Tuuuuuuuut....
Tetap tidak ada jawaban..
Gue menggeleng-gelengkan kepala
"Hmmm.." Widya bergumam
"Coba kamu yang telepon" Kata gue
"Oke"
Widya mendekatkan ponselnya ke telinganya, tanda dia sedang membuat panggilan telepon.
"Gak ada jawaban juga" Widya menjauhkan ponselnya dari telinganya
Gue menaikkan sebelah alis gue.
Apa mungkin Iren sudah tidur? Gue melihat jam tangan dilengan kiri gue. Jam delapan kurang 10 menit. Belum jam tidurnya Iren. Apa mungkin doi belum balik dari rumah? Terus ponselnya mati karena lowbat? Ahh tidak mungkin. Nomornya bisa dihubungi kok, tapi tidak ada yang mengangkat. Oh iya, bisa jadi Iren sedang perjalanan pulang, dan ponselnya diletakkan ditas atau tempat yang tidak diperhatikan oleh doi. Iya, pasti seperti itu. Atau mungkin saja Iren sudah tidur karena kecapekan? Mungkin hari ini banyak pengunjung di toko Pamannya.
"Entar juga dia balas kok Jek
" Kata Widya sambil tersenyum"
" gue membalas senyum Widya"Pulang yuk, uda jam segini, entar kemaleman" Ajak Widya
"Oke" Jawab gue sambil beranjak dari kursi
Kami membayar makanan kami masing-masing dikasir. Setelah itu kami naik angkot untuk balik ke rumah om Danu. Diperjalanan gue masih menggenggam ponsel gue, siapa tau Iren tiba-tiba membalas sms gue atau menelpon gue balik.
Mungkin sikap gelisah gue terlalu terlihat diraut wajah dan tidak tanduk gue,
"Uda sabar aja, nanti juga Iren nyariin kamu kok" Kata Widya menenangkan gue
"Hehe.. "
Jam 9 malam..
Belum ada balasan dari Iren..
Jam 10 malam..
Masih belum ada..
Jam 11 malam..
Gue mulai panik..
Apa gue ada salah dengan Iren? Tapi gue benar-benar gak bisa memikirkan apa-apa. Gue coba baca kembali sms-sms dari Iren. Tidak banyak emang. Kita lebih suka untuk menelpon langsung. Sms paling cuman buat nanyain lagi sibuk atau ngak, bisa ditelpon atau ngak. Tidak ada salah. Iren masih memanggil gue dengan "ayam" kemarin.
Gue coba telpon lagi.
tuut.. tuut.. tuut...
Tuuuuuuuut....
Tetap tidak ada jawaban..
Gue mulai curigaan dengan apa yang gue lakukan kemarin. Sepertinya gue ada melakukan sebuah kesalahan kemarin. Tapi apa? Apa? Apa yang gue perbuat sehingga membuat Iren tidak membalas sms gue atau tidak mengangkat telepon gue?
Tidak ada. Tidak ada yang bisa gue pikirkan.
Jam 12 malam..
Gue ketik pesan singkat untuk Iren, semoga setelah dia membacanya, dia bisa membalas gue.
"Kamu kenapa? Aku ada salah ya kemarin sampai kamu gak balas sms atau telpon ku? Kalau iya, aku minta maaf ya, aku gak sengaja.."
to IrenGue masih menunggu balasan dari Iren sambil sesekali mengintip ponsel gue apakah akan berdering atau bergetar. Tapi tetap tidak ada.
Akhirnya gue tertidur sekitar jam 2 malam karena menunggu...
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
