- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#4961
Stay close 2
Mulut gue rasanya gak enak. Mata gue sedikit berkunang-kunang. Muntah karena jackpot dari minuman beralkohol aja uda gak enak, apalagi ini, muntah karena soto 
"Gpp.. Gpp.." Kata gue sambil mengayunkan telapak tangan gue
"Yakin?" Kata Widya sambil memijit bahu gue
"Iya gpp"
Gue membersihkan sisa-sisa muntahan disekitar bibir gue dengan tissue yang diberikan Widya.
"Kamu kenapa gak kasih tau tadi pas makan?" Tanya gue sedikit kesal
"Kamu makannya cepet gitu kok" jawab Widya polos
"
"
"
"
"Lagian belum tentu yang kamu makan itu kena keringatnya kok Jek" Kata Widya
"Udah-udah! Perut ku gak enak dengernya" perut gue mual-mual sendiri dengernya
"Ihh serius.." kata Widya
"
"
"Iya, mangkuk kita belum tentu kena, tapi pas anak tadi anterin mangkuk yang lain, aku liat keringatnya netes-netes gitu.. hiiiiih" Kata Widya sedikit jijik
"
"
"Jadi belum tentu kamu dapet yang kena keringatnya, yang penting gak keasinan kan?
" Canda Widya
Gak lucu ya. Doi kan bisa aja melarang gue pas makan bagian dia. Emang sih kalo urusan makan, gue rada cepet. Tapi kayaknya Widya juga sengaja deh. Buktinya daritadi dia ketawa-ketawa aja sampe kita balik ke pabrik. Gue dibecandain melulu daritadi
"Eh iya, aku lupa beliin untuk bunda!" Kata Widya tiba-tiba
"
"
"Iya aku lupa, gara-gara kamu sih Jek, pake muntah, kan panik jadinya
" ngeles Widya
"
"
"Yauda beli dikantin aja" kata gue singkat
"Iya gitu aja deh, kasian bunda uda nungguin tapi kitanya lupa" Kata Widya
Gue dan Widya memutar arah ke kantin. Widya lalu memilih lauk pauk yang tersedia disana. Kantin disini modelnya prasmanan gitu. Kita milih sayurnya sendiri. Pilihannya sih banyak, tapi mau sebanyak apapun kalo tiap hari kesini ya sama aja bohong. Lama kelamaan ya bosan juga.
"Kalo yang ini bersih Jek, gak ada campuran keringatnya" Kata Widya sambil memilih-milih lauk pauk
"
"
"Tuh mba-mbanya kan kerudungan, jadi keringatnya gak netes-netes
" Kata Widya sambil menunjuk mba-mba di dapur
"
"
Habis deh gue dikecengin melulu ini
Pas uda balik ke tempat bunda, akhirnya mereka berdua makan, sedangkan gue cuman duduk otak-atik hp. Tumben Iren gak sms gue daritadi. Palingan lagi sibuk. Entar malem aja deh gue sms doi.
"Eh bun, tau gak tadi ada kejadian memalukan banget
" Kata Widya dengan suaranya agak keras
"Ha? Kenapa?
" Bunda kebingungan
"
" gue melihat ke arah Widya
"Entar aja deh Bun, pas Jeki uda gak ada baru kita gosip
" Kata Widya sambil melirik ke gue
"
"
"Apa? Apa? Tentang Jeki ya?" Bunda antusias
"Bukan.. tentang anak penjual soto tadi" Kata Widya lagi-lagi melirik gue
"
"
"Kenapa emangnya?" Kata Bunda
"Entar deh aku ceritain ya, sekarang makan dulu
"
Dasar Wanita!
***
Pas pulangnya, kita berempat kumpul digerbang depan buat balik bareng naik angkot. Pas uda didalem angkot.
"Jek, mulutnya masih asin gak?
" celutuk bunda
"
"
Kampret mereka pasti uda ngegosip nih, makanya bunda bisa ngegodain gue kayak gini
"Iya Jek, masih doyan soto kan tapi?" Kata Widya
"
"
Widya dan bunda cekikikan ngeliat gue. Apalagi ngeliat tingkah gue yang sok-sokan cool tapi sebenarnya gagal
Pinggul gue disenggol Wawan
"Kenapa boy?" Tanya Wawan
"Kagak kenapa-kenapa" jawab gue sedikit malu
"Ohh.." Wawan kembali mengalihkan pandangannya dari gue
Untuk makan malam, gue sama Widya kembali nyari makan diluar. Bunda pengen ngemil doank, sedangkan Wawan masak mie instant. Kalo untuk urusan makan-makan, Widya paling semangat. Doi doyan banget kalo urusan kuliner. Sampe-sampe setelah balik kerja, gue diajakin Widya buat ke kota naik angkot cuman untuk cari makanan khas disini.
Bunda sih gak bisa diharepin kalo urusan jalan-jalan, bawaannya malesan. Wawan? Ya tau sendiri lah. Kalo mereka belum putus, pasti Wawan yang diajakin keliling kota sekarang. Tapi karena mereka uda putus, alhasil gue lah yang diajakin
Akhirnya kita terpikat dengan sebuah warung yang katanya jualan nasi siram. Sepenglihatan gue, nasi siram ini cuman capcay kuah yang disiram diatas nasi. Kenapa gak disebut nasi capcay aja
Entahlah.. Risol kalo direbus doank jadinya dimsum, kalo digoreng namanya lumpia. Terus risol diapain donk? Semi rebus, semi goreng. Begitulah makanan, gampang diganti-ganti namanya 
Sambil nungguin pesanan,
"Jek, sekarang aku kalo milih warung makan, mesti ngeliat penjualnya keringatan atau ngak
" tusuk Widya tepat sasaran
Kampret dah.. Kena banget gue bakal digodain melulu nih sampai beberapa hari kedepan.
Tapi, gue baru tau kalo ternyata Widya orangnya suka bercandaan juga ya. Gue baru tau sekarang sifat-sifatnya setelah kerja praktek ini yang notabene kita deket banget. Hampir 24 jam ketemu dia melulu. Dulu gue pikir Widya orangnya serius. Ternyata wajah emang gak bisa bohong. Wajah Widya itu sedikit "bandel" sih sebenarnya. Keliatan banget dari gigi ginsulnya ketika doi senyum atau ketawa. Belum lagi lesung pipi doi. Manis sih, tapi rela bagi-bagi
"Ini sih kayak nasi ditambah capcay gak sih?" Kata Widya sambil mengaduk-aduk makanan didepannya
"Yup" Kata gue sambil mengangguk
"Tapi ini agak manis-manis dikit" Lanjut Widya
"Ditambahin kecap mungkin?" Kata gue
"Tapi warnanya putih gini Jek, gak coklat kayak dikasih kecap" Kata Widya
"Hmm.."
"Masa keringat ada yang manis sih?
" celutuk Widya
"
"
Tuh kan kena lagi gue..
Kampret..
Bisa gak sih gak ungkit-ungkit hal itu...

Seperti biasa. Piring gue uda kosong melompong, tapi piring Widya belum ada setengahnya. Lama bener deh doi kalo makan..
Sambil nungguin Widya, gue otak-atik ponsel gue. Tumben nih hp sepi bener deh. Iren kemana ya? Gue kirim sms ke doi, nanyain uda makan apa belum.
Satu menit..
Dua menit..
Lima menit..
Belum ada balasan..
Seharian gak ada kabar. Sekarang disms gak dibales.
Sampai Widya selesai makan, Iren juga belum balas sms gue..

"Gpp.. Gpp.." Kata gue sambil mengayunkan telapak tangan gue
"Yakin?" Kata Widya sambil memijit bahu gue
"Iya gpp"
Gue membersihkan sisa-sisa muntahan disekitar bibir gue dengan tissue yang diberikan Widya.
"Kamu kenapa gak kasih tau tadi pas makan?" Tanya gue sedikit kesal
"Kamu makannya cepet gitu kok" jawab Widya polos
"
""
" "Lagian belum tentu yang kamu makan itu kena keringatnya kok Jek" Kata Widya
"Udah-udah! Perut ku gak enak dengernya" perut gue mual-mual sendiri dengernya
"Ihh serius.." kata Widya
"
""Iya, mangkuk kita belum tentu kena, tapi pas anak tadi anterin mangkuk yang lain, aku liat keringatnya netes-netes gitu.. hiiiiih" Kata Widya sedikit jijik
"
""Jadi belum tentu kamu dapet yang kena keringatnya, yang penting gak keasinan kan?
" Canda WidyaGak lucu ya. Doi kan bisa aja melarang gue pas makan bagian dia. Emang sih kalo urusan makan, gue rada cepet. Tapi kayaknya Widya juga sengaja deh. Buktinya daritadi dia ketawa-ketawa aja sampe kita balik ke pabrik. Gue dibecandain melulu daritadi

"Eh iya, aku lupa beliin untuk bunda!" Kata Widya tiba-tiba
"
""Iya aku lupa, gara-gara kamu sih Jek, pake muntah, kan panik jadinya
" ngeles Widya"
" "Yauda beli dikantin aja" kata gue singkat
"Iya gitu aja deh, kasian bunda uda nungguin tapi kitanya lupa" Kata Widya
Gue dan Widya memutar arah ke kantin. Widya lalu memilih lauk pauk yang tersedia disana. Kantin disini modelnya prasmanan gitu. Kita milih sayurnya sendiri. Pilihannya sih banyak, tapi mau sebanyak apapun kalo tiap hari kesini ya sama aja bohong. Lama kelamaan ya bosan juga.
"Kalo yang ini bersih Jek, gak ada campuran keringatnya" Kata Widya sambil memilih-milih lauk pauk
"
""Tuh mba-mbanya kan kerudungan, jadi keringatnya gak netes-netes
" Kata Widya sambil menunjuk mba-mba di dapur"
" Habis deh gue dikecengin melulu ini

Pas uda balik ke tempat bunda, akhirnya mereka berdua makan, sedangkan gue cuman duduk otak-atik hp. Tumben Iren gak sms gue daritadi. Palingan lagi sibuk. Entar malem aja deh gue sms doi.
"Eh bun, tau gak tadi ada kejadian memalukan banget
" Kata Widya dengan suaranya agak keras"Ha? Kenapa?
" Bunda kebingungan"
" gue melihat ke arah Widya"Entar aja deh Bun, pas Jeki uda gak ada baru kita gosip
" Kata Widya sambil melirik ke gue"
""Apa? Apa? Tentang Jeki ya?" Bunda antusias
"Bukan.. tentang anak penjual soto tadi" Kata Widya lagi-lagi melirik gue
"
""Kenapa emangnya?" Kata Bunda
"Entar deh aku ceritain ya, sekarang makan dulu
" Dasar Wanita!

***
Pas pulangnya, kita berempat kumpul digerbang depan buat balik bareng naik angkot. Pas uda didalem angkot.
"Jek, mulutnya masih asin gak?
" celutuk bunda"
"Kampret mereka pasti uda ngegosip nih, makanya bunda bisa ngegodain gue kayak gini
"Iya Jek, masih doyan soto kan tapi?" Kata Widya
"
"Widya dan bunda cekikikan ngeliat gue. Apalagi ngeliat tingkah gue yang sok-sokan cool tapi sebenarnya gagal

Pinggul gue disenggol Wawan
"Kenapa boy?" Tanya Wawan
"Kagak kenapa-kenapa" jawab gue sedikit malu
"Ohh.." Wawan kembali mengalihkan pandangannya dari gue
Untuk makan malam, gue sama Widya kembali nyari makan diluar. Bunda pengen ngemil doank, sedangkan Wawan masak mie instant. Kalo untuk urusan makan-makan, Widya paling semangat. Doi doyan banget kalo urusan kuliner. Sampe-sampe setelah balik kerja, gue diajakin Widya buat ke kota naik angkot cuman untuk cari makanan khas disini.
Bunda sih gak bisa diharepin kalo urusan jalan-jalan, bawaannya malesan. Wawan? Ya tau sendiri lah. Kalo mereka belum putus, pasti Wawan yang diajakin keliling kota sekarang. Tapi karena mereka uda putus, alhasil gue lah yang diajakin

Akhirnya kita terpikat dengan sebuah warung yang katanya jualan nasi siram. Sepenglihatan gue, nasi siram ini cuman capcay kuah yang disiram diatas nasi. Kenapa gak disebut nasi capcay aja
Entahlah.. Risol kalo direbus doank jadinya dimsum, kalo digoreng namanya lumpia. Terus risol diapain donk? Semi rebus, semi goreng. Begitulah makanan, gampang diganti-ganti namanya 
Sambil nungguin pesanan,
"Jek, sekarang aku kalo milih warung makan, mesti ngeliat penjualnya keringatan atau ngak
" tusuk Widya tepat sasaranKampret dah.. Kena banget gue bakal digodain melulu nih sampai beberapa hari kedepan.

Tapi, gue baru tau kalo ternyata Widya orangnya suka bercandaan juga ya. Gue baru tau sekarang sifat-sifatnya setelah kerja praktek ini yang notabene kita deket banget. Hampir 24 jam ketemu dia melulu. Dulu gue pikir Widya orangnya serius. Ternyata wajah emang gak bisa bohong. Wajah Widya itu sedikit "bandel" sih sebenarnya. Keliatan banget dari gigi ginsulnya ketika doi senyum atau ketawa. Belum lagi lesung pipi doi. Manis sih, tapi rela bagi-bagi

"Ini sih kayak nasi ditambah capcay gak sih?" Kata Widya sambil mengaduk-aduk makanan didepannya
"Yup" Kata gue sambil mengangguk
"Tapi ini agak manis-manis dikit" Lanjut Widya
"Ditambahin kecap mungkin?" Kata gue
"Tapi warnanya putih gini Jek, gak coklat kayak dikasih kecap" Kata Widya
"Hmm.."
"Masa keringat ada yang manis sih?
" celutuk Widya"
"Tuh kan kena lagi gue..
Kampret..
Bisa gak sih gak ungkit-ungkit hal itu...

Seperti biasa. Piring gue uda kosong melompong, tapi piring Widya belum ada setengahnya. Lama bener deh doi kalo makan..
Sambil nungguin Widya, gue otak-atik ponsel gue. Tumben nih hp sepi bener deh. Iren kemana ya? Gue kirim sms ke doi, nanyain uda makan apa belum.
Satu menit..
Dua menit..
Lima menit..
Belum ada balasan..
Seharian gak ada kabar. Sekarang disms gak dibales.
Sampai Widya selesai makan, Iren juga belum balas sms gue..
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
