- Beranda
- Stories from the Heart
I SWEAR THIS TIME I MEAN IT
...
TS
bukanpemainbaru
I SWEAR THIS TIME I MEAN IT

Oke, sebelum gue mulai, gue mau minta izin kepada Moderator dan para pembaca setia forum SFTH untuk menceritakan kisah gue
Berbekal pengalaman dari membaca banyak novel novel terkenal dan kisah kisah yang sangat inspiratif dari para kaskuser seperti "Have I Told You Lately That I Love You" karya bang Nanda, "Sepasang Kaos Kaki Hitam" milik om Ari, "You Are My Happiness" cerita mas Baskoro, serta cerita lainya yang melecut nyali gue untuk membagi kisah gue.
Gue ingin mengutarakan sebuah kisah yang ada di ingatan gue, sebuah cerita cinta masa lalu gue yang membuat gue bisa berada disini dan selalu membuat gue bersyukur karena Tuhan telah memilih gue untuk mengalaminya
Nama tokoh disini gue samarkan dengan alasan menjaga privasi masing masing. Jika ada kesamaan alur cerita, nama tokoh, dan tempat gue minta maaf. Selamat membaca 

Quote:
Diubah oleh bukanpemainbaru 11-08-2015 21:00
junti27 dan anasabila memberi reputasi
3
86.4K
488
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bukanpemainbaru
#8
PART 2
Gue lari menuju lapangan upacara, terlihat dari kejauhan murid murid SMP dan SMA berkumpul jadi satu di lapangan upacara. Menggunakan topi sekolah yang terlihat bersih baru dicuci, sepatu hitam yang kebanyakan baru dibeli saat liburan, seragam putih bersih, serta siswi putri yang memakai beha di luar, oke yang terakhir salah. 
Gue berlari menuju kumpulan anak SMA. Karena kelas belum dibagikan, barisan upacaranya pun dibuat acak tapi tetap sesuai jenis kelamin dan tingkatan kelas. Barisan dibentuk dengan cewek di sebelah kiri, barisan cowok di sebelah kanan dan diurutkan dari kelas 1,2 dan 3 dari kanan ke kiri. Gue pun memasuki barisan cowok dan mencoba mencari teman teman gue.
Setelah beberapa saat mencari gue melihat 3 cowok dekil yang sedang jongkok menunggu upacara dimulai, ya mereka sohib sohib gue, Kevan, Aji, dan Rezki. Orang orang yang gue kenal sejak SMP, yang menjadi teman gara gara sama sama di tempatkan di ekstra futsal, namun karena kemampuan kita dibanding kakak senior saat itu yang terbilang sangat jauh, kita berempat ditempatkan di divisi anak gawang dan tukang bawa tas senior, semenjak itu kita jadi berteman dan sering bersama. Kacung aja punya genk. Gue pun menghampiri mereka bertiga
Gue pun kaget mendengar ucapan Kevan dan langsung reflek melihat pakaian yang gue pakai saat itu, dan ternyata gue menggunakan seragam SMP gue. Ini mungkin gara gara gue terburu buru tadi pagi. Pantes aja kok Mbok Jum tadi pagi heran sama gue. Anjrit, gue malu abis, teman teman gue pun melihat ke arah gue dan tertawa, diikuti anak anak yang lain yang bahkan gak begitu gue kenal.
Gue pun diseret Pakis menuju ke... barisan anak kelas 3 SMP di barisan paling belakang. Adik kelas yang mengenal gue pun menertawakan gue. Ya gue cukup terkenal di kalangan adik kelas, karena gue merupakan anggota OSIS cupu yang sering berinteraksi ke kelas kelas, rasanya kemaluan gue menciut saat itu juga.
Saat upacara sudah dimulai, gue dengan gondok berbaris sendirian karena gak ada yang bisa gue ajak obrol, gue lihat temen temen gue tertawa terbahak bahak ngeliatin gue di barisan SMP, “Dasar temen temen busuk” jengkel gue. Tak berapa lama, tiba tiba Pakis mendatangi barisan gue lagi, tapi kali ini dengan seseorang siswi SMP di sampingnya, Pakis pun mengarahkan anak itu untuk berbaris di samping kiri gue yang memang masih kosong.
Gue tidak melihat langsung muka siswi yang baru datang itu, cewek ini berbadan pas dan berisi namun tidak gemuk dan tinggi hampir sama se gue. Hal yang gue lihat selanjutnya adalah badge kelas di lenganya yang berlambangkan 3 garis lurus berwarna biru tua, yang menandakan dia masih kelas 3 SMP. Lalu gue melihat bajunya yang masih putih bersih dan terlihat belum pernah dipakai sebelumnya, mungkin dia anak pindahan baru.
Di kakinya dia menggunakan flat shoes warna hitam yang sering digunakan pelajar putri dan kaos kaki putih panjang hingga lutut. Lalu gue melihat tanganya yang putih bersih dan menggunakan jam tangan warna merah muda, dan pandangan gue semakin keatas dan melihat muka anak ini, dan....
Gue melihat wajah itu, wajah yang belum pernah gue lihat sebelumnya, wajah cantik dan lugu seorang murid SMP, dengan pipi sedikit tembem, hidung yang mancung, dan mata yang benar benar menarik untuk dilihat. Benar benar eye catching. Rambutnya hitam bergelombang panjang yang pas dan dibiarkan tergerai. Gue benar benar takjub dengan cewek ini. Dan ini adalah awal mula pertemuan gue dengan cewek ini, cewek yang punya peranan penting di kehidupan gue

Gue berlari menuju kumpulan anak SMA. Karena kelas belum dibagikan, barisan upacaranya pun dibuat acak tapi tetap sesuai jenis kelamin dan tingkatan kelas. Barisan dibentuk dengan cewek di sebelah kiri, barisan cowok di sebelah kanan dan diurutkan dari kelas 1,2 dan 3 dari kanan ke kiri. Gue pun memasuki barisan cowok dan mencoba mencari teman teman gue.
Setelah beberapa saat mencari gue melihat 3 cowok dekil yang sedang jongkok menunggu upacara dimulai, ya mereka sohib sohib gue, Kevan, Aji, dan Rezki. Orang orang yang gue kenal sejak SMP, yang menjadi teman gara gara sama sama di tempatkan di ekstra futsal, namun karena kemampuan kita dibanding kakak senior saat itu yang terbilang sangat jauh, kita berempat ditempatkan di divisi anak gawang dan tukang bawa tas senior, semenjak itu kita jadi berteman dan sering bersama. Kacung aja punya genk. Gue pun menghampiri mereka bertiga
Quote:
Gue pun kaget mendengar ucapan Kevan dan langsung reflek melihat pakaian yang gue pakai saat itu, dan ternyata gue menggunakan seragam SMP gue. Ini mungkin gara gara gue terburu buru tadi pagi. Pantes aja kok Mbok Jum tadi pagi heran sama gue. Anjrit, gue malu abis, teman teman gue pun melihat ke arah gue dan tertawa, diikuti anak anak yang lain yang bahkan gak begitu gue kenal.
Gue pun diseret Pakis menuju ke... barisan anak kelas 3 SMP di barisan paling belakang. Adik kelas yang mengenal gue pun menertawakan gue. Ya gue cukup terkenal di kalangan adik kelas, karena gue merupakan anggota OSIS cupu yang sering berinteraksi ke kelas kelas, rasanya kemaluan gue menciut saat itu juga.
Saat upacara sudah dimulai, gue dengan gondok berbaris sendirian karena gak ada yang bisa gue ajak obrol, gue lihat temen temen gue tertawa terbahak bahak ngeliatin gue di barisan SMP, “Dasar temen temen busuk” jengkel gue. Tak berapa lama, tiba tiba Pakis mendatangi barisan gue lagi, tapi kali ini dengan seseorang siswi SMP di sampingnya, Pakis pun mengarahkan anak itu untuk berbaris di samping kiri gue yang memang masih kosong.
Gue tidak melihat langsung muka siswi yang baru datang itu, cewek ini berbadan pas dan berisi namun tidak gemuk dan tinggi hampir sama se gue. Hal yang gue lihat selanjutnya adalah badge kelas di lenganya yang berlambangkan 3 garis lurus berwarna biru tua, yang menandakan dia masih kelas 3 SMP. Lalu gue melihat bajunya yang masih putih bersih dan terlihat belum pernah dipakai sebelumnya, mungkin dia anak pindahan baru.
Di kakinya dia menggunakan flat shoes warna hitam yang sering digunakan pelajar putri dan kaos kaki putih panjang hingga lutut. Lalu gue melihat tanganya yang putih bersih dan menggunakan jam tangan warna merah muda, dan pandangan gue semakin keatas dan melihat muka anak ini, dan....
Gue melihat wajah itu, wajah yang belum pernah gue lihat sebelumnya, wajah cantik dan lugu seorang murid SMP, dengan pipi sedikit tembem, hidung yang mancung, dan mata yang benar benar menarik untuk dilihat. Benar benar eye catching. Rambutnya hitam bergelombang panjang yang pas dan dibiarkan tergerai. Gue benar benar takjub dengan cewek ini. Dan ini adalah awal mula pertemuan gue dengan cewek ini, cewek yang punya peranan penting di kehidupan gue
Diubah oleh bukanpemainbaru 24-06-2015 11:31
1
: “Hey peranakan babi, ngapain lo jongkok jongkok disini? Ngitungin rumput?"
: “Enggak, gue ngitungin harga diri lo yang jatuh” kata kevan sambil melihat gue
: “Ha? Maksdunya?” tanya gue heran
: “Ya kayanya bentar lagi... kita gausah saling kenal aja Tim” jawab Ajid sambil melihat tubuh gue
: “Biar bapak itu yang menjelaskan, Tim, sorry ya Tim...”
: “Ada apa ya kok manggil saya? Ada yang melanggar?” Jawab Pakis dengan suaranya yang berat