Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#4931
Stay close 1
"Bun, mau makan mana ya?" Tanya gue ke bunda beberapa menit sebelum jam makan siang.
"Terserah Jek" Kata bunda mengangkat kedua bahunya
"Jangan terserah donk"
"Kantin aja kalo gitu" Jawab bunda

"Masa kantin lagi emoticon-Nohope "
"Jauh kalo jalan kedepan, baliknya uda lapar lagi"
"Bosan lah kantin terus emoticon-Mad " Balas gue
"Yauda terserah" bunda mengalah

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Widya muncul dari arah pintu.

"Hai Dya!" Sapa bunda
"Panaaaas..." Kata Widya sambil mengibas-ibaskan tangannya

"Kalian mau makan mana entar?" Tanya Widya tiba-tiba
"Jeki mau makan didepan jalan sana tuh" Kata bunda sedikit mengeluh
"Hayuk hayuk" Widya tampak bersemangat
"Jauh jalannya..." bunda mengeluh lagi

"Jalan bentar doank kok, uda tiga hari berturut-turut kita makan dikantin loh" Kata Widya
"Nah tu bener" gue menimpali
"Kalian aja deh, aku titip aja emoticon-Peace " Kata bunda
"Oke deh emoticon-thumbsup " Kata Widya mengangkat jempolnya

"Olahraga dikit napa sih emoticon-Amazed " Kata gue ke bunda

"Eh Jek, datang sama pulang uda jalan jauh, ini mau nyari makan juga jalan jauh, jadi untuk apa aku makan kalau energinya habis buat jalan" jelas bunda panjang lebar

"Lah terus buat ditimbun gitu jadi lemak?" Kata gue
"Ya gak lah, buat mikir donk emoticon-Metal " Kata bunda sambil menunjuk kepalanya

" emoticon-Hammer "
"terserah"

"Jalan sekarang Jek?" Ajak Widya
"Aku tanya Wawan dulu dia mau ikut atau ngak" Kata gue

" emoticon-EEK! "

"Kalian duluan aja, nanti kalo dia mau titip, aku sms widya" Kata bunda buru-buru
" emoticon-Shutup "

Gue berusaha untuk mengakrabkan Wawan dan Widya lagi, tapi kayaknya bakal sulit untuk masa-masa sekarang. Wawan prakteknya diruangan lain. Widya juga diruangan lain. Cuman gue sama bunda yang satu ruangan, tapi ruangan gue sama Widya itu dekat. Ibaratnya cuman salto dua kali uda sampe, sedangkan ruangan Wawan ada dipelosok bumi yang lain. Kita dipisah-pisah karena memang lowongan mahasiswa kerja praktek ditiap departemen itu berbeda.

***
"Panas ya Jek" Kata Widya sambil menghalau sinar matahari dimatanya
"Hmm" gue balas dengan mengangguk

Dulu ya. Dulu-dulu banget. Gue selalu berimajinasi gimana kalo gue jalan bareng sama Widya kayak sekarang ini. Terus kita pergi makan siang atau makan malam, tapi berdua doank. Dulu gue malu kalau membayangkan hal seperti. Buru-buru gue hilangkan imajinasi gue itu. Namun sekarang. Uda entah keberapa kalinya gue jalan sama Widya cuman buat cari makan. Iya berdua doank, tanpa ada Wawan.

Satu hal selalu sama dari dulu. Gue tetap grogi kalau didekat Widya. Walaupun tidak separah ketika semester satu dulu, tapi setidaknya grogi itu masih ada... sedikit... emoticon-Malu

Gue melihat peluh keringat mengalir dari rambut-rambut halus didepan telinganya. Pipinya memerah. Terik matahari siang ini memang luar biasa. Tapi baguslah karena tidak hujan. Kalau hujan, gue dan Widya tidak akan berjalan berdua seperti saat ini bukan? Emang bukan pertama kalinya sih. Kemarin-kemarin juga uda sering jalan bareng Widya. Namun mau berapa kali pun itu, rasanya tetap sama buat gue. Tetap istimewa kalau boleh gue menafsirkannya.

"Kayaknya soto enak ini jek emoticon-Belo " Kata Widya memandang warung makan yang menjual soto
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " gue memandang ke arah yang sama
"Mau Jek emoticon-Confused " tanya Widya memastikan
"Aku lebih pengen es teh" Kata gue menyeka keringat gue didahi

" emoticon-Ngakak (S) "
" emoticon-EEK! "

"Eh teh doank bisa kenyang? emoticon-Ngakak (S) " Tanya Widya sambil ngakak
"Malah ketawa.. Ini serius" Kata gue
"Aku dua rius emoticon-Peace " Balas Widya
" emoticon-Nohope "

Kita berdua jalan masuk ke warung soto. Nampak beberapa pegawai dari perusahaan lain. Warung itu tampak penuh, setiap bangku pasti terisi. Memang daerah ini terkenal sebagai daerah industri, jadi ketika jam makan siang seperti ini, setiap warung makan pasti penuh. Apalagi warung makan yang dekat.

Gue dan Widya berhasil menemukan kursi kosong, tapi kita harus berbagi meja dengan orang lain karena semua meja sudah terpakai. Setelah duduk, seorang anak kecil datang dan bertanya kepada kami,

"Mau makan apa a' ?" Kata anak tersebut
"Selain soto ada apa?" Tanya gue
"Cuman ada soto a' " jawab anak itu
"Yauda sotonya dua" Kata gue sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengah bersamaan

"Dagingnya mau apa a'? Ada ayam, sapi, kikil, sama jeroan juga ada" Kata anak itu fasih
"Ayam aja deh" Kata gue
"Teteh?" Kata si anak menunjuk Widya
"Samain aja dek emoticon-Smilie " Jawab Widya sambil senyum

"Oh iya, es tehnya ya dek, kalo bisa cepet, kamu apa dya?" Kata gue cepat
"Aku air es aja" Kata Widya

Si anak tadi mencatat pesanan kami dan segera beranjak pergi dari hadapan kami. Beberapa saat kemudian dalam hitungan beberapa menit, pesanan minuman kami telah datang dan si anak tadi yang mengantarkannya.

Gue langsung menyeruput es teh yang ada didepan gue untuk melepas dahaga yang dari tadi begitu menyiksa. Tenggorokan gue yang kering seketika juga hilang.

"Kamu ngerasa aneh gak Jek?" Tanya Widya
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " gue melihat Widya sambil tetap menyeruput

"Cepet ya minumnya dateng" Kata gue sambil menunjuk es teh gue yang sudah separuh habis
"Bukan" Kata Widya menggeleng
" emoticon-Confused " Gue bingung
"Anak itu kok gak sekolah" Katanya

" emoticon-EEK! " gue langsung melihat jam tangan gue

Jam 12 lewat.

"Mungkin uda pulang" jawab gue asal

"Itu yang didepan pasti ibunya yang bikin soto, terus yang dibelakang yang nyiapin minum pasti bapaknya. Kalau anaknya sekolah, siapa yang bantuin mereka jualan? Cuman anak itu yang mondar-mandir dari tadi antar pesanan" Jelas Widya

"Bapaknya mungkin"

"Bisa jadi sih, tapi kasian kalau anak sekecil itu gak sekolah" Kata Widya

Gue melihat si anak berpakaian kedodoran yang telah basah oleh keringat terus mondar mandir dari depan ke belakang terus ke depan lagi. Dia tampak sibuk. Tapi langkahnya lincah. Gue taksir harusnya dia masih SMP dari tinggi badannya.

"Kalo pendapatan mereka gede, si anak gak perlu sekolah deh kayaknya" Kata gue

" emoticon-Confused "

"Kamu sekolah buat apa? Cari duit kan? Nah asal warung dia tetap buka dan industri disini gak mati, dia tetap dapat duit toh" Jelas gue

"Tapi suatu hari mereka bangkrut gimana?" Tanya Widya
"Ya jangan didoain seperti itu hahaha" jawab gue sambil tertawa

Gue melihat sekeliling. Diruangan sebesar 6x4 meter itu, semua kursinya penuh diduduki orang. Keuntungan bersih mereka gue taksir sekitar 500ribu sehari. Dikali tiga puluh hari, lumayan kan pendapatannya. Buat apa sekolah lagi kalo uda bisa beli rumah, mobil, dan menuhin kebutuhan sehari-sehari. Justru sekolah cuman menghabiskan waktu, energi, dan uang.

Pesanan kami akhirnya datang.

Gue mencicipi kuah sotonya yang bening. Rasanya pas. Enak dilidah. Tidak terlalu asin, tidak terlalu gurih. Suwiran ayamnya memang tidak terlalu banyak. Mungkin cuman itu kekurangannya.

Gue dan Widya lanjut berdebat soal pentingnya sekolah buat anak-anak. Gue tetap kekeuh kalau memang anak-anak uda bisa bisnis dan menghasilkan uang, sekolah uda gak penting lagi. Tapi Widya berbeda pendapat dengan gue.

Tanpa sadar, mangkuk soto gue uda habis beserta nasinya. Tapi anehnya, mangkuk Widya masih terisi penuh. Setengahnya aja belum habis.

"Gak dimakan?" Tanya gue menunjuk mangkuknya
"Tiba-tiba aku kepengen yang lain.." kata Widya
" emoticon-Hammer "

Perasaan tadi dia yang ngotot pengen makan soto. Eh sekarang malah doi gak nafsu makannya...

"Kamu uda selesai? Cabut yuk" Kata Widya
"Lah itu dimakan lagi donk, sayang banget cuman beberapa sendok dimakan" Kata gue
"Aku gak suka" Kata Widya
"Yauda sini buat aku aja" Kata gue mengambil mangkuk Widya

Widya terkejut melihat tingkah gue. Gue masa bodoh. Daripada dibuang, kan sayang.

Setelah gue menghabiskan isi mangkuk tersebut. Perut gue rasanya penuh banget. Ya iyalah dua mangkuk gue habiskan siang ini. Terus kita bayar, cabut dan mencari warung makan lain karena Widya pengen makan yang lain.

"Sini aja deh" Kata Widya menunjuk sebuah warung
"Yakin? Entar gak doyan lagi?" Tanya gue memastikan
" emoticon-EEK! "

"Yakin kok emoticon-Big Grin " Widya nyengir

Sambil menunggu bungkusan Widya, doi mengatakan sesuatu ke gue

"Jek, aku kasih tau sesuatu ya, tapi kamu jangan kaget" Kata Widya
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "

"Janji dulu jangan kaget" Kata Widya
" emoticon-Belo "

Widya mau ngomong apa?
Jangan..
Jangan..
Dia..
Mau..
Ngomong..
Kalo..

"Entar aja deh, pas jalan pulang emoticon-Big Grin " Kata Widya
" emoticon-Malu "

Kenapa gak sekarang aja?
Apa karena terlalu ramai?
Argh....

Setelah selesai, kita akhirnya jalan balik. Gue masih deg-degan Widya mau ngomong apa. Pikiran gue mikir hal-hal yang,,,

Sudahlah.. Tidak ada hal lain yang gue pikirkan selain itu..

Tapi Widya tidak kunjung mengatakan ke gue. Apa gue tanya aja ya? Eh sebentar, palingan dia lupa. Atau jangan-jangan dia juga malu mau mengatakannya?

" emoticon-Embarrassment "

Gue senyum-senyum sendiri dengan imajinasi gue..

"Eh iya Jek, aku lupa, tadi itu kamu gak sadar?" Kata Widya tiba-tiba
"Ha?? emoticon-Confused " Gue kaget sekaligus bingung

"Kenapa kamu? Senyum-senyum sendiri" tembak Widya
"Eh.. kagak emoticon-Malu " gue menyangkal

"Salah makan kamu kayaknya emoticon-Ngakak (S) " kata Widya
"Salah makan?"

"Sotonya enak gak tadi?" Tanya Widya
"Enak kok" jawab gue
"Gak keasinan?" Tanya Widya
"Hmm.. ngak.. asinnya pas" jawab gue

"Kirain.. emoticon-Stick Out Tongue " Kata Widya
"Kenapa sih?" Tanya gue

"Kamu sama sekali gak sadar? Itu anak kecil tadi, keringatnya netes-netes ke mangkuk sotonya" Kata Widya dengan wajah serius

" emoticon-Belo "

Mata gue melotot. Tiba-tiba gue merasa isi perut gue merangkak naik dari lambung gue. Badan gue berasa gak enak.

" emoticon-Busa "

Gue segera memuntahkan isi perut gue yang tiba-tiba naik diselokan yang ada dipinggir jalan.

"Jek! Kamu gapapa?" Kata Widya menepuk-nepuk pundak gue

Phew!
Diubah oleh pujangga1000 23-06-2015 06:49
JabLai cOY
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.