Haruki dan Farhan satu jurusan. Mereka berdua kenal pas registrasi yang kebetulan mereka bareng. Haruki dan Farhan kenal karena mereka kebetulan sebelahan pas registrasi. Ah, lagi-lagi kebetulan. Perkenalan mereka akan jadi singkat kalo mereka ngga satu kota dan ngga satu jurusan. Karena pas registrasi itu orang tua mereka sama-sama dateng, orang tua Haruki ngerasa ada cowok yang bisa dititipin kalo Haruki kenapa-napa. Wajar, sih, pikir gue. Yap, dititipinnya pake tanda kutip. Misal, kalo Haruki ngaco soal Yuki lagi, ada Farhan yang bisa diandalin--yang semasa SMA, itu tempat gue sob

Hidup sekota sama orang tuanya, Haruki milih tinggal ngekos sendiri. Yah, emang sih kalo dari cerita Haruki, tempat tinggal orang tuanya sama dia tuh dari ujung ke ujung. Mengingat gosip mahasiswa anak teknik yang sering pulang malam kalo dapet tugas, orang tuanya mbolehin Haruki ngekos. Ngekosnya beneran nempel kampus yang kebeneran, ketika Haruki datang ada 2 kamar yang kosong. Penghuninya udah lulus beberapa bulan sebelum Haruki registrasi. Kosan Haruki khusus perempuan dan yang hari itu datang adalah mahasiswi baru juga.

Haruki udah agak deg-degan kalo temen sekosannya adalah senior yang suka menghimpit junior. Eh, ternyata, kekhawatiran Haruki ngga berlanjut. Mahasiswi yang dateng itu namanya Novi. Spesifikasi fisik Novi masuk jadi model, pramugari, atau profesi yang membatalkan puasa kita para cowok nafsuan Novi anak terakhir dan perempuan satu-satunya di keluarganya. Kondisi kakak-kakaknya Novi juga yang bikin Novi bisa lanjut kuliah. Akhirnya, Novi kuliah, walopun beda jurusan, beda gedung dan letaknya agak jauhan, Novi dan Haruki bersahabat sampai lulus. Mereka udah kayak adek-kakak. Kabarnya, Karena Novi, Haruki agak lupa sama Yuki. Walopun Yuki sama Novi beda tampilan (karena Haruki-Novi beda tampilan, sedangkan Haruki-Yuki adalah sama karena kembar. Tah bingung deh lo), Haruki menyangka dia punya kakak.

Pas Haruki cerewet bagian sini, gue diem dan iseng nanya dalam hati, kalo Novi bukan pramugari yang sibuk terbang kesana-kemari, barangkali ngga mungkin Haruki dateng ke tempat gue. Oooo, jadi si Haruki yang cerewet ini kesepian--pikir gue waktu itu, tapi ternyata lebih kompleks masalahnya.

Kayaknya, Farhan nanggepin 'titipan' orang tua Haruki beneran serius. Yah, gue sih mikir juga, barangkali karena Haruki cantik juga, dia mau dititipin. Terus, gue mikir juga, Farhan mau dititipin Haruki karena Haruki sekosan dan sahabatan sama anak yang ngga kalah cantiknya, Novi.

Ya, sob, gue emang berekspektasi negatif ke Farhan mengingat apa yang dia lakukan ke Widya melalui Nurul waktu SMA kelas 1 itu.

Haruki begitu seneng dengan dua orang yang menemani ia memulai masa pekuliahan itu. Farhan dan Novi. Ketika di kosan dia punya Novi, ketika di kelas dia punya Farhan. Sebenernya, gue pengen Haruki yang nulis sendiri waktu kuliahnya, tapi gue takut cerita ini bisa berkembang jadi 143.334.388 chapter Yah, haruki juga ngga mau nulis sendiri sih seperti biasa.

Sekilas tentang Novi. Novi punya spesifikasi buat cowok yang mau ngelamar dia jadi pacarnya. Standarnya begitu tinggi karena kakak-kakaknya. Farhan pun nyobain tes itu. Tapi, rupanya, Farhan kena sahabatzoned Dari ceritanya Haruki, gue bisa mendengar secara eksplisit Farhan berusaha ngedeketin Novi. Tapi, entah kenapa gue yakin, Farhan juga ngedeketin Haruki. Hmm, dasar emang tuh anak. hahaha (gue cemburu? )

Yak, gue cemburu. Haruki begitu terlihat berbinar ketika nyeritain Farhan. Satu poin krusial menurut gue adalah bagaimana Haruki begitu senang karena Farhan mengakui Yuki.

Yap, Yuki adalah sodara kembar Haruki yang udah meninggal. Sejak saat itu, Haruki masih bisa ngeliat Yuki berseliweran kemana-mana. Tentu aja, itu bukan fisik Yuki, tapi spiritnya. Lebih ekstrim lagi, orang-orang disekitar Haruki: orang tuanya dan gue juga termasuk, bilang yang Haruki liat (dan gue juga bisa liat, kebetulan) adalah imajinasi Haruki aja. Kesedihan Haruki yang ngga rela sodara kesayangannya pergi duluan. Gue yakin itu dari pertama kali liat Yuki.

Haruki kayaknya agak jengah juga gue kayak orang-orang lain menilai bagaimana Yuki. Gue punya alasan sendiri. Gue bisa ngeliat Yuki. Persis sama dengan Haruki, tapi dengan tubuh anak SMP yang 'galak'-nya nyama-nyamain apa yang mereka bilang soal gendr**o atau sund** **long. Entahlah, gue juga ngga terlalu paham dan ngga mau paham apakah Yuki yang gue liat itu beneran Yuki atau sesuatu yang lain.

Gue sih yakinnya itu sesuatu yang lain dan berusaha memalingkan Haruki dari kenyataan. yak, gue yakinnya begitu.

Beda dengan gue atau orang-orang kebanyakan yang bisa ngeliat atau ngga bisa ngeliat, Farhan begitu yakin (walopun gue tebak dia ngga bisa liat) soal perkara Yuki. Dia selalu ada ketika Haruki bisik-bisik manggil Yuki di kelas kuliah--yang oleh sebab itu, Haruki lumayan ngga punya temen deket selain Farhan sama Novi pas kuliah. Farhan dampingin Haruki. Mau Haruki ngomong atau brebisik apa, Farhan akan dengan respek bilang,

"gue tau apa yang lo rasain. yang sabar ya " --dan sejenisnya.

Oleh karena itu, Haruki cocok sama Farhan.

Pas di poin ini, gue jadi bertanya kembali bagian mana yang bisa bikin Haruki dan gue nyambung kecuali kita sama-sama ngerasain dianggap orang aneh, meski keanehan itu datang begitu saja. Gue bertanya-tanya karena gue selalu menyangkal keberadaan Yuki. Gue pun ber-hipotesis. Sebenernya, Farhan bukan tipe orang yang bisa cocok sama Haruki, tapi karena Farhan menerima Yuki, Haruki cocok sama dia. Hmmmm.. (cemburu lagi, Har? )

Haruki yang cocok sama Farhan semacam ngebolehin Farhan deket sama dia. Dan karena Haruki deket sama Novi, dan terjadilah.. Novi juga deket sama Farhan. Dan, itu tahunan sob. Yap, gue emang ngga tau detail per kejadiannya, cuma ringkasnya mereka bertiga kuliah, begitulah.

Oh, iya, satu lagi. Novi dan Farhan semacam TTM begitu. Spesifikasi (anjir, bahasa gue spesifikasi ) Farhan yang begitu tinggi, bikin Novi luluh juga. Cuma, Novi punya tanggungan yang lebih besar ketimbang mutusin untuk pacaran. Akhirnya, mereka sayang-sayangan. Hmm, gue ngga bisa protes di bagian ini sih

daaaan, Haruki memang lemah soal cinta dari dulu. Pas SMA, kalo diajakin curhat soal cinta, pasti solusi ngga nyambung. Pas kuliah gitu juga tuh. Dari matanya, gue tau, Haruki suka sama Farhan syiiiit. selamat kecewa kalian yang penasaran ama Haruki hahaha (dan selamat kecewa juga ya, lo, Harsya ) Cuma, Haruki ngga bisa bilang ke Farhan kalo dia suka sama Farhan. Yang gue tangkep, Farhan keburu masuk terlalu jauh ke Novi. Hmm, pasangan arsitek-pramugari ngga begitu jelek toh

dan ada satu kejadian... yang bikin Haruki kabur dari kerjaannya, yang bikin Haruki kabur menuju gue. yaah, gue mah apa atuh: tempat sampah