- Beranda
- Stories from the Heart
I Am (NOT) Your Sister
...
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natashyaa
#580
A Part 24
“Bu, kak Fe belum pulang?” Tanyaku kepada ibu.
“Belum.” Jawab ibu singkat. Ibu hanya duduk melamun. Sementara itu aku pagi ini harus cepat-cepat pergi ke sekolah soalnya ada acara kerja bakti di sekolah. Kasihan ibu sepertinya sangat khawatir memikirkan keberadaan kak Fe. Aku juga sama kayak ibu, bingung mikirin kak Fe dimana.
“An… Fe udah pulang?” Tanya kak Dania
Aku menggelengkan kepala.
Daripada ikut bersih-bersih, aku malah pergi nanya-nanya ke orang yang mungkin tau keberadaan kak Fe, aku nanya ke om Iwan, kata om Iwan dia kemarin juga gak lihat kak Fe. Aku tanya ke para pedagang di kantin juga mereka nggak tau, tapi aku belum nanya ke guru sih tapi pasti aku yakin mereka juga gak tau, jadi aku putuskan nggak nanya ke guru.
“Oi beberes woy..” Teriak Reza memergokiku yang sedang duduk saja di luar.
“Oh.. iya Za..” Aku baru inget Reza kan satu eskul sama kak Fe.
“apa?”
“Kemarin lihat kakakku gak Za?” Tanyaku
“Ngak, dia kemarin kemana kok gak datang pas eskul?” Reza balik nanya.
“Ih kan aku yang nanya, dimana kak Fe.”
“Kamu mah nanya apa kemarin lihat kakakmu kan? Bukan nanya kemana kak Fe?”
“Ih gak jelas banget sih.”
“Bukanya sendirinya yang gak jelas?”
“Au ah..” Bete
“ah ambekan.. jangan ngambek gitulah..”
“,,,,,,,,,,,,,” huh
“Emang ada apa Ani?”
“Kak Fe dari kemarin gak ada, belum pulang ke rumah dari kemarin juga.”
“Kok bisa?”
“Yee, mana aku tau lah Za.”
“Diculik mungkin Ni.”
“Eh.. amit-amit, jangan ngomong gitu Za!”
“Diringkus, disekap, disandera penjahat mungkin.”
“EHHHH…” Aku menjewer kuping Reza sekuat tenaga.
“AWWW.. ampun2.. Aku tau kayaknya kak Fe dimana..” Ujar Reza sambil kesakitan.
“Wah.. serius Za dimana?”
“Nanti aku anter abis bubaran, tapi sebelumnya kamu beres2 dulu nih.” Reza memberiku sapu yang ia tenteng dari tadi.
“Okey.. “
“Serius disini Za?” Tanyaku
“Iya.”
“Masa kak Fe ada di kantor polisi?”
Reza mengantarku ke kantor polisi.
“Aduh kamu ini telat banget sih mikirinya. Orang hilang lapor polisi lah Ni.”
“Lah kata kamu, tadi tau dimana kak Fe. Dasar pembohong.”
“……….”
“Tapi, benar juga Za, kenapa gak lapor polisi aja ya.”
“Dasr cewek aneh.” Reza ngedumel.
“Ayok, temenin ke dalem.” Pintaku.
“Sendiri aja lah udah gede.”
“Gak mau.”
Akhirnya setelah dipaksa-paksa, Reza masih tidak mau menemaniku masuk ke kantor polisi. Alhasil, aku dan Reza dari tadi hanya berdiri di depan kantor polisi. Kami sama-sama tidak mau masuk ke kantor polisi.
“Kayaknya bukan disini deh Ni.” Ujar Reza
“……………..” Aku bete ama Reza
“Oh iya aku baru inget Ni, aku tau dimana sekarang kak Fe.”
“………” Masih diam.
“Ayoo.. naik..”
“….”
“Yauda aku tinggalin…”
“Eh.. tunggu…”
“Buru…”
Setelah dari kantor polisi, Reza kembali membawaku ke sebuah tempat. Tapi jalanan yang dilalui motor Reza kali ini, aku kenal banget.
“ini kan rumah aku ?” Tanyaku.
“Yup, kak Fe pasti disini. Rumah kamu, rumah kak Fe juga. Pasti setiap orang kalau pergi bakal balik ke rumahnya masing-masing.”
Gak tau lagi deh aku harus gimana menghadapi Reza. Pusing aku dibuatnya, buru-buru aku turun dari motornya dan langsung masuk ke dalam rumah. Capek hari ini dibawa keliling-keliling gak jelas oleh anak yang bernama Reza ini.
Baru saja masuk ke dalam rumah, aku disambut oleh suara wanita yang nyaring bernyanyi ditambah suara piano terdengar jelas. Suara tersebut berasal dari atas, aku pun langsung pergi berlari ke atas menuju asal suara tersebut.
Aku lihat kak Fe sedang memainkan pianonya disana dan ibu sedang bernyanyi dibelakangnya, sungguh momen yang jarang sekali aku lihat. Mereka tampak cocok sekali berduet. Entah lagu apa yang mereka nyanyikan tapi sepertinya sangat dalam sekali. Aku menonton mereka di dekat pintu.
Ketika lagu yang mereka nyanyikan selesai, ibu segera mendekap kak Fe dari belakang. Mereka berdua tampak berbisik satu sama lain. Aduh senang sekali melihat mereka berdua seperti itu. Aku jadi terharu melihatnya.
“Hey.. Ani…” Kata kak Fe yang sepertinya mengetahui keberadaanku. Dia dan ibu sama-sama melihat ke arahku.
“Kemarilah…”
“Belum.” Jawab ibu singkat. Ibu hanya duduk melamun. Sementara itu aku pagi ini harus cepat-cepat pergi ke sekolah soalnya ada acara kerja bakti di sekolah. Kasihan ibu sepertinya sangat khawatir memikirkan keberadaan kak Fe. Aku juga sama kayak ibu, bingung mikirin kak Fe dimana.
***
“An… Fe udah pulang?” Tanya kak Dania
Aku menggelengkan kepala.
Daripada ikut bersih-bersih, aku malah pergi nanya-nanya ke orang yang mungkin tau keberadaan kak Fe, aku nanya ke om Iwan, kata om Iwan dia kemarin juga gak lihat kak Fe. Aku tanya ke para pedagang di kantin juga mereka nggak tau, tapi aku belum nanya ke guru sih tapi pasti aku yakin mereka juga gak tau, jadi aku putuskan nggak nanya ke guru.
“Oi beberes woy..” Teriak Reza memergokiku yang sedang duduk saja di luar.
“Oh.. iya Za..” Aku baru inget Reza kan satu eskul sama kak Fe.
“apa?”
“Kemarin lihat kakakku gak Za?” Tanyaku
“Ngak, dia kemarin kemana kok gak datang pas eskul?” Reza balik nanya.
“Ih kan aku yang nanya, dimana kak Fe.”
“Kamu mah nanya apa kemarin lihat kakakmu kan? Bukan nanya kemana kak Fe?”
“Ih gak jelas banget sih.”
“Bukanya sendirinya yang gak jelas?”
“Au ah..” Bete
“ah ambekan.. jangan ngambek gitulah..”
“,,,,,,,,,,,,,” huh
“Emang ada apa Ani?”
“Kak Fe dari kemarin gak ada, belum pulang ke rumah dari kemarin juga.”
“Kok bisa?”
“Yee, mana aku tau lah Za.”
“Diculik mungkin Ni.”
“Eh.. amit-amit, jangan ngomong gitu Za!”
“Diringkus, disekap, disandera penjahat mungkin.”
“EHHHH…” Aku menjewer kuping Reza sekuat tenaga.
“AWWW.. ampun2.. Aku tau kayaknya kak Fe dimana..” Ujar Reza sambil kesakitan.
“Wah.. serius Za dimana?”
“Nanti aku anter abis bubaran, tapi sebelumnya kamu beres2 dulu nih.” Reza memberiku sapu yang ia tenteng dari tadi.
“Okey.. “
***
“Serius disini Za?” Tanyaku
“Iya.”
“Masa kak Fe ada di kantor polisi?”
Reza mengantarku ke kantor polisi.
“Aduh kamu ini telat banget sih mikirinya. Orang hilang lapor polisi lah Ni.”
“Lah kata kamu, tadi tau dimana kak Fe. Dasar pembohong.”
“……….”
“Tapi, benar juga Za, kenapa gak lapor polisi aja ya.”
“Dasr cewek aneh.” Reza ngedumel.
“Ayok, temenin ke dalem.” Pintaku.
“Sendiri aja lah udah gede.”
“Gak mau.”
Akhirnya setelah dipaksa-paksa, Reza masih tidak mau menemaniku masuk ke kantor polisi. Alhasil, aku dan Reza dari tadi hanya berdiri di depan kantor polisi. Kami sama-sama tidak mau masuk ke kantor polisi.
“Kayaknya bukan disini deh Ni.” Ujar Reza
“……………..” Aku bete ama Reza
“Oh iya aku baru inget Ni, aku tau dimana sekarang kak Fe.”
“………” Masih diam.
“Ayoo.. naik..”
“….”
“Yauda aku tinggalin…”
“Eh.. tunggu…”
“Buru…”
Setelah dari kantor polisi, Reza kembali membawaku ke sebuah tempat. Tapi jalanan yang dilalui motor Reza kali ini, aku kenal banget.
“ini kan rumah aku ?” Tanyaku.
“Yup, kak Fe pasti disini. Rumah kamu, rumah kak Fe juga. Pasti setiap orang kalau pergi bakal balik ke rumahnya masing-masing.”
Gak tau lagi deh aku harus gimana menghadapi Reza. Pusing aku dibuatnya, buru-buru aku turun dari motornya dan langsung masuk ke dalam rumah. Capek hari ini dibawa keliling-keliling gak jelas oleh anak yang bernama Reza ini.
Baru saja masuk ke dalam rumah, aku disambut oleh suara wanita yang nyaring bernyanyi ditambah suara piano terdengar jelas. Suara tersebut berasal dari atas, aku pun langsung pergi berlari ke atas menuju asal suara tersebut.
Aku lihat kak Fe sedang memainkan pianonya disana dan ibu sedang bernyanyi dibelakangnya, sungguh momen yang jarang sekali aku lihat. Mereka tampak cocok sekali berduet. Entah lagu apa yang mereka nyanyikan tapi sepertinya sangat dalam sekali. Aku menonton mereka di dekat pintu.
Ketika lagu yang mereka nyanyikan selesai, ibu segera mendekap kak Fe dari belakang. Mereka berdua tampak berbisik satu sama lain. Aduh senang sekali melihat mereka berdua seperti itu. Aku jadi terharu melihatnya.
“Hey.. Ani…” Kata kak Fe yang sepertinya mengetahui keberadaanku. Dia dan ibu sama-sama melihat ke arahku.
“Kemarilah…”
0
