- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#537
7.18. Catatan 18: Terjamah Masa Lalu 11
“Berjalan menjauhlah engkau kenangan lama,
pendar cahaya suram tak bertuan.
Pergilah engkau pengukir luka,
dimana gelap hatiku tenggelam…”
Senyum dan lesung pipinya tetap sama. Senyum yang dulu pernah kupikir akan bersinar dan kumiliki selamanya. Ah, aku yang terlalu muda atau mimpiku yang terlalu tinggi menjulang ke angkasa. Berdua mereka berjalan dengan serasinya bak baju couple bergambar hello panda. Rapi, mewah, intelektual, bagai sepasang hati bertali. Dan disini aku, katak hendak jadi lembu. Mereka berlalu pergi.
Aku menelan ludah. Terkhianati? Hari pertama ketika aku tahu Hanum jadian dengan Bernard, aku memilih diam mengurung diri. Menyimpan semua di dalam hati, tanpa ada penghibur diri. Rasanya sakit, hanya saja tak berdarah. Aku membencinya, menyumpahinya sampai mampus, berteriak dalam diam. Rasa sakitnya melebihi terhujam seribu pisau, teriris sejuta sembiu. Aku menulis beribu puisi sakit hati, bertebaran di seluruh meja kursi yang pernah kududuki. Aku terus melakukannya sampai aku lupa akan rasa sakit yang kualami. Aku melupakannya, tapi tak benar-benar melepaskannya. Kusadari benar kata Aya barusan, semua orang tahu. Mereka tentu membacanya di tiap prasasti yang kubuat.
Aku membalasnya dengan senyuman…(tak paham).
5 menit kemudian. 1 message received from Aya.
Aku tersenyum simpul. Kata-kata Aya terngiang kembali di telingaku. Aku berjanji dalam hati untuk tak lagi menjamah masa lalu yang telah lewat. My dear Riyani, cinta itu adalah berjuta definisi yang salah satunya memaafkan. Akan kumulai hari baruku dengan memaafkan semuanya, berdamai dengan luka.
pendar cahaya suram tak bertuan.
Pergilah engkau pengukir luka,
dimana gelap hatiku tenggelam…”
Senyum dan lesung pipinya tetap sama. Senyum yang dulu pernah kupikir akan bersinar dan kumiliki selamanya. Ah, aku yang terlalu muda atau mimpiku yang terlalu tinggi menjulang ke angkasa. Berdua mereka berjalan dengan serasinya bak baju couple bergambar hello panda. Rapi, mewah, intelektual, bagai sepasang hati bertali. Dan disini aku, katak hendak jadi lembu. Mereka berlalu pergi.
Quote:
Aku menelan ludah. Terkhianati? Hari pertama ketika aku tahu Hanum jadian dengan Bernard, aku memilih diam mengurung diri. Menyimpan semua di dalam hati, tanpa ada penghibur diri. Rasanya sakit, hanya saja tak berdarah. Aku membencinya, menyumpahinya sampai mampus, berteriak dalam diam. Rasa sakitnya melebihi terhujam seribu pisau, teriris sejuta sembiu. Aku menulis beribu puisi sakit hati, bertebaran di seluruh meja kursi yang pernah kududuki. Aku terus melakukannya sampai aku lupa akan rasa sakit yang kualami. Aku melupakannya, tapi tak benar-benar melepaskannya. Kusadari benar kata Aya barusan, semua orang tahu. Mereka tentu membacanya di tiap prasasti yang kubuat.
Quote:
Aku membalasnya dengan senyuman…(tak paham).
****
5 menit kemudian. 1 message received from Aya.
Quote:
Aku tersenyum simpul. Kata-kata Aya terngiang kembali di telingaku. Aku berjanji dalam hati untuk tak lagi menjamah masa lalu yang telah lewat. My dear Riyani, cinta itu adalah berjuta definisi yang salah satunya memaafkan. Akan kumulai hari baruku dengan memaafkan semuanya, berdamai dengan luka.
0
