Tujuh bulan setelah kejadian garuk2 gak jelas
Saya duduk di atap seorang diri dan untuk kesekian kalinya mengutuk langit surabaya yang gak ada indahnya. Kucing2 kurang kerjaan yang kayaknya sedang berkelahi rebutan pasangan, seolah menyindir. Mind your own bussiness fcking cat!!
Saya sedang menikmati luka di sekujur tubuh saya; beberapa luka lebam di wajah dan satu luka sayatan di pergelangan tangan (sisa perkelahian dengan Om Hendro) Rasa panas di kedua sisi pipi saya (bekas tamparan si Putri) dan em....Rasa stroberry dan apel di bibir saya (ulah Mia dan Putri juga). Well, ini adalah klimaks yang luar biasa yang menandai akhir dari petualangan saya di Kota Pahlawan.
*****
Semua bermula dari kejadian tiga hari yang lalu, saya membuat keputusan besar dengan berniat meninggalkan calon istri saya (sumpah saya bergidik menulis ini
) dan menjalin hubungan yang lebih serius dengan Rossy. Kami janjian bertemu di stasiun Semut jam 7 malam. Berniat meninggalkan keruwetan Surabaya beserta masa lalunya yang kelam di sini.
Jam 6 sore saya sampai di Stasiun, berniat menunggunya. terus terang saja, seumur hidup saya baru sekali naik kereta, saat saya kelas 3 sd. Saya gelagapan saat membaca tulisań "loket tiket" dan hampit pingsan saat membaca harga tiket ... well, di saku saya cuman ada 40 ribu perak, di tambah 2rb pecahan koin seribuan kalo kalian pengen detail. Ya, saya balik arah , pulang dan memberi tahu Rossy tentang perubahan rencana.
"Kita naik bis saja dari Bungur"
Sepuluh menit gak ada balasan.... saya kirim sms lagi
"Kamu sudah sampek mana? bales! Pikiranku gak enak!"
Sekitar jam sebelas malam ada nomor asing menghubungi saya
"......"
"Hallo, kamu kemana saja??"
"......" terdengar seperti isak tangis
"Hey.. kamu gak papa kan?"
tut..tut...tut... telvon mati,
Saya yakin dan sangat yakin bahwa rencana ini ketahuan oleh om Hendro. Pasti
Besoknya Rossy gak masuk kerja, dan besoknya lagi
Sore hari, sekitar jam 4. Selesai bekerja saya bersantai di depan resto, ngrumpi dengan tukang parkir saat kemudian seorang berjaket kulit turun dari moge kemudian memukulkan helm fulldacenya ke muka ganten* saya. Shit. Hendro!!
Brak..bugh..kreek... *#$@*$^@(@^$@*@*
Saya masih berdiri, sedikit membungkuk dan ngosngosan mengatur nafas. Hendro berada di depan saya dengan posisi jatuh, terlentang dengan siku kanan kiri sebagai penyangga. Pelipisnya robek, hidungnya patah-kayaknya. Kemudian dia langsung berdiri dan mengeluarkan pisau dari dalam jaketnya. Holy fck!
Sreet... dia mengincar muka saya dengan gerakan seperti menyayat. Saya menghalaunya dengan tangan kanan saya. Shit
Waktunya kabur
Saya berlari ke dalam resto, mengunci pintunya dan membiarkan si Hendro menghadapi orang2 di luar yang mulai mengerubunginya. Saya ke kamar dan berkemas, pulang.
"Tok tok tok.... saya Putri Mas" kemudian dia masuk
"Plak!" Satu tamparan di pipi kanan saya
Saya mlongo
"Bodoh! Mas Iwan tau ini akan terjadi! Mas pasti tau itu!" Kemudian memegang tangan kanan saya, "Mbak Diana pergi Mas, sore hari tiga hari yang lalu, dia sempat mampir ke sini setelah untuk terakhir kalinya melihat Mas Iwan di stasiun. Maaf saya gak bilang"
Well, itu berarti saat saya pulang kemaren lusa, si Hendro lah yang menerima sms dari saya
"Plaak!!" Satu tamparan lagi di pipi kiri, apa lagi ini
"Ini buat Mbak Vanny, saya tau Mas, setiap malam senin Mas ke Gresik buat ketemu dengan Mbak Vanny kan?"
"..." okeh... saya cukup tau diri untuk tidak mengelak, dia benar
"Cuph" Putri mencium bibir saya kemudian pergi, meninggalkan saya menggantung. Apel
'Tok tok tok'
"Masuk saja, tidak saya kunci. Tapi please jangan tampar saya, muka saya sudah cukup panàs"
Mia datang dari sebrang pintu, langsung menerjang saya dan kemudian mencium bibir saya. Okeh, yang di bibir belum panas kok.
Strawberry
Setelah beres berkemas saya naik ke atap, merenung di temani suramnya langit surabaya dan nyanyian kucing beradu kasih.
******
Jam sepuluh malam saya tiba di rumah Riska, dia langsung memeluk dan menangis bombay di dada saya setelah melihat luka di tangan dan bekas lebam di pelipis dan bibir kanan bawah saya.
"Pa, oleh2 nya mana?" Sambil clingukan kanan kiri, Ganti topik
"Apaan Ma? Maaf papa lupa, lagian udah malem gini, males mampir2" :kagets
"Papa jangan bohong ih!" Sambil ngendus2
"Papa pelit! Masak makan Strawberry sama apel mama gak di kasih!"
"Hoh...."
"Papa pelit ih!" Sambil nyubit
"Heh.. nganu Ma, nganu tadi pas nyampek depan Plaza Lamongan papa nyrempet becak penjual buah, mangkanya ini lecet dan lebam trusbau buah di sekujur tubuh papa"
AWSOME!!