Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#4828
Drama 4
Sebenarnya banyak yang gue tidak mengerti dari kandasnya hubungan teman gue ini. Yang pasti adalah mereka putus. Tapi karena apa? Perbedaan keyakinan? Hmm.. Bisa jadi..

Kenapa gue bilang bisa jadi? Satu, dari foto yang diperhatikan Wawan ketika gue secara sengaja melihat ponselnya. I am not trying to be rude, but does it really exist? Sebenarnya cukup berat gue menulis apa yang ada dipikiran gue ini. Bakalan terlalu sensitif dan gue pikir teman-teman semua belum siap mencerna hal-hal seperti ini. Sederhananya begini, cowok memakai pakaian wanita? Apa pantas? Apa si cowo benar-benar melakukannya? Tanpa kehilangan ego dan harga diri dia sebagai cowok? Mungkin untuk ukuran zaman sekarang, hal ini biasa. Kita bisa dengan mudah menemukan pria memakai penyangga dada (breast holder?). Tapi ini bukan sekedar urusan kelamin, ini urusan keyakinan. Kultur dan budaya kita tidak pernah lepas dari yang namanya kepercayaan terhadap kepercayaan itu sendiri. Kepercayaan terhadap kepercayaan ini yang menimbulkan ego dan harga diri seperti yang gue singgung diatas.

*Gue gak berniat memicu perdebatan, tapi semoga esensinya dapat ditangkap emoticon-angel

Jikalau pun jawabannya adalah iya (entah kenapa gue sangat yakin akan jawaban ini), lalu apa yang menjadi masalah? Bebek dan angsa tidak "ditakdirkan" (?) bersama, hanya jika bebek ingin menjadi angsa, maka mereka bisa bersama. Masih segar dalam pikiran gue dengan ucapan Widya di rumah Una sebelum perayaan tahun baru kami dulu. Ucapan tersebut juga dibuktikan sendiri lewat foto Widya yang gue liat di ponsel Wawan. I know her. She is not making fun of it.

Lalu yang kedua, statement Widya, "mamanya gak suka". Statement ini malah mematahkan hipotesis gue sebelumnya donk? Artinya memang foto itu hanya untuk bercandaan? Tapi apakah itu tidak kelewat keterlaluan hanya untuk sekedar bercanda?

Ahhh gue gak ngerti..

Gue cerita ke Iren,

"Sori tadi nyariin ya? Hehehe lagi jadi pahlawan super menumpas kejahatan nih" emoticon-mail to Iren
"Nyebelin!" emoticon-mail dari Iren
"Lah malah ngambek" emoticon-mail to Iren
"Habisnya! Menumpas kejahatan tapi pacar sendiri malah dianggurin" emoticon-mail dari Iren

"Kamu percaya gitu?" emoticon-mail to Iren
"Kan kamu emang ayam super, yang kalo berubah harus bilang kukuruyuk dulu ^^v " emoticon-mail dari Iren

Gue niatnya bercanda, malah gue dibegoin sendiri
emoticon-Hammer

"Tadi nememin Widya dulu, nangis soalnya" emoticon-mail to Iren
"Loh mami kenapa?" emoticon-mail dari Iren
"Putus sama Wawan" emoticon-mail to Iren
"Woh? Bukannya uda lama?" emoticon-mail dari Iren

Kok Iren bisa tau??

"Kemarin waktu rapat panitia buat ospek, mami sama kak Wawan duduknya jauh-jauhan" emoticon-mail dari Iren
"Kapan itu?" emoticon-mail to Iren
"Sebelum kita ke alkid itu ayaaaam" emoticon-mail dari Iren
"Oalah uda lama toh...." emoticon-mail to Iren

Selanjutnya sms dari Iren tidak perlu dilanjut, nanti malah buat iri yang lain doank emoticon-Big Grin
Lagian ini cuman untuk memperjelas kalo gue masih jadian sama Iren..
Enak aja komen kalo gue jadian bentar doank sama Iren emoticon-Nohope

***
Besok paginya kita berempat bangun pagi buat berangkat ke perusahaan tempat kita bakal kerja praktek. Sebenarnya segala sesuatu uda diurus sama bokapnya Wawan. Jadi ibaratnya kita cuman perlu bawa badan sama belajar-belajar doank apa yang terjadi di perusahaan itu dan dibandingin sama teori yang kita dapat dikampus. Harusnya gak jadi masalah ya.

Tapi...

Suer ini suasananya gak enak banget. Awkward banget..

Kalo misalnya Wawan ada perlu apa-apa sama Widya ataupun sebaliknya, mereka nyampeinnya ke gue ato bunda. Lucu gak sih? Maksud gue kayak, putus ya putus aja, ngapain juga sampe kayak gini. Kan aneh jadinya.. Tapi kalo gue jadi Wawan juga kayaknya gue bakal ngelakuin hal yang sama seperti dia dengan alasan yang berbeda. Entahlah, kadang emang ngomong doank lebih enak dari ngelakuin.

Cuman ya ini parah menurut gue, mereka berdua seakan-akan menjaga jarak, terus kalo misalnya mereka deket atau ngomong, salah satu bakal tertular virus mematikan. Jadinya mereka jadi jaga jarak dan membatasi komunikasi. Padahal dulu mah, yang satu kemana, yang satunya lagi ngekor dibelakang. Berbeda 180 derajat..

Pas jam makan siang, gue coba ngomongin ini ke Wawan

"Boy, lo gak bisa gitu ngomong ke Widya langsung tapi lewat gue?" Kata gue
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " Wawan memperhatikan gue

"Yee, malah bengong" Kata gue kesel
"Lo jaga jarak, mundur lima meter dulu" Kata Wawan wanti-wanti
"Lah emang kenapa emoticon-Confused " Gue bingung
"Daripada gue ditonjok lagi" Kata Wawan seperti menahan gue

" emoticon-Ngakak (S) " Gue ngakak
"Kampret malah ketawa emoticon-Nohope " Kata Wawan
"Sori-sori.. tergantung jawaban lo lah mancing emosi apa kagak" Kata gue
"Sakit ya Jek ditonjok gitu" Kata Wawan

emoticon-army

"Lebih baik gini lah daripada entar malah ribet lagi" Kata Wawan pasrah
"Sebenarnya lo kenapa sih sama dia?" Tanya gue penasaran
"Lah bukannya lo uda tau?" Wawan bertanya balik
"Gue taunya kalian putus doank, udah gitu" Kata gue

"Yeee, uda gak tau, main nonjok-nonjok lagi.. kampret emang emoticon-Bata (S) "
"Hehehe Lo putus karena beda agama ato karena apa?" Tanya gue to the point
"Ya pada dasarnya itu" Jawab Wawan
"Pada dasarnya?" Gue tidak mengerti

"Lo ingat kemarin nyokap gue dateng kan?" Kata Wawan
"Ya, yang lo di opnam bukan?" Gue memastikan
"Yup, nah disitu nyokap ketemu Widya, terus nyokap gak setuju" Kata Wawan
"Gak setuju karena? Beda?" Kata gue

Wawan menarik nafas panjang.
Dia mulai menceritakan kronologisnya ke gue.

Awalnya bermula dari setelah gue pulang dari jagain Wawan karena nyokapnya emang uda dateng. Setelah gue balik, ternyata Widya dateng, tapi doi gak tau kalo itu nyokapnya Wawan. Setelah berbincang-bincang dan berkenalan, akhirnya taulah nyokap Wawan kalo Widya itu pacar dari anaknya.

First impression dari nyokap Wawan malah bagus banget. Buah-buahan yang dibeli Widya buat Wawan gue makanin semua, karena gue lapar pas jagain Wawan sama Wawan juga gak mau sama buah-buah itu, katanya gak nafsu. Tapi Widya gak tau, kirainnya buah itu dimakan Wawan kan. Jadi Widya ngajak nyokap Wawan belanja ke pasar cuy! Lo pada yang cewek, berani gak ngelakuin hal kek gini? Widya berani dan nyokapnya uda jatuh hati aja sama sikap Widya. Selain sopan, ya doi anaknya perhatian juga.

Seharian dari pagi sampe sore, nyokap Wawan sama Widya ngobrol, udah nyambung lah pokoknya. Sampe nyokap Wawan ngomong ke Wawan sendiri kalo beliau demen sama sikapnya Widya. Bahkan sampe nasehatin jangan dilepas, kalo bisa dibawa ke pelaminan.

Tapi ada daya, masalah muncul ketika sore hari. Nyokap Wawan ngajak Widya buat ibadah di Masjid RS. Jelas Widya tolak donk. Alasannya ya uda jelas lah. Okelah, gak tau apa yang ada dipikiran nyokapnya Wawan, tapi ketika makan malam. Mereka makan bertiga diruangan Wawan. Nyokap Wawan nyinggung Widya dengan ucapan begini, "Dek Widya anaknya baik, Ibu senang. Tapi lebih sempurna lagi kalo pake hijab".

"Dari situ nyokap gue langsung beda sikapnya sama Widya boy" Telusur Wawan
"Beda maksudnya?" Gue tidak mengerti
"Ya kurang suka gitu gesturenya. Nyokap emang orangnya begitu" Kata Wawan
" emoticon-Belo "

Yang terjadi selanjutnya adalah keakraban yang terjalin dari pagi hari tiba-tiba sirna gitu aja berubah jadi dingin. Ketika Widya pulang, nyokap Wawan ngasih tau Wawan untuk putus. Alasan konkretnya gue bingung, tapi gue pikir kalian lebih paham soal ini.

"Oh, ya mau gimana lagi boy" Kata gue
"Bukan gitu.. Gue uda ngomong ke nyokap juga kalo Widya juga mau pindah untuk kedepannya" Kata Wawan
" emoticon-Belo "
"Tapi nyokap tetep aja gak setuju.." keluh Wawan

"Bentar.. lo maksa Widya pindah?" Kata gue menyelidik

Spoiler for :


"Lah terus kendalanya?" Tanya gue
"Gue jga gak ngerti boy.. Nyokap gue.. Gue cerita semua ke Widya.." Kata Wawan
"Terus?" Tanya gue lagi
"Ya gue gak bisa ngapa-ngapain juga kan.. Akhirnya Widya ngomong kalo lebih baik kita udahan aja karena bakal sulit untuk kedepannya" Raut wajah Wawan terlihat sedih

" emoticon-Kagets"

"Widya ngomong gitu?" Gue sedikit kaget
"Iya, masa gue bohong" Kata Wawan
"Hmm.." Gue sedikit tidak percaya
"Ini kita gak ngomong juga permintaan dari dia, katanya mending kita menjauh dulu" Kata Wawan

"Alasannya?" Tanya gue

Wawan mengangkat kedua bahunya..
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.