- Beranda
- Stories from the Heart
Somebody Out There
...
TS
grito.nino
Somebody Out There
You deserve someone who listens to you
Hears every word and knows what to do
When you’re feeling hopeless lost and confused
There’s somebody out there who will
You need a man who holds you for hours
Make your friends jealous
When he brings you flowers
And laughs when he says they don’t have love like ours
There somebody out there who will
There’s somebody out there who’s looking for you
Someday he’ll find you, I swear that its true
He’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
There’s somebody out there who will
He’ll take you dancing and pull you in close
Spin you around and won’t let you go
Till they turn the lights off and he’ll take you home
There’s somebody out there who will
There’s somebody out there who’s looking for you
Someday he’ll find you I swear that its true
He’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
There’s somebody out there who will
Tossing and turning and dreaming at night
About finding him and praying and hoping you might
‘Cause you deserve someone who knows how to treat you right
I know he’s out there
He’s looking for you
Someday he’ll find you I swear that it’s true
And he’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
Oh
You need some who’ll miss you
Hold you and kiss you
There’s somebody out there who will
Hears every word and knows what to do
When you’re feeling hopeless lost and confused
There’s somebody out there who will
You need a man who holds you for hours
Make your friends jealous
When he brings you flowers
And laughs when he says they don’t have love like ours
There somebody out there who will
There’s somebody out there who’s looking for you
Someday he’ll find you, I swear that its true
He’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
There’s somebody out there who will
He’ll take you dancing and pull you in close
Spin you around and won’t let you go
Till they turn the lights off and he’ll take you home
There’s somebody out there who will
There’s somebody out there who’s looking for you
Someday he’ll find you I swear that its true
He’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
There’s somebody out there who will
Tossing and turning and dreaming at night
About finding him and praying and hoping you might
‘Cause you deserve someone who knows how to treat you right
I know he’s out there
He’s looking for you
Someday he’ll find you I swear that it’s true
And he’s gonna kiss you and you’ll feel the world standstill
Oh
You need some who’ll miss you
Hold you and kiss you
There’s somebody out there who will
Suara detakan jarum jam memenuhi ruangan berukuran 5x5 meter ini
Apa suara detakannya selalu sekuat ini.. atau hanya perasaanku saja?
bertanya pada setan kecil dihati ini pun terasa sama saja, tak mampu menjawab, hanya dapat tertawa.
-
Nama gua Miko, bukan nama asli, hanya nama yang muncul dikepala saat ini. Saat ini gua masih bekerja disalah satu Kem*ntri*n yang ada di negara kita ini, kementri*n yang paling fancy dibandingkan kem*ntri*n yang lain (based on people opinion
), gua gapunya keahlian nulis sebelumnya, cuma modal laptop, sinyal wifi, plus segelas air putih. Kenapa aer putih?? ga "segelas kopi hangat" seperti penulis-penulis lain? karena suatu hal yang bakal gua ceritain nanti, sampe gua berhenti dari yang namanya minum yang namanya kopi.oiya, gua lahir di ***** pada tanggal ** dibulan ******** tahun ** (maksudnya apa'an mik?
)Perawakan gua yah bisa dikatakan lumayan lah, gada yang spesial di diri gua.
Gua cuma punya mata yang hitam pekat, rambut gondrong gajelas, kulit yang kecoklatan, dan badan setinggi 174cm dan badan seberat 70kg.
Gua adalah anak ke * dari * bersaudara (maksudnya apa lagi ini?
), Ibu gua merupakan keturunan suku Batak asli, sedangkan Ayah gua sendiri dari keturunan Batak+Jawa.. bayangin aja gua gimana
. Kakak gua sekarang udah pada sukses dan pada diluar kota semua, ada yang di kalimantan, medan, sampe diujung indonesia juga "kayanya" ada. Sebelumnya gua udah pernah buat cerita tentang hidup gua, tapi berhubung gua lupa passwordnya, jadi gua buat cerita yang baru yang bermutu ini. Kalo ditanya motivasi gua nulis cerita dikaskus ini juga gua gatau mau jawab apa.. Cerita ini juga ga bakalan panjang panjang banget kok, cuma beberapa ratus part nantinya
.. Terus apa lagi ya... anu.. itu...
Duh air putih gua udah habis, gua juga udah gatau lagi apa yang mau gua tulis di thread pertama, post pertama, dan slam pertama ini.
Jadi nikmatin aja ya kisah yang aneh dan ga bermutu ini
Gua masih sedikit susah buat nulis dengan baik, harap dimaklumin yak.
jadi, sebelum prolog ini semakin absurd, lebih baik disudahi saja.. Happy reading

NB: Kata kata gua yang pertama (detakan jam gajelas) gausah dipikirin, itu cuma gaya gaya'an gua aja, biar kaya penulis pro gitu

INDEX
Part Satu
Part Dua
Part Tiga A
Part Tiga B
Part Empat
Part Lima
Diubah oleh grito.nino 06-06-2015 22:47
anasabila memberi reputasi
1
4.4K
29
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
grito.nino
#8
Part 3A
Karena gue yang saat itu masih terkena flu, alhasil gue meriang dan gabisa dateng ke sekolah. Sedikit mengenai sekolah gue, sekolah gue itu udah digunakan oleh kakak cewe gue yang pertawa sampe dimasukin juga oleh gue, yah jadi sekolah gue udah lumayan kenal ama keluarga gue, dan pemilik sekolahnya juga masih kerabat keluarga gue, jadi kalo masalah absen gue gausah takut, pasti keisi 
Karena gabisa datang kesekolah, gue gabisa ikut latihan nyanyi bareng ama Alice, jadi gue di switch ama temen gue, sebut saja dia Puki.
Gue yakin pasti Alice ngomel lagi ke gue ntar. Tapi, pada acara perpisahan gue ga mendapati satu patah kata pun keluar dari mulut mungil Alice, gue coba untuk mendinginnkan suasana.
"Alice" sahut gue
Namun, Alice hanya tersenyum, lalu menundukkan kepalanya
"Alice.." panggil gue lagi
"iya Miko?
" Alice menangis.
"kamu kenapa? aku ada salah ya Lis?
" gue bertanya sambil menggaruk garuk kepala gue
"engga kok Miko, kamu ga salah apa-apa.. eh sini'in tangan kamu Mik.."
Gue menyerahkan pergelangan tangan kiri gue ke Alice, lalu Alice mengikatkan sebuah gelang ke pergelangan gue. Gelang berwarna biru tua, yang berlapis lapis, kompak dengan miliknya yang berwana pink dengan model yang sama.
Gue memandangi mata Alice yang berkaca-kaca, dengan reflek gue mengelus kepalanya, gue melihat Alice yang sedikit kaget saat gue mengelus lembut kepalanya, lalu ia menengok gue, air mata kembali keluar dari pelupuk matanya.. dan ia tersenyum.
Suasanan kembali hening.. Keheningan itu berlanjut hingga acaranya selesai.
Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami masing-masing.
Sore itu, gue dan Alice berjalan menelusuri sekolah ke arah gerbang sekolah, suasannya begitu nyaman dan tenang, mungkin karena kami brdua ialah salah satu murid yang paling lama pulang dari acara itu, karena ada urusan dengan guru seni.
Kami berjalan melewati ayunan yang sudah tampak tua dan dipenuhi karat di tiap sisi-sisinya, mengingat kembali saat pertama kali kami bertemu, saat pertama kali kami saling menyapa, saling berkenalan.
Alice berhenti berjalan. Ia kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, tapi sepertinya sulit untuk menyampaikannya. Ia seperti tercekat saat ingin mengeluarkan suara dari tenggorokannya ke udara bebas ini..
Sesulit itu kah waktu itu Lis?
Ia kembali menangis, hingga pipinya yang putih lembut telah basah kuyup oleh air matanya.
Gue melihat seorang gadis putih yang sangat manis dan lucu, yah.. dia primadonanya sekolah gue, sedang menangis.
"Miko... A.. a.. aku.. bakalan ngelanjut sekolah diluar kota.."
Ia kembali menangis.. mengangis dengan sangat lirih. Sedangkan gue? Gue yang masih kecil saat itu cuma bisa diam tanpa berkata apa apa.
Gue kaget mendengarnya.
Gue seakan membeku mendengar ucapan Alice barusan, padahal gue berharap, gue bisa berskolah disekolah yang sama dengan Alice nantinya.
Alice kemudian datang menghampiri gue, lalu menyerahkan secarik kertas yang terlipat rapi. Gue ga bergerak sedikitpun saat itu, Alice menarik tangan gue dan meletakkan kertas itu diatas telapak tangan gue yang dingin.
Lalu pergi berlari meninggalkan gue.

Karena gabisa datang kesekolah, gue gabisa ikut latihan nyanyi bareng ama Alice, jadi gue di switch ama temen gue, sebut saja dia Puki.
Gue yakin pasti Alice ngomel lagi ke gue ntar. Tapi, pada acara perpisahan gue ga mendapati satu patah kata pun keluar dari mulut mungil Alice, gue coba untuk mendinginnkan suasana.
"Alice" sahut gue
Namun, Alice hanya tersenyum, lalu menundukkan kepalanya
"Alice.." panggil gue lagi
"iya Miko?
" Alice menangis."kamu kenapa? aku ada salah ya Lis?
" gue bertanya sambil menggaruk garuk kepala gue"engga kok Miko, kamu ga salah apa-apa.. eh sini'in tangan kamu Mik.."
Gue menyerahkan pergelangan tangan kiri gue ke Alice, lalu Alice mengikatkan sebuah gelang ke pergelangan gue. Gelang berwarna biru tua, yang berlapis lapis, kompak dengan miliknya yang berwana pink dengan model yang sama.
Gue memandangi mata Alice yang berkaca-kaca, dengan reflek gue mengelus kepalanya, gue melihat Alice yang sedikit kaget saat gue mengelus lembut kepalanya, lalu ia menengok gue, air mata kembali keluar dari pelupuk matanya.. dan ia tersenyum.
Suasanan kembali hening.. Keheningan itu berlanjut hingga acaranya selesai.
Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami masing-masing.
Sore itu, gue dan Alice berjalan menelusuri sekolah ke arah gerbang sekolah, suasannya begitu nyaman dan tenang, mungkin karena kami brdua ialah salah satu murid yang paling lama pulang dari acara itu, karena ada urusan dengan guru seni.
Kami berjalan melewati ayunan yang sudah tampak tua dan dipenuhi karat di tiap sisi-sisinya, mengingat kembali saat pertama kali kami bertemu, saat pertama kali kami saling menyapa, saling berkenalan.
Alice berhenti berjalan. Ia kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, tapi sepertinya sulit untuk menyampaikannya. Ia seperti tercekat saat ingin mengeluarkan suara dari tenggorokannya ke udara bebas ini..
Sesulit itu kah waktu itu Lis?
Ia kembali menangis, hingga pipinya yang putih lembut telah basah kuyup oleh air matanya.
Gue melihat seorang gadis putih yang sangat manis dan lucu, yah.. dia primadonanya sekolah gue, sedang menangis.
"Miko... A.. a.. aku.. bakalan ngelanjut sekolah diluar kota.."
Ia kembali menangis.. mengangis dengan sangat lirih. Sedangkan gue? Gue yang masih kecil saat itu cuma bisa diam tanpa berkata apa apa.
Gue kaget mendengarnya.
Gue seakan membeku mendengar ucapan Alice barusan, padahal gue berharap, gue bisa berskolah disekolah yang sama dengan Alice nantinya.
Alice kemudian datang menghampiri gue, lalu menyerahkan secarik kertas yang terlipat rapi. Gue ga bergerak sedikitpun saat itu, Alice menarik tangan gue dan meletakkan kertas itu diatas telapak tangan gue yang dingin.
Lalu pergi berlari meninggalkan gue.
0