revhelrionAvatar border
TS
revhelrion
Byte - Ketika Programmer Bercerita
PROLOG


Keringatku mengucur dengan deras. Jantungku berdetak tak karuan. Rasa malu ini secara perlahan-lahan membuat wajahku memerah, serta membuatku menjadi salah tingkah. Para pengunjung kafe malam itu berteriak-teriak histeris melihat aksiku ini. "Terima ! Terima ! Terima !", suara itu tak henti-hentinya mereka elukan memberikan semangat padaku. Namun justru membuatku sangat gugup dan sangat malu di hadapan Wanita ini. Tanganku bergetar memegangi kotak cincin ini, posisi berlutut ini lama-lama menyiksa juga pikirku saat itu. Malam itu kuberanikan diriku untuk melamar Wanita yang sedang berdiri depanku ini. Wanita yang sangat ku cintai. Wanita yang begitu berperan penting mengubah jalan hidupku. Detik demi detik menunggu jawaban Wanita ini terasa sangat lama. Sungguh sangat menyiksa. Wanita ini tetap berdiri menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terkejut dengan keberanianku melamar dirinya. Dia menatapku dengan tatapan sayu disertai tatapan tidak-percaya darinya yg begitu farmiliar denganku. Yang kerap kali kulihat bila dia mengetahui aku sedang berkata tak jujur dengan dirinya. Sekilas kulihat Ardi, teman seperjuanganku merintis karir mendesah pelan jauh diujung cafe tersebut. Dia berkata pelan tanpa suara yang tak begitu kumengerti artinya. Kemudian dia hanya menggaruk kepalanya yang ku tahu tak gatal sama sekali, setelah aku memberikan tatapan tak paham apa yang dia maksud dengan kata-katanya tadi.

Quote:


~=========oOo=========~


Quote:


Kemudian aku bangun secara terburu-buru, setengah berlari menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera menuntaskan kewajiban yang sebenarnya sudah sangat telat dilakukan. Setelah menunaikan kewajiban, aku kembali duduk dikasur tanpa melepas sarung dan baju koko yang kupakai untuk sholat. Ardi saat itu sedang menikmati mie rebus 2 porsinya sambil membaca-baca koran di atas karpet diantara kasur kami berdua.

Quote:


~=========oOo=========~


Pukul 9.04 WIB di kantor terasa begitu menyebalkan. Pertanyaan Ardi sungguh menghantuiku. Aku benar-benar merasa bingung, frustasi, dan kacau. Berbagai skenario terlintas di pikiranku, tentang bagaimana menghadapi Wanita itu. Seluruh logika ku terasa terperas untuk mengantisipasi segala macam reaksi Wanita itu. Entah bagaimana bersikap biasa, bagaimana untuk tetap memperjuangkannya, bagaimana membuat dia tersenyum, bagaimana membahagiakannya, dan berbagai macam bagaimana yang entah bagaimana bisa terlintas di pikiranku. Ruwet. Benar-benar ruwet sekali pikiranku saat itu. Kemudian terpikir olehku, tentang berbagai macam alasan dia tak menerima lamaranku. Semua tercampur aduk jadi satu. Kacau.

Quote:


Aku kemudian kembali memandangi ribuan baris code program yang sedang ku kerjakan secara enggan. Sungguh malas mengerjakan kerjaan kali ini. Pikiran yang sedang kacau seolah-olah memperkuat setan yang sedang membisikiku dengan rayuan rasa malas ini.

Quote:


Sesampainya di mushola kantor, aku mengambil air wudhu dan kemudian segera menunaikan ibadah sunnah sholat dhuha. Sungguh menenangkan, hati dan pikiran yang kalut ini seolah terobati sedikit. Tak terasa hampir 15 menit aku duduk termenung di mushola kantor, setelah merasa cukup tenang aku beranjak pergi meninggalkan mushola. Ketika sedang memakai sepatu, tiba-tiba pundakku disentuh pelan oleh seseorang.

Quote:


Ah Wanita ini, Wanita cantik yang menolak lamaranku semalam. Sikapnya yang ramah dan baik hati kembali lagi, seakan-akan kejadian menyedihkan semalam tak pernah terjadi. Wanita ini tetap sama, senyumnya, sikapnya dan kelembutan tatapan matanya tidak berubah sama sekali. Menyejukkan, menentramkan dan menghanyutkan diriku. Oh inikah yang namanya cinta? Sungguh memabukkan. Wanita ini duduk disebelahku yang sudah selesai memakai sepatuku. Aku terdiam, dan dia juga diam. Diam-diam aku melirik ke arah Wanita ini, tanpa sengaja mata kami beradu. Dia tersenyum memandangi ku yang ketahuan sedang mencuri pandang kearahnya. Senyumnya benar-benar membuatku melting, rambutnya yang panjang tergerai tertiup angin sepoi-sepoi, kulit lengannya yang putih kekuningan terlihat menawan di balut kemeja lengan panjang hitam. Ya Allah sungguh indah ciptaaanMu satu ini ya Allah.

Quote:

DEGG !

Ya Allah....
Diubah oleh revhelrion 02-06-2015 09:59
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
83.6K
466
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
revhelrionAvatar border
TS
revhelrion
#157
Seventh Part.
Flashback

Uneasiness


Quote:


"Ya Allah kenapa ada wanita ini disini." batinku saat itu.

Aku hanya berdiri terpaku menoleh kearah wanita itu. Seorang wanita yang tak begitu tinggi, lesung pipi yang begitu menggoda, rambut yang diwarnai kecoklatan berponi rata dan dikuncir kuda. Wanita itu kemudian berjalan mendekatiku dan kemudian tersenyum. Senyum yang dulu pernah membuatku rela melakukan apapun demi menjaga senyum itu tetap melekat di wajah cantiknya itu. Iya apapun, walaupun disaat itu statusku dengannya hanyalah seorang teman dekatnya, bukan sebagai pangeran yang berdiri sejajar disampingnya. Aku hanya seorang temannya, yang berusaha memenangkan hatinya, walaupun saat itu aku tau bahwa dia sering sekali berganti-ganti pacar. Senyum itu seakan-akan membuka semua kenangan yang mati-matian kupendam setahun ini. Kenangan pahit dan manis yang ku jalani bersamanya. Kenangan itu membuatku sedikit sesak, sesak yang kurasakan akibat sebuah rasa nyeri yang kurasakan didalam dada ini.

Quote:


Kesunyian melanda kami berdua. Tak ada yang mengucapkan sepatah katapun. Aku sedikit mengutuk-ngutuk Ardi yang tak kunjung kembali dari toilet, karena aku tak tahan dengan situasi ini. Aku berharap ada yang yang datang dan membawaku pergi dari tempat itu dengan cara apapun secepatnya. Karena keadaan ini membuatku berkeringat dingin, keadaan yang sungguh sangat menyiksaku. Aku tak berani melihat kearahnya. Takut. Diriku seperti takut terluka untuk sekedar melihat dirinya. Tak lama kemudian terdengar lantunan sebuah lagu dari wanita itu yang dinyanyikan dengan suara pelan.

Quote:


Lagu yang dilantunkannya itu membuatku menatap dirinya, wanita itu kemudian berhenti melantunkan lagu itu dan menatapku dengan tatapan seriusnya. Tatapan yang kutau dengan pasti, bahwa itu adalah permintaannya untukku menjawab pertanyaan darinya seperti saat aku dan dirinya masih dekat.

Quote:


Wanita itu terdiam sebentar, kemudian tersenyum dengan wajah sayunya.

Quote:


Terlihat air matanya mulai mengalir pelan membasahi pipinya. Sentakan Lisa membuat orang-orang yang lewat menatap kearah kami berdua. Tatapan yang seolah-olah menghakimiku karena membuat seorang wanita menangis didepan umum. Aku mendesah pelan, kemudian menghapus air mata di pipinya dengan ibu jari ku. Lisa kemudian memegang tangan kananku setelah dia berhenti menangis. Aku berusaha melepaskan tangannya yang memegang tanganku. Lisa tampak terkejut dengan yang kulakukan. Dia menatapku seakan meminta menjelasan dan aku hanya tersenyum. Ketika itu juga Ardi sudah berdiri tak jauh dari tempatku dan Lisa berdiri. Ardi menatapku seolah-olah berkata, "Butuh bantuan bro?" yang kubalas dengan anggukan kepala.

Quote:


Aku dan Ardi kemudian pergi meninggalkan Lisa yang masih berdiri diam ditempat itu. Mungkin sedikit tak sopan meninggalkannya begitu saja, namun hatiku seakan meraung-raung meminta meninggalkan wanita itu secepatnya. Tak tau bakal bagaimana bila Ardi tak segera datang saat itu. Terkadang kunyuk satu ini memang datang disaat yang benar-benar pas.

~=========oOo=========~


Sesampainya di kamar mess aku langsung membaringkan tubuhku dikasur, meskipun jaket dan helm masih kukenakan. Ardi yang melihatku hanya geleng-geleng sambil beres-beres barang bawaannya.

Quote:


Ardi kemudian menyalakan PC nya dan tetap tak mau mendengarkan berbagai alasan yang ingin kukemukakan kepadanya. Kemudian dia menyetel lagu kesukaannya. Lagu dangdut. Ardi menyanyi-nyanyi seperti orang gila untuk menghindariku mengungkapkan alasanku. Meninggalkanku dengan perasaan yang tak mengenakkan ini. Perasaan yang membuatku goyah. Uneasiness.

Quote:



Diubah oleh revhelrion 19-05-2016 12:37
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.