- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.
Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.
Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .
27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.
Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
861 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#2624
Selasa, 7 Agustus 2012
Hari terus berganti, bulan puasa terus berjalan sampai di hari ke 21, gue masih dikost Tommy.. Hubungan gue sama Oshi udah gak jelas, sejak subuh itu, selalu dicar sampai diancam, gue khawatir mendingan teteap disini, gak pengen keulang semua masalah lama yang sangat menyakitkan hanya karena Perempuan. Gue pergi ninggalin Manado ke Bitung sekedar mengalihkan masalah, atau membuang sekalian jauh ke dasar samudra.. Urusan sama Sitaa, masih lancar, dia udah di Jogja kembali ke dunia Kuliah diakhir masanya.. Hubungan sama saudara atau orang rumah masih biasa aja, Tari dan Ibu yang masih nyembunyiin semuanya.. Gue biasanya nelpon Ibu, ngobrol dengannya, ngobrol sama Bintang n Salsa yang kadang dirumah Ibu.. Urusan Ceci sama Salsa beres lah, Ceci udah di Bandung lagi, kerja, tapi belum jelas kerja apa, Chandra yang ngasih tau..
Satu hal yang masih terpikirkan, Fajar dan Erika.. Gue gak ngerti kabarnya, fajar pasti udah gedhe juga, dia pasti butuh gue, butuh sosok ayahnya. Yang kebangetan gue apa Erika sih kalau soal urusan sama dia?.. Ahhh yang penting gue selalu berusaha deketin mereka sampai nantinya menyatukan mereka.. Karena sejatinya, gue udah bosen dengan semua ini, gue pengen kembali ke jalan benar tapi masih susah banget, mau melangkah pasti ada halangan. Apa ini pertanda AKIBAT dari SEBAB yang selama ini gue buat?.. Gue mulai ditunjukkan beberapa kejadian yang bikin gue bener-bener terpuruk. Gue mulai kehilangan semuanya, kehilangan perempuan-perempuan, kehilangan kesenangan.. Yang penting jangan sampai kehilangan kehidupan karena gue belum bisa mengembalikan semuanya, dan membalas jasa baik semua..
Menjelang sore, gue mulai pesta sama Tommy, di suatu kost pinggiran sebuah Pelabuhan, kost ini kost cewek Cantik, daun daun bertembaran, tapi entah kenapa hanya beberapa hisap gue berhenti. Gue gak mau gila, harus waras, karena gue udah jadi gelandangan lagi.. Tommypun udah jarang nyuruh gue nganter barang-barang karena kata Tommy situasi udah sangat rawan.. Duit yang semula mengalir deras, sekarang biasa aja malah kadang gak ada.. Seolah semua mengunci jalan, gue udah susah pergi. Tau seperti ini kemaren gue ikut Mobil Sitaa sampai Bandara n gue duluan pulang ke Jogja.. Malah masih terdampar disini, dengan keadaan yang makin gak jelas.. Gue gak punya data diri atau identitas apapun, hahhh gak punya apapun yang tersisa hanya raga yang sesak bernafas.. semuanya ilang..
Malam datang, gue pusing jadinya muter-muter sendiri naik motor keliling Kota Bitung. Tommy lagi urusan pekerjaannya, gak mau diajak jalan-jalan.. Sampai masuk ke sebuah tempat lokalisasi, gue kangeh sama dunia pramuriaan.. Gue kangen bermesaraan dan bercumbu rayu dengan pramuria, disela miskin tetap masih bisa mencari kesenangan.. Jalan, melihat-lihat, lumayan kece-kece dan ramai,, kalau di lokalisasi gue selalu mencari perempuan yang belum kepake,, alasannya udah tau kan?!.. Ada satu yang cocok, gue kencang sama dia sampai beberapa jam.. Setelah selesai, masih ada sisa uang gue beli menuman yang masih disekitaran tempat itu.. Minum-minum ditemani cewek yang tadi kencan sama gue.. Sampai sejam kira-kira, gue lanjut pergi ninggalin tempat ini..
Entah apalagi, gue gak tau apa maksudnya, saat gue beli Rokok di suatu toko modern yang gak jauh dari Pelabuhan Bitung, padahal tinggal 3 KM gue sampai kost Tommy.. Pas keluar dari pintu, gak sengaja gue papasan sama John, inget sama John kan? si cowok yang kenalan di warung pinggiran Manado.. Dia boncengan sama Abang-abang yang berkelahi sama gue pas mabuk itu.. Merek berempat bareng temen lainnya pake motor yang berbeda dan boncengan.. Sebeenrnya mereka gak apal, tapi John apal sama gue, diapun teriak n ngasih tau si Abang itu. Sontak mereka berusaha n naik motor n ngejar gue yang lagi susah nyalain motor.. Tapi, setelah bisa di-Slah, tancap gas gue sempet kena pukulan dari abang itu.. Terlibat kejar-kejaran, n gue yang belum apa jalanan Bitung jadinya bingung..
Masih disekitaran pelabuhan, sial nih orang gak berhenti-berhenti ngejar gue yang semakin bingung. Mereka pasti udah lama disini, udah apal wilayah Manado dan Bitung, padahal jarak kedua kota ini hampir 40 KM, maklum mereka pekerja, dan herannya gue kenal mereka di Manado, ributnya juga disana kok ketemu di Bitung.. Jelas banget itu John, gue sangat hafal, sekali lihat gue biasanya hafal.. Apalagi yang bakalan membuatku semakin Hancur, sial motor hampir Mogok, sepertinya Bensin habis, duh gue mulai kelimpungan gak tau arah, daripada gue ketangkep mereka yang paling berjarak 200 meter dibelakang gue, soalnya gue menang start pas tadi mau kabur.. Gue lompat dari motor yang perlahan pelan karena udah mati,, motor trseret gue jatuh terguling, sakit tapi langsung beranjak dan berlari lewat jalan biasa..
Mereka masih terus mengejar, tapi gue terus berlari “Bismillah” Ya Alloh lindungi diriku saat ini!!.. Nafas ini terdendak, jantung berdetak kencang.. Setauku, meski orang sini ramah tapi tetaplah manusia yang punya batas, bisa marah melebihi ramahnya mereka. Udah tau kan si Oshie baiknya gimana? Marah ya tetep marah, jadi gue samain mereka dengan Oshi.. Ohhhhhh, setelah berlari, ternyata gue salah jalan, harusnya tadi pas ada pertigaan gue itu belok, malah lurus.. Ini jalan masuk ke Pelabuhan, baru tau setelah sedikit melihat kanan dan kiri, tanpa ada yang jaga mungkin pada tidur karena kira-kira udah jam 2an lebih.. Terus berlari sampai ada pagar besi gue berusaha melompat.. Mereka yang ngelihat juga ikut lompat, sialan mereka pasti lebih apal daripada gue..
Terus berusaha mencari celah, sampai akhirnya ada ditempat gelap semacam gudang berisi muatan peti kemas. Gue masuk ke dalam n nemu beberapa Drum gak tau isinya apa, dan ada pula beberapa yang kosong.. Gue masuk ke dalam situ, tapi setelah beberapa lama, suara orang ngejar itu gak ada.. Disisi lain gue takut buat keluar, tapi kalau disini gue mau jadi apa? Kalau ketahuan petugas atau siapa gue bisa di ciduk, belum lagi kalau mereka nunggu sampai pagi.. Kalau gue lihat-lihat mereka memang dendam, dan ini kesempatan yang tepat buat menghabisi gue.. Lagi-lagi gue masih diberi kesempatan lolos dari maut, gue gak bisa bayangin kalau sampai ketangkep mereka..
Masih di dalam drum gak tau sampai kapan karena gue capek banget, n tertidur.. Sampai bangun, ada sedikit sinar, tapi masih redup, kira-kira jam 5 pagi.. HP gak ada, pasti jatuh sih,, duit masih ada n cukup.. Sejenak mikir, Rela banget gue ninggalin motor itu, motor second hasil beli sama Oshi gue tinggalin juga.. Hah, semua tentang Oshi perlahan pergi ninggalin gue, dan sebalinya.. Mungkin udah aman n berusaha keluar dari sini,, tapi bukan gue nemu jalan malah semakin susah karena terhimpit peti yang ternyata banyak, padahal tadi malem bisa masuk loh,, heran nih... Terus mencari sampai ketemu pintu yang menghadap lautan..
Amati situasi, kok bisa ya sampai tempat seperti ini.. Setelah keluar, gak ada siapapun, hanya ada 2 kapal barang yang mau berangkat. Sejenak gue berhenti n mikir lagi, kalau gue keluar dari Pelabuhan ini, jujur gak tau jalannya, semalem masuk darimana gue gak tau.. Kalau dipikir, kayaknya masuk lewat jalan gelap, bukan jalan utama soalnya seingat gue tuh kecil seperti pagar saja.. Tanpa pikir panjang lagi, ketakutan dan kematianlah yang mendasari gue terus berlari tanpa bisa mikir jernih.. Gue mendekat ke sebuah kapal besar pengangkut barang itu.. Karena setelah gue lihat kapal satunya udah selesai bongkar muat.. Yang satu mungkin hampir selesai..
Gue rasa naik kapal adalah solusi, setidaknya gue bisa lepas dari sini ninggalin Sulawesi Utara, entah kemana yang jelas kapal itu pasti berlabuh.. Otak ini susah berpikir, apalagi mengambil dan mumutuskan, pengaruh alkohol juga masih terasa, lapar n hanya bisa berjalan kesana, ke arah pintu masuk kapal ada 3 yang kecil, karena bagian atas banyak barang.. Hanya bisa berdo’a saja, semoga bisa tak terlihat oleh orang lain.. Hidup dan matiku pagi ini, di kota ini tanpa siapapun, aku sendiri bersama Alloh Swt dan para malaikat yang setiap detik ada dipundakku.. Perlahan jalan, gue lari setelah masuk pintu itu langsung ngumpet karena didalam ada beberapa orang, mungkin mereka pekerja, didalam isinya bahan, macem-macem..
Kenapa gue bisa tersesat sampai sini, kenapa gue dibutakan, kenapa gak bisa mencari cara yang lebih baik selain masuk ke kapal ini. Gue cuma bisa merenung disela ngumpet disini.. Kenapa saat gue ada masalah sama Oshi, bersamaan datengnya Sitaa n ketemu dia disini kok jadi tambah masalah lagi, gue dijauhin dari Sitaa lagi.. Masalah lain, kenapa juga gue harus kenal n ribut sama orang yang gak kenal.. Kenapa kok pake acara berhenti beli rokok padahal udah deket sama kost si Tommy, apa ini jalan?? Jalan ke arah gue pulang? Kalu bukan jalannya, lantas gue mau dibawa kemana? Gue mau kemana? Gue sendiri gak tau, saat ini hanya bisa nangis, sedih dan meratapi semua ini.. Gara-gara bermasalah sama Bagus, Herman, dan Reno, kenapa bisa sampai seperti ini..
Masih lebih baik kalau gue seorang Ibnu Sabil?? yang dalam sedang perjalanan gak punya biaya untuk kembali ke asal?. Entahlah gue gak tau, hanya saja gue ini seorang Pengembara mengikuti perjalanan Lumpur menyusuri Pantai Gelap.. Semoga masih bisa diberi kehidupan lagi, bisa keluar dari kapal ini, bisa pulang kerumah.. Gue udah bener-bener capek dengan semua ini.. Kalau situasi lagi kayak gini, bayangan “mereka” semua selalu muncul, Bintang dan lainnya, ahhhh semuanya pasti muncul dipikiran. Membuatku semakin terpuruk dan terus meratapi. Air Mata ini udah kering dan mungkin susah untuk mengalir, sebenernya guepun udah capek banget dengan kehidupan seperti ini. “Ya Alloh, Ihdinas Siratal Mustaqim”
أُذِنَ لِلذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنهُمْ ظُلِمُوا وَإِن اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
Setengah jam kira-kira, Kapal ini berangkat.. Gue yang terlalu bingung akhirnya beraniin keluar n jalan di dalam perut kapal, ada BBM, ada kay, ada bahan bangunan dan macem-macem...
ABK: “Hoiiiiiiiiiiiiii, siapa kamu? Maling ya?”
, sontak gue kaget...
Teriak salah seorang yang ngelihat gue, dia langsung manggil beberapa temennya sambil berlari kesini... Gue mau kemana? Udah gak bisa, bisanya cuma pasrah lagi., diam dan berdiri sambil berdo’a..
***
apdet dikit ya
maklum pake HP 
disela istirahat, capek jadi kuli, panas nan berkeringat
. kerja lagi yuk 
Hari terus berganti, bulan puasa terus berjalan sampai di hari ke 21, gue masih dikost Tommy.. Hubungan gue sama Oshi udah gak jelas, sejak subuh itu, selalu dicar sampai diancam, gue khawatir mendingan teteap disini, gak pengen keulang semua masalah lama yang sangat menyakitkan hanya karena Perempuan. Gue pergi ninggalin Manado ke Bitung sekedar mengalihkan masalah, atau membuang sekalian jauh ke dasar samudra.. Urusan sama Sitaa, masih lancar, dia udah di Jogja kembali ke dunia Kuliah diakhir masanya.. Hubungan sama saudara atau orang rumah masih biasa aja, Tari dan Ibu yang masih nyembunyiin semuanya.. Gue biasanya nelpon Ibu, ngobrol dengannya, ngobrol sama Bintang n Salsa yang kadang dirumah Ibu.. Urusan Ceci sama Salsa beres lah, Ceci udah di Bandung lagi, kerja, tapi belum jelas kerja apa, Chandra yang ngasih tau..
Satu hal yang masih terpikirkan, Fajar dan Erika.. Gue gak ngerti kabarnya, fajar pasti udah gedhe juga, dia pasti butuh gue, butuh sosok ayahnya. Yang kebangetan gue apa Erika sih kalau soal urusan sama dia?.. Ahhh yang penting gue selalu berusaha deketin mereka sampai nantinya menyatukan mereka.. Karena sejatinya, gue udah bosen dengan semua ini, gue pengen kembali ke jalan benar tapi masih susah banget, mau melangkah pasti ada halangan. Apa ini pertanda AKIBAT dari SEBAB yang selama ini gue buat?.. Gue mulai ditunjukkan beberapa kejadian yang bikin gue bener-bener terpuruk. Gue mulai kehilangan semuanya, kehilangan perempuan-perempuan, kehilangan kesenangan.. Yang penting jangan sampai kehilangan kehidupan karena gue belum bisa mengembalikan semuanya, dan membalas jasa baik semua..
Menjelang sore, gue mulai pesta sama Tommy, di suatu kost pinggiran sebuah Pelabuhan, kost ini kost cewek Cantik, daun daun bertembaran, tapi entah kenapa hanya beberapa hisap gue berhenti. Gue gak mau gila, harus waras, karena gue udah jadi gelandangan lagi.. Tommypun udah jarang nyuruh gue nganter barang-barang karena kata Tommy situasi udah sangat rawan.. Duit yang semula mengalir deras, sekarang biasa aja malah kadang gak ada.. Seolah semua mengunci jalan, gue udah susah pergi. Tau seperti ini kemaren gue ikut Mobil Sitaa sampai Bandara n gue duluan pulang ke Jogja.. Malah masih terdampar disini, dengan keadaan yang makin gak jelas.. Gue gak punya data diri atau identitas apapun, hahhh gak punya apapun yang tersisa hanya raga yang sesak bernafas.. semuanya ilang..
Malam datang, gue pusing jadinya muter-muter sendiri naik motor keliling Kota Bitung. Tommy lagi urusan pekerjaannya, gak mau diajak jalan-jalan.. Sampai masuk ke sebuah tempat lokalisasi, gue kangeh sama dunia pramuriaan.. Gue kangen bermesaraan dan bercumbu rayu dengan pramuria, disela miskin tetap masih bisa mencari kesenangan.. Jalan, melihat-lihat, lumayan kece-kece dan ramai,, kalau di lokalisasi gue selalu mencari perempuan yang belum kepake,, alasannya udah tau kan?!.. Ada satu yang cocok, gue kencang sama dia sampai beberapa jam.. Setelah selesai, masih ada sisa uang gue beli menuman yang masih disekitaran tempat itu.. Minum-minum ditemani cewek yang tadi kencan sama gue.. Sampai sejam kira-kira, gue lanjut pergi ninggalin tempat ini..
Entah apalagi, gue gak tau apa maksudnya, saat gue beli Rokok di suatu toko modern yang gak jauh dari Pelabuhan Bitung, padahal tinggal 3 KM gue sampai kost Tommy.. Pas keluar dari pintu, gak sengaja gue papasan sama John, inget sama John kan? si cowok yang kenalan di warung pinggiran Manado.. Dia boncengan sama Abang-abang yang berkelahi sama gue pas mabuk itu.. Merek berempat bareng temen lainnya pake motor yang berbeda dan boncengan.. Sebeenrnya mereka gak apal, tapi John apal sama gue, diapun teriak n ngasih tau si Abang itu. Sontak mereka berusaha n naik motor n ngejar gue yang lagi susah nyalain motor.. Tapi, setelah bisa di-Slah, tancap gas gue sempet kena pukulan dari abang itu.. Terlibat kejar-kejaran, n gue yang belum apa jalanan Bitung jadinya bingung..
Masih disekitaran pelabuhan, sial nih orang gak berhenti-berhenti ngejar gue yang semakin bingung. Mereka pasti udah lama disini, udah apal wilayah Manado dan Bitung, padahal jarak kedua kota ini hampir 40 KM, maklum mereka pekerja, dan herannya gue kenal mereka di Manado, ributnya juga disana kok ketemu di Bitung.. Jelas banget itu John, gue sangat hafal, sekali lihat gue biasanya hafal.. Apalagi yang bakalan membuatku semakin Hancur, sial motor hampir Mogok, sepertinya Bensin habis, duh gue mulai kelimpungan gak tau arah, daripada gue ketangkep mereka yang paling berjarak 200 meter dibelakang gue, soalnya gue menang start pas tadi mau kabur.. Gue lompat dari motor yang perlahan pelan karena udah mati,, motor trseret gue jatuh terguling, sakit tapi langsung beranjak dan berlari lewat jalan biasa..
Mereka masih terus mengejar, tapi gue terus berlari “Bismillah” Ya Alloh lindungi diriku saat ini!!.. Nafas ini terdendak, jantung berdetak kencang.. Setauku, meski orang sini ramah tapi tetaplah manusia yang punya batas, bisa marah melebihi ramahnya mereka. Udah tau kan si Oshie baiknya gimana? Marah ya tetep marah, jadi gue samain mereka dengan Oshi.. Ohhhhhh, setelah berlari, ternyata gue salah jalan, harusnya tadi pas ada pertigaan gue itu belok, malah lurus.. Ini jalan masuk ke Pelabuhan, baru tau setelah sedikit melihat kanan dan kiri, tanpa ada yang jaga mungkin pada tidur karena kira-kira udah jam 2an lebih.. Terus berlari sampai ada pagar besi gue berusaha melompat.. Mereka yang ngelihat juga ikut lompat, sialan mereka pasti lebih apal daripada gue..
Terus berusaha mencari celah, sampai akhirnya ada ditempat gelap semacam gudang berisi muatan peti kemas. Gue masuk ke dalam n nemu beberapa Drum gak tau isinya apa, dan ada pula beberapa yang kosong.. Gue masuk ke dalam situ, tapi setelah beberapa lama, suara orang ngejar itu gak ada.. Disisi lain gue takut buat keluar, tapi kalau disini gue mau jadi apa? Kalau ketahuan petugas atau siapa gue bisa di ciduk, belum lagi kalau mereka nunggu sampai pagi.. Kalau gue lihat-lihat mereka memang dendam, dan ini kesempatan yang tepat buat menghabisi gue.. Lagi-lagi gue masih diberi kesempatan lolos dari maut, gue gak bisa bayangin kalau sampai ketangkep mereka..
Masih di dalam drum gak tau sampai kapan karena gue capek banget, n tertidur.. Sampai bangun, ada sedikit sinar, tapi masih redup, kira-kira jam 5 pagi.. HP gak ada, pasti jatuh sih,, duit masih ada n cukup.. Sejenak mikir, Rela banget gue ninggalin motor itu, motor second hasil beli sama Oshi gue tinggalin juga.. Hah, semua tentang Oshi perlahan pergi ninggalin gue, dan sebalinya.. Mungkin udah aman n berusaha keluar dari sini,, tapi bukan gue nemu jalan malah semakin susah karena terhimpit peti yang ternyata banyak, padahal tadi malem bisa masuk loh,, heran nih... Terus mencari sampai ketemu pintu yang menghadap lautan..
Amati situasi, kok bisa ya sampai tempat seperti ini.. Setelah keluar, gak ada siapapun, hanya ada 2 kapal barang yang mau berangkat. Sejenak gue berhenti n mikir lagi, kalau gue keluar dari Pelabuhan ini, jujur gak tau jalannya, semalem masuk darimana gue gak tau.. Kalau dipikir, kayaknya masuk lewat jalan gelap, bukan jalan utama soalnya seingat gue tuh kecil seperti pagar saja.. Tanpa pikir panjang lagi, ketakutan dan kematianlah yang mendasari gue terus berlari tanpa bisa mikir jernih.. Gue mendekat ke sebuah kapal besar pengangkut barang itu.. Karena setelah gue lihat kapal satunya udah selesai bongkar muat.. Yang satu mungkin hampir selesai..
Gue rasa naik kapal adalah solusi, setidaknya gue bisa lepas dari sini ninggalin Sulawesi Utara, entah kemana yang jelas kapal itu pasti berlabuh.. Otak ini susah berpikir, apalagi mengambil dan mumutuskan, pengaruh alkohol juga masih terasa, lapar n hanya bisa berjalan kesana, ke arah pintu masuk kapal ada 3 yang kecil, karena bagian atas banyak barang.. Hanya bisa berdo’a saja, semoga bisa tak terlihat oleh orang lain.. Hidup dan matiku pagi ini, di kota ini tanpa siapapun, aku sendiri bersama Alloh Swt dan para malaikat yang setiap detik ada dipundakku.. Perlahan jalan, gue lari setelah masuk pintu itu langsung ngumpet karena didalam ada beberapa orang, mungkin mereka pekerja, didalam isinya bahan, macem-macem..
Kenapa gue bisa tersesat sampai sini, kenapa gue dibutakan, kenapa gak bisa mencari cara yang lebih baik selain masuk ke kapal ini. Gue cuma bisa merenung disela ngumpet disini.. Kenapa saat gue ada masalah sama Oshi, bersamaan datengnya Sitaa n ketemu dia disini kok jadi tambah masalah lagi, gue dijauhin dari Sitaa lagi.. Masalah lain, kenapa juga gue harus kenal n ribut sama orang yang gak kenal.. Kenapa kok pake acara berhenti beli rokok padahal udah deket sama kost si Tommy, apa ini jalan?? Jalan ke arah gue pulang? Kalu bukan jalannya, lantas gue mau dibawa kemana? Gue mau kemana? Gue sendiri gak tau, saat ini hanya bisa nangis, sedih dan meratapi semua ini.. Gara-gara bermasalah sama Bagus, Herman, dan Reno, kenapa bisa sampai seperti ini..
Masih lebih baik kalau gue seorang Ibnu Sabil?? yang dalam sedang perjalanan gak punya biaya untuk kembali ke asal?. Entahlah gue gak tau, hanya saja gue ini seorang Pengembara mengikuti perjalanan Lumpur menyusuri Pantai Gelap.. Semoga masih bisa diberi kehidupan lagi, bisa keluar dari kapal ini, bisa pulang kerumah.. Gue udah bener-bener capek dengan semua ini.. Kalau situasi lagi kayak gini, bayangan “mereka” semua selalu muncul, Bintang dan lainnya, ahhhh semuanya pasti muncul dipikiran. Membuatku semakin terpuruk dan terus meratapi. Air Mata ini udah kering dan mungkin susah untuk mengalir, sebenernya guepun udah capek banget dengan kehidupan seperti ini. “Ya Alloh, Ihdinas Siratal Mustaqim”
أُذِنَ لِلذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنهُمْ ظُلِمُوا وَإِن اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
"Udzina lil-ladziina yuqaataluuna biannahum zhulimuu wa-innallaha 'ala nashrihim laqadiirun"
"Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya, mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya, Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." – (QS.22:39)
"Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya, mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya, Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." – (QS.22:39)
Setengah jam kira-kira, Kapal ini berangkat.. Gue yang terlalu bingung akhirnya beraniin keluar n jalan di dalam perut kapal, ada BBM, ada kay, ada bahan bangunan dan macem-macem...
ABK: “Hoiiiiiiiiiiiiii, siapa kamu? Maling ya?”
, sontak gue kaget...Teriak salah seorang yang ngelihat gue, dia langsung manggil beberapa temennya sambil berlari kesini... Gue mau kemana? Udah gak bisa, bisanya cuma pasrah lagi., diam dan berdiri sambil berdo’a..
***
apdet dikit ya
maklum pake HP disela istirahat, capek jadi kuli, panas nan berkeringat
. kerja lagi yuk 0