- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#4533
Conclusion 4
"Entar itu kapan?" Tanya Wawan
"Yo entar sob, sampai tiba waktunya hahaha" Jawab gue setengah bercanda
"Lo mah kebanyakan entar.. Una lo entarin, akhirnya ditolak.. Mia juga lo entarin, ujung-ujungnya lo tinggal" Kata Wawan
"
"
"Ehh, Una uda jelas-jelas ya tu cewe munafik, kalo Mia sih beda kasus boy" Jawab gue
"Banyak alesan lo.. lo mah orangnya sakit.. Kebanyakan ragu.. Ya elo gitu-gitu doank sampe ladang gandum penuh sama coklat, lo tetep aja jomblo
" Sindir Wawan
"
"
"Ya gak bisa segampang itu donk, emang lo pikir nawar sayur" Bela gue
"Terserah lo sob, gue cuman bisa ngasih tau.." Kata Wawan
"Susah lah boy.. Gak segampang yang lu kira.. Iren itu temenan sama..." Kata gue
"Ahhh.. gue males denger alesan lo
" Wawan memotong gue
"
"
Bener juga sih apa yang dikatakan Wawan. Gue ya gitu-gitu doank. Tapi seandainya nih. Seandainya ya.. Gue pengen tau tanggapan Wawan, jika gue bilang ke dia kalo gue suka Widya, dulu waktu mereka belum jadian. Kira-kira apa yang bakal dilakukan Wawan. Apa dia akan berpikiran sama seperti gue yang mengalah? Atau dia malah akan maju terus dengan segala resiko nya.
Gue urungkan niat. Rasa-rasanya tidak pantas aja gue bertanya seperti itu. Teman macam apa gue.
Hahaha
Tapi gue penasaran...
"Sekarang gini deh gue tanya lo. Seandainya ya, seandainya doank, kalo gue bilang gue suka Widya juga, dulu waktu lo masih pdkt sama doi. Lo gimana?" Tanya gue memberanikan diri
"Loh emang kenapa?
" Tanya Wawan balik
"Lah, emang gak ada kenapa-kenapa?
" gue jadi bingung
"Mau kenapa-kenapa kenapa? Gue tau Widya sukanya ke gue, kalo lo suka dia juga emang bisa kenapa? Gue juga cepet atau lambat jadian sama Widya, malah kalo gue tau lo juga suka sama Widya, gue bisa percepat nembak doi" Jelas Wawan
"Lah kita berantem lah gara-gara cewe doank
" Kata gue
"Pertama ya Jek, gue tau lo orangnya gak gitu, lo itu tipe orang yang kalo uda jadi temen, diajakin ke neraka juga mau
Jadi gak mungkin cuman karena cewek doank, kita berantem. Cepet ato lambat setelah gue jadian, kita juga uda biasa lagi. Kalo pun gak jadi seperti biasa, lo gentle donk. Lo uda kalah saing sama gue. Itu poin keduanya, lo harus gentle. Icung lo gebukin sampe babak belur, masa gara-gara cewek doank lo jadi lemah? Terus yang terakhir, yang gue paling yakin nih. Cewe secakep Una aja lo bisa bilang gak suka, apalagi cuman Widya doank. Uda pasti ngawur kalo lo suka cewe gue
" Jelas Wawan panjang lebar
"
"
"Lah kenapa lo boy?
" Wawan ngakak melihat gue yang bengong
Bener kata Wawan. Poin pertama dan kedua dia itu benar. Buktinya gue tetep bisa nerima mereka jadian walaupun gue sakit hati sendiri. Cinta emang memabukkan. Sensasinya adiktif. Tapi ketika lo bener-bener uda menganggap seseorang sebagai sahabat, drama sahabat jadi musuh tidak akan ada didunia nyata (kecuali bagi mereka yang lebay). Indeed!
***
Setelah mendengar penjelasan ini, gue jadi meyakinkan diri buat menyatakan perasaan kepada Iren. Hari dan tanggalnya sudah gue tetapkan, yaitu hari jumat minggu terakhir ujian karena sabtunya Iren uda harus balik kampung.
Yang sedang gue pikirkan sekarang adalah bagaimana skenario penembakan yang romantis. Tapi yang muter-muter dikepala gue daritadi malah skenario yang menurut gue lebay banget. Ngasih bunga? Kali ini rasanya uda gak mempan lagi. Bunga dihubungan gue dan Iren sudah menjadi hal biasa. Ngajak candle light dinner? Jogja kagak punya tempat romantis kayak begitu kecuali sky dinning. Itu pun uda pernah gue pake dulu. Terus gue harus gimana? Entah, kehabisan ide.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya hari jumat telah tiba..
Gue panik

Gak mungkin gue tunda lagi. Masa gue harus nembak via sms ato telpon? Jatuh harga diri gue. Terus gue harus nunggu doi balik lagi ke Jogja untuk semester baru? Kelamaan..
Haduh..
Haduh..
Haduh..

Ada sms dari Iren
"Ayaaam, akhirnya libuuuuuur!"
dari Iren
"Masih ada ujian nih"
to Iren
"Yam, selesai ujian, main yuk?"
dari Iren
"Kemana?"
to Iren
"Pokok kamu temenin aku seharian ini! Gak mau tau!"
dari Iren
"Yauda, gampang lah"
to Iren
Gue uda biasa dengan sifat "memaksa" dari Iren. Tapi ini ide bagus sih menurut gue. Gue gak perlu cari-cari alasan lagi untuk ketemuan sama Iren buat nembak dia. Eh doi malah ajak gue jalan. Thanks God
Selesai ujian, Iren balik dulu ke kostannya. Biasa kalo kita mau jalan ya gitu, gak bisa berangkat dari kampus walaupun kita sama-sama dikampus. Mau gak mau ya gue ikutin cara mainnya doi. Gue jemput Iren.
"Ayaaaaaam" suara sopran Iren manggil gue
"
"
"
" Iren nyengir
"Kita kemana?" Tanya gue
"Mau es kriiiiiiim
" Kata Iren setengah bersorak
"Dimana?
" Tanya gue keki
"Terserah kamu ayaaaam, yang penting eskrim" Kata Iren
"
"
Wanita oh wanita..
Makhluk paling pemaksa didunia..
Gue bingung. Gue gak doyan eskrim. Kalo pun tiba-tiba gue pengen makan eskrim, paling gue beli paddle pop doank ato ice cream cone di KFC atau McD. Tapi ini jarang banget terjadi. Saking bingungnya, alam bawah sadar gue membawa motor ke Galeria. Salah satu mall di Jogja.
Sampai disana, kita masuk lewat pintu foodcourtnya..
"Maaac Deee!" Kata Iren girang
"
"
"Ayam ayo McD.." Kata doi sambil menarik lengan baju gue
"Iya iya sabar.." Kata gue
Daritadi gue mikirin cafe atau tempat cozy yang jualan eskrim. Eh gak taunya ni bocah ngeliat McD doank uda girang. Simple yet complicated
Doi memesan chocotop satu. Ituloh eskrim cone yang dilapisi coklat. Gue cuman mesan cola doank karena emang gue lagi gak pengen eskrim. Saat kita duduk berdua, kita cuman ngobrol ringan doank. Kadang bercandaan sama doi. Cerita-cerita juga soal kuliahan. Gak ada yang special. Gue gak berani nyerempet-nyerempet soal rencana gue karena gue juga pengen bikin kejutan ke doi.
Setelah selesai,
"Kemana lagi?" Tanya gue
"Gak tau yam, tadi cuman pengen makan eskrim
" Kata Iren
"Laaaah.. Terus pulang nih?" Kata gue
"Jangan donk.. pengen refreshing nih.. Kepala aku uda mau pecah belajar belajar terus
" Kata Iren manja
"Keliling mall dulu gimana? Sambil cari inspirasi mau kemana" Usul gue
"Cielah.. Inspirasi, mau ngarang lagu ya yam?
" Kata Iren
"
"
"Mau gak?" Tanya gue
"Yauda deh
"
Kita keliling dulu muter-muterin dari lantai satu sampe lantai empat. Kita gak menemukan sesuatu yang menarik. Mau main timezone, males karena rame. Mau makan, tapi belum laper.
Sekitar jam 3 sore..
"Capek nih muter-muter yam" Kata Iren mengusap peluh dikeningnya
"Duduk dulu kalo gitu" Saran gue
"Bosen juga nih disini, gak ada yang menarik" Kata Iren sambil melihat-lihat sekeliling
"Iya juga sih"
"Eh iya, kamu uda pernah ke pohon kembar itu belum?" Kata Iren
"Pohon kembar?" Tanya gue tidak mengerti
"Ituloh yang ada pohon gede yang kembar gitu.." Iren menjelaskan
"Alun-alun kidul?" Tanya gue
"Gak tau namanya, kita kesana yuk, jauh gak yam?" Tanya Iren
"Jalan kaki ya jauh.. Gimana?" Goda gue
"Yauda aku pesan pesawat dulu ya" Kata Iren
"
"
Iren pura-pura mengambil ponsel dari kantongnya dan mendekatkan ke telinganya
"Halo, aku mau pesan pesawat satu, dikirim ke gale ya.. sambelnya dibanyakin" Kata Iren
"
"
"
"
"
"
Kita berdua ngakak sejadi-jadinya karena kelakuan Iren barusan. Dia pikir mesen pizza apa. Pake ditambahin sambelnya lagi. Ada-ada aja..
"Ayuk ah berangkat, nanti ketawa terus, malah gak jadi berangkat haha" Kata Iren
"Yowes"
Akhirnya kita berdua berangkat ke alun-alun kidul yang terkenal dengan dua pohon beringinnya. Setelah parkir motor. Kita langsung ditawarin sama pedangang asongan disana kain untuk menutup mata. Alun-alun kidul ini terkenal dengan cerita (atau mungkin permainan ya?) kalo kita bisa berjalan dari satu ujung ke ujung lainnya, melewati dua pohon beringin ini sambil tutup mata, permintaan kita bakal dikabulkan. Kedengarannya sih gampang ya. Tapi coba dulu deh sendiri.. hehe
Gue sama Iren nyewa satu penutup mata. Iren mau mencoba duluan.
Percobaan pertama: Gagal total. Iren melenceng jauh dari target
"ihhh kok bisa sih.. Ulangi!
" Kata Iren
Percobaan kedua: Gagal total. Melenceng sih tapi gak lebih parah dari percobaan pertama
"Dikit lagi, sekali lagi ah.." Kata Iren
Percobaan ketiga: Nabrak pembatas pohon
"Aduh! Kok kamu gak kasih tau sih kalo mau nabrak yam
" Kata Iren sambil mengelus-elus dengkulnya yang tertabrak
"Aku gak liat tadi hehe sori
" jawab gue
"Pasti jelalatan liat cewek kan?!
" tuduh Iren
"
"
"Itu, pasti ngeliatin mba itu kan?!" Kata Iren menunjuk ke seorang mba-mba
"Ehhh, mana ada" Gue mengelak
"Halah bohong!" Iren keki
Sebenarnya gue gak ngeliat mba-mba yang ditunjuk Iren. Gue cuman ngeliat orang lain yang lagi jalan sambil ditutup matanya seperti Iren. Gue lucu aja ngeliatnya kok bisa ya jalannya jadi bengkok-bengkok gitu. Lagian gue liat Iren juga jalannya uda lurus-lurus aja, gak keliatan dia bakal melenceng. Ya siapa yang tau kalo dia bakal nabrak pembatas pohon
"Kamu gak coba yam?" Tanya Iren
"Aku?"
"Ya kamu lah, siapa lagi ayam disini coba" Kata Iren
"Yauda sini, tapi jangan terkejut ya kalo berhasil
" Kata gue sombong
"Yee, pede amat, coba dulu gih.. paling melenceng sampe bulaksumur" Kata Iren
"Gak sejauh itu lah
"
Bulaksumur itu daerah kampus gue yang notabene ada di Utara kota Jogja, sedangkan alun-alun kidul ada di selatan kota Jogja. Masa gue nyasar sampe membelah kota gitu...
Gue pake penutup mata gue..
Gue ikat kencang dibelakang..
Iren memastikan kalo gue gak bisa ngeliat lagi..
Gue mulai jalan..

Beberapa menit kemudian..
"Stop.. stop.." Kata Iren
Gue buka penutup mata gue.
Gue liat Iren yang sedang bertepuk tangan.
"Kok bisa sih yam
" Tanya Iren penasaran
"Bisa donk
" Gue sombong
Gue berhasil melewati kedua pohon kembar ini.
Ini kali ke sekian gue berhasil melakukannya.
Gue emang keren..
"Ihh kasih tau donk rahasianya.." Iren memaksa
"Rahasia apaan?" Kata gue pura-pura bego
"Rahasia biar bisa ngelewatin" Kata Iren
"Kalo dikasih tau ya bukan rahasia lagi donk
" Kata gue
"Nyebelin deh! Eh iya, kamu uda minta permintaan belum dalam hati?" Kata Iren
"Permintaan?" Tanya gue bingung
"Kan kata bapak-bapak tadi kalo berhasil ngelewatin, boleh minta satu permintaan" Kata Iren
"Oh itu.. Udah kok
" Kata gue
Padahal gue gak ngapa-ngapain..
"Kamu minta apa?" Tanya Iren
"Nanya melulu sih.." Kata gue
"Kan pengen tau
" Kata Iren
"Kan aku yang minta, masa kamu harus tau.." Kata gue
"Oh aku tau, pasti minta yang mesum-mesum kan? hayooo
" Tuduh Iren
"Yeeee sembarangan
"
"Masa aku kalah sama kamu, aku coba lagi! " Kata Iren sambil merebut penutup mata gue
Iren berjalan ke ujung lapangan lalu mulai memasang penutup matanya. Dia mulai berjalan tapi tetep saja dia gagal.
"Ayaaaam.. Kasih tau sih rahasianya.. sebel deh gagal terus
" Iren mulai bete
"Kalo aku kasih tau ya bukan rahasia lagi donk" Goda gue
"Ayo kasih tau ngak...
" Iren mencubit lengan gue
"Sakiiiiiiiiiit" Teriak gue
"Makanya kasih tau.."
Tiba-tiba sesuatu terlintas dikepala gue.
Dan gue sangat ingin melakukannya sekarang.
"Yauda, sini aku kasih tau.. kita kesana dulu.." Kata gue menunjuk ke ujung lapangan untuk memulai berjalan sambil menutup mata lagi
Iren mengikuti gue dari belakang..
Hemm.. Ide yang bagus..
Jantung gue tiba-tiba berpacu dengan kencang..
Pipi gue tiba-tiba panas..
Seluruh indera gue menjadi tidak peka karena gue sedang merencanakan hal ini..
Gue berjalan sedikit gemetar..
Waktu terasa pelan..
"Gimana-gimana?" Tanya Iren tidak sabar ketika kita sudah sampai diujung lapangan
"
"
Gue tidak sadar kalo kita sudah sampai ditempat tujuan..
Hemmmm..
Selanjutnya..
"Tutup mata dulu" perintah gue
Iren melakukan perintah gue dengan sedikit manyun.
Dia mengikat penutup matanya dengan erat.
"Terus?" Kata Iren..
Ahhh, sudah tidak ada gunanya lagi kalo gue mikir terlalu banyak sekarang..
Sekarang adalah waktu yang tepat dengan suasana yang mendukung buat gue.
Gue jalan ke belakang Iren.
"Dengerin ya, aku bisikin" Kata gue sedikit grogi
Gue dekatkan mulut gue ke telinga Iren dan mulai berbisik,
"Rahasianya..."
"...Adalah..."
"...Karena..."
"...Aku suka kamu..."
Iren menoleh ke hadapan gue.
Dia memutar badannya sambil tangannya melepas ikatan penutup matanya.
Matanya melotot memperhatikan gue..
Beberapa saat kemudian, dia tersenyum kepada gue
dan mengucapkan,
"Aku juga suka sama kamu
"
Kami berdua saling menatap.
Senyumnya manis sekali.
Gue balas dengan senyum terbaik gue..
"Tadi aku minta, kalo kamu bisa jadi pacar ku"
Senyum Iren tambah melebar..
Pipinya terlihat merah..
Dia masih belum melepas pandangannya dari mata gue
"Kamu mau?"
Dia membetulkan rambutnya yang tertiup angin.
Tapi gue masih bisa melihat bahwa barusan,
Iren mengangguk...

"Yo entar sob, sampai tiba waktunya hahaha" Jawab gue setengah bercanda
"Lo mah kebanyakan entar.. Una lo entarin, akhirnya ditolak.. Mia juga lo entarin, ujung-ujungnya lo tinggal" Kata Wawan
"
""Ehh, Una uda jelas-jelas ya tu cewe munafik, kalo Mia sih beda kasus boy" Jawab gue
"Banyak alesan lo.. lo mah orangnya sakit.. Kebanyakan ragu.. Ya elo gitu-gitu doank sampe ladang gandum penuh sama coklat, lo tetep aja jomblo
" Sindir Wawan"
""Ya gak bisa segampang itu donk, emang lo pikir nawar sayur" Bela gue
"Terserah lo sob, gue cuman bisa ngasih tau.." Kata Wawan
"Susah lah boy.. Gak segampang yang lu kira.. Iren itu temenan sama..." Kata gue
"Ahhh.. gue males denger alesan lo
" Wawan memotong gue"
"Bener juga sih apa yang dikatakan Wawan. Gue ya gitu-gitu doank. Tapi seandainya nih. Seandainya ya.. Gue pengen tau tanggapan Wawan, jika gue bilang ke dia kalo gue suka Widya, dulu waktu mereka belum jadian. Kira-kira apa yang bakal dilakukan Wawan. Apa dia akan berpikiran sama seperti gue yang mengalah? Atau dia malah akan maju terus dengan segala resiko nya.
Gue urungkan niat. Rasa-rasanya tidak pantas aja gue bertanya seperti itu. Teman macam apa gue.
Hahaha
Tapi gue penasaran...

"Sekarang gini deh gue tanya lo. Seandainya ya, seandainya doank, kalo gue bilang gue suka Widya juga, dulu waktu lo masih pdkt sama doi. Lo gimana?" Tanya gue memberanikan diri
"Loh emang kenapa?
" Tanya Wawan balik"Lah, emang gak ada kenapa-kenapa?
" gue jadi bingung"Mau kenapa-kenapa kenapa? Gue tau Widya sukanya ke gue, kalo lo suka dia juga emang bisa kenapa? Gue juga cepet atau lambat jadian sama Widya, malah kalo gue tau lo juga suka sama Widya, gue bisa percepat nembak doi" Jelas Wawan
"Lah kita berantem lah gara-gara cewe doank
" Kata gue"Pertama ya Jek, gue tau lo orangnya gak gitu, lo itu tipe orang yang kalo uda jadi temen, diajakin ke neraka juga mau
Jadi gak mungkin cuman karena cewek doank, kita berantem. Cepet ato lambat setelah gue jadian, kita juga uda biasa lagi. Kalo pun gak jadi seperti biasa, lo gentle donk. Lo uda kalah saing sama gue. Itu poin keduanya, lo harus gentle. Icung lo gebukin sampe babak belur, masa gara-gara cewek doank lo jadi lemah? Terus yang terakhir, yang gue paling yakin nih. Cewe secakep Una aja lo bisa bilang gak suka, apalagi cuman Widya doank. Uda pasti ngawur kalo lo suka cewe gue
" Jelas Wawan panjang lebar"
""Lah kenapa lo boy?
" Wawan ngakak melihat gue yang bengongBener kata Wawan. Poin pertama dan kedua dia itu benar. Buktinya gue tetep bisa nerima mereka jadian walaupun gue sakit hati sendiri. Cinta emang memabukkan. Sensasinya adiktif. Tapi ketika lo bener-bener uda menganggap seseorang sebagai sahabat, drama sahabat jadi musuh tidak akan ada didunia nyata (kecuali bagi mereka yang lebay). Indeed!
***
Setelah mendengar penjelasan ini, gue jadi meyakinkan diri buat menyatakan perasaan kepada Iren. Hari dan tanggalnya sudah gue tetapkan, yaitu hari jumat minggu terakhir ujian karena sabtunya Iren uda harus balik kampung.
Yang sedang gue pikirkan sekarang adalah bagaimana skenario penembakan yang romantis. Tapi yang muter-muter dikepala gue daritadi malah skenario yang menurut gue lebay banget. Ngasih bunga? Kali ini rasanya uda gak mempan lagi. Bunga dihubungan gue dan Iren sudah menjadi hal biasa. Ngajak candle light dinner? Jogja kagak punya tempat romantis kayak begitu kecuali sky dinning. Itu pun uda pernah gue pake dulu. Terus gue harus gimana? Entah, kehabisan ide.


Waktu terus berjalan hingga akhirnya hari jumat telah tiba..
Gue panik

Gak mungkin gue tunda lagi. Masa gue harus nembak via sms ato telpon? Jatuh harga diri gue. Terus gue harus nunggu doi balik lagi ke Jogja untuk semester baru? Kelamaan..
Haduh..
Haduh..
Haduh..

Ada sms dari Iren
"Ayaaam, akhirnya libuuuuuur!"
dari Iren"Masih ada ujian nih"
to Iren"Yam, selesai ujian, main yuk?"
dari Iren"Kemana?"
to Iren"Pokok kamu temenin aku seharian ini! Gak mau tau!"
dari Iren"Yauda, gampang lah"
to IrenGue uda biasa dengan sifat "memaksa" dari Iren. Tapi ini ide bagus sih menurut gue. Gue gak perlu cari-cari alasan lagi untuk ketemuan sama Iren buat nembak dia. Eh doi malah ajak gue jalan. Thanks God

Selesai ujian, Iren balik dulu ke kostannya. Biasa kalo kita mau jalan ya gitu, gak bisa berangkat dari kampus walaupun kita sama-sama dikampus. Mau gak mau ya gue ikutin cara mainnya doi. Gue jemput Iren.
"Ayaaaaaam" suara sopran Iren manggil gue
"
""
" Iren nyengir"Kita kemana?" Tanya gue
"Mau es kriiiiiiim
" Kata Iren setengah bersorak"Dimana?
" Tanya gue keki"Terserah kamu ayaaaam, yang penting eskrim" Kata Iren
"
"Wanita oh wanita..
Makhluk paling pemaksa didunia..
Gue bingung. Gue gak doyan eskrim. Kalo pun tiba-tiba gue pengen makan eskrim, paling gue beli paddle pop doank ato ice cream cone di KFC atau McD. Tapi ini jarang banget terjadi. Saking bingungnya, alam bawah sadar gue membawa motor ke Galeria. Salah satu mall di Jogja.
Sampai disana, kita masuk lewat pintu foodcourtnya..
"Maaac Deee!" Kata Iren girang
"
""Ayam ayo McD.." Kata doi sambil menarik lengan baju gue
"Iya iya sabar.." Kata gue
Daritadi gue mikirin cafe atau tempat cozy yang jualan eskrim. Eh gak taunya ni bocah ngeliat McD doank uda girang. Simple yet complicated

Doi memesan chocotop satu. Ituloh eskrim cone yang dilapisi coklat. Gue cuman mesan cola doank karena emang gue lagi gak pengen eskrim. Saat kita duduk berdua, kita cuman ngobrol ringan doank. Kadang bercandaan sama doi. Cerita-cerita juga soal kuliahan. Gak ada yang special. Gue gak berani nyerempet-nyerempet soal rencana gue karena gue juga pengen bikin kejutan ke doi.
Setelah selesai,
"Kemana lagi?" Tanya gue
"Gak tau yam, tadi cuman pengen makan eskrim
" Kata Iren"Laaaah.. Terus pulang nih?" Kata gue
"Jangan donk.. pengen refreshing nih.. Kepala aku uda mau pecah belajar belajar terus
" Kata Iren manja"Keliling mall dulu gimana? Sambil cari inspirasi mau kemana" Usul gue
"Cielah.. Inspirasi, mau ngarang lagu ya yam?
" Kata Iren "
""Mau gak?" Tanya gue
"Yauda deh
"Kita keliling dulu muter-muterin dari lantai satu sampe lantai empat. Kita gak menemukan sesuatu yang menarik. Mau main timezone, males karena rame. Mau makan, tapi belum laper.
Sekitar jam 3 sore..
"Capek nih muter-muter yam" Kata Iren mengusap peluh dikeningnya
"Duduk dulu kalo gitu" Saran gue
"Bosen juga nih disini, gak ada yang menarik" Kata Iren sambil melihat-lihat sekeliling
"Iya juga sih"
"Eh iya, kamu uda pernah ke pohon kembar itu belum?" Kata Iren
"Pohon kembar?" Tanya gue tidak mengerti
"Ituloh yang ada pohon gede yang kembar gitu.." Iren menjelaskan
"Alun-alun kidul?" Tanya gue
"Gak tau namanya, kita kesana yuk, jauh gak yam?" Tanya Iren
"Jalan kaki ya jauh.. Gimana?" Goda gue
"Yauda aku pesan pesawat dulu ya" Kata Iren
"
"Iren pura-pura mengambil ponsel dari kantongnya dan mendekatkan ke telinganya
"Halo, aku mau pesan pesawat satu, dikirim ke gale ya.. sambelnya dibanyakin" Kata Iren
"
""
""
"Kita berdua ngakak sejadi-jadinya karena kelakuan Iren barusan. Dia pikir mesen pizza apa. Pake ditambahin sambelnya lagi. Ada-ada aja..
"Ayuk ah berangkat, nanti ketawa terus, malah gak jadi berangkat haha" Kata Iren
"Yowes"
Akhirnya kita berdua berangkat ke alun-alun kidul yang terkenal dengan dua pohon beringinnya. Setelah parkir motor. Kita langsung ditawarin sama pedangang asongan disana kain untuk menutup mata. Alun-alun kidul ini terkenal dengan cerita (atau mungkin permainan ya?) kalo kita bisa berjalan dari satu ujung ke ujung lainnya, melewati dua pohon beringin ini sambil tutup mata, permintaan kita bakal dikabulkan. Kedengarannya sih gampang ya. Tapi coba dulu deh sendiri.. hehe
Gue sama Iren nyewa satu penutup mata. Iren mau mencoba duluan.
Percobaan pertama: Gagal total. Iren melenceng jauh dari target
"ihhh kok bisa sih.. Ulangi!
" Kata IrenPercobaan kedua: Gagal total. Melenceng sih tapi gak lebih parah dari percobaan pertama
"Dikit lagi, sekali lagi ah.." Kata Iren
Percobaan ketiga: Nabrak pembatas pohon

"Aduh! Kok kamu gak kasih tau sih kalo mau nabrak yam
" Kata Iren sambil mengelus-elus dengkulnya yang tertabrak"Aku gak liat tadi hehe sori
" jawab gue"Pasti jelalatan liat cewek kan?!
" tuduh Iren"
""Itu, pasti ngeliatin mba itu kan?!" Kata Iren menunjuk ke seorang mba-mba
"Ehhh, mana ada" Gue mengelak
"Halah bohong!" Iren keki
Sebenarnya gue gak ngeliat mba-mba yang ditunjuk Iren. Gue cuman ngeliat orang lain yang lagi jalan sambil ditutup matanya seperti Iren. Gue lucu aja ngeliatnya kok bisa ya jalannya jadi bengkok-bengkok gitu. Lagian gue liat Iren juga jalannya uda lurus-lurus aja, gak keliatan dia bakal melenceng. Ya siapa yang tau kalo dia bakal nabrak pembatas pohon

"Kamu gak coba yam?" Tanya Iren
"Aku?"
"Ya kamu lah, siapa lagi ayam disini coba" Kata Iren
"Yauda sini, tapi jangan terkejut ya kalo berhasil
" Kata gue sombong"Yee, pede amat, coba dulu gih.. paling melenceng sampe bulaksumur" Kata Iren
"Gak sejauh itu lah
"Bulaksumur itu daerah kampus gue yang notabene ada di Utara kota Jogja, sedangkan alun-alun kidul ada di selatan kota Jogja. Masa gue nyasar sampe membelah kota gitu...

Gue pake penutup mata gue..
Gue ikat kencang dibelakang..
Iren memastikan kalo gue gak bisa ngeliat lagi..
Gue mulai jalan..

Beberapa menit kemudian..
"Stop.. stop.." Kata Iren
Gue buka penutup mata gue.
Gue liat Iren yang sedang bertepuk tangan.
"Kok bisa sih yam
" Tanya Iren penasaran"Bisa donk
" Gue sombongGue berhasil melewati kedua pohon kembar ini.
Ini kali ke sekian gue berhasil melakukannya.
Gue emang keren..
"Ihh kasih tau donk rahasianya.." Iren memaksa
"Rahasia apaan?" Kata gue pura-pura bego
"Rahasia biar bisa ngelewatin" Kata Iren
"Kalo dikasih tau ya bukan rahasia lagi donk
" Kata gue"Nyebelin deh! Eh iya, kamu uda minta permintaan belum dalam hati?" Kata Iren
"Permintaan?" Tanya gue bingung
"Kan kata bapak-bapak tadi kalo berhasil ngelewatin, boleh minta satu permintaan" Kata Iren
"Oh itu.. Udah kok
" Kata guePadahal gue gak ngapa-ngapain..
"Kamu minta apa?" Tanya Iren
"Nanya melulu sih.." Kata gue
"Kan pengen tau
" Kata Iren"Kan aku yang minta, masa kamu harus tau.." Kata gue
"Oh aku tau, pasti minta yang mesum-mesum kan? hayooo
" Tuduh Iren"Yeeee sembarangan
""Masa aku kalah sama kamu, aku coba lagi! " Kata Iren sambil merebut penutup mata gue
Iren berjalan ke ujung lapangan lalu mulai memasang penutup matanya. Dia mulai berjalan tapi tetep saja dia gagal.
"Ayaaaam.. Kasih tau sih rahasianya.. sebel deh gagal terus
" Iren mulai bete"Kalo aku kasih tau ya bukan rahasia lagi donk" Goda gue
"Ayo kasih tau ngak...
" Iren mencubit lengan gue"Sakiiiiiiiiiit" Teriak gue
"Makanya kasih tau.."
Tiba-tiba sesuatu terlintas dikepala gue.
Dan gue sangat ingin melakukannya sekarang.
"Yauda, sini aku kasih tau.. kita kesana dulu.." Kata gue menunjuk ke ujung lapangan untuk memulai berjalan sambil menutup mata lagi
Iren mengikuti gue dari belakang..
Hemm.. Ide yang bagus..
Jantung gue tiba-tiba berpacu dengan kencang..
Pipi gue tiba-tiba panas..
Seluruh indera gue menjadi tidak peka karena gue sedang merencanakan hal ini..
Gue berjalan sedikit gemetar..
Waktu terasa pelan..
"Gimana-gimana?" Tanya Iren tidak sabar ketika kita sudah sampai diujung lapangan
"
"Gue tidak sadar kalo kita sudah sampai ditempat tujuan..
Hemmmm..
Selanjutnya..
"Tutup mata dulu" perintah gue
Iren melakukan perintah gue dengan sedikit manyun.
Dia mengikat penutup matanya dengan erat.
"Terus?" Kata Iren..
Ahhh, sudah tidak ada gunanya lagi kalo gue mikir terlalu banyak sekarang..
Sekarang adalah waktu yang tepat dengan suasana yang mendukung buat gue.
Gue jalan ke belakang Iren.
"Dengerin ya, aku bisikin" Kata gue sedikit grogi
Gue dekatkan mulut gue ke telinga Iren dan mulai berbisik,
"Rahasianya..."
"...Adalah..."
"...Karena..."
"...Aku suka kamu..."
Iren menoleh ke hadapan gue.
Dia memutar badannya sambil tangannya melepas ikatan penutup matanya.
Matanya melotot memperhatikan gue..
Beberapa saat kemudian, dia tersenyum kepada gue
dan mengucapkan,
"Aku juga suka sama kamu
"Kami berdua saling menatap.
Senyumnya manis sekali.
Gue balas dengan senyum terbaik gue..
"Tadi aku minta, kalo kamu bisa jadi pacar ku"
Senyum Iren tambah melebar..
Pipinya terlihat merah..
Dia masih belum melepas pandangannya dari mata gue
"Kamu mau?"
Dia membetulkan rambutnya yang tertiup angin.
Tapi gue masih bisa melihat bahwa barusan,
Iren mengangguk...

Diubah oleh pujangga1000 29-06-2015 05:35
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
