Kaskus

Story

langitsaatsenjaAvatar border
TS
langitsaatsenja
Condom.
"Butuh kondom berapa banyak sih? Lo tuh beli.. kalau gak salah ya, tiga kotak setiap minggu."

"Masalah gitu buat lo?"

"Nggak sih.. cuma-"

"Yaudah bagus, diem dan scan aja belanjaan gua"


****

Fara, 19 Tahun, berbakat, selalu terorganisir, dan sedikit keras kepala. Fara sudah punya rencana untuk hidupnya kedepan sejak dia kelas 1 SMP, ketika konselor bimbingan membuatnya menangis karena dia mendapat B di satu tes, dia memutuskan dia nggak akan pernah membuat B lagi, dia akan menjadi seorang perawat, and she wouldn't take a shit from anyone.

Dia seorang kasir.

Di sisi lain, Haza, 20 tahun, lebih ke 'go with the flow' tipe, selalu positif, unik, dan suka menyenangkan orang lain. Haza menyerahkan hidupnya pada takdir. Dia pengen menjadi seorang fotografer, atau mungkin menyanyi, atau mungkin menjadi ahli biologi. Haza belum tau, benar-benar belum yakin. Satu-satunya hal yang dia yakin adalah soal tattoo terukir di kulitnya, permanen.

Dia.... well, he's a drug dealer.


Hidup fara masih normal dan sesuai rencana, sebelum akhirnya cowok pemborong kondom ditokonya datang merusak semua rencana-rencana fara.


INDEX

1. Yakin Ukurannya?
2. Fancy, Hangover, Navel.
3. I'll See You Later
4. Keep Dreaming, Haz
5. Backseat Serenade
6. Hujan, Kunci, Navel.
Diubah oleh langitsaatsenja 24-05-2015 17:12
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
25.5K
139
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
langitsaatsenjaAvatar border
TS
langitsaatsenja
#82
Hujan, Kunci, Navel
Fara

Fara mempercepat langkahnya kakinya ketika suara petir samar-samar mulai terdengar. awan gelap mulai berkumpul di langit. Sunyi mengambil alih suasana kota, bersama dengan turunnya tetesan hujan pertama dari langit, memukul tanah dengan tekanan besar.

Fara berlindung di bawah pohon beringin tua, sedikit panik ketika ia menyadari bahwa hujan mulai turun secara besar-besaran.

Daerah itu tampak sepi. Tidak ada orang berlarian mencari tempat bereduh, menyisahkan fara, dan berbagai fikiran dibenaknya

Kesepian mengambil alih, membuat fara mempercepat tiap nafasnya, ia mencoba untuk tetap tenang, tidak ingin anxiety attack-nya kambuh ditengah hujan seperti ini.

Meskipun cuaca mengerikan, fara mendapati dirinya menikmati apa yang mengepungnya. Dan, ia mengamati, seperti biasanya. percikan hujan menari diatas badan mobil yang ada dihadapannya. Begitu deras hujan yang turun sehingga suara hujan makin lama semakin terdengar seperti suatu nada musik indah yang bermain ditelinga fara.

Fara basah kuyup dari kepala sampai ujung kaki. Pakaiannya basah menempel dikulitnya pucat, membuatnya merasa lebih dingin dari yang seharusnya. Dia melihat hujan mulai mereda, dan benar-benar berhenti. Fara yakin, dia tidak akan bisa datang ke acara date-nya dengan navel tepat waktu.

Rasa khawatir merasuki fikiran fara, ia mempercepat langkahnya menuju rumah kost-nya, hampir setengag berlari. Fara terlihat kacau. Rambut cokelat panjangnya basah dan kusut, pakaiannya basah kuyup dengan air, membuat mereka menempel ketat di tubuh mungilnya. Dan dia seperti hampir terkena hipotermia.

Fara melangkah cepat memasuki jalan depan kostan-nya, langkahnya terhenti tiba-tiba saat dia melihat Navel di pintu rumah kost-nya. Dengan gugup fara mengusap rambutnya, menggigit bibir bawahnya sambil menyapa navel dengan suara pelan

"Um, hey Far, lo... keliatan... cantik..... hari ini?" navel berbicara, sebelum akhirnya menggeleng dan tersenyum kecil.

Fara berdiri di sana, tidak yakin apa yang harus dia lakukan. Fara mengambil langkah kecil ke depan, tapi kemudian tergelincir dan jatuh ke belakang, mendarat dengan bunyi keras.

Navel kaget, berbalik seketika dengan mata lebar. Dia menempatkan tangan di dadanya saat ia mencoba untuk menenangkan dirinya, kemudian perlahan-lahan berjalan menuju Fara dan membantu dia berdiri.

"Hei, lo gpp?" Dia bertanya dengan wajah khawatir.

"Nggak, nggak gpp kok," Hazel tertawa, memegang tangan navel untuk mencari keseimbangan saat beranjak bangun, "Maaf ya gue telat, udah lama ya nunggunya?."

"Engga kok, gue juga baru sampe," Navel mengangguk, tersenyum. "Yaudah, lo mau bersih-bersih dulu?"

Fara mengangguk, membuka tasnya untuk mencari kunci , "Oh, shit."

"Kenapa ?" tanya navel, mengangkat alis.

"Gue ninggalin kunci gue diminimarket," Ucap fara sambil menggaruk bagian belakang lehernya.

"Emang nggak ada temen lo didalem?" tanya navek memiringkan kepalanya. "Dia lagi pulang kerumah ortunya," desah fara kesal.

"Yaudah jangan bt," Navel meyakinkannya, menempatkan kedua tangan pada bahunya, "Lo bisa bersih-bersih ditempat gue far."


Fara mengangguk, mengamati Navel melepas flanel merah - yang dikenakannya sepanjang waktu- dan ditempatkan ringan di bahu fara, kemudian membungkusnya seperti selimut. Fara tersenyum padanya, menggigit bibirnya."Yaudah yuk," gumamnya, berpegangan tangan saat mereka berdua berjalan ke arah kendaraan navel.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.