Kaskus

Story

natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.


I Am (NOT) Your Sister

Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
imamarbaiAvatar border
pulaukapokAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#352
A Part 18
Susi menghampiriku, aku berdiri menghadapnya. Bel masih berbunyi dan aku belum menaruh tasku di kelas, aku takut aku disangka kesiangan lagi.

“Iya, ada apa kak?” Tanyaku sopan kepada Susi yang berada di depanku sekarang.
“Lo, Ani kan adiknya Felisha?” Tanya dia dengan nada tinggi.
“Iya, ada apa kak?”

Tiba-tiba Susi mengayunkan tangan kananya ke atas dan PLAK” Tamparan keras menghantam pipi kiriku. Ya, tanpa alasan Susi menampar wajahku. Aku yang tidak siap tidak bisa menghindari tamparannya itu, alhasil tamparan yang keras itu membuatku kesakitan. Aku bengong menghadapinya, harus berbuat apa.

“Lo tau Bram itu pacar gue? Gue udah sering denger kabar lo yang sering berduaan dan jalan bareng Bram. Dasar cewek kegatelan.”
“Gak adik gak kakaknya, sama-sama gak tau diri.”
“Apalagi kakak lo gak tau malu banget, gak ada yang ngedidik dia yah? Cewek barbar kayak gitu kok bisa sekolah disini, gak pantes.”
Awalnya aku diam saja sambil memegangi pipi kiriku yang sakit. Tapi ketika Susi membicarakan kak Fe dan siapa yang mendidiknya, emosiku tersulut. Aku menatap Susi dengan tajam. Aku merasa gak terima mendengar ucapan dari si Susi. Aku emosi, dengan segenap kekuatan yang kumiliki ku dorong badan Susi sampai dia terjatuh.

“Heh, siapa juga yang suka ama Bram, cowok cemen dan playboy kayak gitu!”
“Dan satu hal lagi, jaga omongan lu tentang kak Fe dan ibu.”

Entah kenapa aku bisa berani ngomong seperti itu, tapi aku benar-benar marah saat itu juga. Semua orang berhamburan keluar kelas ketika kejadian tersebut tersebut, mungkin ucapan dan teriakan Susi dan aku memancing mereka keluar.
Setelah berkata seperti itu aku langsung segera pergi ke kelasku. Semua orang diluar melihatku. Ya, mereka baru saja melihat perlawanan adik kelas melawan kakak kelas. Ketika aku memasuki kelas untungnya guru belum datang. Aku segera menuju ke mejaku lalu duduk sambil memegangi pipiku yang masih sakit.

“Ni kenapa? Kok nangis?” Tanya Rahmi teman sebangku ku.
Aku buru-buru mengusap airmata di wajahku. Aku menyenderkan kepalaku ke pundak Rahmi. Aku memikirkan betapa bodohnya perbuatanku tadi.
“Kamu tidak apa-apa Ni?”
Rahmi tampaknya tidak nyaman dengan kepalaku di pundaknya sehingga aku mengangkat kembali kepalaku dari pundaknya.
“Kamu sakit Ni, mau ke UKS?” Tanya Rahmi sekali lagi. Aku menjawab dengan menganggkan kepala.
“Yauda ayo, aku antar.”
Aku dan Rahmi kemudian sama-sama berdiri lalu berjalan keluar kelas.
“Kalian mau kemana?” Tanya seorang teman sekelas.
“IniAni sakit, mau ke UKS.” Jawab Rahmi.
Aneh kali ya bagi mereka, aku baru saja masuk langsung keluar lagi dan dilarikan ke UKS.

***


DI UKS, aku berbaring di tempat tidur sambil memikirkan kejadian tadi pagi. Setelah dipikir-pikir lagi memang semua salahku, aku bego menuruti egoku untuk terus berhubungan dengan kak Bram. Mungkin itu sebabnya kak Fe melarangku untuk berhubungan dengan kak Bram, soalnya kak Bram pacar Susi. Aku jadi memukul-mukul lemah kepalaku sambil teriak dalam hati “Ani bego, ani bego.” Uhh..
“Hey…” Seseorang membuka tirai bangsal yang sedang aku tiduri.
“Loh, kak ke sekolah?” Tanyaku kaget melihat kak Fe dengan pakaian bebas di sekolah. Dia hanya mengenakan sweater biru polos dan celana jeans serta flat shoes.
“Bukannya kakak sakit?” Tanyaku lagi.
“I told you, didn’t I?” Jawab dia yang kemudian duduk di kasur tempatku berbaring sambil menatap kearahku.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.