- Beranda
- The Lounge
JONES : Ketika Bermimpi Sudah Terlalu Mainstream (Kisah Nyata)
...
TS
Battosai99
JONES : Ketika Bermimpi Sudah Terlalu Mainstream (Kisah Nyata)
Spoiler for "pembuka":
Ane tulis kisah ini dengan berlinang air ma**

Kisah ini terinspirasi pada saat ane mengetahui kalau seseorang yang ane cintai akan menikah
. Ditengah kegalauan yang mendalam, ane mulai buka laptop ane dan menulis pengalaman ane bersamanya 
Nama2 didalamnya sengaja ane samarkan

Btw ini jadi novel komedi pertama ane gan

Spoiler for "Caci Maki":
Belum Ada

Spoiler for "Indeks":
CHAPTER 1 : Galau Tak Berujung here
CHAPTER 2 : Cahaya Baru here
CHAPTER 3 : Film Makjleb Part 1Part 2
CHAPTER 4 : Sesi Wawancara
CHAPTER 5 : Rencana Minggu Depan
CHAPTER 6 : H-7
CHAPTER 7 : Berangkat Ke Sukabumi
CHAPTER 8 : Kereta Api Pangrango
CHAPTER 9 : Tiara dan Andini
CHAPTER 10 : Keputusan
CHAPTER 11 : Pernikahan
CHAPTER 12 : Wanita Yang Aq Cintai
CHAPTER 13 : Dengarkanlah Aq
CHAPTER 14 : Tiara
CHAPTER 15 : Sozamahr
CHAPTER 16 : Seseorang Yang Aq Lupakan
CHAPTER 17 : Retno
FINAL CHAPTER : Perpisahan
Diubah oleh Battosai99 16-05-2015 21:53
0
6.4K
Kutip
58
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•104KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Battosai99
#2
Spoiler for "CHAPTER 2 : Cahaya Baru":
“OH Retno, mengapa kau tega berbuat ini pada q huhu.” Ok itu lebay, aq tidak bergumam demikian kalau masuk Mall. Aq pun langsung naik eskalator ke lantai kedua, tempat gokana spesial 2 bersemayam, tiba-tiba aq teringat dengan Retno. Teringat pada waktu itu aq pernah memergoki Retno jalan dengan Datuk di Mall dekat kampus. Oh Retno, mengapa kau berputar-putar dipikiran q, tidakkah kau bisa keluar sejenak dari dengkul q ini. Aq pun mencoba tidak memikirkan Retno, fokus mendengarkan lagu yang diputer di Mall.
“Gmw, Ogah!!” Itulah kata-kata q saat fokus mendengarkan lagu. Lagu yang diputer di Mall judulnya Kutunggu Jandamu by Irwansyah, membuat q semakin galau. Aq pun cepat-cepat masuk kedalam Gokana, aq tau kalau di Gokana juga memuter lagu, lagu kayak tikus kegencet lemari, ga ngerti artinya pula, lebih baik daripada mendengarkan lagu yang bawaannya pengen loncat dari lantai 2.
“Mase mase!!” Itulah sambutan khas Gokana, meskipun aq tidak tahu artinya, tapi seperti ledekan buat q saat masuk ke restoran itu.
“Silahkan buat berapa orang?” tanya waitressnya.
“Ga liat ni dateng sendirian? punya indera keenam mungkin bisa ngeliat ‘orang tambahan’ yang ada disamping q,” gumam q. Q lihat sekeliling q, semua meja penuh. Oh mengapa ini terjadi, disaat aq butuh makanan penghilang galau, tak ada tempat bagi q didunia ini huhu, ok sebenernya itu lebay, aq lihat meja untuk 4 (empat) orang dan hanya terisi 1 (satu) orang perempuan yang sedang memilih menu makanan. Yah daripada tidak makan akhirnya aq mau saja duduk disana setelah waitressnya menunjuk meja itu, padahal aq sedang ingin sendiri untuk bisa melupakan Retno huhu. Aq pun menuju ke meja yang dimaksud dan duduk berhadapan secara diagonal sehingga ga berhadapan-hadapan banget dengan perempuan didepan q itu. Dia pun sadar dengan kehadiran q dan mengerti kalau pada saat itu restoran sedang rame. Aq tidak begitu mempedulikannya dan langsung mengambil buku menu untuk memilih makanan meskipun pada akhirnya aq pesan gokana spesial 2. Tiba-tiba aq dikejutkan oleh suara seseorang.
“Pesen apa?” begitulah suaranya. Aq melihat ke sekitar q dan mencari-cari sumber suara, waitressnya mungkin, tapi tidak ada, apakah ‘orang tambahan’ yang dilihat si waitress saat aq masuk restoran inikah?
“Hai disini.” Tangannya menghai-haikan kearah muka q yang sedang kebingungan mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari gadis yang duduk dihadapan q secara diagonal.
“Oh hai haha maaf kirain siapa tadi tanya, q kira waitressnya,” balas q.
“Kamu lagi galau ya, mukanya kok daritadi ditekuk begitu, kayak orang linglung.”
“Enggak, q cuma lapar ko,” kata q sembari tersenyum. “Aq pesen gokana spesial 2, km?” tanya q kepadanya.
“Ada deh mau tau ajah haha,” jawabnya. Muke gile. Dia pun memanggil waitress untuk mencatat pesanan yang akan kami makan.
“2 (dua) gokana spesial 3, 1 (satu) ramen ukuran besar, dan 3 (tiga) lemon tea ya mbak.”
“Buset badan segede rusa makanan seporsi gorila!” gumam q.
“Kalau mas yang disana dipisahin ya mbak, ga kenal soalnya,” katanya sambil menunjuk q. Muke gile.
“Saya pesan gokana spesial 2, sama minumnya ice lemonade ya mbak,” pesan q sambil mengembalikan buku menu yang ada di tangan q. Ya iyalah masa di kaki.
“Ada lagi? saya ulangi pesanannya ya,, bla bla bla,” siaran ulang pesanan yang kami pesan.
“Ada mbak, aq pesan hatimu ea ea, “ gumam q. “Tidak ada mbak terima kasih.” Waitressnya pun segera berlalu dari hadapan kami.
“Hai marah ya?hehe. Habis, liat wajah km galau jadi ilang selera makan q,” tanya dia kepada q.
“Ilang selera makan, pesen 3 (tiga) porsi sekaligus, muke gile loe dro,“ gumam q. “Nggak hehe, cuma ada sedikit masalah ko.” Ok, ditinggal kimpoi ma seseorang yang ditunggu selama 6 (enam) tahun dan menyerempet bapak-bapak ampe mpir dilempar batako adalah masalah sedikit.
“Cerita dong apa masalahnya, kalau berbagi masalah, insyaallah semuanya jadi ringan, siapa tau aq bisa kasih saran. Oh ya nama q Tiara, km?” sembari menyodorkan telapak tangannya seperti mau jabatan tangan. Ya iyalah kenalan menyodorkan tangan, emangnya pake kaki. Q perhatikan gadis dihadapan q ini secara diagonal coz berhadapan-hadapannya diagonal, gadis berambut sebahu, wajahnya lembut dan lumayan cantik, matanya sayu ramah, ada hidungnya, ada bibirnya, punya dua telinga, perawakannya sedang, pembawaannya tenang dan murah senyum, memakai kemeja hijau tua lengan pendek rapi, kalau celananya gatau coz lagi duduk
. Tapi dihati q masih ada Retno, tidak mudah Retno hilang dari relung hati ini dan digantikan oleh gadis manapun di dunia ini, gatau kalau di akhirat.“Nama q Wisnu,” sembari q sambut jabatan tangannya. “Ga mau cerita ah, privacy,” jelas q sambil tersenyum.
“Yaudah kalau gmw cerita, tapi kok mukanya merah gt? malu ya ketemu gadis cantik ahahaha.”
“Buset ni orang pede bener,” gumam q. Stay Calm. “ Nggak kok, cuma kepanasan tadi naek motor Ra,” ngeles q.
“Haha gpp kali q cuma bercanda kok, oh ya masih kuliah atau sudah kerja pak? Boleh aq panggil Bapak coz keliatannya udah tua dan punya banyak istri haha mirip si Subur,” tanyanya lagi. Muke Gile, lupa aq nyukur jenggot ma kumis kalau lagi galau.
“Q masih 24 (dua puluh empat) tahun Ra, jangan panggil bapak ah panggil ja mas ato kakak, umur segini masih muda. Kalau istri kebetulan belum punya (ditinggal kimpoi). Alhamdulillah udah kerja didekat sini, kalau kamu masih kuliah atau udah kerja Ra?” tanya q.
“Baru selesai kuliah kak, udah wisuda bulan kemarin, sekarang pengangguran, boleh dong ntar dicariin hehe. Oh ya udah punya pacar belum?” tanyanya. Pertanyaan yang selalu ada selama 24 (dua puluh empat) tahun menjomblo.
“Belum, kamu?”
“Hehe udah ketebak dateng sendirian. Kok belum punya pacar kak? Kakak ga jelek-jelek amat kok, mesti pede kak.” Buset, pedes banget tuh mulut.
“Iya ya, insyaallah kalo udah jodoh pasti ketemu Ra, lha kamu juga dateng sendirian? mana pacar kamu Ra?” Tiba-tiba datang dua orang menghampiri meja kami. Q kira malaikat Munkar dan Nakir. Loe kate di Alam Barzah!
“Maafin mama sama papa ya Tiara, tadi lama sekali ditempat service hpnya,” sahut seorang perempuan yang tidak terlalu tua-tua amat.
“Gpp kok ma, makanannya juga baru Tiara pesen barusan, oh ya kenalin ma pa ini Kak Wisnu, dia kerja didekat sini.” Owh ternyata naga, makanan yang dipesannya tadi buat papa mamanya juga, jangan mudah suudzon aka berprasangka yang tidak baik, tidak ada badak, tidak bagus.
“Perkenalkan tante, om.. eh Om Ridwan ya? yang kemarin ketemu di Terminal Leuwipanjang, apa kabar om? Ga disangka ya bisa ketemu disini”
“Eh iya om masih inget. Ini lho ma, Tiara, pemuda ganteng yang nolong papa tempo hari waktu hampir kecopetan diterminal, sekali lagi makasih ya Nak Wisnu, kalau ga ada kamu, udah raib semua berkas penting om sama pencuri.”
“Sama-sama om, sudah jadi kewajiban kita sesama manusia buat saling membantu,” rendah hati q. Mama dan papa Tiara kemudian duduk bersama kami, tak lama kemudian makanan pun datang. Kami pun langsung melahap makanan didepan kami. Ya iyalah masa dibelakang. Ditengah suapan yang ke-26, tiba-tiba papanya Tiara bertanya.
“Nak Wisnu sudah punya calon?”
“Belum om. Belum ada yang mau sama saya hehe”
“Aq mau.” Potong Tiara tersenyum jail. Aq pun langsung tersipu malu-maluin.
“Haha iya kalau belum, kamu mau om jodohkan sama anak om, Tiara?” Deg, tiba-tiba giliran wajah Tiara yang memerah.
“Ok deal! Kapan tanggal mainnya?ea ea,” pikir q. “Saya baru kenal sama Tiara om, Tiara juga sama baru kenal saya, masa langsung mau nikah? (Langsung kimpoi sih boleh om :Lol)”
“Ya kamu kenal dulu lah ma Tiara, om izinin, terserah nanti kalau Nak Wisnu suka dan mau dilanjut, silahkan, kalau tidak cocok ya tidak apa-apa. Kewajiban om buat nyariin suami buat Tiara.” Sebenarnya aq masih menyimpan perasaan yang cukup dalam kepada Retno, tidak mudah melupakannya hanya dalam waktu 1 (satu) jam saja seperti lagu ST12 yang berubah nama jadi Setia Band karena perpecahan dikubu personilnya. Tapi q pikir, Retno pun sekarang sudah ada yang melamar dan sebentar lagi akan menikah, tidak ada salahnya aq mencoba membuka hati q untuk gadis lain, toh kalau tidak cocok, aq tidak perlu menikah dengannya.
“Baiklah om, saya coba buat mengenal Tiara, kalau sama-sama cocok, 2 (dua) atau 3 (bulan) lagi saya akan membawa keluarga saya untuk melamar Tiara, tapi Tiaranya sendiri mau apa tidak? Saya serahkan kepada Tiara.”
“Ok kalau begitu, gpp kan Tiara? Kamu coba kenal Nak Wisnu ya?” Sekilas Tiara memandang ke arah q, kemudian menggangguk kecil ke arah papanya.
----------------------------------------------------------------------
Diubah oleh Battosai99 16-05-2015 14:35
0
Kutip
Balas