Gw memperhatikan gambar-gambar pembunuhan subang yang terpampang di depan gw, Pak Bahri tengah menjelaskan detail dari investigasi dari kasus ini. Identitas dari perempuan yang menjadi korban masih samar-samar, hal ini dikarenakan perempuan tersebut ternyata sudah melakukan operasi lift-off wajah sehingga sulit diketahui wajah aslinya. Mendengar hal itu gw langsung ngebuka buku gambar gw, biarpun gelap gw berusaha melihat muka perempuan yang gw gambar tersebut.

Gw memperhatikan gambar gw baik-baik, seinget gw, gw ga nemuin satupun bekas dari operasi wajah perempuan itu. Siapapun yang ngelakuin ini udah pasti sangat ahli, atau dia mungkin ngelakuin operasi diluar negri. Dengan adanya penemuan kalo perempuan ini ternyata udah ngelakuin operasi muka, udah pasti bisa dipastiin kalo identitas dia bakalan susah ditemuin dan nggak bakalan berkembang.

Tiba-tiba gw kepikiran sama kata-kata perempuan itu yang ngomongin anaknya, gimana investigasi tentang anaknya? Apa anak yang dia maksud itu anak yang udah lahir apa masih janin? Gw nahan keinginan gw buat nanyain hal itu ke Pak Bahri. Entah kenapa gw masih yakin kalo anak yang dia maksud adalah kandungannya, apalagi kalo ngeliat gimana rusaknya Rahim perempuan tersebut.

Pak Bahri kemudian mengganti slide presentasinya dengan laporan forensic dari perempuan tersebut. Dia nggak ngelampirin semua hasil laporan tersebut, tapi cuma bagian-bagian penting aja seperti sisa zat-zat yang ada didalam badan perempuan tersebut. Pak Bahri mulai menerangkan satu persatu sisa zat yang ditemukan di tubuh korban, banyak zat kimia yang ditemukan ditubuh korban tapi yang paling menarik perhatian gw adalah tetrodotoxin.

Racun tetrodotoxin adalah salah satu zat kimia yang digunain dalam kasus zombie di Haiti. Orang yang terkena racun ini dalam jumlah ringan akan mengalami kondisi tubuh kaku, penurunan suhu tubuh, kejang-kejang, detak jantung melambat dan kondisi mati suri. Gw tahu ini semua berkat salah satu jurnal yang gw pake buat skripsi gw ngebahas tentang zombie Haiti dan sekarang gw ngeliat contoh nyatanya dalam kehidupan nyata.

Gw melihat layar itu baik-baik, sisa residu dari racun ini benar-benar sedikit ditubuh korban, bahkan hampir tidak bisa ditemukan jika tidak diteliti dengan baik. Apa mungkin pelaku ngegunain racun ini untuk anastesi juga? Efek dari racun ini yang memperlambat aliran darah korban otomatis akan mencegah terjadinya pendarah hebat saat pelaku memutilasi tubuh korban dan menyambungkannya kembali. Pertanyaan demi pertanyaan mulai muncul di kepala gw tentang pelaku pembunuhan ini, apa mungkin ada orang afrika yang terlibat dalam kasus ini juga? Kalo ngeliat bagaimana pelakunya melakukan pembunuhan dengan ritual-ritual aneh, bukan tidak mungkin sihir seperti voodoo juga terlibat.

Ketika gw sadar dari pikiran gw, Pak Bahri sudah menjelaskan bagaimana korban mengalami kematian. Penyebab kematian korban adalah robekan sepanjang 10 cm di daerah bilik jantung kiri, hal ini disebabkan sebuah sebuah kayu dengan ujung seperti kail yang menembus tubuh korban. Oleh pelaku, kayu itu berhasil ia masukan melalui sebuah lubang kecil di punggung korban tanpa mengenai satupun bagian vital korban. melalui perut korban yang terbuka, pelaku menempelkan kail yang cukup besar itu ke kayu di dekat jantung. Hal ini mengakibatkan jika korban dipindahkan secara paksa maka kail itu akan menusuk jantung korban dan mengakibatkan kematian seketika dan itu semua dilakukan ketika korban dalam keadaan hidup.

Gw menahan napas ketika mendengar semua itu, siapapun pelaku dia adalah seorang jenius dalam bidang kedokteran. Ketika mendengar penjelasan Pak Bahri, beberapa polisi langsung memberi komentar tentang pembunuhan sadis tersebut, mereka semua setuju siapapun pelakunya harus ditangkap. Mendengar respon setuju para polisi tersebut, Pak Bahri tersenyum. Dia lalu melanjutkan pembicaraannya dan mengganti gambar menjadi gambar muka Rudi dan seseorang yang nggak gw kenal.

Pak Bahri mulai menjelaskan siapa yang berada di dalam foto tersebut, polisi telah berhasil mengkonfirmasi bahwa salah satu pembunuh Nita adalah Rudi. Hal ini di dapatkan dari perbandingan tinggi Rudi dan salah seorang pelaku di video, Pak bahri juga menjelaskan bahwa Rudi adalah kunci utama dalam menyingkap kasus ini. Setelah itu dia menjelaskan siapa orang yang berada di sebelah orang tersebut adalah salah satu Bandar narkoba yang memiliki afiliasi dengan para pelaku di kasus ini. Melihat foto itu, beberapa polisi langsung saling pandang, Sekalipun gelap gw bisa ngeliat gimana beberapa polisi itu saling berhadapan satu sama lain.

“Saya cuma ingin meminta persetujuan dari mas-mas disini untuk menangkap Bandar narkoba ini, karena kita tahu kalo dia dipelihara sama beberapa mas-mas disini” Ujar Pak Bahri tanpa basa-basi, hal ini langsung membuat beberapa polisi memberi komentar ke Pak Bahri agar tidak terlalu frontal seperti itu.

“Hati-hati kamu kalau bicara Bahri! Kamu jangan menuduh sembarangan!” Teriak salah seorang polisi marah ke Pak Bahri. Melihat hal itu beberapa polisi langsung menghampiri polisi yang sedang marah-marah itu dan menyuruhnya duduk.

Pak Bahri tiba-tiba memberi perintah kepada polisi yang memegang laptop presentasi untuk menyalakan lampu ruangan. Begitu lampu menyala terang, gw langsung berusaha membiasakan diri dengan kondisi sekitar. Gw memperhatikan polisi-polisi yang ada di sekeliling gw, seketika gw sadar kalo tanda pangkat yang ada dibahu mereka kebanyakan berlambang bintang. Rupanya polisi-polisi yang ada diruangan ini adalah para petinggi kepolisian, dan orang yang tadi marah-marah ke Pak Bahri adalah jendral bintang 2. Nama polisi itu adalah Pak Sukardi.

“Saya bukan ingin menuduh sembarangan, saya hanya berusaha mengungkap kasus pembunuhan ini. Saya sempat diperingatkan oleh salah seorang kawan saya kalau dia adalah salah satu peliharan bapak-bapak sekalian, karena itu saya berusaha untuk meminta izin terlebih dulu sebelum melakukan apapun” Ucap Pak Bahri tenang seakan-akan dia mengetahui bahwa ini akan terjadi.

“Bahri, apa kamu punya buktinya? Bagaimana kamu tau kalo dia ikut terlibat?” Ucap salah seorang polisi yang duduk di sisi meja yang sama kayak gw.

Pak bahri menjelaskan bagaimana kandungan lsd yang ada di tubuh korban pembunuhan Samosir memiliki kesamaan dengan lsd yang dia jual selama ini. Polisi itu kemudian menangguk sedikit seperti memikirkan sesuatu.

“Apa kamu punya bukti lain? Bukti yang nguatin pendapat kamu?” Kata polisi terlihat tidak yakin.

“Karena itu saya mengundang salah seorang interrogator paling handal yang pernah saya kenal” Ucap Pak Bahri sambil ngeliatin gw.

Seketika gw tahu apa maksud dari Pak Bahri.