Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#4151
Bunga dipatok ayam 3
Pernah gak sih ngerasa seperti kita melakukan sesuatu, tapi kita gak punya asalan konkrit untuk melakukan hal itu. Kita melakukannya ya karena kita mau. Walaupun itu hal bodoh sekalipun, kita tetap melakukannya. Sistem syaraf mahkluk hidup itu rumit. Ada terlalu banyak proses aksi dan reaksi yang terjadi baik sadar maupun tidak sadar. Sama halnya seperti yang gue lakukan sekarang. Kalo ditanya, "kenapa gue ngotot memberi bunga kepada Iren?". Gue gak punya jawaban logis. Satu-satunya yang bisa gue berikan adalah, "karena gue mau minta maaf". Tapi jawaban ini terlalu klise.

Apa coba hubungannya? Jeki sehari-harinya adalah orang yang gak mau tau, dan acuh tak acuh. He is too straightforward. Setiap ada kejadian, dia suka mikir sendiri segala macem skenario yang mungkin terjadi, lalu mengambil kesimpulannya sendiri tanpa memperdulikan apa kata orang lain. Ini emang sifat buruknya, cuman masih ada yang lebih buruk. Apapun yang dipikirinnya, besoknya juga uda dilupain. Ibaratnya ya cuman asal mikir doank biar otaknya gak cuman nemplok dikepala tapi gak pernah dipake. Mudah saja sih sebenarnya. Ngapain ambil pusing soal sikap Iren, toh dia beda angkatan sama gue. Gue juga gak bakal ketemu dia tiap hari. Not really a troublesome matter emoticon-Paw

Nah untuk kejadian kali ini, boleh dibilang pengecualian. Gue gak tau kenapa gue melakukan ini. Kalo mau dipikir logis, alasannya ada banyak. Pertama, gue terinspirasi, atau mungkin bisa juga terpacu, karena ngeliat teman kerja gue dikasih bunga sama cowoknya. Kedua, gue gak mau rugi. Mawar putih itu dua kali harganya mawar merah. Masa gue bela-belain beli, tapi gak ada hasil. Ketiga, gue mau keliatan keren. Bayangin deh, ngasih bunga anonim tiap hari. Lalu suatu hari, si anonim itu muncul ke permukaan. Momen seperti ini kan sering banget ada di sinetron dan efeknya itu "waaah" banget emoticon-Embarrassment

Tapi itu cuman sebatas pikiran logis. Kalo semua kejadian berjalan sesuai pikiran logis, artinya hidup ini bakal datar-datar doank. Wong semua sudah diperkirakan kok. Justru karena ada kebetulan-kebetulan yang gak diperkirakan, maka lika-likunya jadi menyenangkan emoticon-Big Grin

***
Gue menatap bengong ponsel gue. Gue gak pernah tau kalo Iren punya cowok. Di kampus, doi gak pernah keliatan deket sama cowok. Kemana-mana doi selalu bareng Ratu. Kalo Ratu sih banyak yang deketin, tapi kalo Iren gak tau deh. Harusnya banyak juga sih, tapi entahlah, gue gak perhatiin sampe segitunya. Yang gue perhatiin paling cuman hal-hal biasa doank, seperti...

Iren anaknya ceria, cantik, suaranya bagus, rambutnya selalu dibiarin tergerai, bagus, panjang, pake jam tangan G-shock ditangan kiri, warnanya hitam, kuku tangan kanan dijari jempol dan kelingking dibiarin panjang, ada kutek warna pink di kelingking, terus kalung salib dari perunggu (mungkin?) selalu menggantung di lehernya, gak pernah keliatan pake rok, selalu celana, punya gelang kaki yang suka bunyi kalo doi lagi jalan di sebelah kaki kanannya, tapi doi mah jarang jalan pelan, paling sering lari-lari, selalu gendong tas kipling warna ijo army dengan boneka monyet yang menggantung, pake termos tupperware warna ijo muda, hpnya nokia 6630 yang diganti cassing transparan, tombol keypadnya sedikit memudar, dan kata-kata favorite, "ihhh" dengan suara soprannya.

"Ehh emoticon-Kagets "

Pertama ya, kenapa gue perhatiin Iren sampe segitunya? Sampai hapal apapun yang melekat ditubuhnya, gesture-gesturenya, cara ngomongnya, sikapnya. Ngapain coba?

"Ya karena gue suka mengamati orang"

Coba jelasin mengenai Una secara detail, atau Rara, atau mungkin Widya yang gue kagumi. Bisa gak?

"Hmmm... gak bisa emoticon-Frown "

Gak bisa kan? Hahahaha ketahuan banget. Minta maaf mah cuman alasan buat nutup-nutupin doank emoticon-Ngakak (S)

Terus yang kedua ya, kenapa jantung gue sekarang kerjanya gak normal? Kenapa berpacu lebih cepat dari biasanya? Ada yang salah? Gue mau cari alasan apa lagi? Coba cari alasan logis..

"Gak ada emoticon-Malu "

Bukan gak ada, tapi gue malu mengakui kalo gue sakit hati karena tau Iren uda punya cowok!

"Hah??! emoticon-Belo "

See.. Bener kan.. emoticon-Cool

Gue gak perlu stalking Iren selama sebulan lebih setelah kita jogging bareng, terus gue juga gak perlu ngotot ngasih mawar. Ngasih mawar mah cuman akal-akalan gue doank. Apaan pake alasan minta maaf. Not make sense. Justru karena gue uda punya perasaan sama Iren, yang gue gak tau kenapa bisa ada, makanya gue ngasih dia mawar. Gue pengen dia tau kalo gue suka dia. Itu jawabannya!

Hei.. Enak aja! Gue gak pernah ya bisa tiba-tiba dan semudah itu pindah hati. Gue tau apa yang gue rasakan sendiri. Kemarin gue suka Rara, hari ini gue suka Iren, besoknya gue mau suka siapa lagi? Lagipula apa yang gue pikirkan tadi juga gak masuk akal. Kalo emang gue suka Iren, kenapa gak dari dulu aja? Dari pertama kali gue ngeliat dia, dari waktu makrab. Atau mungkin lebih gampangnya dari waktu gue mulai jadi asisten. Gue kan jadi lebih sering ketemu Iren.

Gue jawab pelan-pelan. Dari Rara. Kata-kata dari bang Din dan Rara sendiri gak cukup membuktikan bahwa perasaan gue itu salah? Itu uda jelas banget. Lalu soal Iren, uda gue bilang diawal tadi. Gue orangnya suka cari pembelaan sendiri. Gue suka ngambil keputusan sendiri. Gue kasih tau, suka seseorang itu gak perlu ada alasan. Misalnya begini, gue suka dia karena dia cantik. Terus kalo dia uda gak cantik lagi, gue gak suka dia lagi? Gak sayang dia lagi? Gak cinta dia lagi? Gak kan? Perasaan akan selalu sama, karena perasaan itu dinamis dan beradaptasi dengan waktu. Dari mata jatuh ke hati. Gak perlu lewat otak. So love is not based on logic, they are two different things that haunt human thought.

"Hmmm emoticon-Amazed "

Gue jadi bingung. Terus apa yang harus gue lakukan sekarang?

"Gue tau apa yang harus gue lakukan. Gue adalah gue"

Cukup sudah pikiran-pikiran yang melayang-layang dikepala gue sedari tadi. Gue gak akan menemukan fakta emoticon-rainbow

Gue ambil kunci motor, dompet dan hp gue. Waktu masih menunjukkan pukul 7 malam. Harusnya masih sempat. Gue pacu motor ke daerah kotabaru. Membeli bucket mawar putih yang biasa gue beli untuk Iren.

"Eh tumben mas dateng jam segini bukan subuh" Kata mba penjual
"Hehehe, iya mba emoticon-Big Grin " gue nyengir
"Rajin banget ngasih kembang mas" Tebak mba penjual
" emoticon-Hammer "

Ini terakhir kalinya gue beli mawar. Setelah ini gak akan lagi. Gue gak perlu ada kartu-kartu ucapan segala. Gak penting lagi untuk sekarang. Setelah pesanan gue jadi, gue arahkan motor ke kostan Iren. Gue keluarkan ponsel.

"Ren, aku dibawah kostanmu nih, turun bentar ya" emoticon-mail to Iren
"Ha? Ngapain kak?" emoticon-mail dari Iren
"Turun donk" emoticon-mail to Iren

Deg..
Deg..
Deg..

Gue menunggu persis didepan pagar kostan Iren, tempat biasa gue mengantung bunga gue. Bunganya sengaja gue sembunyiin dibelakang punggung gue supaya gak keliatan.

Kaki gue lemes.

Sabar..
Tahan..
Gue harus ngelakuin ini..

Pintu utama dari rumah kostan Iren terbuka, terlihat sosok yang sudah gue tunggu akan keluar. Dia menggunakan pakaian tidur dengan sandal boneka yang imut. Dikepalanya tergantung kacamata yang belum pernah gue liat. Ternyata Iren pakai kacamata. Gue baru tau.. emoticon-Thinking

Dia membuka pintu gerbangnya.

"Kenapa kak?" Tanya dia

Keringat dingin mulai meluncur dari dahi gue.

Ngomong!
Ngomong!
Ngomong!
Apapun itu!

"Ehh, sori ganggu hehe" Kata gue kikuk
" emoticon-Confused " Iren kebingungan

Tangan gue gemetar.
Tiba-tiba gue ragu.
Apa perlu gue melakukan ini?

"Hemmm..." Kata gue
" emoticon-Amazed " Iren menatap gue

Uda kepalang tanggung! emoticon-Mad
Gue ragu nya telat!

Gue keluarkan bunga dari belakang punggung gue.
Bunga dengan pattern seperti biasa.
Lima kuntum mawar putih.
Diberi hiasan bunga-bunga kecil warna merah rose.
Dengan kertas pembungkus warna putih.
Plastik bening,
dan pita merah.

"Buat kamu emoticon-rose " Kata gue

Akhirnya!

" emoticon-Belo " Iren menatap gue
" emoticon-Malu " gue malu
" emoticon-Shutup " Iren menutup mulutnya
" emoticon-Belo " gantian gue yang menatap Iren

"Terima Ren! Terima bunga gue!" gumam gue dalam hati

"Tangan lu, cepetan.. ambil bunga gue" gumam gue lagi dalam hati

Tapi tidak ada pergerakan dari Iren.. Dia masih menutup mulutnya yang menganga dengan sebelah tangannya. Matanya masih menatap gue dengan tatapan tidak percaya. Bulatan bola matanya masih terlihat jelas.

Sepertinya gue salah.. Gue salah perhitungan..

Gue tarik tangan Iren yang satunya lagi, gue berikan bunga ini ke tangan tersebut. Gue pastikan kalau Iren sudah menggenggam dengan erat bunga tersebut. Gue lepaskan genggaman gue.

"Semoga suka ya, sori kejadian tempo hari waktu jogging emoticon-Smilie " Kata gue
" emoticon-Belo " Iren gak ngomong apa-apa

"Ngomong donk!" gumam gue dalam hati

"Apa kek, makasih kek, atau cuman sekedar hembusan nafas. Ngomong!!!" gumam gue lagi

Ternyata masih sama..
Tetap tidak ada..
Kecewa..
emoticon-breakheart

"Aku pamit dulu ya, uda malem hehehe emoticon-Big Grin " gue nyengir bego

Gue balik badan, memasang helm dan menghidupkan motor.
Ternyata tebakan gue salah.

Awalnya gue yakin kalo Iren belum punya cowok. Gue yakin banget karena gue gak pernah ngeliat doi deket atau sekedar duduk berduaan dengan cowok di kampus. Okelah mungkin cowoknya dari kampus lain. Tapi Iren baliknya jalan kaki, gak dianterin siapa-siapa. Kalau dia punya cowok, kenapa cowoknya gak anterin doi pulang? Makanya gue yakin banget Iren gak punya cowok dan yang ngaku-ngaku cowok Iren ditelpon tadi cuman pura-pura.

Lalu, sebenarnya gue sedikit bertaruh sih. Gue mau ngomong kalo gue suka sama dia tadi. Tapi setelah melihat respon Iren barusan. Gue benci kenapa setiap cewek gak pernah ngomong apa-apa setiap gue mengungkapkan perasaan! Kenapa harus diam membisu sih?! Gak Una, gak Iren, sama aja!

Gue balik ke kostan,
Kantong gue bergetar.
Sepertinya ada yang menghubungi gue via ponsel
Gue cek..

emoticon-mail

Ternyata ada sms dari Iren..
Isinya......
Diubah oleh pujangga1000 15-05-2015 05:23
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.