- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.
Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.
Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .
27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.
Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
862 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#2395
Dengan enak dan polosnya itu jawaban Dimas, gue abaikan karena gue gak masalahin Dimas, sekarang masalahnya ganti, siapa yang nyuruh n jadi otak semua ini.. 2 cowok itu cuma halang-halangi gue tanpa menyekap n tanpa perlawanan, guepun berusaha slow.. Dateng cowok yang tadi tiba-tiba nendang gue.. Asu!! Dia Bagus!!, gak menduga rencana dia sampai kesini.. Duhh, sial bener nih malam, masalah Herman belum juga selesai n baru tadi aja gue berkelahi, sekarang masalah sama Bagus,, 2 masalah yang gue rasa serius.. Entah apa urusan Dimas Esti sama Bagus, mereka berdua pergi itupun Bagus yang nyuruh. Masih tersisa 5 cowok, 1 udah tergeletak, 1 lemas, 2 sehat plus Bagus yang masih sombong tegak nantangin gue..
Semua nurut perintah Bagus, 2 cowok disini cuma diem.. Saat inilah gue ambil kesempatan..
Satu pukulan dari bagus, n gue terjatuh langsung disekap sama 2 temen itu...
Bukkkkkkkkk, pukulan keras dimuka gue, berusaha melawan tapi sekapan ini susah dilepas.. Pikiran gue mulai kacau, konsentrasi jadi tertuju ke Rista..
Jlebbbbbbb, sejenak gue kaget.. Lho? Bukannya Bagus itu suaminya Rista kok dia bilang kayak gitu..
Gue terus berusaha melepas sekapan 2 cowok ini sampai akhirnya lepas, tapi gak memukul apapun, hanya saja gue ngomong macem-macem emosi banget sama ini anak..
Bukkkkkkkk.. Pukulan bagus kena pelipis gue, sambil nyuruh temannya nglepasin gue yang semakin gak ngerti apa yang bagus maksud, gue disekap kok gak boleh yaaa sama dia, malah dilepasin, kenapa pula gue gak dihabisin....
Gue ikut tersinggung kalau Rista dikatain kayak gitu.. Jadinya gue pukulin si Bagus,, tapi dia malah gak ngelawan n 2 temnnya ini malah pergi.. Beneran gue habisin si Bagus yang udah berdarah-darah, gue acungin Pisau dimukanya..
Gue gak ngerti apa masalah Rista sama Bagus sampai cerai, tapi entah kenapa saat Bagus bilang kata-kata terakhir itu gue mundur, n firasat gue kayak gak enak ngelihat bagus yang udah mulai lemas tanpa Daya, satu lagu Pukulan buatnya disela gue semakin gak enak rasanya, jujur gue ngerasa ada keganjilan disini.. Mengira aja semua ini rekayasa Bagus njebak gue soalnya temennya malah pergi bukannya membantu dia atau ngeroyok gue.. Detik ini juga gue lari dari sini, tapi entah ada apa lagi,, saat nyalain motor, dari belakang gue lihat satu motor boncengan mulai mendekat, terlihat satu turun n berlari ke gue. Masih beruntung gue terus berusaha kabur tancap gas... Bersamaan dengan teriakan keras banget..
Tembakan mungkin ke atas, sambil berusaha ngejar gue, tapi ssttttttttttt motor gue melaju n gue dengar beberapa kali tembakan peringatan n ada yang mengejar dengan 2 motor.. Gue terus melaju di jalanan Ring Road Selatan Jogja sampai masuk ke Jalur mobil,, sesekali nengok ke belakang, salah satu yang mengejar itu temannya Bagus.. Wahh bener-bener seperti terselubung dan terencana.. Gue terus melaju kencang sampai daerah Dongkelan sengaja masuk ke Kota, sampai berapa lama dijalanan gue rasa mereka udah gak ada karena gue masuk ke jalan kecil, gank dan lainnya. Sekedar berhenti n gue buka HP.. Sms bagus belum lama...
“Gue tunggu Lo di dalam Sel Penjara.. N gue bakal ngencingin muka lo dari luar Terali Besi, yang akhirnya lo bakal kesakitan dibalik Jeruji Besi itu sampai waktu yang tak pernah bakalan tau. Satu penghormatan buat Lo, Val...”
Uhhhh, sms ini bikin gue kaget n semakin bertanya apa maksud bagus.. Tapi gue cuma membalas
“Gus, sampai matipun gue bakal jadi musuh Lo, guepun gak akan diam dengan semua perlakuan lo, inget yaa, sampai mati!! Ini janji gue ke lo, makasih atas penghromatannya. Tapi, kalau lo akhiri ini semua, guepun janji bakalan bersahabat sama lo sampai mati pula. Gue diatas segalanya tanpa kesombongan. Gue bisa lunak kalau lo lunak, gue bisa keras kalau lo masih keras. Jadi, pikirkan, gue gak akan takut sama Lo, seorang pengecut yang bisanya ngandalin orang lain.. “
Sampai beberapa saat sms gue gak dia balas, gue mulai bingung, kepala mulai sakit kalang kabut, n langkah pertama yang gue ambil langsung Call si Chandra,
Gue: “Ndra dimana?”
Chandra: “Masih ngumpul di tempat tadi, lo dimana Bos, sini nih ada banyak minuman sama temen-temen gue..”
Gue: “Oke gue kesitu,,”
Gue bergegas kesana n ketemu sama Chandra n temen-temennya juga yang lagi asik minum-minum udah setengah pada mulai mabuk.. Gue langsung menarik Chandra n gue bawa dia pergi dari situ, langsung naik menjauh sampai sekitaran Kaliurang.. Jalanan mulai lengang, malam ini gue pusing banget sebenernya, 2 kasus bersamaan, kasus pemukulan ke Herman yang hampir aja bikin gue mati, n kasus sama Bagus yang sebenernya sama aja, gue udah berjuang berpacu dengan waktu sejak sore tadi, malam yang seharusnya gue habisin sama cewek-cewek n mabuk-mabukan seneng-seneng malah dilewati dengan acara seperti ini..
Gue lanjut cerita soal keributan setelah Herman, keributan gue sama Bagus.. Chandra semakin bingung, gue jelasin sedetailnya masalahnya gimana. Diapun mulai nyusun cara disela mukanya yang semakin memerah..
Anterin, ada mobil n Chandra langsung beraksi..
Adzan subuh berkumandang, Chandra pergi dari sekitaran Kostnya Doni yang kebingungan karena lihat gue sama Chandra kayak orang bingung juga.. Gue juga langsung kabur, gak tau arahnya kemana.. Sampai barat Kota, didaerah Gamping, nyusup ke sebuah Desa di belakang Kampusnya Dhea, inget kan sama Dhea n kuliahnya dimana.. Ngopi di Warung Burjo,, udah jam 5 subuh... Sambil smsan juga sama si Chandra, semoga saja dia aman n baik-baik saja.. Pikiran gue sejak tadi tertuju sama Sitaa yang terabaikan.. Padahal dia banyak sms karena sejak sore tadi sama keluarganya, gak betah karena ulah Reno, gak betah karena dimarahin gara-gara deket sama gue, sampai dia sedikit ngambek karena gue gak balas sms dia, gak angkat telpon dia..
Sorry Taa, bukan gue gak mau tapi karena keadaan yang lagi gak memungkinkan buat semua itu.. Call ke Sitaa, sampai 20 menitan berpuluh-puluh panggilan baru ngangkat..
Sitaa: “Mas, ada apa kok baru hubungi Sitaa?, ngantuk nih,,”
Gue: “Sitaa, lo dimana?”
Sitaa: “Di kamar,, sstt ada Papa dan Mama juga tuh, sama Mas Reno..”
Gue: “Taaa, gue kena kasus, apa lo mau keluar temenin, gue jemput..”
Sitaa: “Duhh mas, gak daritadi sih, Sitaa gak berani.. Lagian baru pulang sama keluarga jam 2 tadi”
Gue: “Sitaa, pleasee gue mohon sekarang gue buron.. Ntar gue ceritain semuanya, apa masalah gue sejak sore tadi,,”
Sitaa: “Mas ini berulah apaan sih?”
Gue: “Ya ntar mamas ceritain.. Sekarang gue lagi disini, diwarung kopi, kalau emang bisa gue kesitu n kita kabur, berani?”
Sitaa: “Mas, sebenernya gue pengen nemenin lo..Guepun gak betah dengan keadaan kayak gini, gue tertekan karena orangtua n kakakk”
Gue: “Hahhh!! Kelamaan lo..”
Gue matiin telpon, emosi jadinya sama Sitaa, iyaaa.. Emang gue ini EGOIS.. Maunya sendiri, tapi mau gue itu sebenernya mau Lo juga Taa, yaitu hidup bersama.. Gak lama dia sms yang gue rasa itu gak Mutu tanpa usaha keluar nemui gue..
“Jangan tinggalin gue..”
Sampai setengah jam saat Matahari mulai terbit, gue baru bales sms Sitaa n mulai bergegas masuk cabut dari sini. Ngantuk, sakit, lemes, itulah gue saat ini, tapi terus berusaha terjaga, situasi lagi gak memungkinkan n gue memang gak pengen melibatkan orang lain didalam ini.. Gue meluncur ke sekitaran tempat tinggal Sitaa, gue beraniin memaksanya keluar..Diapun mau entah apa n gimana caranya dia bisa keluar, yang jelas gue gak peduli.. Setengah jam lebih nungguin dia, Sitaa dateng nemui gue jalan kaki dengan muka ngantuk n kucel, lanjut gue ajak pergi,..
Mulai nanyain apa masalahnya, disebuah warung belakang sebuah Hotel mewah di tengah Kota, gue mulai nyeritain sebab dan kejadian sejak sore lalu.. Sampai Sitaa bener-bener bingung harus gimana bantuin gue.. Tapi, tekad gue udah bulat, gue harus kabur dari Kota ini, yang gue masalahin sekarang berganti, bukan Herman lagi tapi Bagus yang udah bawa (mungkin) Polisi, apalagi dia udah sms dengan kata-kata yang bikin gue Trauma yaitu “Jeruju Besi” alias Penjara, gue gak pengen masuk tempat itu lagi, cukup kemaren jadi yang terakhir seumur hidup gue..
Sampai menjelang siang, Sitaa mulai dicari keluarganya.. Terror dari Bagus semakin deras, gue udah gak aman sama sekali.. Kabar lain baru dari Chandra yang udah beres ngosongin Kost, semua udah beres karena Chandra bekerja dengan baik, semua udah gue pasarahin sama dia, lanjut hubungi Tarii, gue cuma nyuruh dia gak usah ke kost, ke kost guepun percuma, dia juga banyak nanya n nyari tau alasannya apa, ahhh gue abaikan saja, mau marahpun gue udah gak peduli, gue tau persis gimana Tarii..
Adzan Dzuhur, Reno mengancam Sitaa kalau sampai jam 2 dia gak pulang bakalan dihajar, Papa Mamanya juga udah geram, tapi disisi lain Sitaa yang udah luluh lantak pikirannya, mentalnya udah gue doktrin seliar-liarnya, pokoknya Sitaa ngikutin apa yang gue pengen.. Walaupun dia sangat gelisah antara bareng gue n pulang karena dicari..
Sepertinya Sitaa gak berani ikut n nemenin gue, dia takut sama keluarganya. Daripada ribut mendingan gue anterin, lagian gue udah ngantuk banget.. Sampai disekitaran kampusnya gue turunin dia, tapi entah malang nasib gue kenapa semua bersamaan seperti ini.. Saat gue mau pergi dari Sitaa yang baru saja turun n salaman cium tangan ke gue, Reno tiba-tiba dateng sama 1 temennya, n langsung nyekap gue.. Dipinggir jalan raya, gue rada mikir kalau mau ribut..
Satu pukulan Reno n gue yang gak melawan karena gue udah capek sejak sore kemaren.. Gue terlalu bodoh karena keadaan, padahal gue udah berusaha aman tapi kenapa gagal.. Dateng beberapa teman Reno n gue langsung dibawa ke tempat Sitaa, sampai sana udah menunggu Papa dan Mamanya yang menatap tajam ke gue.. Temen-temen Reno lalu keluar dari rumah, mereka nunggu n jaga diluar aja.. Papanya mulai ngamuk-ngamuk ke gue, Reno juga, Mamanya sama aja, hanya Sitaa yang diem sambil nangiss.. Bukkkkkkkk, satu pukulan dari Papanya Sitaa..
Gue diem, n hanya memandang wajah Papanya Sitaa, Reno yang terus memakipun cuma gue lihatin.. Beberapa saat setelah itu..
Gue diseret keluar, n gue nurut aja. Tapi dalam hati gue, apapun caranya gue bakal berusaha dapetin Sitaa lagi.. Sampai diluar, gue mulai pergi n lihat Sitaa yang nangis n mandangin gue itu bikin gak tega. Gue sebenernya gak pengen ninggalin lo.. Cabut, gak tau arahnya kemana, lanjut nungguin Chandra karena dia mau nganter beberapa Baju sama barang yang harus gue bawa n pokoknya situasi udah gak memungkinkan. Setelah ketemu Chandra n masrahin semuanya, gue langsung kabur tanpa arah yang jelas mengikuti jalan pulan. Menjelang sore gue udah sampai di sebuah kota sebelah barat Jogja, kota yang terkenal dengan Bedug Raksasa, Purworejo..
Quote:
Gue: “Ohh ini cara lo? Keroyokan.. Lo gak puas gus sejak dulu ngrendahin gue, gue yang lo anggap Kere?” 
Bagus: “Lo yang selalu ganggu kehidupan gue Val..”
Gue: “Lo anjing, lo yang rebut Rista dari gue. Lo yang hancurin hidupnya, sekarang dia dimana?”
Bagus: “Ngapa lo nanya-nanya dia?, Rista udah mati,,, udah mati!!”
Gue: “Ohh jawaban lo itu...”
Bagus: “Lo yang selalu ganggu kehidupan gue Val..”
Gue: “Lo anjing, lo yang rebut Rista dari gue. Lo yang hancurin hidupnya, sekarang dia dimana?”
Bagus: “Ngapa lo nanya-nanya dia?, Rista udah mati,,, udah mati!!”
Gue: “Ohh jawaban lo itu...”
Semua nurut perintah Bagus, 2 cowok disini cuma diem.. Saat inilah gue ambil kesempatan..
Quote:
Gue: “Gus, lo jantan kan? Fight aja yuk satu-satu,, gue nantang nih.. Biar mereka disini jadi saksi,, kalau lo kalah, lo bilang kalah, kalau gue kalah guepun bakalan bilang kalah n nyerah sama lo.. Tapi kalau lo kalah, gak ada hak mereka bantuin lo,, kalau gue kalahpun gak akan nyari temen buat bantuin..”
Bagus: “Oh nantang nih.. Val, asal lo tau,, ini semua gak ada kaitannya sama Rista,, ini masalah kita berdua, “
Gue: “Gue gak suka sama lo, lo sombong.. Padahal gue berusaha baik sama lo sejak dulu, tapi lo selalu nyolot”
Bagus: “Lo banyak bacot anjing!!.”Brggggggggggggggg..
Bagus: “Oh nantang nih.. Val, asal lo tau,, ini semua gak ada kaitannya sama Rista,, ini masalah kita berdua, “
Gue: “Gue gak suka sama lo, lo sombong.. Padahal gue berusaha baik sama lo sejak dulu, tapi lo selalu nyolot”
Bagus: “Lo banyak bacot anjing!!.”Brggggggggggggggg..
Satu pukulan dari bagus, n gue terjatuh langsung disekap sama 2 temen itu...
Quote:
Bagus: “Sejak dulu, gue emang biasa sama lo Val, tapi gue emang suka sama Rista waktu itu.. Tapi kebencian itu ada karena lo selalu ganggu urusan gue sama Rista..”
Gue: “Gue gak ganggu, gue cuma pengen Rista bahagia, harapan gue dia bisa bahagia sama lo.. Gue gak pengen kalau harus bermusuhan sama lo n Rista, tapi malah lo selalu ngatain gue kere, lo yang selalu halangi Rista hubungan sama gue, lo terlalu takut Rista pergi ninggalin lo. Dilain sisi lo banyak temen, gue sadar itu, sampai sekarang lo masih aja ngandalin temen, temen-temen lo yang gue anggap gak ada mental, anak-anak orang berduit yang bisanya cuma berpangku tangan ngandalin Harta orangtuanya, segitu doank lo bangga? Gue lebih bangga jadi KERE selama ini.. Sekarang mau lo apa..???”
Gue: “Gue gak ganggu, gue cuma pengen Rista bahagia, harapan gue dia bisa bahagia sama lo.. Gue gak pengen kalau harus bermusuhan sama lo n Rista, tapi malah lo selalu ngatain gue kere, lo yang selalu halangi Rista hubungan sama gue, lo terlalu takut Rista pergi ninggalin lo. Dilain sisi lo banyak temen, gue sadar itu, sampai sekarang lo masih aja ngandalin temen, temen-temen lo yang gue anggap gak ada mental, anak-anak orang berduit yang bisanya cuma berpangku tangan ngandalin Harta orangtuanya, segitu doank lo bangga? Gue lebih bangga jadi KERE selama ini.. Sekarang mau lo apa..???”
Bukkkkkkkkk, pukulan keras dimuka gue, berusaha melawan tapi sekapan ini susah dilepas.. Pikiran gue mulai kacau, konsentrasi jadi tertuju ke Rista..
Quote:
Gue: “Heh, sekarang Rista dimana? Dimana gus?? Jawab asuu!!!”
Bagus: “Rista udah mati, gue udah bilang berkali-kali kan? Rista itu udah mati dari gue, dari kehidupan gue,, Dia bukan siapa-siapa gue lagi”
Bagus: “Rista udah mati, gue udah bilang berkali-kali kan? Rista itu udah mati dari gue, dari kehidupan gue,, Dia bukan siapa-siapa gue lagi”
Jlebbbbbbb, sejenak gue kaget.. Lho? Bukannya Bagus itu suaminya Rista kok dia bilang kayak gitu..
Quote:
Bagus: “Asal lo tau, njing!!.. Gue sama Rista udah Cerai sejak pertengahan 2009.. Sampai sekarang gue gak urusan sama dia, diapun entah dimana, yang jelas dia di Jakarta”
Gue: “Anjing lo Gus,, kenapa lo nyakitin dia, kenapa lo ninggain dia?, kenapa...?”
Gue: “Anjing lo Gus,, kenapa lo nyakitin dia, kenapa lo ninggain dia?, kenapa...?”
Gue terus berusaha melepas sekapan 2 cowok ini sampai akhirnya lepas, tapi gak memukul apapun, hanya saja gue ngomong macem-macem emosi banget sama ini anak..
Quote:
Gue: “Lo apain dia selama ini?”
Bagus: “Heh, biarin.., lepasin Oval.,.”
Bagus: “Heh, biarin.., lepasin Oval.,.”
Bukkkkkkkk.. Pukulan bagus kena pelipis gue, sambil nyuruh temannya nglepasin gue yang semakin gak ngerti apa yang bagus maksud, gue disekap kok gak boleh yaaa sama dia, malah dilepasin, kenapa pula gue gak dihabisin....
Quote:
Bagus: “Gue gak apa-apain dia, sana ambil Rista......... Sana biar jadi Kere bareng sama lo, Rista itu pramuria..... Sama kayak lo yang cuma sampah..... Hahahaha,, Ambil perempuan murahan itu..”
Gue: “Mulutmu kalau ngomong!”
Bagus: “Apaa?? Gue kenapa??”
Gue: “Mulutmu kalau ngomong!”
Bagus: “Apaa?? Gue kenapa??”
Gue ikut tersinggung kalau Rista dikatain kayak gitu.. Jadinya gue pukulin si Bagus,, tapi dia malah gak ngelawan n 2 temnnya ini malah pergi.. Beneran gue habisin si Bagus yang udah berdarah-darah, gue acungin Pisau dimukanya..
Quote:
Bagus: “Val, bunuh gue , bunuh!!! Kalau emang lo berani, asal lo tau, gue udah gak ada urusan apa-apa sama Ristaa.. Gue udah lepasin dia 2 Tahun yang lalu..”
Gue gak ngerti apa masalah Rista sama Bagus sampai cerai, tapi entah kenapa saat Bagus bilang kata-kata terakhir itu gue mundur, n firasat gue kayak gak enak ngelihat bagus yang udah mulai lemas tanpa Daya, satu lagu Pukulan buatnya disela gue semakin gak enak rasanya, jujur gue ngerasa ada keganjilan disini.. Mengira aja semua ini rekayasa Bagus njebak gue soalnya temennya malah pergi bukannya membantu dia atau ngeroyok gue.. Detik ini juga gue lari dari sini, tapi entah ada apa lagi,, saat nyalain motor, dari belakang gue lihat satu motor boncengan mulai mendekat, terlihat satu turun n berlari ke gue. Masih beruntung gue terus berusaha kabur tancap gas... Bersamaan dengan teriakan keras banget..
Quote:
Tembakan mungkin ke atas, sambil berusaha ngejar gue, tapi ssttttttttttt motor gue melaju n gue dengar beberapa kali tembakan peringatan n ada yang mengejar dengan 2 motor.. Gue terus melaju di jalanan Ring Road Selatan Jogja sampai masuk ke Jalur mobil,, sesekali nengok ke belakang, salah satu yang mengejar itu temannya Bagus.. Wahh bener-bener seperti terselubung dan terencana.. Gue terus melaju kencang sampai daerah Dongkelan sengaja masuk ke Kota, sampai berapa lama dijalanan gue rasa mereka udah gak ada karena gue masuk ke jalan kecil, gank dan lainnya. Sekedar berhenti n gue buka HP.. Sms bagus belum lama...
Quote:
“Gue tunggu Lo di dalam Sel Penjara.. N gue bakal ngencingin muka lo dari luar Terali Besi, yang akhirnya lo bakal kesakitan dibalik Jeruji Besi itu sampai waktu yang tak pernah bakalan tau. Satu penghormatan buat Lo, Val...”Uhhhh, sms ini bikin gue kaget n semakin bertanya apa maksud bagus.. Tapi gue cuma membalas
Quote:
“Gus, sampai matipun gue bakal jadi musuh Lo, guepun gak akan diam dengan semua perlakuan lo, inget yaa, sampai mati!! Ini janji gue ke lo, makasih atas penghromatannya. Tapi, kalau lo akhiri ini semua, guepun janji bakalan bersahabat sama lo sampai mati pula. Gue diatas segalanya tanpa kesombongan. Gue bisa lunak kalau lo lunak, gue bisa keras kalau lo masih keras. Jadi, pikirkan, gue gak akan takut sama Lo, seorang pengecut yang bisanya ngandalin orang lain.. “Sampai beberapa saat sms gue gak dia balas, gue mulai bingung, kepala mulai sakit kalang kabut, n langkah pertama yang gue ambil langsung Call si Chandra,
Quote:
Gue: “Ndra dimana?”
Chandra: “Masih ngumpul di tempat tadi, lo dimana Bos, sini nih ada banyak minuman sama temen-temen gue..”
Gue: “Oke gue kesitu,,”
Gue bergegas kesana n ketemu sama Chandra n temen-temennya juga yang lagi asik minum-minum udah setengah pada mulai mabuk.. Gue langsung menarik Chandra n gue bawa dia pergi dari situ, langsung naik menjauh sampai sekitaran Kaliurang.. Jalanan mulai lengang, malam ini gue pusing banget sebenernya, 2 kasus bersamaan, kasus pemukulan ke Herman yang hampir aja bikin gue mati, n kasus sama Bagus yang sebenernya sama aja, gue udah berjuang berpacu dengan waktu sejak sore tadi, malam yang seharusnya gue habisin sama cewek-cewek n mabuk-mabukan seneng-seneng malah dilewati dengan acara seperti ini..
Quote:
Gue: “Ndra, gue minta tolong sama lo, detik ini juga, amanin kost gue. “ 
Chandra: “Lhoo lhoo, kenapa? Lo kenapa Boss?”
Gue: “Sangat singkat, dan cepat Ndra.... Semalam saja semua berubah ...Gue jadi target, gue jadi Buronan..”
Chandra: “Lho Kasus apa , yang mana? Herman? Udah gue duga bos, bakalan panjang nih urusan.. “
Chandra: “Lhoo lhoo, kenapa? Lo kenapa Boss?”
Gue: “Sangat singkat, dan cepat Ndra.... Semalam saja semua berubah ...Gue jadi target, gue jadi Buronan..”
Chandra: “Lho Kasus apa , yang mana? Herman? Udah gue duga bos, bakalan panjang nih urusan.. “
Gue lanjut cerita soal keributan setelah Herman, keributan gue sama Bagus.. Chandra semakin bingung, gue jelasin sedetailnya masalahnya gimana. Diapun mulai nyusun cara disela mukanya yang semakin memerah..
Quote:
Gue: “Pokoknya gue pasrahin ke lo malam ini juga, gue minjem duit ke Lo 1 atau 2 juta buat ngurus tuh pindahan, gak ada yang tau kostan lo kan? Maksudnya si Herman n lainnya. Kalau bisa sampai pagi lo harus udah beresin semua yang ada disana.. Nanti soal uang lo minta ke Cahaya yaa, kan gue pinjem ke lo..”
Chandra: “Oke deh Val, setelah gue pikir, emang mendingan lo ini kabur.. Ya udah ayo anterin gue minjem Mobilnya Doni. Soalnya tadi sms gue gak punya temen lewat jam 12..”
Chandra: “Oke deh Val, setelah gue pikir, emang mendingan lo ini kabur.. Ya udah ayo anterin gue minjem Mobilnya Doni. Soalnya tadi sms gue gak punya temen lewat jam 12..”
Anterin, ada mobil n Chandra langsung beraksi..
Quote:
Gue: “Ndra, nomer lo jangan pernah Ganti, sekalipun gue ganti.. Ntar gue kabarin lagi, pokoknya gue tunggu kabar lo sampai pagi nanti.. Kayaknya gue gak bakalan tidur”
Chandra: “Ati-ati Val, secepatnya gue kabarin lo“
Chandra: “Ati-ati Val, secepatnya gue kabarin lo“
Adzan subuh berkumandang, Chandra pergi dari sekitaran Kostnya Doni yang kebingungan karena lihat gue sama Chandra kayak orang bingung juga.. Gue juga langsung kabur, gak tau arahnya kemana.. Sampai barat Kota, didaerah Gamping, nyusup ke sebuah Desa di belakang Kampusnya Dhea, inget kan sama Dhea n kuliahnya dimana.. Ngopi di Warung Burjo,, udah jam 5 subuh... Sambil smsan juga sama si Chandra, semoga saja dia aman n baik-baik saja.. Pikiran gue sejak tadi tertuju sama Sitaa yang terabaikan.. Padahal dia banyak sms karena sejak sore tadi sama keluarganya, gak betah karena ulah Reno, gak betah karena dimarahin gara-gara deket sama gue, sampai dia sedikit ngambek karena gue gak balas sms dia, gak angkat telpon dia..
Sorry Taa, bukan gue gak mau tapi karena keadaan yang lagi gak memungkinkan buat semua itu.. Call ke Sitaa, sampai 20 menitan berpuluh-puluh panggilan baru ngangkat..
Quote:
Sitaa: “Mas, ada apa kok baru hubungi Sitaa?, ngantuk nih,,”
Gue: “Sitaa, lo dimana?”
Sitaa: “Di kamar,, sstt ada Papa dan Mama juga tuh, sama Mas Reno..”
Gue: “Taaa, gue kena kasus, apa lo mau keluar temenin, gue jemput..”
Sitaa: “Duhh mas, gak daritadi sih, Sitaa gak berani.. Lagian baru pulang sama keluarga jam 2 tadi”
Gue: “Sitaa, pleasee gue mohon sekarang gue buron.. Ntar gue ceritain semuanya, apa masalah gue sejak sore tadi,,”
Sitaa: “Mas ini berulah apaan sih?”
Gue: “Ya ntar mamas ceritain.. Sekarang gue lagi disini, diwarung kopi, kalau emang bisa gue kesitu n kita kabur, berani?”
Sitaa: “Mas, sebenernya gue pengen nemenin lo..Guepun gak betah dengan keadaan kayak gini, gue tertekan karena orangtua n kakakk”
Gue: “Hahhh!! Kelamaan lo..”
Gue matiin telpon, emosi jadinya sama Sitaa, iyaaa.. Emang gue ini EGOIS.. Maunya sendiri, tapi mau gue itu sebenernya mau Lo juga Taa, yaitu hidup bersama.. Gak lama dia sms yang gue rasa itu gak Mutu tanpa usaha keluar nemui gue..
Quote:
“Jangan tinggalin gue..”Sampai setengah jam saat Matahari mulai terbit, gue baru bales sms Sitaa n mulai bergegas masuk cabut dari sini. Ngantuk, sakit, lemes, itulah gue saat ini, tapi terus berusaha terjaga, situasi lagi gak memungkinkan n gue memang gak pengen melibatkan orang lain didalam ini.. Gue meluncur ke sekitaran tempat tinggal Sitaa, gue beraniin memaksanya keluar..Diapun mau entah apa n gimana caranya dia bisa keluar, yang jelas gue gak peduli.. Setengah jam lebih nungguin dia, Sitaa dateng nemui gue jalan kaki dengan muka ngantuk n kucel, lanjut gue ajak pergi,..
Mulai nanyain apa masalahnya, disebuah warung belakang sebuah Hotel mewah di tengah Kota, gue mulai nyeritain sebab dan kejadian sejak sore lalu.. Sampai Sitaa bener-bener bingung harus gimana bantuin gue.. Tapi, tekad gue udah bulat, gue harus kabur dari Kota ini, yang gue masalahin sekarang berganti, bukan Herman lagi tapi Bagus yang udah bawa (mungkin) Polisi, apalagi dia udah sms dengan kata-kata yang bikin gue Trauma yaitu “Jeruju Besi” alias Penjara, gue gak pengen masuk tempat itu lagi, cukup kemaren jadi yang terakhir seumur hidup gue..
Sampai menjelang siang, Sitaa mulai dicari keluarganya.. Terror dari Bagus semakin deras, gue udah gak aman sama sekali.. Kabar lain baru dari Chandra yang udah beres ngosongin Kost, semua udah beres karena Chandra bekerja dengan baik, semua udah gue pasarahin sama dia, lanjut hubungi Tarii, gue cuma nyuruh dia gak usah ke kost, ke kost guepun percuma, dia juga banyak nanya n nyari tau alasannya apa, ahhh gue abaikan saja, mau marahpun gue udah gak peduli, gue tau persis gimana Tarii..
Adzan Dzuhur, Reno mengancam Sitaa kalau sampai jam 2 dia gak pulang bakalan dihajar, Papa Mamanya juga udah geram, tapi disisi lain Sitaa yang udah luluh lantak pikirannya, mentalnya udah gue doktrin seliar-liarnya, pokoknya Sitaa ngikutin apa yang gue pengen.. Walaupun dia sangat gelisah antara bareng gue n pulang karena dicari..
Quote:
Gue: “Ya udah, ayo tak antar pulang, tapi Sitaaa jaga diri baik-baik yaa,. Mamas mau pergi dulu, besok kalau udah aman tak kabari gue dimana..”
Sitaa: “Mas mau kemana?”
Gue: “Gak tau..”
Sitaa: “Mas, serumit itukah masalahmu? Gue harus gimana?”nangis
Gue: “Ya mau gue lo itu ikut sama gue? Tinggalin urusan lo, lupain sejenak kuliah n Skripsi lo..” paksaku
Sitaa: “.............” diem nangis,,
Gue: “diem? Ya udah berarti gak mau..”
Sitaa: “Mas,, anterin gue pulang..” nangis..
Gue: “.........”
Sitaa: “Mas mau kemana?”
Gue: “Gak tau..”
Sitaa: “Mas, serumit itukah masalahmu? Gue harus gimana?”
nangisGue: “Ya mau gue lo itu ikut sama gue? Tinggalin urusan lo, lupain sejenak kuliah n Skripsi lo..”
paksakuSitaa: “.............” diem nangis,,
Gue: “diem? Ya udah berarti gak mau..”
Sitaa: “Mas,, anterin gue pulang..”
nangis..Gue: “.........”
Sepertinya Sitaa gak berani ikut n nemenin gue, dia takut sama keluarganya. Daripada ribut mendingan gue anterin, lagian gue udah ngantuk banget.. Sampai disekitaran kampusnya gue turunin dia, tapi entah malang nasib gue kenapa semua bersamaan seperti ini.. Saat gue mau pergi dari Sitaa yang baru saja turun n salaman cium tangan ke gue, Reno tiba-tiba dateng sama 1 temennya, n langsung nyekap gue.. Dipinggir jalan raya, gue rada mikir kalau mau ribut..
Quote:
Sitaa: “Kak Reno, ampun...”,
Reno: “Adek, diem..”
Gue: “..........”
Reno: “Heh, lo gak puas?, lo terlalu berani ngancurin adek gue .. Ternyata setiap waktu itu lo selalu cekoki dan cuci otak dia. Sekarang dia berani mbantah sama gue sampai ke orangtua.. Sitaa melenceng, itu semua karena lo..”Bukkkkkkkkkkkkkkkk..
Reno: “Adek, diem..”
Gue: “..........”
Reno: “Heh, lo gak puas?, lo terlalu berani ngancurin adek gue .. Ternyata setiap waktu itu lo selalu cekoki dan cuci otak dia. Sekarang dia berani mbantah sama gue sampai ke orangtua.. Sitaa melenceng, itu semua karena lo..”
Bukkkkkkkkkkkkkkkk..Satu pukulan Reno n gue yang gak melawan karena gue udah capek sejak sore kemaren.. Gue terlalu bodoh karena keadaan, padahal gue udah berusaha aman tapi kenapa gagal.. Dateng beberapa teman Reno n gue langsung dibawa ke tempat Sitaa, sampai sana udah menunggu Papa dan Mamanya yang menatap tajam ke gue.. Temen-temen Reno lalu keluar dari rumah, mereka nunggu n jaga diluar aja.. Papanya mulai ngamuk-ngamuk ke gue, Reno juga, Mamanya sama aja, hanya Sitaa yang diem sambil nangiss.. Bukkkkkkkk, satu pukulan dari Papanya Sitaa..
Quote:
Sitaa: “Pahhhhh, jangan...”, teriaknya
Papa Sitaa: “Sekarang, tinggalkan anak saya, kehidupan anak saya, dan semuanya tentang Sitaa,,”
Papa Sitaa: “Sekarang, tinggalkan anak saya, kehidupan anak saya, dan semuanya tentang Sitaa,,”
Gue diem, n hanya memandang wajah Papanya Sitaa, Reno yang terus memakipun cuma gue lihatin.. Beberapa saat setelah itu..
Quote:
Gue: “Saya sayang sama Sitaaa” 
Papa Sitaa: ‘Gak ada dari kami yang mau menerima orang sepertimu,”
Reno: “Hah, gue malu kalau Sitaa deket sama cowok kayak lo..”
Papa Sitaa: “Kita punya derajat dan pangkat.. Kitapun punya harga diri,. Keluarga kami akan jatuh kalau saja kamu ada diantara kami semua, selain itu kita beda segalanya Mas..”
Reno: “Lo denger. Lo denger gak?, sekarang lo pergi dari sini..tinggalin Sitaa”
Papa Sitaa: ‘Gak ada dari kami yang mau menerima orang sepertimu,”
Reno: “Hah, gue malu kalau Sitaa deket sama cowok kayak lo..”
Papa Sitaa: “Kita punya derajat dan pangkat.. Kitapun punya harga diri,. Keluarga kami akan jatuh kalau saja kamu ada diantara kami semua, selain itu kita beda segalanya Mas..”
Reno: “Lo denger. Lo denger gak?, sekarang lo pergi dari sini..tinggalin Sitaa”
Gue diseret keluar, n gue nurut aja. Tapi dalam hati gue, apapun caranya gue bakal berusaha dapetin Sitaa lagi.. Sampai diluar, gue mulai pergi n lihat Sitaa yang nangis n mandangin gue itu bikin gak tega. Gue sebenernya gak pengen ninggalin lo.. Cabut, gak tau arahnya kemana, lanjut nungguin Chandra karena dia mau nganter beberapa Baju sama barang yang harus gue bawa n pokoknya situasi udah gak memungkinkan. Setelah ketemu Chandra n masrahin semuanya, gue langsung kabur tanpa arah yang jelas mengikuti jalan pulan. Menjelang sore gue udah sampai di sebuah kota sebelah barat Jogja, kota yang terkenal dengan Bedug Raksasa, Purworejo..
Diubah oleh astri.beloved 09-05-2015 23:21
0