- Beranda
- Stories from the Heart
I Am (NOT) Your Sister
...
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
463.9K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natashyaa
#239
A Part 15
“Main kemana?” Balas smsku kepada kak Bram. Jantungku tiba-tiba deg-degan ketika mengirim pesan tersebut. Entah apa yang aku pikirkan dan rasakan saat itu, aku cuma penasaran tentang kak Bram, apalagi setelah diceramahi kak Fe tadi. Aku penasaran apakah memang kak Bram itu orang yang jahat.
“Kemananya, nanti aja, mau gak?” Balas dia.
“Boleh kak.” Balasku lagi. Sekali lagi entah apa yang dipikiranku, bodoh sekali rasanya, tapi aku penasaran banget dengan kak Bram, aku ingin membuktikan saja apakah ucapan kak Fe itu benar apa adanya.
Pada akhirnya, aku dan kak Bram smsan sampai tengah malam. Dan sejauh ini, asyik-asyik saja.
----------------------.-----------------------
Tanpa diketahui kak Fe, aku sudah beberapa kali bertemu dengan kak Bram di sekolah. Pernah juga kak Bram datang ke kelasku dan mengajaku ke kantin, tapi aku tolak. Jelas itu dapat menimbulkan gosip yang besar. Dengan datangnya kak Bram ke kelasku juga sudah memicu kehebohan diantara teman-temanku. Aku sih biasa aja toh aku tidak ada apa-apa dengan kak Bram.
“Ni, itu kok kak Bram jadi kenal sama kamu? Kamu tau kan dia mantanya kakakmu.” Tanya Rahmi.
“Iya aku tau kok Mi, cuman aku pengen tau aja seperti apa kak Bram itu.”
“Aku gak yakin ah Ni. Masalahnya itu antara kak Bram dan Kak Fe itu orang-orang yang penting dan terkenal di sekolah. Kita kan anak baru disini.”
“Terus apa masalahnya Mi?”
“Aku kan sudah cerita tentang kak Susi. Gosip yang beredar kak Bram masih berpacaran dengan kak Susi.”
“Udah nggak kok Mi.”
“Tau darimana.”
“Kak Bram sendiri yang bilang kepadaku.”
“Kapan?”
“Di sms.”
“Kalau dia bohong.”
“Ya, aku percaya kak Fe. Sumpah tujuanku itu murni penasaran aja, soalnya kak Fe selalu jelek-jelekin kak Bram. Dan sejauh ini aku melihat kak Bram orangnya baik….”
“Dan ganteng…” tambah Rahmi.
“Ya, hehehe.”
“Kalau kak Fe tau kamu dekat dengan kak Bram gimana?”
“Sudah pasti tamatlah riwayatku Mi. Hahahaha. Tenang saja kok, aku berusaha untuk menyembunyikan hal ini dari kak Fe. Dia pasti gak bakal tahu. ”
“Iyain aja deh…”
----------------------------.---------------------------------------
Siang sehabis jam pelajaran terakhir aku sengaja diam lebih lama berada di kelas bersama teman-temanku yang sedang mengerjakan tugas tambahan. Aku menunggu kak Fe untuk pulang duluan karena aku janji hari itu untuk pergi main bersama kak Bram. Setelah situasi di sekolah agak sepi dan hanya menyisakan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kak Bram datang ke kelas.
“Yuk, Ni.” Ajak kak Bram.
“Sudah makan?” Tanya dia.
“Belum, kak.”
“Yaudah kita makan aja yuk.”
“Terserah kak.”
-------------------.----------------------------------------------
Kak Bram membawaku ke sebuah rumah makan yang bernuansa alam dengan pemandangan sawah serta menu khas Sunda, semacam tempatnya mirip saung gitulah.
“Mau makan apa Ni?”
“Samain aja.”
“Mau samain gurame bakar? Gue maru gurame bakar?”
“Ya ngak lah, kak.”
“Apa dong?”
“Terserah aja asal jangan gurame bakar.”
“Yauda tahu dan tempe.”
“Eh.. jangan, nasi timbel komplit aja kak.” Aduh aku kok ngerasa kurang nyaman ya sekarang, aku jadi kepikiran gimana kalau tiba-tiba muncul kak Fe dan memergoki ku disini. Aku bisa-bisa dilabrak langsung disini. Tapi aku berdoa semoga nggak ada kak Fe disini deh.
“Eh, Ni. Gimana kabar ibu ?”
“Ibu udah pulang ke rumah kok, rencananya mau di kemo, tapi belum tahu.”
“Oh.. Semoga cepet sembuh ya buat Ibu.”
“Amiin, makasih kak.”
“Oya, Dulu Felisha gak pernah bilang punya adik?”
“Aku adik tirinya kak.”
“Masa? Tapi kok mirip banget.”
“Iya kak, ayahku nikah sama ibunya kak Felisha.”
“Oh.. baru tau gue. Kayaknya satu sekolah juga pasti nganggep lu adik kandung kak Felisha, soalnya mirip banget cuman bedanya…..”
“Bedanya apa?”
“Nggak jadi deh… Kamu tau gue dulu mantanya Fe?”
“Tau.”
“Yahh, Fe itu cewek yang gak bisa gue pahami jalan pikirannya, Fe itu cewek yang bisa bikin gue bertekuk lutut dihadapannya. Fe itu spesial.”
“Tapi.. ya pada akhirnya setiap hubungan pasti selalu ada akhirnya, baik itu manis ataupun pahit.” Lanjut kak Bram yang mulai bercerita.
“Tapi sayangnya akhir gue dengan dia pahit.”
“Ohya, kenapa kak ?” Gue mulai penasaran.
“Gue menduakan dia.”
“Kok bisa…?” Tanyaku.
“Yah, gue menyesal menyia-nyiakan orang seperti kakakmu itu Ni. Sudah ah itu mah masa lalu, makan dulu tuh. Kasian kamu belum makan, nanti tambah kurus.”
------------------.-----------------------------------------
Aku dan kak Bram mengobrol banyak hal saat itu, terutama tentang kak Fe. Aku sedikit lebih tau lagi tentang kak Fe. Kak Fe itu orangnya kalau udah deket banget pasti rewel dan cerewet, ya aku akui itu ketika di mencerahamiku tentang kak Bram, mulutnya terus tanpa hentinya mengeluarkan kata-kata. Aku juga baru tahu kalau kak Fe itu gila bola, kak Bram bercerita kalau pas kelas 1 dan 2 kak Fe adalah anggota tim futsal sekolah, belum lagi kak Bram cerita kalau kak Fe beberapa kali maksa ngajak kak Bram untuk menonton pertandingan salah satu klub sepak bola nasional kebanggan kota di stadion. Kak Fe cerita kepada kak Bram kalau dia suka bola itu karena ayahnya suka bola dan selalu diajakin nonton bola pas kak Fe masih anak-anak. Kak Bram juga cerita kalau kak Bram yang ngajarin kak Fe main game football manager di komputer, kak Fe ngebet banget pengen punya tim bola sendiri.
Yah, pantes saja deh kak Fe mantanya ketua eksul sepak bola di sekolah, toh ternyata kak Fe suka bola.
Kak Bram juga cerita kalau kak Fe itu jago banget maen alat musik, terutama gitar sama piano, tapi kak Fe gak bisa main drum katanya. Suara dia juga tegolong bagus kata kak Bram. Kak Fe sangat suka musik tahun 90an dan 2000an awal atau musik lama seperti tahun 70an.
Itu sih aku tahu, di rumah kan banyak alat musik dan sering kali aku mendengar lagu-lagu lama macem Bee Gees, Beatles, Carpenters, dll dari kamarnya. Aku tahu lagu-lagu itu karena ayahku sering muterin lagu-lagu seperti itu.
“Tapi,, sekali lagi gue gak pernah mengerti tentang jalan pikirannya.”
“Loh kenapa kak?”
“Haha, dasar ya cewek, gak suka ditanya tapi maunya banyak nanya.”
“Hm…. Entahlah. Dia memang aneh.”
“Kemananya, nanti aja, mau gak?” Balas dia.
“Boleh kak.” Balasku lagi. Sekali lagi entah apa yang dipikiranku, bodoh sekali rasanya, tapi aku penasaran banget dengan kak Bram, aku ingin membuktikan saja apakah ucapan kak Fe itu benar apa adanya.
Pada akhirnya, aku dan kak Bram smsan sampai tengah malam. Dan sejauh ini, asyik-asyik saja.
----------------------.-----------------------
Tanpa diketahui kak Fe, aku sudah beberapa kali bertemu dengan kak Bram di sekolah. Pernah juga kak Bram datang ke kelasku dan mengajaku ke kantin, tapi aku tolak. Jelas itu dapat menimbulkan gosip yang besar. Dengan datangnya kak Bram ke kelasku juga sudah memicu kehebohan diantara teman-temanku. Aku sih biasa aja toh aku tidak ada apa-apa dengan kak Bram.
“Ni, itu kok kak Bram jadi kenal sama kamu? Kamu tau kan dia mantanya kakakmu.” Tanya Rahmi.
“Iya aku tau kok Mi, cuman aku pengen tau aja seperti apa kak Bram itu.”
“Aku gak yakin ah Ni. Masalahnya itu antara kak Bram dan Kak Fe itu orang-orang yang penting dan terkenal di sekolah. Kita kan anak baru disini.”
“Terus apa masalahnya Mi?”
“Aku kan sudah cerita tentang kak Susi. Gosip yang beredar kak Bram masih berpacaran dengan kak Susi.”
“Udah nggak kok Mi.”
“Tau darimana.”
“Kak Bram sendiri yang bilang kepadaku.”
“Kapan?”
“Di sms.”
“Kalau dia bohong.”
“Ya, aku percaya kak Fe. Sumpah tujuanku itu murni penasaran aja, soalnya kak Fe selalu jelek-jelekin kak Bram. Dan sejauh ini aku melihat kak Bram orangnya baik….”
“Dan ganteng…” tambah Rahmi.
“Ya, hehehe.”
“Kalau kak Fe tau kamu dekat dengan kak Bram gimana?”
“Sudah pasti tamatlah riwayatku Mi. Hahahaha. Tenang saja kok, aku berusaha untuk menyembunyikan hal ini dari kak Fe. Dia pasti gak bakal tahu. ”
“Iyain aja deh…”
----------------------------.---------------------------------------
Siang sehabis jam pelajaran terakhir aku sengaja diam lebih lama berada di kelas bersama teman-temanku yang sedang mengerjakan tugas tambahan. Aku menunggu kak Fe untuk pulang duluan karena aku janji hari itu untuk pergi main bersama kak Bram. Setelah situasi di sekolah agak sepi dan hanya menyisakan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kak Bram datang ke kelas.
“Yuk, Ni.” Ajak kak Bram.
“Sudah makan?” Tanya dia.
“Belum, kak.”
“Yaudah kita makan aja yuk.”
“Terserah kak.”
-------------------.----------------------------------------------
Kak Bram membawaku ke sebuah rumah makan yang bernuansa alam dengan pemandangan sawah serta menu khas Sunda, semacam tempatnya mirip saung gitulah.
“Mau makan apa Ni?”
“Samain aja.”
“Mau samain gurame bakar? Gue maru gurame bakar?”
“Ya ngak lah, kak.”
“Apa dong?”
“Terserah aja asal jangan gurame bakar.”
“Yauda tahu dan tempe.”
“Eh.. jangan, nasi timbel komplit aja kak.” Aduh aku kok ngerasa kurang nyaman ya sekarang, aku jadi kepikiran gimana kalau tiba-tiba muncul kak Fe dan memergoki ku disini. Aku bisa-bisa dilabrak langsung disini. Tapi aku berdoa semoga nggak ada kak Fe disini deh.
“Eh, Ni. Gimana kabar ibu ?”
“Ibu udah pulang ke rumah kok, rencananya mau di kemo, tapi belum tahu.”
“Oh.. Semoga cepet sembuh ya buat Ibu.”
“Amiin, makasih kak.”
“Oya, Dulu Felisha gak pernah bilang punya adik?”
“Aku adik tirinya kak.”
“Masa? Tapi kok mirip banget.”
“Iya kak, ayahku nikah sama ibunya kak Felisha.”
“Oh.. baru tau gue. Kayaknya satu sekolah juga pasti nganggep lu adik kandung kak Felisha, soalnya mirip banget cuman bedanya…..”
“Bedanya apa?”
“Nggak jadi deh… Kamu tau gue dulu mantanya Fe?”
“Tau.”
“Yahh, Fe itu cewek yang gak bisa gue pahami jalan pikirannya, Fe itu cewek yang bisa bikin gue bertekuk lutut dihadapannya. Fe itu spesial.”
“Tapi.. ya pada akhirnya setiap hubungan pasti selalu ada akhirnya, baik itu manis ataupun pahit.” Lanjut kak Bram yang mulai bercerita.
“Tapi sayangnya akhir gue dengan dia pahit.”
“Ohya, kenapa kak ?” Gue mulai penasaran.
“Gue menduakan dia.”
“Kok bisa…?” Tanyaku.
“Yah, gue menyesal menyia-nyiakan orang seperti kakakmu itu Ni. Sudah ah itu mah masa lalu, makan dulu tuh. Kasian kamu belum makan, nanti tambah kurus.”
------------------.-----------------------------------------
Aku dan kak Bram mengobrol banyak hal saat itu, terutama tentang kak Fe. Aku sedikit lebih tau lagi tentang kak Fe. Kak Fe itu orangnya kalau udah deket banget pasti rewel dan cerewet, ya aku akui itu ketika di mencerahamiku tentang kak Bram, mulutnya terus tanpa hentinya mengeluarkan kata-kata. Aku juga baru tahu kalau kak Fe itu gila bola, kak Bram bercerita kalau pas kelas 1 dan 2 kak Fe adalah anggota tim futsal sekolah, belum lagi kak Bram cerita kalau kak Fe beberapa kali maksa ngajak kak Bram untuk menonton pertandingan salah satu klub sepak bola nasional kebanggan kota di stadion. Kak Fe cerita kepada kak Bram kalau dia suka bola itu karena ayahnya suka bola dan selalu diajakin nonton bola pas kak Fe masih anak-anak. Kak Bram juga cerita kalau kak Bram yang ngajarin kak Fe main game football manager di komputer, kak Fe ngebet banget pengen punya tim bola sendiri.
Yah, pantes saja deh kak Fe mantanya ketua eksul sepak bola di sekolah, toh ternyata kak Fe suka bola.
Kak Bram juga cerita kalau kak Fe itu jago banget maen alat musik, terutama gitar sama piano, tapi kak Fe gak bisa main drum katanya. Suara dia juga tegolong bagus kata kak Bram. Kak Fe sangat suka musik tahun 90an dan 2000an awal atau musik lama seperti tahun 70an.
Itu sih aku tahu, di rumah kan banyak alat musik dan sering kali aku mendengar lagu-lagu lama macem Bee Gees, Beatles, Carpenters, dll dari kamarnya. Aku tahu lagu-lagu itu karena ayahku sering muterin lagu-lagu seperti itu.
“Tapi,, sekali lagi gue gak pernah mengerti tentang jalan pikirannya.”
“Loh kenapa kak?”
“Haha, dasar ya cewek, gak suka ditanya tapi maunya banyak nanya.”
“Hm…. Entahlah. Dia memang aneh.”
Diubah oleh natashyaa 08-05-2015 19:51
0
