- Beranda
- Stories from the Heart
Akhirnya Ku Menemukanmu...
...
TS
viraajha
Akhirnya Ku Menemukanmu...
Haloo agan dan sist penghuni SFTH permisi numpang lewat.. eh maksudnya numpang eksis ..eh bukan juga cuma mau numpang coret-coret diforum ini sedikit (moga berkenan ya)...
..
Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran.
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
..Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran."Ada kalanya kita merasa yang DEKAT terasa JAUH dan yang JAUH terasa sungguh DEKAT"..
This is My Story .........."Akhirnya Ku Menemukanmu"...
Quote:
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
Spoiler for INDEKS I:
Spoiler for INDEKS II:
Spoiler for Notes:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 18 suara
Siapakah Pria yang akan menjadi Suami Vira?????
Asta
6%
Tiyan
61%
Doni
6%
Mas Arya
0%
Mas Anto
6%
Belum nongol di cerita
22%
Diubah oleh viraajha 02-09-2016 14:35
dewisuzanna memberi reputasi
1
115.8K
823
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
viraajha
#517
PART 69 - Cemburu Buta Bag.2
0951200xxx calling…..
Siapa ya yang menelpon tengah malam begini????? Ucapku dalam hati.
Aku masih membiarkan hpku di tempat semula tanpa mengangkatnya, aku hanya diam sambil memperhatikan kerlipan nomor yang tertera di hpku. Aku sengaja membiarkannya hingga suara deringnya menghilang. Aku hanya ingin memastikan kalau penelpon diujung sana memang benar mencariku bukan orang yang iseng atau salah sambung. Setelah dering pertama berhenti sepersekian detik kemudian hpku berdering lagi dengan nomor yang sama. Dengan perasaan yang masih bingung akhirnya aku memutuskan untuk membunuh penasaranku dengan mengangkat telpon dari nomor tak dikenal itu.
DEGGGG… Bur??? Aku sempat kaget dan tak percaya kalau ternyata seseorang di ujung telpon sana adalah tiyan. Dan tanpa ku sadari ada setetes air mata yang membasahi pipiku. Entah karena terharu atau ada perasaan lain yang tak kusadari.
Terakhir kali tiyan menghubungiku akhir bulan oktober kemarin saat dia mengabarkan kalau dia akan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di daerah Sorong-Papua. Tiyan praktek kerja di salah satu kapal perikanan di sana dan setelah itu tak ada kabar apapun lagi karena memang tiyan bilang kalau saat dia di kapal nanti dia akan sulit menghubungi kami. Dan malam ini aku bisa mendengar suaranya lagi, entah mengapa rasanya senang sekali.
Setelah menutup telpon aku masih terbengong sambil memandangi nomor yang baru saja menghubungiku. Walaupun tiyan menelponku hanya untuk mengucapkan selamat tahun baru namun buatku itu tindakan yang spesial karena dia yang sedang jauh di sana rela menelponku hanya untuk melakukan hal yang sebenarnya sepele itu. Terlebih dia sampai rela mengeluarkan uang lebih untuk menggunakan fasilitas kapal yang lumayan mahal itu. Tindakannya memang kadang di luar perkiraanku. Dan malam itu di awal tahun 2011 aku masih bisa tersenyum karena kejutan dari tiyan walaupun saat itu pacarku sendiri saja tak menghubungiku. Aku berharap semoga tahun ini akan banyak kebahagiaan yang menghampiriku.
20 Januari 2011
Malam setelah selesai kuliah doni menyempatkan untuk main ke rumahku. Kebetulan hari itu kami hanya ada kelas sampai jam 7 malam. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, kami nonton tv bersama dan mengomentari acara yang kami tonton. Sampai pada saat doni pamit untuk pulang tiba-tiba hpku berdering tanda sms masuk. Aku langsung ambil dan membaca smsnya yang ternyata dari Mas Anto. Aku lupa apa isi smsnya yang jelas sms itu lucu hingga membuatku tertawa. Aku tak sadar kalau ternyata doni sedang memperhatikanku, tiba-tiba doni mengambil hpku dan membaca smsnya. Aku sempat kaget karena tak biasanya doni seperti itu. Terlihat sekali wajah kesal doni saat membaca sms itu.
Aku sadar beberapa bulan terakhir ini Mas Anto menjadi salah satu pria yang doni tidak suka untuk dekat denganku. Doni merasa kalau aku justru lebih dekat dengan mas anto daripada dengannya. Doni bilang aku lebih sering curhat dengan mas anto daripada dengannya. Dan aku sadar memang kenyataannya seperti itu. Entah mengapa aku memang lebih suka menceritakan masalahku dengan mas anto dibanding dengan pacarku sendiri. Sebenarnya masalah yang biasanya aku curhatkan ke mas anto tidak jauh dari masalahku dengan doni. Selama berpacaran dengan doni bisa dibilang kami lebih sering bertengkar daripada bahagianya. Bahkan mas nurdin yang notabene sahabat dekatnya doni pernah bilang “Dek, kalau aku lihat kamu lebih sering sedih daripada bahagia”. Dan hanya aku jawab dengan senyuman getir. Kadang aku suka bingung dengan diriku sendiri, aku merasa tak bahagia tapi aku justru mempertahankannya sampai sejauh ini. Satu tahun lebih kami bersama dan aku rasa itu bukan waktu yang singkat untuk suatu hubungan.
Bentakan doni akhirnya menyulut emosiku juga. Aku tahu dia memang cemburu dengan mas anto tapi sadarkah dia kalau anto sahabatnya dan sudah berbuat banyak dengan hubungan kami. Waktu dia sedang di karantina sama siapa dia menitipkanku, saat dia tidak bisa menolongku pasti dia minta mas anto untuk menggantikannya. Dan sekarang karena cemburunya dia minta aku menjauhi mas anto begitu saja. Sedangkan selama ini yang meredakan emosiku selagi kami bermasalah adalah dia, dia yang selalu bisa memberikanku pandangan yang bijak dalam menghadapi masalahku dengan doni. Justru mas anto yang selalu memintaku untuk bersabar dan berfikir matang di saat aku ingin memutuskan doni. Lagipula selama ini hubunganku dengan mas anto masih dibatas wajar dan doni pun tahu. Tak pernah ada yang aku tutupi darinya. Sedangkan dia saja beberapa kali mengecewakanku dengan kebohongannya. Aku tahu doni seperti ini karena dia merasa mas anto lebih baik daripada dia dan dia menjadi ketakutan tak jelas. Seharusnya kalau dia memang mau mempertahankanku jangan pernah mengecewakanku dan seharusnya dia bisa menjaga perasaanku.
Doni memberikan hpnya padaku memintaku untuk mengeceknya. Tapi aku tepis tangannya karena aku rasa tak perlu melakukan itu. Siapa yang bisa jamin dia sudah tidak berhubungan lagi dengan rima dengan tidak adanya record di hpnya. Mungkin saja semuanya langsung dia hapus karena takut kepergok aku lagi.
Muka doni semakin memerah karena emosinya. Aku saja sangat takut saat itu. Aku baru kali itu bertengkar hebat secara langsung dengan doni karena biasanya kami hanya bertengkar lewat telpon. Doni tak berkata-kata lagi hanya memandangku dengan emosi dan sepersekian detik kemudian.
PRAKKKKK..
Siapa ya yang menelpon tengah malam begini????? Ucapku dalam hati.
Aku masih membiarkan hpku di tempat semula tanpa mengangkatnya, aku hanya diam sambil memperhatikan kerlipan nomor yang tertera di hpku. Aku sengaja membiarkannya hingga suara deringnya menghilang. Aku hanya ingin memastikan kalau penelpon diujung sana memang benar mencariku bukan orang yang iseng atau salah sambung. Setelah dering pertama berhenti sepersekian detik kemudian hpku berdering lagi dengan nomor yang sama. Dengan perasaan yang masih bingung akhirnya aku memutuskan untuk membunuh penasaranku dengan mengangkat telpon dari nomor tak dikenal itu.
Quote:
DEGGGG… Bur??? Aku sempat kaget dan tak percaya kalau ternyata seseorang di ujung telpon sana adalah tiyan. Dan tanpa ku sadari ada setetes air mata yang membasahi pipiku. Entah karena terharu atau ada perasaan lain yang tak kusadari.
Terakhir kali tiyan menghubungiku akhir bulan oktober kemarin saat dia mengabarkan kalau dia akan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di daerah Sorong-Papua. Tiyan praktek kerja di salah satu kapal perikanan di sana dan setelah itu tak ada kabar apapun lagi karena memang tiyan bilang kalau saat dia di kapal nanti dia akan sulit menghubungi kami. Dan malam ini aku bisa mendengar suaranya lagi, entah mengapa rasanya senang sekali.

Quote:
Setelah menutup telpon aku masih terbengong sambil memandangi nomor yang baru saja menghubungiku. Walaupun tiyan menelponku hanya untuk mengucapkan selamat tahun baru namun buatku itu tindakan yang spesial karena dia yang sedang jauh di sana rela menelponku hanya untuk melakukan hal yang sebenarnya sepele itu. Terlebih dia sampai rela mengeluarkan uang lebih untuk menggunakan fasilitas kapal yang lumayan mahal itu. Tindakannya memang kadang di luar perkiraanku. Dan malam itu di awal tahun 2011 aku masih bisa tersenyum karena kejutan dari tiyan walaupun saat itu pacarku sendiri saja tak menghubungiku. Aku berharap semoga tahun ini akan banyak kebahagiaan yang menghampiriku.

20 Januari 2011
Malam setelah selesai kuliah doni menyempatkan untuk main ke rumahku. Kebetulan hari itu kami hanya ada kelas sampai jam 7 malam. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, kami nonton tv bersama dan mengomentari acara yang kami tonton. Sampai pada saat doni pamit untuk pulang tiba-tiba hpku berdering tanda sms masuk. Aku langsung ambil dan membaca smsnya yang ternyata dari Mas Anto. Aku lupa apa isi smsnya yang jelas sms itu lucu hingga membuatku tertawa. Aku tak sadar kalau ternyata doni sedang memperhatikanku, tiba-tiba doni mengambil hpku dan membaca smsnya. Aku sempat kaget karena tak biasanya doni seperti itu. Terlihat sekali wajah kesal doni saat membaca sms itu.
Aku sadar beberapa bulan terakhir ini Mas Anto menjadi salah satu pria yang doni tidak suka untuk dekat denganku. Doni merasa kalau aku justru lebih dekat dengan mas anto daripada dengannya. Doni bilang aku lebih sering curhat dengan mas anto daripada dengannya. Dan aku sadar memang kenyataannya seperti itu. Entah mengapa aku memang lebih suka menceritakan masalahku dengan mas anto dibanding dengan pacarku sendiri. Sebenarnya masalah yang biasanya aku curhatkan ke mas anto tidak jauh dari masalahku dengan doni. Selama berpacaran dengan doni bisa dibilang kami lebih sering bertengkar daripada bahagianya. Bahkan mas nurdin yang notabene sahabat dekatnya doni pernah bilang “Dek, kalau aku lihat kamu lebih sering sedih daripada bahagia”. Dan hanya aku jawab dengan senyuman getir. Kadang aku suka bingung dengan diriku sendiri, aku merasa tak bahagia tapi aku justru mempertahankannya sampai sejauh ini. Satu tahun lebih kami bersama dan aku rasa itu bukan waktu yang singkat untuk suatu hubungan.
Quote:
Bentakan doni akhirnya menyulut emosiku juga. Aku tahu dia memang cemburu dengan mas anto tapi sadarkah dia kalau anto sahabatnya dan sudah berbuat banyak dengan hubungan kami. Waktu dia sedang di karantina sama siapa dia menitipkanku, saat dia tidak bisa menolongku pasti dia minta mas anto untuk menggantikannya. Dan sekarang karena cemburunya dia minta aku menjauhi mas anto begitu saja. Sedangkan selama ini yang meredakan emosiku selagi kami bermasalah adalah dia, dia yang selalu bisa memberikanku pandangan yang bijak dalam menghadapi masalahku dengan doni. Justru mas anto yang selalu memintaku untuk bersabar dan berfikir matang di saat aku ingin memutuskan doni. Lagipula selama ini hubunganku dengan mas anto masih dibatas wajar dan doni pun tahu. Tak pernah ada yang aku tutupi darinya. Sedangkan dia saja beberapa kali mengecewakanku dengan kebohongannya. Aku tahu doni seperti ini karena dia merasa mas anto lebih baik daripada dia dan dia menjadi ketakutan tak jelas. Seharusnya kalau dia memang mau mempertahankanku jangan pernah mengecewakanku dan seharusnya dia bisa menjaga perasaanku.
Quote:
Doni memberikan hpnya padaku memintaku untuk mengeceknya. Tapi aku tepis tangannya karena aku rasa tak perlu melakukan itu. Siapa yang bisa jamin dia sudah tidak berhubungan lagi dengan rima dengan tidak adanya record di hpnya. Mungkin saja semuanya langsung dia hapus karena takut kepergok aku lagi.
Quote:
Muka doni semakin memerah karena emosinya. Aku saja sangat takut saat itu. Aku baru kali itu bertengkar hebat secara langsung dengan doni karena biasanya kami hanya bertengkar lewat telpon. Doni tak berkata-kata lagi hanya memandangku dengan emosi dan sepersekian detik kemudian.
PRAKKKKK..

0
, Iya disini udah jam 2 bur. Ya udah ya bur. Assalamualaikum..”