- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.
Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.
Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .
27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.
Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
863 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#2343
Dia (Herlina)
Rabu, 30 November 2011Sejak pagi tadi gue ke kampus n lanjut jalan sama Vitaa, semingguan ini gue konsen soal kuliah yang masih gak jelas, terus kemaren ditemenin Chandra udah nyariin Kost buat Dinaa n Shifa, alhamdulillah sih udah dapet meski biasa aja yang penting udah standar, Dina udah disana 4 hari ini sama 2 saudaranya yang dateng kemaren pas Papa dan Mamanya mau balik. Jadinya, gue sedikit beralih dari masalahnya sama Herman, urusan udah ke keluarganya, tapi semua ini menyisakan sedikit rasa kecewa dan bencinya ke gue, Dina kelihatan acuh, gak respon bahkan sering gak dengerin apa yang gue omongin, intinya dia kecewa..
Sore ini pula, gue masih sama Vitaa, lagi nongkrong aja sih di Seturan, gak tau kenapa daerah ini asik banget buat gue. Hahaha.. Tarii ngajakin jalan tapi ntar malam setelah Isya, kalau sama dia urusannya makan malam atau ngurusin soal Akademik, bu Dosen
.. Gak jauh beda sama Ayaa yang udah jarang banget ngumpul sama gue, dia lebih fokus sama temen-temen yang seprofesi, jelasnya sibuk n masing-masing punya tujuan.. Makin kesini, gue makin jarang keluar rumah, cewek-cewek udah pada pisah sendiri-sendiri dengan kesibukan dan teman-teman mereka.. Gue lebih asik sendiri di Kamar sambil Mabuk.. Urusannya di HP atau Net, masih aktif sama cewek-cewek kampung atau yang disini juga.
Quote:
Vitaa: “Heh ngelamun.. Rokok..”, nepuk... Nawarin rokok 
Gue: “Hheee, lagi kepikiran soal temen gue tuh.. “
Vitaa: “Dina?, udahlah yang penting udah selesai kan?”
Gue: “Iyaa sih,, Vitaaa.. Lo kapan selesai kuliah?” mencoba mengalihkan topik
Vitaa: “Kenapa?”
Gue: “Hheee, lagi kepikiran soal temen gue tuh.. “
Vitaa: “Dina?, udahlah yang penting udah selesai kan?”
Gue: “Iyaa sih,, Vitaaa.. Lo kapan selesai kuliah?”
mencoba mengalihkan topik Vitaa: “Kenapa?”
Tiba-tiba gue berpikiran serius nih, padahal ini jarang banget diobrolin kalau sama Vitaa..
Quote:
Gue: “Udah 2011 akhir, umur gue hampir 25.. Apa lo mau Nikah sama gue?” , spontan, 
Vitaa: “Pertanyaan lo basi kali masss. Jawaban gue masih sama, Mau kok kalau nikah sama lo, tapi kita punya banyak sebrangan..”
Gue: “Iyaa sih,,”
Vitaa: “Sejatinya gue mau banget,,”
Gue: “Apa lo gak malu ngenalin gue ke orangtua?”
Vitaa: “Gak malu kok, Hmm Mau aja ngenalin, sama-sama bertattoo juga, gak masalah, besok kalau mereka kesini pas Natal”, pussssssss asepnya
Vitaa: “Pertanyaan lo basi kali masss. Jawaban gue masih sama, Mau kok kalau nikah sama lo, tapi kita punya banyak sebrangan..”
Gue: “Iyaa sih,,”
Vitaa: “Sejatinya gue mau banget,,”
Gue: “Apa lo gak malu ngenalin gue ke orangtua?”
Vitaa: “Gak malu kok, Hmm Mau aja ngenalin, sama-sama bertattoo juga, gak masalah, besok kalau mereka kesini pas Natal
”, pussssssss asepnya Ahhh masih terabaikan kalau urusan serius, meski Vitaa udah setengah tau semua kehidupan gue sejak awal sampai sekarang, diapun senyum kok kalau gue cerita Bintang, Salsa, Fajar, sampai mantan-mantan istri.. Hari-hari sama Vitaa masih menyenangkan sama Halnya dengan Sitaa.. Sampai menjelang maghrib cuma ke kost Vitaa, numpang mandi disana n setelah itu dia ada temennya yang mau ngajak jalan..
Quote:
Vitaa: “Gue jalan sama Feni ya,, Lo kemana?”
Gue: “Ada janji sama Tarii, “
Vitaa: “Ya udah, ntar ketemu lagi apa enggak?”
Gue: “sms..”
Vitaa: “Oke, jam 10an gue sms, hehehe..”
Gue: “Ada janji sama Tarii, “
Vitaa: “Ya udah, ntar ketemu lagi apa enggak?”
Gue: “sms..”
Vitaa: “Oke, jam 10an gue sms, hehehe..”
Gue lanjut ke asrama Tarii, tapi dia malah udah keluar n nungguin gue di tempat makan daerah Bonbin, cuss aja kesana. Udah ada Bintang yang menyapa gue asik banget, dengan panggilan khas dia “Pak, Bapak” Hahaha.. Obrolan bersama Tarii sambil makan bersama, dia selalu ngajak gue balik ke kehidupan dulu, kehidupan sesungguhnya sebagai manusia yang sederhana dan berjalan di jalan yang benar. Masalah demi masalah nyatanya selesai, tapi gue emang merasa kurang bersyukur diberi kemudahan setiap kali kesusahan itu memuncak..
Tarii, masih belum n jarang ngobrolin perasaan karena perasaannya memang tertuju ke gue, jadi gak akan ada bahasan soal cowok kalau sama Tarii, karena bareng Bintang dia udah merasa sangat deket sama gue. Padahal kalau disadari lebih jauh, Tari pasti sakit hati, hanya saja dia tau Obat Hati itu 5 perkara, dia selalu menjalankan itu, jadi ya nyaman dan tentram aja kehidupannya.. Sampai setengah jam disini, bingung karena bawa kendaraan sendiri jadinya kita balik ke Pondok, sekedar duduk-duduk di taman karena banyak santri yang nyantai aja, gak ada masalah kalau nongkrong di Pondok, semua tau kalau gue itu bapaknya Bintang, tamunya Tarii, jadi biasa aja.
Hampir jam 9, gue cabut n sekedar mencari dimana Vitaa, dia masih jalan-jalan sama Feni.. Hubungi Sitaa dia belum ada waktu soalnya.. Ya udah nyantai lagi sendiri, temen-temen lain sibuk, asik sendiri jadinya smsan sama Adek di rumah, sama Ipul yang katanya pada kangen. Gue emang ada rencana pulang minggu ini, pulang nengokin orang tua, kangen sama Bapak Ibu plus mau ngurus soal Tanah Suci yang udah didepan mata, udah hampir beres semuanya,, pokoknya semua ini udah dibantu sama Tarii.. Ibu juga udah hubungi terus, ada rencananya sih Lusa besok gue pulang.
Menjelang malam, ketemu Vitaa lagi, jemput dia di Kostnya n gue bawa ke kost gue, sekedar mabuk bareng plus ngobrol-ngobrol, pacaran.. Gak ada aktifitas lain karena padangan gue emang Rabun banget kalau suruh melihat ke masa depan.. Padahal gue sendiri punya banyak Rencana dimasa depan nanti meskipun masa itu tak Indah sama sekali bagi orang lain, tapi bagi gue ini sebuah kesempurnaan.. --- Mabuk dan mabuk sampai larut malam, tangan nakal gue masih asik memencet Keypad smsan sama Sitaa, Herlina si (calon) Janda itu, ahahaha gue janjiin ketemu kalau besok pulang.
***
Jum’at, 2 Desember 2011
Lusa yang dinanti.. Call dari Tarii subuh pagi ini..
Quote:
Tarii: “Mas, jadi pulang?”
Gue: “Jadi, Mbak Tarii.. Mbak mau ikut?”
Tarii: “Enggak bisa ewww,, Bawa mobil gue aja yaa, Bintang udah mau loh pulang sama lo..”
Gue: “Hii, gak enak ntar kalau ketahuan keluargamu atau siapa kalau gue bawa your Car
”Tarii: “Gak apa-apa, yaaa yaa, Lo kesini sebelum jam 8, gue ada acara setelah itu sampai sore.. Bintang udah mau nih,, jangan sia-siain,”
Duhh, bingung... Tapi udah dikasih tawaran kan sayang kalau ditolak lagian ntar Tarii jadi gimana-gimana.. Ya udah deh gue putusin pagi ini pulang, padahal sebenernya Vitaa mau ikut, tapi sengaja gue beralasan, gue belum siap orangtua tau soal Vitaa, atau Sitaa, waktunya belum tepat saja..
Setelah ketemu Tarii, n beres. Gue anterin dia ke tempatnya bekerja.. Soal pulang nanti ada yang mengantarkan,, Yang jelas teman barunya, teman seprofesinya, tentu saja Perempuan, Tari gak sembarangan kalau jalan sama cowok kok, orang-orang tertentu yang dia anggap aman..
Quote:
Tarii: “Mas Bintang, hati-hati yaaa, besok ketemu Anti lagi,, sekarang ikut Pak Bapak dulu pulang tempat Mbah Kung sama Mbah Utri,.”
Bintang: “Iyaa, Antii,, ngenjing mamas mbeto jajan ngge Anti nopo mboten? (bawa jajan apa gak?)” Nyengir
Tarii: “hahaha, bawa donk buat Anti, hehehe, .. Ya udah ati-ati nggeh, Mas,..”
Bintang: “Nggeh,,” ngangguk
cium tangan
Tarii: “Ati-ati Val,, jangan lupa berhenti Jum’atan yaa, gak malu apa sama Bintang yang rajin ?,”
Gue: “Iyaa, nyai”
Tarii: “Heh!!.. Hehe, ya udah sana udah jam 8, pas ntar sampai Kota adzan jum’atan”
Bintang: “Iyaa, Antii,, ngenjing mamas mbeto jajan ngge Anti nopo mboten? (bawa jajan apa gak?)” Nyengir
Tarii: “hahaha, bawa donk buat Anti, hehehe, .. Ya udah ati-ati nggeh, Mas,..”
Bintang: “Nggeh,,” ngangguk
cium tanganTarii: “Ati-ati Val,, jangan lupa berhenti Jum’atan yaa, gak malu apa sama Bintang yang rajin ?
,”Gue: “Iyaa, nyai
”Tarii: “Heh!!.. Hehe, ya udah sana udah jam 8, pas ntar sampai Kota adzan jum’atan”
Cabut, gembel naik kelas siap meluncur ke kampung.. 3 jam berlalu sampailah di Kota tercinta, yang semakin hari semakin berubah lebih baik, semakin maju.. Pikiran gue langsung tertuju ke Herlina, bukannya ke Salsa atau Erika.. Apalagi Ceci yang sebenernya di Jogja tapi gak pernah ngasih tau lagi dimana. Hmm..
Quote:
Gue: “Linaa.. Gue baru sampai Lawet”Sms gue send ke dia. Gak lama dia balas,.
Quote:
Herlina: “Serius? Sama siapa?”
Gue: “sama Bintang,, lo dimana? Ketemu?”
Herlina: “Mau, besok yaa, siang tapi gue bawa anak..”
Gue: “Ya udah, ya sama gue juga bawa anak, masalah?”
Herlina: “ENggak lah, asik aja kok..”
Gue: “Ya udah, besok sms gue aja yaa. Bisa?”
Herlina: “Bisa lah.,. Lo pulang dulu sana”
Yess, siap lah kalau ketemu sama Herlina si Janda Cihuyyy itu, hahaha.. Sekarang waktunya jum’atan dulu, bukan apa-apa sih tadinya Bintang yang ngingetin juga terus Tarii yang sms.. Sampai jum’atan selesai,kita makan di warung, Bintang masih banyak nanya sejak daritadi ke Jogja, banyak hal yang kadang gue belum ngerti apa maksud dia nanya, atau pertanyaannya apa, anak-anak sih yaa, herannya dia jarang nanyain soal Ceci dimana? Paling nyeletuk “Pengen ketemu sama Ibu, Pak Bapak”. Yang sering ditanyain cuma itu saja tanpa detail. Sambil makan diapun masih nanya n bikin gue ketawa nih.. Mungkin menurut dia ini hal baru..
Quote:
Bintang: “Pak, Bapak.. Tadi ada yang Shalat kok Jarinya gerak-gerak terus pas duduk (maksudnya Tahiyat Akhir).. Itu pas setelah Ashhadu alla ilaha illallah illallah tangannya gerak-gerak sampai Salam. Kok gak sama kayak yang diajarin Anti?? Yang benar yang mana pak?” ..
Gue: “Lho kok mas Bintang lihat, whaa gak boleh kalau lagi sholat ngelihatin orang lain.. “
Bintang: “Hehehe”
Gue: “Hmmm, semuanya benar mas Bintang, hanya saja yang gerak-gerak terus itu “kurang pas”, Pasnya ya setelah Tauhid jarinya berhenti, terus diem ngacung aja yaa.. Kalau gerak-gerak terus ntar shalatnya kurang Mantab!!!, nanti nyalahi Rukunnya mas,.”, jawabku apa adanya
Bintang: “Batal ya Pak? Hehhee, gak sah ya.. Berarti selama ini kalau Bintang Shalat udah bener ya pak?” muka penasaran
Gue: “Hehehe benar tidaknya kan Alloh yang menilai, yang penting apa yang Anti Tarii ajarin ke Bintang ya itu benar,. Mamas tinggal mengikuti saja, niat yang baik Mas. Hmm, mas Bintang..”
Bintang: “Ooooo, oooo”, gaya’nya jann,,,,
Gue: “hehehe, anak bapak pinter..
..Gue: “Lho kok mas Bintang lihat, whaa gak boleh kalau lagi sholat ngelihatin orang lain.. “
Bintang: “Hehehe”
Gue: “Hmmm, semuanya benar mas Bintang, hanya saja yang gerak-gerak terus itu “kurang pas”, Pasnya ya setelah Tauhid jarinya berhenti, terus diem ngacung aja yaa.. Kalau gerak-gerak terus ntar shalatnya kurang Mantab!!!, nanti nyalahi Rukunnya mas,.”, jawabku apa adanya
Bintang: “Batal ya Pak? Hehhee, gak sah ya.. Berarti selama ini kalau Bintang Shalat udah bener ya pak?”
muka penasaranGue: “Hehehe benar tidaknya kan Alloh yang menilai, yang penting apa yang Anti Tarii ajarin ke Bintang ya itu benar,. Mamas tinggal mengikuti saja, niat yang baik Mas. Hmm, mas Bintang..”
Bintang: “Ooooo, oooo
”, gaya’nya jann,,,,Gue: “hehehe, anak bapak pinter..
Hmm, sejenak pertanyaan itu ngasih nilai buat gue. Kok gue jadi nasehatin dia padahal gue sendiri gak Shalat, tapi gue ngerti hukumnya, Wah siallll. Untung bintang masih kecil, coba kalau dia udah gedhe bakalan lain jawaban dia kalau gue nasehatin padahal gue gak jalanin, diem-diem tapi kritis nih anak, hahaha.. Meski jauh n jarang sama Dia, tapi gue selalu merasa dekat dengan Bintang, begitu pula sebaliknya diapun betah.. Sampai beberapa saat yang dirasa cukup, bergegas pulang ke rumah, sampai rumah sambutan Bapak dan Ibu ramah yang langsung menggendong bintang.. Seperti biasanya dengan kondisi rumah, n ngobrol-ngobrol sama Bapak Ibu yang langsung menanyakan banyak hal, sedikit marah juga karena bawa mobilnya Tarii.. Sampai setengah jam lebih ngobrol sama Bapak Ibu, beberapa yang penting..
Quote:
Bapak: “Mas, kuliahmu gimana?” , tanya bapak santai..
Gue: “Ya begitulah Pak, Bu..”jawabku sedikit emosi
Bapak:“Begitu gimana? Beres apa enggak?”,
, tanya bapak santai..Gue: “Ya begitulah Pak, Bu..”
jawabku sedikit emosiBapak:“Begitu gimana? Beres apa enggak?”,
Tapi kenapa tiba-tiba gue emosi..
Quote:
Gue: “Apaa sih Pak? Kuliah Oval beres, masih jauh dari Skripsi, 1 tahun lagi baru bisa ambil Skripsi.. apa masalahnya?”
Bapak: “Heh, matanya!! Udah tua melotot sama orangtua, kamu juga orangtua..”melotot..
Gue: “…………..”
Bapak: “Bapak nanya karena bapak mau memberikan tanggung jawab lagi soal keuangan.. Berapa tunggakanmu di kampus?”
Gue: “Bapak gak usah mikirin itu, selama ini oval biayai sendiri kok. Uang dari Ibu kan buat urusan Bintang..”
Bapak: “Kamu di atur susah, 25 tahun, bukan anak SMA lagi!!!“
Ibu: “Mas,, jangan membuat Bapak marah, wong udah baikan kok marah-marah..”
Gue: “Bapak nanyanya aneh, tau oval gak berangkat hamper 2 tahun ya jelas mundur kuliahnya..”
Ibu: “Ya sudah,, gimana kok pulangnya gak sama mbak Nyai?”
Gue: “Dia sibuk,”
Ibu: “Mau kemana mas, sini bentar ini Ibu beum sempet ngomong.”
Gue: “Mau keluar bu, nengokin Bella, syukur bisa nemui Fajar juga.. mumpung dirumah nih.. “
Ibu: “Ya sebentar, ni mass.. Hmm, gimana sama Mbak Tarii,, “
Gue: “Bu, stop. Jangan nanya soal hubungan sama Tarii, kami baik-baik saja..” singkat..
Bapak: “Heh, matanya!! Udah tua melotot sama orangtua, kamu juga orangtua..”
melotot..Gue: “…………..”
Bapak: “Bapak nanya karena bapak mau memberikan tanggung jawab lagi soal keuangan.. Berapa tunggakanmu di kampus?”
Gue: “Bapak gak usah mikirin itu, selama ini oval biayai sendiri kok. Uang dari Ibu kan buat urusan Bintang..”
Bapak: “Kamu di atur susah, 25 tahun, bukan anak SMA lagi!!!“
Ibu: “Mas,, jangan membuat Bapak marah, wong udah baikan kok marah-marah..”
Gue: “Bapak nanyanya aneh, tau oval gak berangkat hamper 2 tahun ya jelas mundur kuliahnya..”
Ibu: “Ya sudah,, gimana kok pulangnya gak sama mbak Nyai?”
Gue: “Dia sibuk,”
Ibu: “Mau kemana mas, sini bentar ini Ibu beum sempet ngomong.”
Gue: “Mau keluar bu, nengokin Bella, syukur bisa nemui Fajar juga.. mumpung dirumah nih.. “
Ibu: “Ya sebentar, ni mass.. Hmm, gimana sama Mbak Tarii,, “
Gue: “Bu, stop. Jangan nanya soal hubungan sama Tarii, kami baik-baik saja..”
singkat..Tanpa bilang apa-apa, gue langsung cabut meski Ibu nyegah.. Gak ada waktu ngobrolin Tarii, lagian gue jadi ngambek.. Pergi aja sendiri, gue meluncur ke Kampus Salsa, karena dia disana.. Sampai kampusnya menunggu setengah jam, diapun nemui gue.. Sambil nyantai aja sampai setengah jam kemudian, sedikit demi sedikit ada beberapa perubahan Salsa, dia lebih tertata salah satunya, alur cara dia ngomong juga udah rada rapi, kata-kata kotor udah jarang gue denger. Jilbabnya mungkin sedikit merubah meski kalau udah lepas jibab ya sama aja.. Sampai dia pamit pulang n setelah maghrib nanti dia minta jemput di warung Bakso biasanya. Malam ini gue ada rencana bersamanya.
Gak ada obrolan yang lebih penting lagi di rumah, mungkin Bapak Ibu belum ada bahasan atau mereka males lagi sama gue ya? Hanya saja tatapan bapak sedikit kaget saat Shalat Maghrib gue ke masjid sama Bintang. Ya sekian lama gue baru ke mesjid kampung dan langsung jadi sorotan, pusat perhatian, sialnya jadi gunjingan. Tapi, semua itu gak mempan buat gue, sininya kan biasa di caci maki, sampah ya sampah jadi jalani saja yang penting seneng.. Siap pergi aja, ada janji sama Salsa..
Quote:
Teriak Bintang dari ruang tengah, duhh ini anak kayaknya mau ikut.
Quote:
Gue: “Mau ke rumah dedek Bella, “
Bintang: “ikut pak, ikut..”
Gue: “Ya udah yukk…”
Ibu: “Val, kamu mau ke tempat Salsa, mbok bajunya yang Sopan.. Tattoonya ditutup..!!”
Gue: “Gak mau ketemu sama orangtuanya kok, cuma ketemu Salsa sama Bellanya aja.”
Ibu: “Val, mbok yang sopan.. kerumahnya itu sekalian menemui orangtuanya. “
Gue: “Ibu, udah lah… besok”
Bintang: “ikut pak, ikut..”
Gue: “Ya udah yukk…”
Ibu: “Val, kamu mau ke tempat Salsa, mbok bajunya yang Sopan.. Tattoonya ditutup..!!”
Gue: “Gak mau ketemu sama orangtuanya kok, cuma ketemu Salsa sama Bellanya aja.”
Ibu: “Val, mbok yang sopan.. kerumahnya itu sekalian menemui orangtuanya. “
Gue: “Ibu, udah lah… besok”
Pergi saja, jujur gue gak pengen ada emosi karena didepan Bintang. Jalan deh, sambil santai aja.. Tapi ada satu hal lagi yang kali ini bikin kaget, pertama kalinya Bintang nanyain soal tattoo.. Duhh, sebenernya gue bingung jawabnya gimana? Seolah ini membuka pikiran gue..
Quote:
Bintang: “Pak, Bapak, tangannya digambari.. Ada gambarnya ya pak? kok punya Bintang, punya Anti, punya Mbah gak ada gambarnya?” , tanya dia poloss
Gue: “Hehehe, “bingungs, asu gue bingung..
Bintang: “Kata Anti itu gak baik ya Pak?”
Gue: “............”
, tanya dia polossGue: “Hehehe, “
bingungs, asu gue bingung..Bintang: “Kata Anti itu gak baik ya Pak?”
Gue: “............”
Duhh, sumpah gue bingung jawab pertanyaan dia..
Quote:
Gue: “Hmm, gak baik mas.. Makanya jangan ikut-ikutan bapak yaa. Tangan bintang yang putih dan mulus itu jangan sampai digambari ya, Biar bapak saja yang gambaran, Bintang jangan yaa..”
Bintang: “..............”
Bintang: “..............”
Dia cuma lirak-lirik sambil mikir, mungkin jawaban gue belum sesuai yang Bintang harapkan.. Kalau yang nanya orang dewasa udah ane tantang Fight aja, ngapain ngurusi Tattoo gue?, ini yang nanya anak-anak yang harus diarahkan jangan sampai mengikuti jejak gue.. Hmm, ini jadi PR, PR gue menjawab kritisnya Bintang ke Bapaknya. Tarii, gak mungkin ngajari pastinya, apalagi nyuruh Bintang nanya. Gue sangat yakin ini ide bintang sendiri karena perhatiin gue.. Sudahlah gue berusaha mengalihkan saja biar gak nanya dulu, asli gue Kalah!!.. Sampai warung Bakso, nungguin Salsa sampai dia dateng..
Quote:
Salsa: “Ehh sama Mas Bintang..”
Bintang: “Hehehe..”
Bintang: “Hehehe..”
Bintang udah sangat terbiasa, ketemu dengan siapapun yang dia rasa setara dengan Bapaknya atau Tarii, salaman dan cium tangan..
Quote:
Salsa: “Pinter... “
Gue: “Salsa, mana Bella?”
Salsa: “Gak bilang kalau sama Bintang sih..”
Gue: “Ya udah ambil sana, di ajakk kesini..”
Salsa: “Iyaa, bentar ya Mas.”
Gue: “Salsa, mana Bella?”
Salsa: “Gak bilang kalau sama Bintang sih..”
Gue: “Ya udah ambil sana, di ajakk kesini..”
Salsa: “Iyaa, bentar ya Mas.”
0